Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN SEKSUAL

Oleh :
Ernita (P00820722016)
Fauzan (P00820722017)
Fariza Oktiva (P00820722018)
Kanaya Azzani Qodri (P00820722024)

Dosen Pembimbing :
Ns. Mawar Hayati, S. Kep., M. Kep.

PRODI D-III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN ACEH UTARA KEMENTRIAN
KESEHATAN ACEH
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah
SWT, yang telh memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil
menyusun makalah ini sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki. Allah
SWT yang telah memberikan kemudahan dan menuangkan ide-ide pikiran yang
baik kepada penulis untuk menyelesaikan kewajiban dalam menghadapi dan
melengkapi syarat-syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah ini dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SEKSUAL”.
Shalawat bernada salam tidak lupa pula kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari cara berpola pikir yang tidak
mengetahui ilmu kearah yang lebih mengenal ilmu pengetahuan yang kita rasakan
sekarang.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga penulisan ini bisa menjadi manfaat bagi kita semua.
Waasalamualaikum wr. wb

Lhokseumawe, 31 Januari 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Tujuan ..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Kebutuhan dasar manusia.....................................................................2
1. Pengertian Kebutuhan seksual......................................................2
2. Perkembangan seksual...................................................................3
3. Bentuk-bentuk Penyimpangan Seksual.........................................5
B. Asuhan keperawatan pada masalah seksual..........................................8
1. Pengkajian keperawatan................................................................8
2. Diagnosa/masalah keperawatan.....................................................8
3. Perencanaan dan intervensi keperawatan.....................................9
4. Implementasi..................................................................................10
5. Evlausai..........................................................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan
ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan.
Salah satu kebutuhan mendasar adalah kebutuhan seks karena kebutuhan ini
merupakan kebutuhan dasar fisiologis yang benar-benar harus terpenuhi dan
apabila tidak terpenuhi semestinya maka akan terjadi sesuatu penyimpangan
seksual.
Kebutuhan ini merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
Kebutuhan ini berhubungan langsung dengan kualitas manusia , perasaan paling
dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan,
penerimaan, dan ekspresi diri manusia sebagai makhluk seksual.
Perawat memiliki peranan penting dalam melakukan identifikasi awal
terhadap masalah seksual yang terjadi, melakukan investigasi mendalam dan
memasukkan dalam proses keperawatan dengan pengkajian sampai evaluasi yang
komprehensif, serta membantu klien dan pasangan untuk menyusun rencana
kesehatan sehingga tercapai kesehatan dan kesejahteraan seksual (Dunning, 2003
dalam Whitehouse, 2009).
Perawat diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan secara
menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual dan pemenuhan kebutuhan
menurut hierarki Maslow.

B. Tujuan
Memahami tentang kebutuhan seksual manusia dan memahami konsep
keperawatannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan dasar manusia


1. Pengertian Kebutuhan seksual
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang
sering disebut jenis kelamin (Ing: sex). Sedangkan seksual menyangkut berbagai
dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan kultural.
Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat
kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara
optimal organ reproduksi dan dorongan seksual..
Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat di simpulkan seks adalah
kata yang di gunakan untuk membedakan jenis kelamin antara laki - laki dan
perempuan, sedangkan Seksualitas adalah gambaran yang di gunakan secara luas
mengenai kesehatan organ reprouksi manusia.
Kebutuhan akan seks bagi manusia sudah ada sejak lahir. Seks tergolong
dalam kebutuhan primer yang sama dengan kebutuhan: makan, minum, mandi,
berpakaian, tidur, bangun, bekerja, buang air besar, atau buang air kecil. Aktivitas
- aktivitas rutin ini dilakukan setiap manusia sepanjang hidup. Dan itulah yang
disebut dengan kebutuhan seks.
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan
dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai memperhatikan, dan
menyayangi sehingga terjadi hubungan timbal balik antara kedua individu
tersebut. Seks merupakan suatu kebutuhan yang juga menuntut adanya
pemenuhan yang dalam hal penyalurannya manusia mengekspresikan dorongan
seksual ke dalam bentuk perilaku seksual yang sangat bervariasi.
Pada manusia seksual berkaitan dengan biologis, fisiologis, psikologis, sosial,
dan norma yang berlaku. Hubungan seks manusia dapat dikatakan bersifat mulia
sehingga secara wajar hanya dibenarkan dalam ikatan perkawinan.
Kebutuhan ini adalah kebutuhan kebutuhan dasar yang dapat mempengaruhi
cara berpikir sehat seseorang. Sebagai makhluk yang normal, manusia dikaitkan

2
dengan kebutuhan seks merupakan makhluk yang akan memenuhi kebutuhan ini
dengan penuh hati-hati sebab kebutuhan ini dapat mendominasi perilaku manusia
tersebut.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang temasuk kebutuhan dengan
pemenuhan yang mendesak untuk didahulukan. Namun, dalam pemenuhan
kebutuhan ini, perlu pemikiran yang sehat agar dapat terpenuhi dengan baik.
Paling umum seks digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari berhubungan,
yaitu aktifitas seksual genital.
Seks di lain pihak adalah istilah yang lebih luas. Seks diekspresikan melalui
interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda atau
sama dan mencangkup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan
emosi.

