Anda di halaman 1dari 21

KONSEP BELAJAR

Disususn Oleh kelompok 1:


Aldifa munira (P00820722041)
Muhammad rian diwana (P00820722045)
Munawir (P00820722049)
Nasywa ata syazwana (P00820722053)
Nur afnidar (P00820722057)
Rahil wahyuni syafa (P00820722061)
rauzatunnur (P00820722065)
shinta amalia fitrah (P00820722069)
syahriful yasir (P00820722073)
yahdi rahmi (P00820722077)

Mata Kuliah: Psikologi


Dosen Pengampu: Ns. Syahabuddin, S.Kep., M.A

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN ACEH UTARA
PRODI D-III KEPERAWATAN
TA. 2022/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Konsep Belajar” tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Psikologi.

Tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu dan
pengetahuan tentang “Konsep Belajar”. Ucapan terimakasih kami haturkan
kepada Dosen pengampu matakuliah Psikologi Perkembangan, teman- teman dan
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, terutama
pertolongan Allah SWT yang memberikan kami kesehatan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat waktu.

Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan


saran yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya
dan masyarakat umum.

Lhokseumawe, 22 september 2022

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian belajar dan ciri-ciri belajar..................................................3
B. Jenis-jenis belajar..................................................................................4
C. Prinsip-prinsip belajar...........................................................................6
D. Teori-teori belajar.................................................................................7
E. Karakteristik perilaku belajar...............................................................9
F. Tujuan belajar.......................................................................................9
G. Manfaat belajar.....................................................................................10
H. Media sebagai sumber belajar..............................................................11
I. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar...........................................14
J. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar......................15
BAB III PENUTUP.........................................................................................17

A. Kesimpulan...........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang terjadi pada semua
orang yang berlangsung seumur hidup. Dari proses belajar akan ada hasil yang
ditimbulkan yaitu berupa perubahan tingkah laku pada diri individu, perubahan
tingkah laku tersebut menyangkut perubahan dalam aspek pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif).
Dari istilah “belajar”, ada juga istilah “pembelajaran”. Pembelajaran yang
dimaksud ini merupakan usaha sadar dan terencana dengan maksud agar terjadi
proses belajar pada diri seseorang. Dalam proses belajar sendiri banyak hal-hal
penting yang harus diketahui dan dipahami oleh pengajar/guru mengenai apa saja
yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar proses belajar peserta
didik dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, sebagai seorang yang bergerak dalam bidang pendidikan
(khususnya guru) perlu mempelajari hakikat dari belajar, agar pendidik dapat
memahami proses belajar/gaya belajar pada tiap peserta didik yang bermacam-
macam dan kendala atau hambatan-hambatan dari proses belajar tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari belajar dan bagaiman ciri-ciri belajar?
2. Apa jenis-jenis dari belajar?
3. Bagaimana prinsip dari belajar?
4. Apa saja teori-teori dari belajar?
5. Bagaiman karakteristik perilaku belajar?
6. Apa yang menjadi tujuan belajar?
7. Apa manfaat dari belajar?
8. Media apa yang menjadi sumber belajar?
9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar?
10. Faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan dari belajar?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari belajar dan ciri-ciri belajar.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis belajar.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari belajar.
4. Untuk mengetahui teori-teori dari belajar.
5. Untuk mengetahui karakteristik perilaku belajar.
6. Untuk mengetahui tujuan belajar.
7. Untuk mengetahui manfaat dari belajar.
8. Untuk mengetahui media yang menjadi sumber belajar.
9. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
10. Faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan dari belajar?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar dan Ciri-Ciri Belajar


Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
perubahan perilaku.
Pengertian belajar sendiri sangatlah beragam, mengingat persepsi orang
yang berbeda-beda mengenai pengertian belajar dilihat dari sudut pandang
tertentu namun memiliki kesamaan. Berikut paparan dari beberapa ahli tentang
pengertian belajar. Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton
(1984) mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada
diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Menurut Ernest R. Hilgard dalam Introduction to Psychology
mengartikan belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap
lingkungan.
Menurut Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology
menyatakan bahwa learning is shown by a change in behavior as a result of
experience (Cronbach, 1954: 47), yaitu belajar yang sebaik-baiknya adalah
dengan memahami, dan dalam mengalami itu si peserta didik mempergunakan
pancaindranya.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang membawa perubahan tingkah laku pada diri individu
karena adanya usaha. Belajar bukanlah suatu tujuan utama, tetapi merupakan
suatu sarana untuk mencapai tujuan.
Hasil dari proses belajar sendiri adalah bertambahnya ilmu pengetahuan,
adanya penerapan pengetahuan, muncul kemampuan baru pada paserta didik atau
perubahan tingkah laku berupa pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), serta nilai dan sikap (afektif).

