Anda di halaman 1dari 13

TEORI TEORI BELAJAR

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

MATA KULIAH :
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU :
DR.DIN OLOAN SIHOTANG, S.PD.M.Pd

NAMA : LAITA LASMAIDA TUMANGGOR

NIM : 222459

RUANGAN : St.Clara

PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK


SEKOLAH TINGGI PASTORAL
SANTO BONAVENTURA KEUSKUPAN AGUNG MEDAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul teori belajar kelebihan dan
kelemahan yang dibimbing oleh Bapak Dr. Din Oloan Sihotang S. Pd, M.Pd.
Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai teori belajar kelebihan dan kelemahan.
Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku maupun dari
internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca pada
saat ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak
kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau
kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.

Medan, 25 oktober 2022

Penulis: Laita Lasmaida


BAB I
TEORI-TEORI BELAJAR, KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

1.1     Latar Belakang
Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka mengalami
kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh.  Sebagian psikolog
menghaluskan kesulitan ini dengan istilah :  memperjelas pengertian dan proses belajar.
Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar ini
dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya.
Kapasitas manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia
dari makhluk hidup lainnya. Kajian tentang kapasitas manusia untuk belajar, terutama tentang
bagaimana proses belajar terjadi pada manusia mempunyai sejarah panjang dan telah
menghasilkan beragam teori. Salah satu teori belajar yang terkernal adalah teori belajar
behavioristik (seiring diterjemahkan secara bebas sebagai teori perilaku atau teori tingkah
laku).
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi
prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan
pendidikan. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi
guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan.

1
1. 2      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan teori ?
2.      Apa yang dimaksud dengan belajar ?
3.      Apa yang dimaksud dengan teori belajar ?
4.      Apa macam-macam teori belajar ?

1.3       Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian teori.
2.      Untuk mengetahui pengertian belajar.
3.      Untuk mengetahui pengertian teori belajar.
4.      Untuk mengetahui macam-macam teori belajar.
BAB II

1. TEORI BEHAVIORISME
A. Defenisi Menurut Ahli Teori Behaviorisme :

1)  Edward LeeThorndike
Menurutnya belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah
apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain
yang dapat ditangkap melalui alat indera. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta
didik ketika belajar, juga dapat berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. teori ini
sering disebut teori koneksionisme.

2)        John Watson
John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang
paling dikenal adalah “Psychology  as the Behaviourist view it” (1913). Menurut Watson
dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia
tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson
juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau
ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan-
penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat
Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia
berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.
Kajian tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti Fisika atau Biologi yang
berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.
Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun keduanya harus dapat
diamati dan diukur.

3)        Edwin Guthrie
Guthrie lahir pada 1986 dan meninggal pada 1959. Dia adalah professor psikologi di
university of Washington dari 1914 dan pensiun pada 1956. Karya dasarnya adalah The
Psychology of Learning, yang dipublikasikan pada 1935 dan direvisi pada 1952. Gaya
Tulisanya mudah diikuti, penuh humor, dan banyak menggunakan banyak kisah untuk
menunjukkan contoh ide-idenya. Tidak ada istilah teknis atau persamaan matematika, dan dia
sangat yakin bahwa teorinya atau teori ilmiah apa saja harus dikemukakan dengan cara yang
dapat dipahami oleh mahasiswa baru. Dia sangat menekankan pada aplikasi praktis dari
gagasanya dan dalam hal ini mirip dengan Thorndike dan Skinner. Dia sebenarnya bukan
eksperimentalis meskipun jelas dia punya pandangan dan orientasi dan eksperimental.
Bersama dengan Horton, dia hanya melakukan satu percobaan yang terkait dengan teori
belajarnya, dan kita aakan mendiskusikan percobaan ini. Tetapi dia jelas seorang Behavioris.
Dia bahkan menggangap teoritisi seperti Thorndine, Skinner,Hull,Pavlov dan Watson masih
sangat subyektif dan dengan menerapkan hukum Parsimoni secara hati-hati akan
dimungkinkan untuk menjelaskan semua fenomena belajar dengan menggunakan satu
prinsip. Seperti yang akan kita diskusikan di bawah satu prinsip ini adalah: Hukum asosiasi
aristoteles karena alasan inilah kami menepatkan teori behavioristik Guthrie dalam paradigma
asosiasionistik.
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus
yang disertai suatu gerakan. Hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam
proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah
laku seseorang.