2. Perkembangan seksual
a. Masa prenatal dan bayi
Masa ini perkembangan fisik atau biologis sudah mulai ada, dengan
berkembangnya organ seksual yang mampu berespon terhadap
rangsangan, seperti adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya
pelumas vagina pada wanita, perilaku bayi ini dapat terjadi bila saat
mandi dan bayi merasakan adanya perasaan senang. Kemudian
dalam perkembangan psikoseksual menurut Sigmund freud pada
masa ini anak akan mengalami tahap :
a) Tahap oral terjadi pada umur 0-1 tahun dengan
perkembangan sebagai berikut: kepuasan dan kesenangan,
kenikmatan dapat dicapai dengan cara menghisap, menggigit,
mengunyah atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi dan
selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman
b) Tahap anal terjadi pada umur 1-3 tahun dengan
perkembangan sebagai berikut: kepuasan pada fase Ini adalah
pada pengeluaran tinja, anak akan menunjukkan keakuanya
dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap dirinya

3
sendiri dan sangat egoistik, mulai mempelajari struktur
tubuhnya.
b. Masa kanak-kanak
Masa ini dibagi dalam usia toodler, pra sekolah dan sekolah.
Perkembangan seksual pada masa ini diawall berkembangannya
secara biologis atau fisik, sedangkan perkembangan psikoseksual
masa ini adalah sebagai berikut:
a) Tahap oedipal/phalik terjadi pada umur 3-5 tahun dengan
perkembangan sebagai berikut: kepuasan pada anak
terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba-raba,
merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erógennya,
suka pada lain jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada
ibunya dari pada ayahnya demikian sebaliknya anak
perempuan senang pada ayahnya. Anak mulai dapat
mengidentifikasi jenis kelamin dirinya, apakah laki-laki
atau perempuan dan belajar melalui interaksi dengan figur
orang tua serta mualai mengembangkan peran gender atau
pengembangan tugas sesuai dengan jenis kelaminya.
b) Tahap laten terjadi pada umur 5-12 tahun dengan
perkembangan sebagai berikut: kepusaan anak mulai
terintegrasi, anak masuk dalam masa pubertas dan
berhadapan langsung pada tuntutan sosial, seperti suka
hubungan dengan kelompoknya atau sebaya, dorongan
libido mulai mereda. Pada masa ini atau dikenal dengan
masa sekolah anak sudah banyak bertanya tentang seksual
melalui interaksi dengan orang dewasa, dari membaca,
cerita atau fantasi.
c. Masa pubertas
Masa ini sudah terjadi kematangan fisik dari aspek seksual dan
akan terjadi kematangan secara psikososial, terjadinya perubahan
secara psikologi ini ditandai adanya perubahan dalam body

4
image, perhatian yang cukup besar terhadap perubahan fungsi
tubuhnya, belajar tentang perilaku dan kondisi sosial dan
perubahan yang lain, seperti perubahan berat badan, tinggi badan,
perkembangan otor, bulu di pubis, buah dada atau menstruasi
bagi wanita. Pada tahap ini menurut Freud sebagai Tahap genital
terjadi pada umur lebih dan 12 tahun dengan perkembangan
sebagai berikut: kepusaan anak pada fase ini akan kembali
bangkit dan mengarah pada perasaan cinta yang matang terhadap
lawan jenis
d. Masa dewasa muda dan pertengahan umur
Masa ini perkembangan secara fisik sudah cukup dan ciri seks
sekundernya mencapai puncaknya, antara umur 18-30 tahun,
kemudian pada masa pertengahan umur terjadi perubahan
hormonal yakni terjadi penurunan estrogen, pengecilan payudara,
jaringan vagina serta menurunya cairan vagina selanjutnya akan
terjadi penurunan reaksi ereksi, menurunya ukuran penis serta
menurunnya semen dan dari perkembangan psikososial sudah
mulai ada hubungan intim antara lawan jenis, proses menikah
serta melahirkan anak sehingga akan terjadi perubahan peran.
e. Masa dewasa tua
Perubahan yang terjadi masa ini diantaranya: atropi pada vagina,
jaringan payudara, menurunnya cairan vagina, menurunnya
intensitas orgasme, menurunnya produksi sperma, kurangnya
Intensitas orgasme, terlambatnya pencapaian ereksi, terjadi
pembesaran kelanjar prostat
3. Bentuk-bentuk Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang
untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara
yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak
wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti
pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.