3
Belajar memiliki ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku
tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor),
maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau
dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

B. Jenis-Jenis Belajar
Setiap manusia memiliki potensi, karakter, dan kebutuhan yang berbeda-
beda dalam belajar. Oleh karena itu, setiap manusia mempunyai tipe atau gaya
belajar yang berbeda pula. Berikut ini jenis-jenis belajar:
1. Belajar bagian (part learning, fractioned learning).
2. Belajar dengan wawasan (learning by insight).
3. Belajar diskriminatif (discriminative learning).
4. Belajar global/keseluruhan (global whoe learning).
5. Belajar insidental (incidental learning).
6. Belajar instrumental (instrumental learning).
7. Belajar intensional (intensional learning).
8. Belajar laten (latent learning).
9. Belajar mental (mental learning).
10. Belajar produktif (productive learning).
11. Belajar verbal (verbal learning).
Menurut Gagne ada delapan tipe belajar, yaitu sebagai berikut:
1. Belajar isyarat (signal learning).
2. Belajar stimulus respons.
3. Belajar merantaikan (chaining).
4. Belajar asosiasi verbal (verbal association).
5. Belajar membedakan (discrimination).
6. Belajar konsep (concept learning).

4
7. Belajar dalil (rule learning).
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving).
Benyamin S Bloom (1956) mengelompokan tujuan belajar berdasarkan
domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga domain belajar, yaitu:
1. Cognitive Domain (kawasan kognitif), merupakan proses berfikir atau
perilaku yang termasuk hasil kerja otak. kemampuan kognitif tersebut
antara lain sebagai berikut:
a) Pengetahuan, tentang materi yang dipelajari.
b) Pemahaman, memahami makna materi.
c) Aplikasi atau penerapan penggunaan materi atau aturan teoritis yang
prinsip.
d) Analisa, sebuah proses analisa teoritis dengan menggunakan
kemampuan akal.
e) Sintesa, kemampuan memadukan konsep, sehingga menemukan
konsep baru.
f) Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas penguasaan materi
pengetahuan.
2. Affective Domain (kawasan afektif), merupakan prilaku yang
memunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk
membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan
tertentu.
Kawasan efektif menurut Krathwohl, Bloom dan Masia (1964), meliputi
tujuan belajar yang berkenaan dengan minat, sikap dan nilai serta pengembangan
penghargaan dan penyesuaian diri. Kawasan ini dibagi menjadi lima jenjang,
yaitu:
a) Penerimaan (receiving),
b) Pemberian respons (responding),
c) Pemberian nilai atau penghargaan (valuing),
d) Pengorganisasian (organization),
e) Karakterisasi (characterization).

5
3. Psychomotor Domain (kawasan psikomotor), merupakan perilaku yang
dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Dave (1970)
mengemukakan lima jenjang tujuan belajar ranah psikomotor, yaitu:
a) Meniru, kemampuan mengamati suatu gerakan agar dapat merespons.
b) Menerapkan, kemampuan mengikuti pengarahan.
c) Memantapkan, kemampuan memberikan respons yang terkoreksi.
d) Merangkai, koordinasi rangkaian gerak dengan membuat aturan yang
tepat.
e) Naturalisasi, gerakan yang dilakukan secara rutin dengan
menggunakan energi fisik dan psikis yang minimal.

