MATA KULIAH :
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU :
DR.DIN OLOAN SIHOTANG, S.PD.M.Pd
NIM : 222459
RUANGAN : St.Clara
Puji syukur kehadirat Tuhan yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul teori belajar kelebihan dan
kelemahan yang dibimbing oleh Bapak Dr. Din Oloan Sihotang S. Pd, M.Pd.
Makalah yang ditulis penulis ini berbicara mengenai teori belajar kelebihan dan kelemahan.
Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku maupun dari
internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca pada
saat ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih banyak
kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau
kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.
1.1 Latar Belakang
Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka mengalami
kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Sebagian psikolog
menghaluskan kesulitan ini dengan istilah : memperjelas pengertian dan proses belajar.
Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar ini
dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya.
Kapasitas manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia
dari makhluk hidup lainnya. Kajian tentang kapasitas manusia untuk belajar, terutama tentang
bagaimana proses belajar terjadi pada manusia mempunyai sejarah panjang dan telah
menghasilkan beragam teori. Salah satu teori belajar yang terkernal adalah teori belajar
behavioristik (seiring diterjemahkan secara bebas sebagai teori perilaku atau teori tingkah
laku).
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi
prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan
pendidikan. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi
guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan.
1
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan teori ?
2. Apa yang dimaksud dengan belajar ?
3. Apa yang dimaksud dengan teori belajar ?
4. Apa macam-macam teori belajar ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian teori.
2. Untuk mengetahui pengertian belajar.
3. Untuk mengetahui pengertian teori belajar.
4. Untuk mengetahui macam-macam teori belajar.
BAB II
1. TEORI BEHAVIORISME
A. Defenisi Menurut Ahli Teori Behaviorisme :
1) Edward LeeThorndike
Menurutnya belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah
apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain
yang dapat ditangkap melalui alat indera. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta
didik ketika belajar, juga dapat berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. teori ini
sering disebut teori koneksionisme.
2) John Watson
John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang
paling dikenal adalah “Psychology as the Behaviourist view it” (1913). Menurut Watson
dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia
tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson
juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau
ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan-
penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat
Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia
berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.
Kajian tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti Fisika atau Biologi yang
berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.
Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun keduanya harus dapat
diamati dan diukur.
3) Edwin Guthrie
Guthrie lahir pada 1986 dan meninggal pada 1959. Dia adalah professor psikologi di
university of Washington dari 1914 dan pensiun pada 1956. Karya dasarnya adalah The
Psychology of Learning, yang dipublikasikan pada 1935 dan direvisi pada 1952. Gaya
Tulisanya mudah diikuti, penuh humor, dan banyak menggunakan banyak kisah untuk
menunjukkan contoh ide-idenya. Tidak ada istilah teknis atau persamaan matematika, dan dia
sangat yakin bahwa teorinya atau teori ilmiah apa saja harus dikemukakan dengan cara yang
dapat dipahami oleh mahasiswa baru. Dia sangat menekankan pada aplikasi praktis dari
gagasanya dan dalam hal ini mirip dengan Thorndike dan Skinner. Dia sebenarnya bukan
eksperimentalis meskipun jelas dia punya pandangan dan orientasi dan eksperimental.
Bersama dengan Horton, dia hanya melakukan satu percobaan yang terkait dengan teori
belajarnya, dan kita aakan mendiskusikan percobaan ini. Tetapi dia jelas seorang Behavioris.
Dia bahkan menggangap teoritisi seperti Thorndine, Skinner,Hull,Pavlov dan Watson masih
sangat subyektif dan dengan menerapkan hukum Parsimoni secara hati-hati akan
dimungkinkan untuk menjelaskan semua fenomena belajar dengan menggunakan satu
prinsip. Seperti yang akan kita diskusikan di bawah satu prinsip ini adalah: Hukum asosiasi
aristoteles karena alasan inilah kami menepatkan teori behavioristik Guthrie dalam paradigma
asosiasionistik.