5
Bentuk - bentuk perilaku penyimpangan seksual berikut ini :
a. Pedofilia merupakan bentuk penyimpangan dengan tujuan untuk
mencapai kepuasan seksual dengan memakai obyek seorang anak,
dengan ciri adanya perbuatan fantasi hubungan seksual dengan
anak pra pubertas, hal tersebut dapat dikarenakan adanya kelainan
mental seperti shizofrenia, atau gangguan kepribadian organik.
b. Exhibionisme/onani merupakan suatu bentuk penyimpangan
seksual dengan mempertontonkan alat kelaminya atau genitalnya
di depan umum dalam mencapai rangsangan atau kepuasannya
karena tanpa menunjukkan kelamin di depan umum tidak
memiliki gairah
c. Fetishisme merupakan bentuk penyimpangan seksual dengan
menggunakan benda seks seperti sepatu, pakaian dalam, kaos
kaki atau lainya untuk mencapai kepuasaanya.
d. Transvestitisme/transvestisme merupakan suatu bentuk
penyimpangan seksual dengan mencari rangsangan atau kepuasan
seksual dengan memakai pakaian dan berperan seks yang
berlawanan.
e. Transeksualisme merupakan suatu bentuk penyimpangan seksual
dengan ciri adarya perasaan tidak senang sesuai dengan alat
kelaminnya, adanya keinginan ganti kelamin, dan mereka tidak
peduli terhadap statusnya apakan pria atau wanita
f. Vayerisme/skopofilia merupakan suatu bentuk penyimpangan
seksual dengan ciri selalu melihat alat kelamin orang atau
aktifitas seksual untuk mencapal rangsangan atau pemuasan
seksual.
g. Masokhisme seksual merupakan suatu bentuk penyimpangan
seksual dengan ciri adanya kekerasan, atau disakiti terlebih
dahulu secara fisik atau psikologis untuk mencapai rangsangan
seksualnya.

6
h. Sadisme sexual merupakan suatu bentuk penyimpangan seksual
atau lawan dari masokhisme seksual dengan ciri menyakiti
obyeknya baik secara fisik maupun psikologis (dengan menyiska
pasangan) hal tersebut karena adanya perkosaan, pendidikan yang
salah.
i. Homoseksual dan lesbianisme merupakan suatu keadaan
seseorang dengan. menunjukkan perilaku seksual diantara orang
dari seks yang sama untuk mencapai kepuasan.
j. Zoofilia merupakan bentuk penyimpangan seksual dengan ciri
terjadi pencapaian kepuasan atau rangsangan seksual bila dengan
binatang.
k. Sodoml/seksual analist merupakan suatu bentuk penyimpangan
seksual mencapai kepuasanya melalui anus.
l. Nekropilia merupakan suatu bentuk penyimpangan seksual
dengan melakukan seksual dengan mayat atau melihat seks
mayat.
m. Koprofilia merupakan bentuk penyimpangan seksual dengan
mencapai kepusaan menggunakan feses.
n. Urolagnia merupakan bentuk penyimpangan seksual dengan
meminum urine untuk mencapai kepuasan.
o. Oral seks/kunilingus merupakan bentuk penyimpangan seksual
antara mulut dengan alat kelamin wanita.
p. Felaxio merupakan bentuk penyimpangan seksual antara mulut
dengan alat kelamin laki-laki.
q. Froterisme/friksionisme merupakan suatu bentuk penyimpangan
seksual dengan cara menggosokkan penis pada pantat wanita atau
badan yang berpakaian ditempat yang penuh sesak manusia untuk
mencapai kepuasanya.
r. Goronto sexual merupakan suatu bentuk penyimpangan seksual
dengan lansia, dalam mencapai titik kepuasan,

