Penulis
Cover ………………………………………………………………………………….. 1
1. DEFINISI
Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang
dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan
sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan, karena adanya pengalaman
baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar memiliki tujuan untuk
membentuk pribadi menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tentu akan muncul benyak
pertanyaan bila kita tidak memahami makna belajar secara mendalam. Pada dasarnya
belajar memiliki makna yang sangat spesifik. Belajar menurut beberapa ahli yaitu:
2. TEORI BELAJAR
A. Teori Belajar Behavioristik
Tokoh-tokoh aliran behavioristik dan akan dibahas karya-karya para tokoh
aliran behavioristik.
o Teori belajar Menurut Thorndike
Belajar menurut teori belajar kognitif selalu didasarkan pada kognisi, tindakan
mempersepsikan atau memikirkan keadaan di mana perilaku itu terjadi.
Menurut teori ini, proses belajar berjalan dengan baik bila materi baru (terus
menerus) beradaptasi dengan tepat dan mengikuti struktur kognitif siswa yang
sudah ada. Oleh karena itu, sains dibangun melalui proses interaksi berkelanjutan
dengan lingkungan. Proses ini tidak terjadi secara sendiri-sendiri atau sepotong-
sepotong, melainkan melalui proses yang cair, berkesinambungan dan
menyeluruh.
Misalnya, ketika seseorang membaca teks, alih-alih membaca huruf satu per satu,
kata-kata, kalimat, atau paragraf semuanya tampak menjadi satu, dan
keseluruhannya mengalir dan mengalir pada saat yang bersamaan. Menurut teori
kognitif, beginilah seharusnya belajar.
Dalam studi teori humanistik, guru bertindak sebagai fasilitator dan siswa
bertindak sebagai protagonis yang menafsirkan proses pengalaman belajar
mereka sendiri. Tujuan belajar adalah proses belajar, bukan hasil belajar.
c) Minat
Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan
rasa senang. Jadi, beberapa dengan perhatian, karena perhatian
sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu
diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti
dengan perasaan senang, dan dari situ diperoleh suatu keputusan.
d) Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi
yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud.5 Bakat
memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat
dilakukan pada masa yang akan datang. Selain, kecerdasan bakat
merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang
dalam belajar. 6 Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya
akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil.
e) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak
untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak
dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi. Ada dua
macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri
orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya
angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran,
cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah
karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan
seseorang yang alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Misalnya, anak dengan kakaknya sudah siap untuk
berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis,
denagan otaknya sudah siap untuk berfikir, dan lainlain.
Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara
terus menerus. Untuk itu diperlukan latihan-latihan dan belajar.
Dengan kata lain, anak yang sudah siap (matang) belum dapat
melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih
berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi, kemajuan baru untuk
memiliki kecakapan itu terganggu dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atu
berinteraksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan
juga berhubungan dengan kematangan, karena kematanagn berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan
padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan cendrung
lebih naik.
C. Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi
karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga
darah tidak/kurang lancar pada bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan,
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini
sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk
berkonsentrasi seolaholahotak kehabisan daya untuk bekerja. Kelelahan rohani
dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa
istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama tanpa ada variasi, dan megerjakan
sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatiannya.
Kelelahan baik kelelahan jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan
cara sebagai berikut :
1. Tidur
2. Istirahat
3. Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja
4. Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran
darah,misalnya obat gosok
5. Rekriasi dan ibadah yang teratur
5. METODE BELAJAR
Metodologi pembelajaran ini adalah cara-cara yang digunakan dalam aktivitas
pengajar dan peserta didik saat dalam proses belajar. Sebagai pendidik perlu
emmahami dan mengetahui tentang metode pengajaran sehingga materi yang
disampaikan dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh peserta didik. Nah
berikut ini beberapa metode-metode belajar dalam psikologi pendidikan yang perlu
anda ketahui.
Metode Experimental
Hal yang dimaksudkan adalah menguji hipotesa pembuat eksperimen mengenai reaksi
individu maupun kelompok di dalam kondisi-kondisi tertentu. Sehingga tujuan dari contoh
metode eksperimen adalah untuk dapat mengetahui sifat-sifat umum dari gejala kejiwaan.
