Anda di halaman 1dari 16

TEORI BELAJAR KLASIK DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

Makalah ini di ajukan untuk memenuhi Mata Kuliah : PSIKOLOGI BELAJAR

Dosen pengampu : Dr.SITI SANISAH,M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. ALMAIDAH PURNAMASARI ARIF


2. BAIQ SITI MALIHA
3. ARAHMAN

MAHASISWA SEMESTER 1.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHHAMADIYAH MATARAM

2023
Kata Pengantar
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………… 1

A. Latar Belakang …………………………………………..


B. Rumusan Masalah ……………………………………..
C. Tujuan Dan Manfaat ………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………

A. Pengertian Pembelajaran ……………………………….


B. Pengertian Teori…………………………………………
C. Pengertian Teori Belajar Klasik …….
D. Implikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran……..

BAB I11 PENUTUP …………………………………………

A. Simpulan …………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu
untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi
bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak
hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun
bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar
yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya.
Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan
berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran?
2. Konsep Dasar Teori Klasik Dalam Pembelajaran?
3. Implikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran?
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui apa itu pembelajaran dan bagaimana pembelajaran pada
teori klasik dan implikasinya dalam pembelajaran. Setelah diketahui, kami harap
pembaca dapat mengetahui dan mengaplikasikannya salah satu teori yang benar
dalam pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu upaya sadar guru untuk membantu siswa atau anak
didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.Pembelajaran
merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan
kualitas baik proses maupun output (kelulusan) pendidikanPembelajaran juga memiliki
pengaruh yang menyebabkan kualitas pendidikan menjadi rendah. Artinya pembelajaran
sangat tergantung dari kemampuan guru dalam melaksanakan atau mengemas proses
pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepatakan memberikan
konstribusi sangat dominan bagi siswasebaliknyapembelajaran yang dilaksnakan dengan
cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit di kembangkan atau di
berdayakan.
2. Konsep Dasar Teori Klasik dalam Pembelajaran
a. Defenisi Teori Klasik dalam Pembelajaran.
Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian
tertentu dalam dunia nyata. Teori juga merupakan seperangkat preposisi yang
didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu
atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari,
dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori
adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide,
konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
kebenarannya. Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar.
b. Sejarah teori belajar klasik
Berdasarkan unsur historisnya bahwa teori belajar klasik berkembang sebelum
abat ke20 yang di kenal dengan teori belajar disiplin mental. Walapun berkembang
sebelum abat ke20 , namun teori disiplin mental sampai sekarang masih ada
pengaruhnya, terutama dalam pelaksanaan pengajaran di sekolah-sekolah.Adapun
pendapat ilmuan tentang teori ini yaitu
1) Ilmuan Barat
Beberapa teori belajar sebelum abad ke20 adalah teori disiplin mental
(Socrates, Plato, Aristoteles, dan lain sebagainya) atau dikenal dengan sebuah
teori diiplimental naturalis (natural unfoldemen) yang dikembangkan oleh jeaan
J.Rousseau (1712-1778),Swiss Heinrich Pestalozzi (1746-1827) seorang ahli
pendidik dari jerman.
2) Ilmuan Islam
Imam Al Ghazali (450H-505H ) yang berpandang sesungguhnya hasil ilmu itu
ialah mendekat kan diri kepada allah,Tuhan semesta alam, menghubungkan diri
dengan ketinggian malakaikat dan berkemampuan tinggi.Sesungguhnya dengan
ilmu yang berkembnag melalui pelajaran dan bukan ilmu yang beku yang tidak
berkembang.kata mendekatkan diri kepada allah menujukan tujuandan kata ilmu
menujukan alat dan lain sebagainya mengenai ilmu yakni disampaikan dalam
bentuk pembelajaran.
3. Teori-teori belajar klasik
a. Teori Behavioristik
Teori Behavioristik merupakan teori dengan pandangan tetang belajar adalah
perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon. Atau dengan kata lain belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi
antara stimulus dan respon. Adapun tokoh-tokoh aliran behavior:
b. Thorndike
Belajar adalah proses interaksi antara stimulu dan respon. Menurut Thorndike
perubahan tingkah laku bisa berwujud sesuatu yang dapat diamati atau yang tidak
dapat diamat. Edward Lee Thorndike, menemukan teori Stimulus dan Respon setelah
melakukan percobaan, yang dinamakan trial and error (Mencoba dan kegagalan)
percobaan yang terkenal adalah percobaan yang dilakukan pada seekor kucing yang
dimasukkan dalam sebuah kurungan yang disebut problem box. Dalam keadaan lapar,
terkunci dalam kurungan yang hanya bisa dibuka ketika menekan tombol engsel dari
dalam, diberikan daging ikan diluar kurungan sebagai hadiah buat kucing jika berhasil
keluar.Dan dari percobaan itu muncul beberapa teori, yakni:
1) Law of effectArtinya, jika sebuah Respon menghasilkan efek yang
memuaskan maka hubungan stimulus dan respon akan semakin kuat.
2) Law of readiness,Yaitu kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan
organisme berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction unit)
3) Law of exercise Maksudnya adalah hubungan antara Stimulus dan Respon
akan semakin kuat bila sering dilatih, dan akan melemah jika jarang dilatih.