4)         Burrhus Frederic Skinner


Konsep-konsep yang dikemukanan tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh
sebelumnya. Respon yang diterima seseorang tidak sesederhana konsep yang dikemukakan
tokoh sebelumnya, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan
interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang
diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang
nantinya mempengaruhi munculnya perilaku.

B. Ciri-Ciri Teori Behaviorisme


1. Mengutamakan pengaruh lingkungan.
2. Hasil pembelajaran fokus pada terbentuknya perilaku yang diinginkan.
3. Mementingkan pembentukan reaksi atau respon.
4. Bersifat mekanistis atau dilakukan dengan mekanis tertentu, misalnya meminta maaf.
5. Menganggap latihan itu adalah hal yang penting dalam proses pembelajaran.

C. Kelebihan Teori Behaviorisme


 Peserta didik dibiasakan untuk latihan dan praktik yang di dalamnya memuat unsur
kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.
 Mampu mendorong peserta didik untuk berpikir linier dan konvergen.
Memudahkan peserta didik untuk mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran.

D. Kekurangan Teori Behaviorisme


 Membatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasi peserta didik.
 Pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga peserta didik terkesan pasif.
 Berpotensi menimbulkan hukuman verbal dan fisik, seperti memberi hukuman peserta
didik yang melanggar aturan atau bahkan menjewer. Hukuman semacam itu justru
bisa berakibat buruk pada perubahan perilaku peserta didik.
 Timbul kesulitan untuk menjelaskan kondisi belajar yang kompleks karena hanya
beracuan pada stimulus dan respon.

2. TEORI KOGNITIVISME

A. Teori Kognitivisme Menurut Para Ahli:


1)        Teori Gestalt dari Wertheimer
Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan
menggunakan alat yang bernama stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu
alat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu
melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian,
dimulai dari garis yang melintang kemudiangaris yang tegak, dan diperlihatkan secara terus
menerus.

2)        Teori Schemata Piaget


Dalam bidang ilmu psikologi dikenal suatu teori mengenai struktur kognitif. Menurut Piaget
pikiran manusia mempunyi struktur yang disebut dengan skema atau skemata (jamak) yang
sering disebut dengan struktur kognitif. Dengan menggunakan skemata itu seseorang
mengadaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sehingga terbentuk schemata yang baru. 
mereka. Skema berkembang menurut usia.

3)Jean Piaget, teorinya disebut “Cognitive Developmental”.


 Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual
dan fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Dalam teorinya, Piaget memandang
bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju
abstrak. Piaget adalah ahli psikolog developmentat karena penelitiannya mengenai tahap
tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar
individu

B. Ciri-Ciri Teori Kognitivisme

a)Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia


b) Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian
c) Mementingkn peranan kognitif
d) Mementingkan kondisi waktu sekarang
e) Mementingkan pembentukan struktur kognitif

C. Kelebihan Teori Kognitivisme


 menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri; membantu siswa memahami bahan
belajar secara lebih mudah.

D. Kelemahan Teori Kognitivisme


 teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan; sulit di praktikkakhususnya
di tingkat lanjut; beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan
pemahamannya masih belum tuntas.

3.TEORI KONSTRUKTIFISME

A. TEORI KOSNTRUKTIFISME MENURUT PARA AHLI

A. menurut vighosky

1. Membantu memecahkan masalah.


2. Memudahkan dalam melakukan tindakan.
3. Memperluas kemampuan
4. Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya.