Mulai dari pikiran, kemauan, perasaan, ingatan, dan lainnya. Kelebihan dari metode
eksperimen ini dapat melakukan pengontrolan dengan ketat kepada faktor-faktor yang
memiliki kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam metode penelitian ilmiah ini adalah:
Adanya masalah atau problem
Mengumpulkan teori maupun konsep yang berkaitan dengan problem
Mencari hipotesis
Diuji dengan cara empiris sesuai dengan data-data yang ada di lapangan
Menampilkan kesimpulan secara general
Metode Questionare
topik-topik pada ilmu psikologis, sosial, maupun pendidikan yang mana ditujukan pada
sebuah kelompok individu dengan objek agar mendapatkan data-data dengan fokus
memperhatikan masalah-masalah tertentu dan kadang- kadang juga digunakan untuk hal-
hal yang sifatnya diagnostik ataupun untuk menilai kepribadian. Keunggulan dari metode
Metode Klinis
untuk berbagai gangguan fisik, kelakuan, dan perkembangan. Sehingga dapat diartikan
jika metode klinis merupakan metode yang digunakan dalam ilmu psikologi untuk
menyelidiki secara teliti sejumlah individu yang mana memiliki gangguan atau
Ada beberapa macam-macam cara yang digunakan dalam metode klinis untuk
dapat menyelesaikan sebuah masalah, antara lain adalah:
Studi kasus klinis, yang digunakan untuk dapat menyelesaikan masalah selain
masalah kesukaran belajar, gangguan emosional, ataupun masalah kenakalan
remaja yang kemudian dianalisis serta diintepretasikan untuk dapat
menemukan penyebab-penyebab yang memicu permasalahan tersebut.
Studi kasus perkembangan, digunakan untuk dapat mengetahui bagaimana
perkembangan dari sebuah aspek ke aspek tertentu lainnya. Misalnya saja
bagaimana perkembangan emosi pada anak berusia 6-9 tahun, sehingga
nantinya didapatkan metode pengajaran yang tepat yang tidak akan
menimbulkan banyak kecemasan.
Dalam metode klinis juga menggunakan 2 pendekatan, yaitu:
Metode Introspeksi
Metode Ekstropeksi
Metode ekstropeksi merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari
gejala-gejala kejiwaan dalam diri seseorang melalui cara mempelajari peristiwa di dalam
jiwa orang lain dan kemudian diteliti secara sistematis. Metode yang dilakukan secara
sengaja dan sistematis yang dilakukan lebih dari satu orang. Arti sengaja disini
merupakan pengamatan dilakukan secara sadar dengan memiliki tujuan yang jelas.
cara-cara tertentu yang sudah dipersiapkan. Sehingga dnegan kata lain, pengamatan yang
dilakukan dikendalikan dengan cermat dan hati hati lebih dari satu orang. Itulah mengapa
Metode Proyeksi
Merupakan metode yang mana digunakan pada penelitian pada seorang peserta
didik dengan cara memberikan gambaran-gambaran atau tulisan ataupun bentuk khas
semisal game sehingga nantinya dapat diterjemahkan untuk mengetahui proyeksi perilaku
Metode Genetik
Metode ini juga disebut sebagai metode perkembangan yang mana merupakan
teknik observasi yang dipergunakan untuk dapat meneliti tentang masa pertumbuhan fisik
dan mental seseorang dan kaitannya dengan anaka-naka lainnya serta orang dewasa, yaitu
perkembangan sosialnya. Setelah itu dicatat secara cermat. Pendekatannya dapat
dilakukan dengan menempuh 1-2 pendidikan sekaligus, baik iut cross sectional dan
longitudinal. Perbedaan dari kedua pendekatan ini adalah jika pendekatan cross sectional
dari lahir hingga seterusnya. Sekalipun keduanya akan menghasilkan data-data yang valid,
khususnya yang berkaitan dengan perubahan dalam pertumbuhan pada umumnya, namun
longitudinal yang dianggap kurang praktis bahkan terkadang sangat sulit untuk dilakukan.