Menurut teori Thorndike inti teorinya yaitu ketika melakukan sesuatu memang
harus ada kegagalan-kegagalan sebelumnya. Ketika ia gagal maka ia akan terus
mencoba sampai akhirnya ia bisa berhasil.

c. Watson
Menurut Watson belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon .Stimulus dan respon tersebut berbentuk tingkah laku yang bisa
diamati.dengan kata lain Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang
mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu
diketahui karena faktor-faktor tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses belajar
telah terjadi atau belum
d. Clark Hull
Hull berpendapat bahwa tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga
kelangsungan hidup.Oleh karena itu kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan
biologis menempati posisi sentral.Menurut Hull kebutuhan dikonsepkan sebagai
dorongan, stimulus hampir selalu dikaitan dengan kebutuhan biologis.
e. Edwin Guthrie
Guthrie mengemukakan bahwa belajar merupakan kaitan asosiatif antara
stimulus dan respon tertentu.Stimulus dan respon merupakan faktor kritis dalam
belajar.Oleh karena itu diperlukan pemberian stimulus yang sering agar hubungan
lebih langgeng. Suatu respon akan lebih kuat (dan bahkan menjadi kebiasaan)
apabila respon tersebut berhubungan dengan berbagai stimulus. Guthrie
mengemukakan bahwa hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar.
Menurutnya suatu hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu
merubah kebiasaan seseorang. Contoh seorang anak perempuan yang setiap kali
pulang sekolah selalu mencampakkan baju dan topinya dilantai.Ibunya menyuruh
agar baju dan topi dipakai kembali oleh anaknya.Lalu kembali keluar, dan masuk
rumah kembali sambil mengantungkan baju dan topinya di tempat
gantungannya.Setelah beberapa kali melakukan hal itu, respon menggantung topi
dan baju menjadi terasosiasi dengan stimulus memasuki rumah.

4. Teori Pekondisian Klasik


Teori-teori klasik dipelapori oleh seorang ahli sosiologi Rusia bernama Ivan
Pavlo.Pada awal tahun 1900 an. Untuk menghasilkan teori ini Ivan Pavlov melakukan
suatu eksperimen secara sistimatis dan saintifik, dengan tujuan mengkaji bagaimana
pembelajaran berlaku pada suatu organisme.
Pavlov melakukan suatu eksperimen terhadap anjing. Dia meletakkan secara rutin
bubur daging di depan mulut anjing . Anjing mengeluarkan air liur .Air liur yang
dikeluarkan oleh anjing merupakan suatu stimulus yang diasosiasikan dengan makanan.
Pavlov juga menggunakan lonceng sebelum makanan diberikan. Berdasarkan hasil
eksperimen pavlo diperoleh suatu kesimpulan bahwa asosiasi terhadap penglihatan dan
suara dengan makanan ini merupakan tipe pembelajaran yang penting, yang kemudian
dikenal dengan Teori Pengkondisian Klasik. Pengkondisian klasik adalah tipe
pembelajaran dimana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan
stimulus. Dalam pengkondisian klasik stimulus netral (seperti melihat seseorang)
diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (seperti makanan) dan menimbulkan
kapasitas untuk menghasilkan respon yang sama.Dari eksperimen yang dilakukan pavlov
mengasilkan hukum-hukum belajar yaitu :
a. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua
macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai
reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
b. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks
yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali
tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun dalam teori
pengkondisian klasik ada 2 tipe stimulus dan 2 tipe respon,yang harus dipahami
yaitu:
1) Unconditioned Stimulus(US)
Adalah sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa ada
pembelajaran terlebih dahulu. Dalam eksperimen pavlov makanan adalah
US.Unconditioned Respon adalah respon yang tidak di pelajari yang secara
otomatis dihasilkan oleh US(Unconditioned Stimulus), dalam eksperimen
pavlov air liur ajing yang merespon makanan adalah UR(Unconditioned
Respon).