C. Prinsip-Prinsip Belajar
Bagi seorang guru/pendidik haruslah mengetahui dan memahami prinsip-
prinsip dalam proses belajar peserta didik demi tercapainya suatu tujuan dalam
proses belajar tersebut. Prinsip-prinsip belajar tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan anak untuk belajar
a) dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan berpartisipasi
aktif, meningkatkan dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional,
b) belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional,
c) belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif,
d) belajar perlu ada interaksi peserta didik dengan lingkungannya,
2. Sesuai hakikat belajar
a) belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya,
b) belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery,
c) belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang
satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian
yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respons
yang diharapkan,

6
3. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
a) belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga peserta didik mudah menangkap
pengertiannya,
b) belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya,
4. Syarat keberhasilan belajar
a) belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat
belajar dengan tenang,
b) repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ keterampilan/sikap itu mendalam pada peserta didik.

D. Teori-Teori Belajar
1. Teori belajar deskriptif dan preskriptif
Untuk membedakan antara teori pembelajaran dengan teori belajar bisa
dibedakan dengan cara melihat dari posisional teorinya, apakah berada pada
tataran teori deskriptif atau prespektif. Bruner (dalam Dageng, 1989)
mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah prespektif dan teori belajar
adalah deskriptif. Prespektif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah
menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena
tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori belajar
menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan
hasil belajar. Sedangkan teori pembelajaran sebaliknya, teori ini menaruh
perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses
belajar. Dengan kata lain, teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol
variabel-variabel yang dispesifikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan
belajar (C. Asri Budiningsih, 2004).
Reigeluth (1983 dalam Dageng, 1990) mengemukakan bahwa teori
prespektif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free.
maksudnya adalah bahwa teori pembelajaran prespektif dimaksudkan untuk
mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk
memberikan hasil. Itulah sebabnya variabel yang diamati dalam mengembangkan
teori-teori pembelajaran yang prespektif adalah metode yang optimal untuk

7
mencapai tujuan. Sedangkan dalam pengembangan teori-teori pembelajaran yang
deskriptif, variabel yang diamati adalah hasil belajar sebagai efek dari interaksi
antara metode dan kondisi.
Dengan kata lain, teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara
pembelajaran dengan proses-proses psikologis dalam diri peserta didik, sedangkan
teori belajar mengungkapkan hubungan antara hubungan antara kegiatan peserta
didik dengan proses-proses psikologis dalam diri peserta didik, atau teori belajar
mengungkapkan hubungan antara fenomena yang ada dalam diri peserta didik.
2. Teori belajar behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar
diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
antara stimulus dan respons. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu
kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang
bergantung pada faktor-faktor kondisional yang diberikan lingkungan.
3. Teori belajar kognitivistik
Teori ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar. Bagi
penganut teori kognitivistik belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks. Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan dibangun
dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan
lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tapi melalui
proses yang mengalir, bersambung-sambung, menyeluruh.
4. Teori belajar humanistik
Bagi penganut teori humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia. Dari teori-teori belajar, seperti behavioristik, kognitif dan
kontruktivistik, teori inilah yang paling abstrak, yang paling mendekati dunia
filsafat daripada dunia pendidikan. Pada kenyataannya, teori ini lebih banyak
berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling
ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada gagasan tentang belajar dalam
bentiknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang biasa diamati dalam
dunia keseharian. Karena itu, teori ini bersifat eklektik, artinya teori apapun dapat

8
dimanfaatkan asal tujuannya untuk “memanusiakan manusia” (mencapai
aktualisasi diri) dapat tercapai.
5. Teori belajar konstruktivistik
Teori konstriktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan
(konstriksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari otak seseorang guru kepada orang lain (peserta
didik).

E. Karakteristik Perilaku Belajar


Beberapa ciri perubahan yang merupakan perilaku belajar, diantaranya:
1. Bahwa perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau
latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukannya dan bukan secara
kebetulan; dengan demikian, perubahan karena kemantapan dan
kematangan atau keletihan atau karena penyakit tidak dapat dipandang
sebagai perubahan hasil belajar.
2. Bahwa perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan
(normatif) atau criteria keberhasilan (criteria ofsuccess) baik dipandang
dari segi peserta didik (tingkat abilititas dan bakat khususnya, tugas
perkembangan, dan sebagainya) maupun dari segi guru (tuntutan
masyarakat orang dewasa sesuai dengan tingkatan atandar kulturalnya).
3. Bahwa perubahan itu efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna
tertentubagi pelajar itu (setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu)
relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat direproduksi dan
dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (problem solving), baik
dalam ujian, ulangan dan sebagainya maupun dalam penyesuaian diri
dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan
hidupnya.

F. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa
peserta didik telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai
oleh peserta didik. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku
yang diharapkan tercapai oleh peserta didik setelah berlangsungnya proses belajar.

9
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu adanya sistem lingkungan
(kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar itu sendiri terdiri
atau dipengaruhi oleh berbagai komponen-komponen yang masing-masing akan
saling memengaruhi. Komponen-komponen tersebut misalnya tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan peserta
didik yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis
kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia.
(Sudirman, 2008:28) mengemukakan tujuan belajar sebagai berikut.
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan 
kemampuan  berfikir  sebagai  yang  tidak  bisa  dipisahkan.  Dengan  kata
lain  tidak  dapat  mengembangkan  kemampuan  berfikir  tanpa  bahan
pengetahuan,  sebaliknya  kemampuan  berfikir  akan  memperkaya
pengetahuan.  Tujuan  ialah  yang  memiliki  kecenderungan  lebih  besar
perkembanganya  di  dalam  kegiatan  belajar.  Dalam  hal  ini  peran  guru
sebagai pengajar lebih menonjol.
2. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman  konsep  atau  merumuskan  konsep,  juga  memerlukan suatu
keterampilan. Keterampilan itu memang dapat di didik, yaitu dengan
banyak melatih kemampuan.
3. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru 
harus  lebih  bijak  dan  hati-hati  dalam  pendekatanya. Untuk  ini
dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak
lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.

G. Manfaat Belajar
Belajar merupakan suatu keharusan, karena dalam kehidupan
bermasyarakat akan adanya persaingan, khususnya dalam dunia usaha. Tanpa
adanya belajar kita akan tertinggal, bahkan tersingkirkan dari persaingan, dengan
belajar ini akan menumbuhkan inovasi-inovasi yang melahirkan perubahan positif
yang diperlukan dalam usaha. Dengan belajar inilah akan melahirkan manfaat-
manfaat yang dapat diambil, diantaranya:

10
1. Dengan belajar dapat menumbuhkan kebiasaan pada diri orang tersebut.
2. Dengan belajar dapat menumbuhkan motifasi pada diri orang tersebut dan
dapat menjadikan seseorang sukses.
3. Dengan belajar akan menambah banyak ilmu pengetahuan.
4. Dapat menjadi orang yang diperlukan bagi lingkungan kita.
5. Dapat menambah keterampilan pada diri kita.

H. Media Sebagai Sumber Belajar


Sumber belajar meliputi segala sesuatu yang digunakan untuk
memfasilitasi belajar. Sumber belajar tersebut meliputi; pesan, manusia, material
atau bahan, peralatan, teknik dan lingkungan yang dipergunakan secara sendiri-
sendiri maupun dikombinasikan untuk memfasilitasi terjadinya tindak belajar
(AECT, 1997). Menurut AECT sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut.
1. Sumber belajar yang direncanakan (by design): semua sumber belajar yang
secara khusus telah dikembangkan sebagai “komponen” sistem
instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat
formal.
2. Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization): sumber-sumber yang
tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat
ditemukan, diaplikasikan dan digunakan untuk keperluan belajar.
Udin Saripudin dan Winata Putra (199:65) mengelompokan sumber-
sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu: manusia, buku/perpustakaan, media
massa, alam lingkungan, dan media pendidikan.
Sumber belajar mempunyai berbagai macam, bisa dilihat dari jenisnya,
daya liputnya dan dari bahan pembuatannya. Untuk lebih jelasnya, berikut akan
dijabarkan satu persatu, yaitu:
1. Dilihat dari jenisnya,
a) auditif, yaitu sumber belajar (media) yang hanya menggunakan
kemampuan suara. Contoh: radio.
b) visual, yaitu sumber belajar (media) yang hanya menggunakan
kemampuan indra penglihatan. Contoh: gambar, poster, dan lain-lain.