Metode Tes
Metode lainnya yang digunakan dalam proses belajar adalah metode
tes, bahkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan di dunia pendidikan
metode ini memang seringkali digunakan. Dalam metode ini akan diajukan
beberapa pertanyaan yang sudah dirancang untuk harus dijawab oleh peserta
didik dan kemudian akan diamati kondisi psikologisnya. Tes yang dilakukan
tentunya dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu dan biasanya dimanfaatkan untuk
kebutuhan yang praktis.
6. EFISIENSI BELAJAR
Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik
antara usaha dengan hasilnya (Gie,1985).
Dengan demikian, ada dua macam efisiensi belajar yang dapat dapat dicapai siswa,
yaitu:
JENIS-JENIS INGATAN
a. Ingatan Sensori (Sensory Memory)
Yang menyatakan bahwa informasi yang pertama kali kita terima dari
lingkungan dan diperoleh melalui panca indera hanya mampu bertahan 1 detik.
b. Ingatan Jangka Pendek (Short Term Memory)
Suatu proses penyimpanan ingatan sementara. Ingatan jangka pendek juga
disebut juga Working Memory karena informasi yang disimpan hanya dipertahankan
selama informasi masih diperlukan. Jika informasi tidak diulang kembali dalam kurun
waktu 30 detik, maka informasi pada ingatan jangka pendek akan menghilang.
c. Ingatan Jangka Panjang (Long Term memory)
Suatu proses penyimpanan informasi yang relative permanen. Reed (2007)
membagi ingatan jangka pendek menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Ingatan Prosedural (Procedural Memory)
Ingatan akan Tindakan, keterampilan, dan operasi yang telah dipelajari,
misalnya individu mengetahui cara untuk bersepeda walaupun ia telah lama
tidak bersepeda.
2) Ingatan Semantik (Semantic Memory)
Ingatan yang berisi pengetahuan umum mengenai makna suatu hal,
misalnya individu mengetahui makna kata “Terbang”.
3) Ingatan Episodik (Episodic Memory)
Ingatan akan kejadian maupun pengalaman yang spesifik, mengetahui
kapan dan dimana kejadian maupun pengalaman tersebut terjadi, misalnya,
individu
mengetahui kapan dan di mana ia melangsungkan pernikahannya walaupun
kejadian tersebut telah berlalu 20 tahun.
8. CARA MENINGKATKAN INGATAN
Overlearning
Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas
penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila
respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas
respons tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat
dipakai
untuk overlearning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin
dan Sabtu memungkinkan ingatan siswa terhadap materi PPKN lebih kuat.
Mnemonic device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic
itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan
item-item informasi ke dalam sistem akal siswa. Muslihat mnemonic ini banyak
ragamnya, tetapi yang paling menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah ini.
Rima (Rhyme)
Sejak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri atas kata dan istilah yang
harus diingat siswa. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya apabila diberi not-not
sehingga dapat dinyanyikan. Nyanyian anak-anak TK vang berisi pesan-pesan
moral dapat diambil sebagai contoh penyusunan mnemonik.
Singkatan
Terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa.
Contoh, jika seorang siswa hendak mempermudah mengingat nama Nabi Adam,
Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, dan Nabi Musa, dapat menyingkatnya dengan ANIM.
Pembuatan singkatan-singkatan seyogyanya dilakukan sedemikian rupa sehingga
menarik dan memiliki kesan tersendiri.
DAFTAR ISI
https://www.kompasiana.com/rofinarofina6129/63aa60ad4addee76795e54f2/
memahami-belajar-dan-psikologi-belajar
https://umsu.ac.id/teori-belajar-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/
https://www.kompasiana.com/rofinarofina6129/63aa60ad4addee76795e54f2/
memahami-belajar-dan-psikologi-belajar
http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/JP/article/download/446/418
https://dosenpsikologi.com/metode-belajar-dalam-psikologi-pendidikan
https://mathematicaww.wordpress.com/2018/05/17/makalah-psikologi-pendidikan-
efisiensi-metode-pendekatan-dan-faktor-yang-mempengaruhi-belajar/
http://repository.unpas.ac.id/31247/4/BAB%20%20II%20ACC.pdf