2) Conditioned Stimulus
Adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan
conditioned respon setelah di asossiasi dengan US.Dalam eksperimen pavlov
beberapa penghitungan dan suara yang terrjadi sebelum anjing menyantap
makanan. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Pavlov diperoleh
kesimpulan berkenan dengan beberapa cara perubahan tingkah laku yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran yaitu :
a) Generalization (generalisasi)
Generalization adalah pengaruh dari stimulus yang baru untuk
menghasilkan respon yang sama. Misalnya murid dimarahi karena ujian
biologinya buruk. Saat murid untuk ujian kimia dia juga akan menjadi
gugup karena kedua pelajaran tersebut saling berkaitan. Jadi murid
menggeneralisasikan satu ujian mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
lain.
b) Discrimination (diskriminasi)
Descrimination dalam pengkondisian klasik terjadi ketika organisme
merespon stimulus tertentu tetapi tidak merespon stimulus lainnya. Dalam
kasus murid yang mengikuti ujian di kelas, dia begitu gugup saat
menempuh ujian pelajaran bahasa Indonesia atau sejarah karena kedua mata
pelajaran tersebut jauh berbeda dengan mata pelajaran kimia dan biologi
c) Extinction (pelenyapan)
Suatu stimulus yang dikondisikan tidak diikuti dengan stimulus tidak
dikondisikan, lama kelamaan organisme tidak akan merespon. Ini berarti
bahwa respon secara bertahap terhapus. Murid yang gugup mengikuti ujian
akan mulai menempuh tes dengan lebih baik,dan kecemasannya mereda.
Teori pengembangan klasik ini sangat membantu untuk mamahami
beberapa aspek pembelajaran dengan lebih baik dan juga membantu
memahami kecemasan dan ketakutan pada murid dalam proses belajar dan
pembelajaran
5. Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui
pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun
kemiripan menjadi kesatuan.beberapa teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara
lain :
a. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam
perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki
kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu
obyek atau peristiwa.
b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur
yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran.
Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari.
Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam
identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang
dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan
proses kehidupannya.
c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada
tujuan.Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada
keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan
berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh
karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan
membantu peserta didik dalam memahami tujuannya
d. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan
dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan
hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan
peserta didik.
e. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar
terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam
situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam
tatasusunan yang tepat. Jadi menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip
pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan
umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah
menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi
untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh
karena itu,guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-
prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.
4. Implikasi Teori Behavioristik dalam Pembelajaran
Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan
teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran sampai saat ini yaitu aliran
behavioristik.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar.Teori ini sampai sekarang masih dominan dalam praktik pembelajaran di
Indonesia. Hal ini tampak dengan jelas pada penyelenggaraan pembelajaran dari
tingkat yang paling dini, seperti kelompok bermain, taman kanak-kanak, sekolah
dasar, sekolah menengah, bahkan sampai perguruan tinggi, pembentukan perilaku
dengan cara drill (pembiasaan) disertai dengan reinforcement atau hukuman masih
sering dilakukan.
Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari
beberapa hal, seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa,
media, dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.Gagasan-gagasan yang telah
dikemukakan oleh para pencetus aliran behavioristik seperti Thorndike tentang
perlunya bantuan guru untuk menciptakan perilaku siswa, perlunya keterampilan-
keterampilan yang dilatihkan, dan disiplin mental menjadi dasar bagi pengembangan
aliran behavioristik di sekolah.Disamping itu, gagasan Guthrie tentang perlunya
reinforcement dalam pembelajaran sampai saat ini diakui menjadi sebuah hal yang
sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Lebih dari itu, gagasan Skinner tentang
perlunya pengaturan pembelajaran oleh guru, respons aktif dari siswa, adanya
feedback setelah adanya respons dari pembelajar, dan kebebasan siswa dalam
mempelajari materi sesuai dengan ritme pembelajar menjadi dasar bagi
pengembangan kurikulum di Indonesia.
Teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan
teratur, maka siswa harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan
terlebih dulu secara ketat.Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam
belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakkan
disiplin.Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan
dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau
kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi
hadiah.Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan
belajar.Siswa adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol
belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri siswa
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut siswa
untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk
laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada
keterampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian
keseluruhan.Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga
aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan
penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib
tersebut.
Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar. Evaluasi menekankan
pada respon pasif, keterampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and
pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar.Maksudnya, apabila
siswa menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, maka hal ini
menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.Evaluasi belajar
dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran dan biasanya
dilakukan setelah kegiatan pembelajaran.Teori ini menekankan evaluasi pada
kemampuan siswa secara individual.
Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran sampai saat ini adalah
aliran behavioristik.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-
responsnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respons
atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan
menghilang jikalau dikenai hukuman.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa
hal, seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pembelajar,
media, dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.Pembelajaran yang dirancang dan
berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah objektif,
pasti, tetap, tidak berubah.Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar
merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan
pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pembelajar. Fungsi
mind atau pikiran yaitu untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui
proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan
dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan
tersebut. Pembelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap
pengetahuan yang diajarkan. Artinya, sesuatu yang dipahami oleh pengajar atau guru
itulah yang harus dipahami oleh siswa.
Demikian halnya dalam pembelajaran, siswa dianggap sebagai objek pasif yang
selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari guru. Para guru mengembangkan
kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam
proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para siswa. Begitu juga dalam proses
evaluasi belajar, siswa diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati,
sehingga hal-hal yang bersifat abstrak kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
BAB 111