Inti dari Teori Belajar Konstruktivisme ini adalah penggunaan alat berfikir seseorang
yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial budayanya. Lingkungan
sosial budaya akan menyebabkan semakin kompleksnya kemampuan yang di miliki
oleh setiap individu.

B. Wertsch 

berpendapat bahwa: Mekanisme hubungan antara pendekatan sosiokultural dan


fungsi-fungsi mental di dasari oleh tema mediasi semiotik. Artinya tanda ataulambang
beserta makna yang terkandung di dalamnya berfungsi sebagai penghubung antara
rasionalitas-sosiokultural (intermental) dengan individu sebagai tempat
berlangsungnyaa proses mental

B. Ciri-Ciri Teori Kontruktivisme

(1) belajar aktif,


(2) bersifat otentik dan situasional,
(3) menarik dan menantang,
(4) pengaitan pengetahuan lama dengan informasi baru,
(5) merefleksikan pengetahuan,
(6) guru dapat memberi bantuan dalam menempuh proses belajar.

C.kelebihan Teori Konstruktivisme

1. Melatih siswa supaya menjadi pribadi yang mandiri dan mampu memecahkan masalah.
2. Menciptakan kreativitas dalam belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman
dan kreatif.
3. Melatih siswa untuk bekerja sama dan terlibat langsung dalam melakukan kegiatan.
4. Menciptakan  pembelajaran yang lebih bermakna dan menumbuhkan kepercayaan diri
pada siswa karena memiliki kebanggaan dapat menemukan sendiri konsep yang sedang
dipelajari dan siswa juga merasa bangga dengan hasil temuannya.
5. Melatih siswa berpikir kritis dan kreatif.

D. Kekurangan Teori Konstruktivisme


1. Sulitnya mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur menggunakan pendekatan
tradisional selama bertahun-tahun.

2. Dalam penerapan teori belajar konstruktivisme, Guru harus memiliki kreativitas dalam
merencakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media. Guru yang malas dan tidak
mau berkembang akan sulit menerapkan teori belajar Konstruktivisme.

3. Siswa dan orang tua memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar
yang baru.

4. TEORI HUMANISTIK

A.Teori Humanistik Menurut Para Ahli


1.Abraham Maslow

Pandangan yang dimiliki terkait manusia tentang herarki tingkatan manusia. Setiap
orang pasti memiliki keinginan sesuai dengan apa yang kita mampu.

Mulai dari memiliki kenyamanan, keamanan, memahami diri sendiri, dan memahami dengan
baik apa potensi yang kita miliki. Semakin baik mengenal diri sendiri maka aktualisasinya
akan semakin cepat dan tujuan jelasa tercapai dengan maksimal.

2.Arthur CombsHumanis

penerapannya dalam pembelajaran ialah setiap anak memiliki kebebasan dalam


belajar.Dalam hal ini seorang guru tidak boleh memaksakan apapun kepada seorang anak.
Siswa belajar sesuai dengan apa yang diinginkan.

B.Ciri-Ciri Teori Humanistik

1. Mementingkan kepentingan manusia

Kepentingan individu merupakan sesuatu yang paling dihargai. Setiap individu akan
mendahulukan kepentingan pribadinya dan kurang memiliki kepedulian dengan lingkungan
sekitar. Hal tersebut sesuai dengan definisi awal bahwa manusia ialah objek yang sangat
penting.

2. Pendekatan befokus pada kepentingan manusia

Hal-hal yang dilakukan selalu berkaitan dengan kebutuhan manusia. Kepentingan tersebut
bekaitan dengan hal-hal lain yang diperioritaskan oleh masing-masing individu.
Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting dan harus didahulukan dari
pada kepentingan lain.