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus
yang disertai suatu gerakan. Hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam
proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah
laku seseorang.
2. TEORI KOGNITIVISME
3.TEORI KONSTRUKTIFISME
A. menurut vighosky
Inti dari Teori Belajar Konstruktivisme ini adalah penggunaan alat berfikir seseorang
yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial budayanya. Lingkungan
sosial budaya akan menyebabkan semakin kompleksnya kemampuan yang di miliki
oleh setiap individu.
B. Wertsch
1. Melatih siswa supaya menjadi pribadi yang mandiri dan mampu memecahkan masalah.
2. Menciptakan kreativitas dalam belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman
dan kreatif.
3. Melatih siswa untuk bekerja sama dan terlibat langsung dalam melakukan kegiatan.
4. Menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan menumbuhkan kepercayaan diri
pada siswa karena memiliki kebanggaan dapat menemukan sendiri konsep yang sedang
dipelajari dan siswa juga merasa bangga dengan hasil temuannya.
5. Melatih siswa berpikir kritis dan kreatif.
2. Dalam penerapan teori belajar konstruktivisme, Guru harus memiliki kreativitas dalam
merencakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media. Guru yang malas dan tidak
mau berkembang akan sulit menerapkan teori belajar Konstruktivisme.
3. Siswa dan orang tua memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar
yang baru.
4. TEORI HUMANISTIK
Pandangan yang dimiliki terkait manusia tentang herarki tingkatan manusia. Setiap
orang pasti memiliki keinginan sesuai dengan apa yang kita mampu.
Mulai dari memiliki kenyamanan, keamanan, memahami diri sendiri, dan memahami dengan
baik apa potensi yang kita miliki. Semakin baik mengenal diri sendiri maka aktualisasinya
akan semakin cepat dan tujuan jelasa tercapai dengan maksimal.
2.Arthur CombsHumanis
Kepentingan individu merupakan sesuatu yang paling dihargai. Setiap individu akan
mendahulukan kepentingan pribadinya dan kurang memiliki kepedulian dengan lingkungan
sekitar. Hal tersebut sesuai dengan definisi awal bahwa manusia ialah objek yang sangat
penting.
Hal-hal yang dilakukan selalu berkaitan dengan kebutuhan manusia. Kepentingan tersebut
bekaitan dengan hal-hal lain yang diperioritaskan oleh masing-masing individu.
Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting dan harus didahulukan dari
pada kepentingan lain.
Hidup yang telah berjalan harus dinikmati sebaik mungkin agar tidak merasa hidup sia-sia.
Hal ini merupakan kunci utama seseorang yang menganut paham humanis. Tidak ada
paksaan apapun dalam melakukan segala tindakan dan memenuhi keinginan sesuai dengan
kemampuannya.
4. Keterampilan dan kemampuan membangun fisik yang positif
Seorang humanis akan selalu berusaha berfikir positif dan menikmasti hidup. Hal tersebut
akan memberikan dampak yang baik kekuatan fisik, bai langsung atau tidak langsung.
Dampak yang timbul membutuhkan beberapa kali kegiatan agar dapat mencapai keinginan
tertentu serta menguasai keterampilan yang telah ada dalam diri kemudian dikembangkan.
Setiap orang dituntut memahami diri sendiri agar tidak mendapat paksaan dari pihak
manapun. Paksaan merupakan salah satu hal yang tidak sesuai dengan paham humanis. Tidak
ada saling menyakiti karena kesadaran pentingnya saling menghormati dan memahami diri
sendiri
KESIMPULAN
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan peserta didik, perancangan metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Namun teori belajar ini tidak-lah
semudah yang dikira, dalam prosesnya teori belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana
yang dapat menunjang, seperti : lingkungan peserta didik, kondisi psikologi peserta didik,
perbedaan tingkat kecerdasan peserta didik. Semua unsur ini dapat dijadikan bahan acuan
untuk menciptakan suatu model teori belajar yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku
dengan kurikulum yang ada asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan
pendidikan.