PENUTUP

A. KESMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan padamakalah ini adalah sebagai
berikut:Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat
dalam perubahan yang terjadi, tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.
Kedua,Teori belajar klasik adalah teori belajar yangdikemukakan hanyalah berupa
pendapat dari pengalamanketika dalam kegiatan belajar berlangsung tanpabereksperimen.
Berdasarkan unsur historisnya bahwateori belajar klasik berkembang sebelum abad ke 20
yangdikenal dengan teori belajar disiplin mental.Teori initanpa dilandasi eksperimen dan
hanya berdasar padafilosofis atau spekulatif.Walaupun berkembang sebelumabad ke-20,
namun teori disiplin mental sampai sekarangmasih ada pengaruhnya, terutama dalam
spelaksanaanpengajaran disekolah-sekolah. Teori ini menganggapbahwa secara psikologi
individu memiliki kekuatan,kemampuan atau potensi-potensi tertentu. Belajar
adalahpengalaman dari kekuatan, kemampuan dan potensi-potensi tersebut.
Ketiga, implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari
tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media, dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia.Gagasan-gagasan seperti yang telah dikemukakan oleh para
pencetus aliran behaviorisme, seperti Thorndike tentang perlunya bantuan guru untuk
menciptakan perilaku siswa, perlunya keterampilan-keterampilan yang dilatihkan, dan
disiplin mental menjadi dasar bagi pengembangan aliran behaviorisme di sekolah.Di
samping itu, gagasan Guthrie tentang perlunya reinforcement dalam pembelajaran sampai
saat ini diakui menjadi sebuah hal yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.
Lebih dari itu, gagasan Skinner tentang perlunya pengaturan pembelajaran oleh guru,
respons aktif dari siswa, adanya feed- back setelah adanya respons dari siswa, dan
kebebasan siswa dalam mempelajari materi sesuai dengan ritme pembelajar menjadi dasar
bagi pengembangan kurikulum di Indonesia.
B. SARAN
Perkembengan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan tuntutan hidup
manusia untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
hari semakin maju dan kompleks. Dunia pendidikan juga dituntut untuk peka terhadap
perubahan dan perkembangan sekecil apa pun dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam konteks ini peran guru tidaklah kecil. Guru sebagai ujung tombak
pelaksana pendidikan terdepan dituntut untuk terus mengembangkan pengetahuan,
kemampuan serta keterampilannya. Oleh karena itu disaran kepada semua yang
berhubungan dengan dunia pendidikan dan khususnya guru dapat membaca dan
memahami Teori-teori pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Winfred f.hill.Theories of learning cetakan lima,bandung:Nusa Media,ujung berung.

http://biologi-lestari.blongspot.co.id/2013/03/teori-teori-belajar-dan-pembelajaran.html?m=1.
Diakses pada tanggal 18 SEPTEMBER 2023.

Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jakrta; 2005,

Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru, PT Raja Gravindo Persada, Jakarta;
2012

Arif Rohman, Memahami Ilmu Pendidikan, CV Aswaja Pressindo, Yogyakarta ; 2013.

http://suciptoardi.wordpress.com/2007/12/04/48/. Di unduh pada tanggal 18 Sempember


2023

Anda mungkin juga menyukai