3. Menikmati hidup di masyarakat

Hidup yang telah berjalan harus dinikmati sebaik mungkin agar tidak merasa hidup sia-sia.
Hal ini merupakan kunci utama seseorang yang menganut paham humanis. Tidak ada
paksaan apapun dalam melakukan segala tindakan dan memenuhi keinginan sesuai dengan
kemampuannya.
4. Keterampilan dan kemampuan membangun fisik yang positif

Seorang humanis akan selalu berusaha berfikir positif dan menikmasti hidup. Hal tersebut
akan memberikan dampak yang baik kekuatan fisik, bai langsung atau tidak langsung.
Dampak yang timbul membutuhkan beberapa kali kegiatan agar dapat mencapai keinginan
tertentu serta menguasai keterampilan yang telah ada dalam diri kemudian dikembangkan.

5. Setiap orang diharapkan dapat memahami dirinya sendiri

Setiap orang dituntut memahami diri sendiri agar tidak mendapat paksaan dari pihak
manapun. Paksaan merupakan salah satu hal yang tidak sesuai dengan paham humanis. Tidak
ada saling menyakiti karena kesadaran pentingnya saling menghormati dan memahami diri
sendiri

C. Kelebihan Teori Humanistik

1. Mengedepankan demokratis, partisipatif dialogis, dan humanis


Kelebihan pertama yang dapat diperoleh dari ilmu psikologi humanistis adalah prinsipnya
yang selalu mengedepankan sifat sifat dan aturan yang berakitan dengan demokratis,
partisipasif dialogis, dan humanis sehingga sangat mengesankan menghargai seseorang
dengan baik. Teori humanistik menjadi lebih baik dibandingkan teori belajar kognitif.
Suasana yang saling menghargai
Kelebihan selanjutnya dari teori pembelajaran humanistik adalah dapat membuat suasana jadi
semakin menghargai satu sama lain, Munculnya kebebasan untuk berpendapat tanpa dibatasi,
dan kebebasan mengungkapkan batasan. Dengan begitu maka peserta didik dapat menjadi
lebih kreatif. Ada banyak contoh penerapan psikologi humanistik dalam pembelajaran yang
berhasil dilakukan dalam suasana saling menghargai.
Peran aktif peserta didik
Sebagai teori untuk memberikan pembelajaran yang baik berkaitan dengan kelebihan dan
kekurangan teori humanitis, pendekatan demokratis, humanis seperti yang disebutkan
sebelumnya dapat menjadikan pembelajaran lebih mendapatkan peran aktif dari peserta didik.
Selain peran aktif, antar individu juga dapat hidup bersama meskipun memiliki berbagai
macam pertimbangan masing masing yang memicu perbedaan.
D. Kekurangan Teori Humanistik
1.Pengujian yang tidak mudah
Kekurangan atau kelemahan yang pertama dalam teori belajar humanistik untuk mempelajari
ilmu psikologi adalah pengujiannya yang dirasa tidak mudah atau dapat dikatakan cukup
sulit. Bahkan kerap kali ditemukan kecurangan kecurangan yang menjadi sebuah tradisi.
2. Beberapa konsepnya masih buram dan subjektif
Hal lainnya yang juga menjadi salah satu kekurangan dari teori humanistik dalam
pembelajaran ilmu psikologis adalah adanya beberapa konsep yang masih dikatakan buram
dan subjektif karena guru tidak dapat memberikan informasi yang jelas. Konsep yang masih
buram tersebut dapat menjadi penghambat pembelajaran.

3. Kreatifitas yang sering disalahgunakan


Kelemahan lain dari teori humanistik atau kreatifitas yang semakin bebas dan tanpa batas,
kerap kali sering disalahgunakan untuk tujuan yang tidak sesuai dengan arah pendidikan. 
Kondisi ini terjadi ketika ada individu yang tidak bertanggung jawab ditengah tengah
kelompok.
BAB III
KAJIAN TEORI BELAJAR TERHADAP PEMBELAJARAN DI ABAD 21