11
c) Audiovisual (diam dan bergerak), sumber belajar (media) yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Contoh: televisi.
2. Dilihat dari daya liputnya,
a) media dengan daya liput luas dan serentak
Pengguanaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat
menjangkau jumlah peserta didik yang banyak dalam waktu yang sama.
Contoh: radio dan televisi.
b) media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti film, sound slides, film rangkai, yang harus menggunakan
tempat yang tertutup dan gelap.
c) media untuk pengajaran individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, termasuk media ini
adalah modul berprogram dan pengajaran melalui computer.
3. Dilihat dari bahan pembuatannya
a) media sederhana, Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan
harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak
sulit.
b) media kompleks, media ini adalah media yang bahan dan alat
pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya,
dan penggunaannya memrlukan keterampilan yang memadai.
Eveline Siregar dan Hartini Nara dalam Teori Belajar dan Pembelajaran
menjelaskan macam-macam sumber belajar, yaitu sebagai berikut:
1. Pesan (message): informasi yang akan disampaikan dalam bentuk ide,
fakta, makna dan data.
2. Manusia (people): orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan,
pengolah dan penyalur pesan.
3. Bahan media software (materials): perangkat lunak yang biasanya berisi
pesan.
4. Peralatan hardware (device): perangkat keras yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahan.

12
5. Teknik (technique): prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam
menggunakan bahan, peralatan, lingkungan, dan orang untuk
menyampaikan pesan.
6. Latar (setting): lingkungan di mana pesan itu diterima oleh pemelajar.
Dengan adanya sumber belajar dapat mempermudah proses belajar peserta
didik dan dapat memberikan manfaat untuk memfasilitasi kegiatan belajar agar
menjadi lebih efektif dan efisien. Berikut manfaat dari sumber balajar.
1. Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dan langsung,
misalnya pergi darmawisata ke pabrik-pabrik.
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau
dilihat secara langsung, misalnya model, denah, foto, dan lain-lain.
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sains yang ada di dalam
kelas, misalnya buku teks, foto film, narasumber,dan lain-lain.
4. Dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya buku
bacaan, majalah dan lain-lain.
5. Dapat membantu memcahkan masalah pendidikan baik makro maupun
dalam lingkup mikro, misalnya menggunakan modul untuk Universitas
Terbuka dan belajar jarak jauh.
6. Dapat memberikan motifasi positif, lebih-lebih bila diatur dan dirancang
secara tepat.
7. Dapat merangsang untuk berfikir lebih kritis, merangsang untuk bersikap
lebih positif dan merangsang untuk berkembang lebih jauh, misalnya
dengan membaca buku teks, buku bacaan, melihat film, dan lain
sebagainya yang dapat merangsang pemakai untuk berpikir, menganalisa,
dan berkembang lebih lanjut.
Untuk memperoleh manfaat yang lebih maksimal dari penggunaan sumber
belajar, maka kita sebagai pendidik harus mengetahui ciri-ciri dari sumber belajar
tersebut, agar sumber belajar yang dipergunakan dapat diterapkan dengan tepat.
Ciri-ciri dari sumber belajar tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mempunyai daya atau kekuatan yang dapat memberikan sesuatu yang kita
perlukan dalam proses pengajaran.

13
2. Sumber belajar dapat merubah tingkah laku yang lebih sempurna sesuai
dengan tujuan.
3. Sumber belajar dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (terpisah), tetapi
juga dapat dipergunakan secara kombinasi (gabungan).
4. Sumber belajar dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang
dirancang (by design), dan sumber belajar yang tinggal pakai (by
utilization).
Dari ciri-ciri sumber belajar di atas, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memilih sumber belajar, diantaranya yaitu tujuan yang ingin
dicapai, ekonomis, praktis dan sederhana, mudah didapat, serta fleksibel atau
luwes.

I. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar


Belajar sebagai proses atau aktifitas yang disyaratkan oleh banyak sekali
hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tersebut
diantaranya:
1. Faktor Intrinsik, meliputi:
a) Lingkungan (alam dan sosial).
b) Instrumental (kurikulum/bahan pengajaran, guru/pengajar, sarana dan
prasarana, administrasi dan manajemen).
2. Foktor Ekstrinsik, meliputi:
a) Fisiologis (kondisi fisik dan kondisi panca indra).
b) Psikologis (bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif).
Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri peserta didik yang sedang
belajar. Faktor internal terdiri dari:
a) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
b) Fakotor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan)
c) Faktor kelelahan
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berada di luar peserta didik, terdiri
dari:

14
a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan
latar belakang kehidupan).
b) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah).
c) Faktor masyarakat (kegiatan peserta didik dengan masyarakat, mass
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

J. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar


1. Tujuan
Adanya tujuan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh
guru dan secara langsung akan berpengaruh pada kegiatan belajar peserta didik.
Guru dengan sengaja akan menciptakan lingkungan belajar guna mencapai tujuan,
jika kegiatan belajar peserta didik dan kegiatan pengajaran guru tidak searah maka
tujuan pembelajaran akan gagal.
2. Guru
Mengingat tugas guru adalah sebagai pendidik yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didiknya. Dengan ilmu yang dimilikinya, guru dapat
menjadikannya peserta didik yang menjadi cerdas dan memiliki pribadi yang baik.
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang
kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru diakui sebagai aspek
yang tidak bisa dikesampingkan dari keberhasilan belajar mengajar untuk
mengantarkan peserta didik menjadi orang yang berimu pengetahuan dan
berkepribadian baik.
3. Anak didik
Aspek dari peserta didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar
mengajar adalah psikologis peserta didik, biologis peserta didik, intelektual
peserta didik, kesenangan terhadap pelajaran, cara belajar peserta didik.
4. Kegiatan pengajaran
Keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya tujuan
pembelajaran oleh peserta didik, salah satu faktor keberhasilan dalam
pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan

15
melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat
muncul dengan sendirinya, tetapi guru harus dapat menciptakan pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
optimal.
5. Bahan dan alat evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang
sudah dipelajari oleh peserta didik guna kepentingan ulangan atau evaluasi.
Biasanya bahan dikemas dalam bentuk buku paket, untuk dikonsumsi peserta
didik. Bila masa evaluasi tiba, semua bahan yang sudah diprogramkan dan harus
sudah selesai dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai bahan dalam
pembuatan item-item soal evaluasi.
6. Suasana evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu diperhatikan dalam suasana
evaluasi adalah: pelaksanaan dilaksanakan di dalam kelas, peserta didik dibagi
menurut tingkatan, besar sedikitnya peserta didik dalam kelas, berlaku jujur, baik
guru maupun peserta didik, sikap pengawas yang berlebihan.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses yang membawa perubahan tingkah laku pada
diri individu karena adanya usaha. Belajar bukanlah suatu tujuan utama, tetapi
merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan.
Belajar merupakan suatu keharusan, karena dalam kehidupan
bermasyarakat akan adanya persaingan, khususnya dalam dunia usaha. Tanpa
adanya belajar kita akan tertinggal, bahkan tersingkirkan dari persaingan, dengan
belajar ini akan menumbuhkan inovasi-inovasi yang melahirkan perubahan positif
yang diperlukan dalam usaha.
Oleh karena itu, mengingat betapa pentingnya proses belajar dalam
kehidupan, yang nantinya akan menentukan dan membantu suatu keberhasilan
individu di masa depan. Kita selaku calon pendidik perlu mempersiapkan diri
memperluas pengetahuan tentang belajar yang nantinya akan diaplikasikan dalam
proses pembelajaran kepada peserta didik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

http://m.kompasiana.com/post/read/642040/2/belajar-tujuan-belajar-dan-faktor-
faktor-yang-mempengaruhi-belajar.html

http://m2hdewi.blogspot.com/2008/12/tutujuan-belajar-dan-pembelajaran.html

http://pujilestari23.blogspot.com/2010/05/manfaat-belajar.html

Makmun, Abin Syamsuddin. 2001. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem


Pengajaran Modul, Bandung: Rosda.

Sardiman A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.

Setiawan, Rony dan Siti Nurhidayah. 2005. Psikologi Pendidikan. Unisma


Assessmen Centre (UAC).

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

18

Anda mungkin juga menyukai