7
s. Frottage merupakan suatu bentuk penyimpangan seksual dengan
cara meraba orang yang disenangi tanpa diketahui lawan jenis.
t. Pornografi merupakan suatu bentuk penyimpangan seksual
dengan melihat tulisan orang atau gambar yang dibuat secara
khusus untuk mencapai rangsangan kepuasan.
B. Asuhan keperawatan pada masalah seksual
1. Pengkajian keperawatan
a. Pengkajian terhadap riwayat penyakit berhubungan dengan masalah
seksual seperti penyakit diabetes yang kronis, adanya trauma pada alat
genitalnya atau terjadi keradangan dan adanya penyakit pada
kelaminya seperti HIV/AIDS, dan lain-lain
b. Pengkajian fisik dapat dikaji tentang berbagal informasi pada berbagai
sistem seperti sistem saraf, kardiovaskular, endokrin serta
genitourinaria, kemudian pada wanita dikaji terhadap keadaan atau
fisiologis dari haid/menstruasi.
c. Pengkajian riwayat psikososial seperti adanya trauma perkosaan, latar
belakang budaya atau keyakinan dalam berhubungan, atau yang lain
seperti sikap atau nilai yang dianut dalam kehidupanya serta
pandangannya terhadap seksual.
2. Diagnosa/masalah keperawatan
Perubahan disfungsi seksual dan pola seksual berhubungan dengan stres, efek
penyakit akut dan kronis, perubahan atau kehilangan tubuh, perubahan pasca
partum, perasaan takut hamil, penyakit hubungan seksual, ketakutan terhadap efek
coitus (adanya serangan jantung, trauma tulang belakang, adanya perubahan
neurologi seperti impotensia), pandangan negatif terhadap perubahan tubuh
(mastectomy), kurang pengetahuan tentang penyakit karena hubungan seksual,
ketakutan bayi cacat akibat coitus, penggunaan alkohol yang sangat besar,
perasaan yang bersalah, pengalaman traumatik, ketakutan ketidakmampuan
memuaskan pasangan, ketakutan hamil, rasa nyeri karena tidak adequatnya
pengeluaran cairan vagina.

8
3. Perencanaan dan intervensi keperawatan

Masalah kesehatan/seksualitas Intervensi keperawatan


Dampak diabetes melitus. Jaki-laki Darong untuk kontrol metabolik
yang tepat
Kesulitas ereksi karena neuroparti Anjurkan penggunaan jeli pelumas
diabetik atau mikroangiopati. larut air (pada wanita).
Wanita
Penurunan hasrat, penurunan lubrikasi
vagina
Dampak penyakit paru obstruksi 1. Ajarkan cara mengontrol
pernafasan, rencanakan senggama pernafasan, rencanakan senggama
pada waktu obat menahun: pada waktu obat puncak reaksi,
Intoleransi akitifitas karena dispnea hindari hubungan seksual setelah
hindari puncak reaksi, pada aktifitas, makan banyak atau melakukan
batuk ekspektorasi hubungan seksual aktifitas atau segera setelah
setelah makan banyak atau melakukan bangun dari tidur dan rencanakan
kemudian anxietas. kelaksasi tidak tergesa-gerasa
2. Sarankan posisi minimal
menekan dada (duduk atau tidur
miring).
3. Jelaskan tempat tidur dapat
menurunkan membantu kelelahan
selama hubungan seks
Dampak arthritis: Terjadi nyeri, kaku 1. Jelasakan bahwa arthritis tidak
sendi dan lelah, serta terjadi penurunan mempunyai efek pada
libido akibat obat steroid apekfisiologis dan fungsi seksual.
2. Sarankan pasangan melakukan
senggama pada saat obat mencapai
puncak reaksi, tingkatkan relaksasi

9
sendi dengan mandi atau kompres
hangat dan lakukan latihan rentang
gerak.
3. Ajarkan bahwa penurunan
libido atau hasrat akibat efek
samping penggunaan obat.
Dampak hipertropi prostat beningna 1. Jelaskan bahwa ereksi dan
orgasme akan tetap terjadi tetapi
(BPH):
ejakulasi akan menurun

4. Implementsi
Merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi
keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien (Potter & Perry, 2010)
5. Evlusi
Merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan perawat untuk
menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil meningkatkan kondisi
klien (Potter & Perry, 2010)

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan
dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai memperhatikan, dan
menyayangi sehingga terjadi hubungan timbal balik antara kedua individu
tersebut
kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar fisiologis yang benar-benar harus
terpenuhi dan apabila tidak terpenuhi semestinya maka akan terjadi sesuatu
penyimpangan seksual.
Bentuk penyimpangan tersebut seperti : Pedofilia, Exhibionisme/onani,
Fetishisme,Transvestitisme/transvestisme, Transeksualisme,Vayerisme/skopofilia,
Masokhisme seksual, Sadisme sexual, Homoseksual, Zoofilia, Sodoml/seksual
analist, Nekropilia, Koprofilia, Urolagnia, Oral seks/kunilingus, Felaxio,
Froterisme/friksionisme, Goronto sexual, Frottage, Pornografi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nur Hikma, Aspek Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel Sepatu Dahlan Karya
Khrisna Pabichara (Kajian Psikologi Humanistik Abraham Maslow), Jurnal
Humanika, No. 15. Vol. 3, ISSN 1979-8296, (Semarang: Universitas Islam
Sultan Agung, 2015)

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012)

Hawari, Dadang, 2006, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.Yogyakarta ,


PT. Dana Bhakti Prima Yasa

12

Anda mungkin juga menyukai