1. TEORI BEHAVIORISME TERHADAP ABAD 21


Pada saat ini kita hidup dalam zaman modern dimana semua sudah canggih, dan banyak
sekali perubahan atau pergeseran (modifikasi) kebentuk yang lebih baik, termasuk teori
belajar dan mengajar. Pada dunia pendidikan telah dikembangkan banyak jenis teori belajar
yang dianggap sesuai untuk diterapkan saat proses belajar mengajar. Namun seiring
berkembangnya zaman,banyak ahli atau pakar yang mulai meneliti teori tersebut sehingga
timbul sudut pandang yang berbeda dan dapat mengalami pergeseran. Teori pembelajaran
behaviorisme adalah teori yang paling tua yang berkembang pada abad ke-19. Pada zaman
sekarang,mungkin sebagian sudah menganggap materi ini kolot atau tidak lagi menarik,
namun teori ini masih berkembang dan banyak ditemui di Indonesia. Contoh penerapan teori
behaviorisme pada masa kini adalah : a) Memberi sanksi/hukuman saat siswa datang
terlambat kesekolah. b) Peserta didik di hukum menghormat tiang bendera saat tidak
mengerjakan pekerjaan rumah nya. c) Memberi anak hadiah atau pujian saat anak memiliki
prestasi.

2. TEORI KOGNITIVISME TERHADAP ABAD 21


Teori Kognitivisme terhadap pembelajaran di abad ke-21 Teori kognitif dimulai
ketika teori behaviorisme mengalami pergeseran. Teori ini dianggap lebih baik dari
behaviorisme karena lebih menekankan pada proses atau bagaimana anak mengeluarkan ide
atau pendapat mereka tanpa meremehkan factor eksternal (lingkungan) sehingga pengetahuan
itu bersifat non-objektif,temporer,serta selalu berubah. Pada zaman saat ini sangat banyak
ditemui tenaga pendidik menerapkan teori tersebut. Anak lebih banyak diajak untuk
melakukan eksperimen atau percobaan-percobaan agar belajar tersebut lebih nyata dan dapat
dipahami secara mudah. Anak tidak hanya belajar menghapal namun melakukan atau praktek
langsung. Contoh penerapan teori kognitivisme pada masa kini adalah : a) Cara membuat
bunga dari kertas, plastik atau sedotan. b) Praktek langsung dalam lab saat pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. c) Saat sekolah kejuruan, langsung turun kelapangan melakukan
pelajaran sesuai jurusan mereka masing-masing. d) Cara membuat dan membaca
puisi,cerita,dongeng saat pelajaran bahasa Indonesia.

3. TEORI KOSNTRUKTIVISME TERHADAP ABAD 21


Teori Konstruktivisme terhadap pembelajaran abad ke-21 Kontruktivisme sudah
dipakai sejak zaman dahulu dan dikenalkan pada Indonesia sekitar tahun 1986. Dan
dikenalkan oleh Dr. Leo Sutrisno. Dalam tradisi konstruktivisme, kurikulum disusun dari
bawah dari kalangan pemakai hasil pendidikan. Yang terdiri dari orang tua, peserta didik
serta masyarakat pemakai hasil pendidikan. Zaman sekarang, Presiden Joko Widodo, materi
ajar mesti didasarkan pengetahuan yang akan dipakai dimasa depan bukan
pengetahuan,karena pengetahuan yang akan dipelajari disusun dari calon pemakai maka
pedagogi tidak lagi berbentuk instruksi dari guru ke siswa. Tetapi guru dan siswa
bersamasama mencari pengetahuan yang terbaik. Pengetahuan yang terbaik adalah
pengetahuan yang bermanfaat paling banyak,paling banyak dipakai dan paling masuk akal.
Terutama pada zaman ini yang dimana dilanda Covid-19 maka sangat diperlukan teori belajar
kontrukstivisme yang membuat siswa dan guru berpikir lebih ktritis dan kreatif untuk tetap
menjalankan proses belajar mengajar dengan baik. Siswa diajak lebih beradaptasi dengan
lingkungan dan sekitarnya, dan ditekankan menciptakan atau membangun suasana belajar
baru meski harus melalui daring atau via zoom. Contoh penerapan teori konstuktivisme pada
masa kini: a) Peserta didik ditugaskan membuat sebuah video pembelajaran. b) Peserta didik
ditugaskan mekisan/gambar sesuai tema covid. c) Peserta didik ditekankan bisa
menggunakan teknologi dengan baik. d) Peserta didik diharapkan mampu mempergunakan
aplikasi yang dapat membantu proses pembelajaran.

