Perlu diketahui oleh sebagaian mahasiswa keperawatan bahwa berpikir secara kritis akan sangat
berpengaruh dalam bidang social karena perlu adanya edukasi yang memumpuni agar mahasiswa
keperawatan lebih berpikir kritis dalam menanggapi hal-hal yang terjadi disekitar.
Contoh yang beredar saat ini yaitu adanya isu pemberitaan yang tak sesuai dengan fakta yang
terjadi. seperti jahe atau daun pepaya bisa menjadi penangkal covid-19 padahal nyatanya setelah
ditelusuri dan dilakukan pengamatan tak seperti itu alias pemberitaan yang diberitakan ialah
hoax yang terkadang tak sesuai dengan informasi aslinya. jadi disini mahasiswa keperawatan
diwajibkan agar lebih memahami cara berpikir kritis supaya lebih mengetahui asal muasal
pemberitaan tersebut sesuai dengan informasi yang berbasis data empiris.
Beberapa hal yang terjadi saat ini kita diajarkan agar menjadi mahasiswa yang berpikir kritis jadi
berpikir kritis
“Berpikir kritis adalah proses intelektual mengolah informasi yang didapat dari observasi,
pengalaman, relfkesi, penalaran atau komunikasi sebagai panduan keyakinandan Tindakan”
Sebagai generasi yang perlu pemahaman lebih kita diarahkan untuk lebih cermat dan teliti dalam
menilai sebuah informasi yang beredar. Mahasiswa harus dapat memberikan pendapat dalam
opini yang di berikan oleh public dan menentukan pokok permasalahan yang ada.
Mahasiswa perawat ataupun perawat perlu menguasai keterampilan dalam berpikir kritis ini.
Walaupun belum terbiasa dalam pola berpikir kritis disebabkannya oleh kebiasaan pengajaran di
masa terdahulu seperti sistem banking dimana pembelajaran yang menerapkan belajar pasif yaitu
guru sebagai ladang informasi dan sedangkan siswa diposisikan sebagai gelas kososng yang
dimana siswa diminta harus bisa menerima apa saja yang diajarkan oleh gurunya tanpa bisa
mengkritisi pendapat tersebut.
Padahal perlu diketahui berpikir kritis sangat penting dalam membuat tingkat percaya diri dalam
memberikan ide-ide yang benar dan valid. Perlu diketahui bahwa berpikir kritis adalah
kemampuan dasar sebagai seorang perawat, sebagai seorang perawat professional perlu
mengetahui data pengasuhan keperawatan yang di ambil itu sudah valid.
Selain itu berpikir kritis juga penting untuk membantu perawat dalam menegambil keputusan
klinik, mencari literatur yang tepat agar dapat menyelesainkan masalah klien atau yang biasa
disebut evidence based nursing, dan untuk melakukan penelitian.
Jadi sebagai berikut latar belakang dari berpikir kritis Berpikir kritis adalah sebuah proses
pemikiran seseorang mengelola cara berpikirnya lebih dalam, bukan cara berpikir keras, tetapi
bagaimana kemampuan berpikir kritisnya diolah lebih terperinci pemikirannya, sesuatu hal yang
dibuat menjadi konkret.
Perawat yang selalu berpikir kritis atau kreatif akan selalu melihat dan memecahkan masalah
dengan sudut pandang yang berbeda dan mempertimbangkan dengan mendalam setiap masalah
yang akan diambil demi kebaikan pasien dan diri sendiri agar tidak terjadi kejadian yang tidak
diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Sebagai seorang perawat kita tentu sering dihadapkan pada situasi yang menuntut kita untuk
berpikir kritis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien atau pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien.
Sebagai seorang perawat memiliki tahapan perencanaan keperawatan yang berfokus pada
- Penentuan prioritas langsung
- Menetapkan hasil yang diharapkan
- Mengidentifikasi intervensi
- Merekam rencana perawatan secara individual.
Perawat harus menunjukkan pemikiran secara klinis dan basis pengetahuan ilmiah untuk
menentukan prioritas apa yang perlu di lakukan segera.
Pada tahap implementasi perawat diharapkan dapat melakukan Tindakan secara hati-hati Dalam
berpikir kritis. Perawat menggunakan pengalamannya Dalam mempertimbangkan status klien
saat ini, sebelum melakukan Tindakan apa yang harus dilakukan.
Perawat harus memeriksa apakah klien ounya masalah Dalam keperawatan yang baru sehingga
renacana keperawatan bisa di modifikasi.
Dan pada tahan terakhir yaitu evaluasi perawat harus menggunakan aspek berpikir kritis untuk
menentukan keefektifan intervensi keperawatn yang digunakan Dalam mencapai hasil yang
diharapkan.
Aktivitas intervensi dapat dinilai apabila suatu kegiatan dilakukan pengkajian secara terus
menerus agar kita memiliki data terbaru dari klien dan dari data terbaru itulah kita dapat
menggunakan pemikiran kritis kita untuk memodifikasi rencana keperawatan.