NAMA : EDI
NIM : 203020211004
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEJURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
JUDUL ……………………………………………………
A. TEORI KOGNITIF…………………………………
B. TEORI BEHAVIORISTIK …………………………
C. TEORI KONSTRUKTIVISTIK ……………………
D. TEORI HUMANISTIK ……………………………
E. TEORI BELAJAR GESTALT ………………………
F. TEORI BELAJAR GAGNE …………………………
A. KESIMPULAN ……………………………………
B. DAFTAR FUSTAKA ……………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap
menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang
disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau
pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang
bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang
membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan
lingkungan.
C. TUJUAN PEMBAHASAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI KOGNITIF
Dari poin diatas dapat pemakalah ambil garis tengah bahwa beberapa teori
belajar kognitif diatas, meskipun sama-sama mengedepankan proses berpikir,
tidak serta merta dapat diaplikasikan pada konteks pembelajaran secara
menyeluruh. Terlebih untuk menyesuaikan teori belajar kognitif ini dengan
kompleksitas proses dan sistem pembelajaran sekarang maka harus benar-benar
diperhatikan antara karakter masing-masing teori dan kemudian disesuakan
dengan tingkatan pendidikan maupun karakteristik peserta didiknya.
B. TEORI BEHAVIORISTIK
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh
terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang
dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu
yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan
atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin,
2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input
yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja
yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau
tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus
dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang
diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)
maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan
(negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
C. TEORI KONSTRUKTIVISTIK
2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan
keaktifan murid sendiri untuk menalar.
3) Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah.
4) Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi
berjalan lancar.
D. TEORI HUMANISTIK
Teori belajar humanistik paling dekat untuk digunakan oleh guru. Guru
merupakan profesi yang bisa berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar
seseorang. Teori ini merupakan panduan atau guideness yang bisa digunakan
untuk mendampingi murid selaku peserta belajar agar mereka bisa mendalami
proses belajar tersebut dari dalam dirinya sendiri. Ikhtisar dari Teori Belajar
Humanistik sebagai panduan bagi fasilitator adalah sebagai berikut:
Gestalt berarti pola, susunan (konfigurasi) atau bentuk pemahaman atau situasi
perangsangnya. Perangsang-perangsang dan respon-responya bergabung menjadi
satu pola yang tersusun dan terpadu. Konfigurasi atau gestalt akan kehilangan
sesuatunya kalau dipisahkan menjadi bagian-bagian komponennya, karena setiap
situasi atau pengalaman itu lebih dari jumlah semua bagiannya.
Teori belajar Gestalt sering juga disebut dengan field theory atau insight
full learning. Dilihat dari segi teori belajarnya, teori ini didasari oleh aliran
psikologi yaitu psikologi Gestalt. Pendapat teori ini berbeda dengan pendapat
teori-teori yang telah diuraikan sebelumnya. Jika dilihat dari teori-teori
sebelumnya, teori sebelumnya itu lebih mengutamakan pada hubungan antara
stimulus dan respon, sedangkan teori gestalt lebih mengutamakan pada
pemahaman atau pengertian dari proses belajar.
Pandangan para ahli psikologi gestalt tentang belajar berbeda dengan ahli
psikologi asosiasi. Psikologi gestalt memandang bahwa belajar terjadi bila
diperoleh insight (pemahaman). Dan insight timbul secara tiba-tiba bila individu
telah dapat melihat hubungan antara unsur-unsur dalam situasi problematis. Dan
dapat juga dikatakan bahwa insight timbul pada saat individu dapat memahami
struktur yang awalnya hal itu merupakan suatu masalah. Dengan kata lain insight
merupakan reorganisasi pengalaman yang datang secara tiba-tiba. Sedangkan teori
belajar asosiasi merupakan teori yang membentuk suatu ikatan antara stimulus-
respon.
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa memiliki sikap dan persepsi
positif terhadap kajian tentang teori-teori deskriptif dan teori preskriptif, dan/atau
teori-teori belajar dan pembelajaran serta penerapannya dalam kegiatan
pembelajaran. Teori-teori tersebut meliputi; teori behavioristik, teori kognitif,
teori konstruktivistik, teori belajar sosial-kultural (ko-konstruktivistik), teori
humanistik, teori pemrosesan informasi (sibernetik), teori kecerdasan majemuk
dan neuroscience, serta peranan motivasi dalam kegiatan belajar.
DAFTAR PUSTAKA