4. TEORI HUMANISME TERHADAP ABAD 21


sangat dibutuhkan karena diteori inilah anak dianggap sebagai subjek bebas yang
memiliki hak dan kewajibannya Teori Humanisme terhadap pembelajaran abad ke-21 Pada
zaman sekarang teori belajar humanistik masing-masing. Teori ini menyatakan bahwa
manusia berhak mengenali dirinya sendiri sebagai langkah untuk belajar, sehingga anak
mampu mencapai yang dinamakan aktualisasi diri. Saat ini guru lebih berusaha mengenal
psikologi anak didiknya agar dapat tuk bisa menghargai dirinya sendiri dan bisa
mengapresiasikan apa yang dia tau dan mengerti tanpa harus di kekang atau dipaksa. Jika
dalam proses belajar anak tidak diberikan kebebasan maka ia akan terpuruk atau bahkan
melawan. Dan jika terlalu diberikan kebebasan juga anak bisa saja jadi seenaknya atau
sesukanya. Maka tetap dibutuhkan aturan atau batasan untuk mengontrol kebebasan tersebut
agar tidak menjadi kebebasan yang salah . Contoh penerapan humanistik pada masa kini: a)
Belajar ditaman kanak-kanak. b) Bebas menciptakan puisi atau karangan dengan beberapa
aturan. c) Dalam kuliah, bebas memilih judul skripsi. d) Bebas bertanya,jika belum
paham/mengerti.

 KESIMPULAN
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan peserta didik, perancangan metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Namun teori belajar ini tidak-lah
semudah yang dikira, dalam prosesnya teori belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana
yang dapat menunjang, seperti : lingkungan peserta didik, kondisi psikologi peserta didik,
perbedaan tingkat kecerdasan peserta didik. Semua unsur ini dapat dijadikan bahan acuan
untuk menciptakan suatu model teori belajar yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku
dengan kurikulum yang ada asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan
pendidikan.

 SARAN UNTUK PEMBACA DAN GURU


Perkembengan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan tuntutan hidup
manusia untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari
semakin maju dan kompleks. Dunia pendidikan juga dituntut untuk peka terhadap perubahan
dan perkembangan sekecil apa pun dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
konteks ini peran guru tidaklah kecil. Guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan
terdepan dituntut untuk terus mengembangkan pengetahuan, kemampuan serta
keterampilannya. Oleh karena itu disaran kepada semua yang berhubungan dengan dunia
pendidikan dan khususnya guru dapat membaca dan memahami Teori-teori pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, pendidikan & psikologi perkembangan, Jogjakarta: ar-ruzz media, 2010.


Chaplin, J. P. (1981). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono Trans.). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. (Original work published 1968).
Denim, Sudarwan, Khairil, psikologi pendidikan, bandung: alfabeta, 2011.
Dimyati,Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. New York: Holt, Rinehart, and
Winston.
Grage, N. L. & Berliner David, C. 1984. Educational Psychology 3rd Ed. Boston, Houghton
Mifflin Company.
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Teori%20belajar%20dan%20pembelajaran%20(5).pdf
https://pgsd.binus.ac.id/2018/11/23/teori-belajar-abad-21-behaviorisme-vs-kognitivisme/
https://www.kompasiana.com/sendiwijaya3475/613b4a7c0101907ce14e3732/masih-relevankah-
behaviorisme-dalam-dunia-pendidikan-abad-21

Anda mungkin juga menyukai