Anda di halaman 1dari 6

HANDOUT 3

Nama Anggota :
1. Cut Eka Mutia (210203075)
2. Kana Radhiah (210203065)
3. Lady Humaira (210203120)
4. Muhammad Hilal Yafi (210203104)
5. Sakila Dwi Febrianty (210203116)
6. Syifa Ulrahmi (210203083)
7. Raudhatul Jannah (210203032)
8. Uswatul Husna (210203004)
9. Putri Risky Handayani (210203053)

A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR


Menurut Wheeler mengatakan bahwa teori adalah suatu prinsip atau rangkaian
prinsip yang menerangkan sejumlah hubungan antara fakta dan meramalkan hasil-
hasil baru berdasarkan fakta-fakta tersebut. Sedangkan teori belajar sebagai prinsip
yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta atau
penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar.
Menurut Kelinger dalam Sugiyono dan Hariyanto, teori merupakan sebuah
konsep atau definisi menggambarkan sekaligus menjelaskan sesuatu dari sudut
pandang tertentu terhadap sebuah fenomena secara sistematis dengan cara
menghubungkan berbagai variabel yang ada di dalamnya. Berbeda dengan
pendapat tersebut, Sugiyono dan Hariyanto sendiri menjelaskan bahwa teori
merupakan sebuah penjelasan tentang hubungan antara dua atau lebih konsep
dalam bentuk hukum-hukum, gagasan, prinsipprinsip, atau tentang teknik-teknik
tertentu. Atas dasar pengertian tersebut, pada dasarnya teori merupakan sebuah
konsep dasar atas suatu kejadian, aktivitas, atau sebagainya yang Sudah teruji Dan
dibuktikkan secara empiris dan dipertangguang jawabkan.
Teori belajar penting diketahui oleh para pendidik dan calon pendidik. Hal ini
disebabkan, pemahaman guru terhadap sebuah teori belajar akan mempermudah
seorang guru dalam menerapkannya dalam proses pembelajaran. Menurut Winfred
F. Hill, terdapat tiga fungsi utama dari teori belajar, sebagai berikut:
1. Teori belajar berfungsi sebagai petunjuk dan sumber-sumber stimulasi bagi
penelitian dan pemikiran ilmiah lebih lanjut.
2. Teori belajar merupakan simplifikasi atau garis-garis besar pengetahuan
mengenai hukum-hukum dan proses belajar.
3. Teori belajar menjelaskan secara konsep dasar apa itu belajar dan mengapa
proses belajar dan pembelajaran dapat berlangsung.

B. TEORI-TEORI BELAJAR

1. TEORI BEHAVIORISME (J.B. WATSON)


J.B. Watson mengemukakan dua prinsip dasar dalam pembelajaran, yaitu
prinsip kekerapan dan kebaruan.
a. Prinsip kekerapaan menyatakan bahwa semakin kerap individu
bertindak balas terhadap suatu rangsangan, akan lebih besar
kemungkinan individu memberikan tindak balas yang sama terhadap
rangsangan itu.
b. Prinsip kebaruan menyatakan bahwa apabila individu membuat tindak
balas yang baru terhadap rangsangan, apabila kelak muncul lagi
rangsangan, besar kemungkinan individu tersebut akan bertindak balas
dengan cara yang serupa terhadap rangsangan itu.

Teori Watson ini disebut pula teori classical conditioning yang


dipelopori oleh Pavlov, seorang ahli psikologi-refleksologi dari Rusia.
Pavlov mengawali teori ini dengan mengadakana percobaan terhadap
anjing. Berdasarkan hasil percobaanya itu, Pavlov mendapatkan
kesimpulan bahwa gerakan-gerakan refleks dapat dipelajari dan dapat
berubah karena mendapat latihan. Kemudian, gerak refleks tersebut
dibedakan menjadi dua, yaitu refleks wajar (unconditioned reflex) dan
refleksi bersyarat atau refleksi yang dipelajari (conditioned reflex).

Menurut teori ini, belajar adalah proses perubahan yang terjadi karena
adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi
(respons). Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku
manusia adalah hasil conditioning, yakni hasil dari latihan-latihan atau
Kebiasaan-kebiasaan bereaksi terhadap syarat-syarat atau perangsang-
perangsang tertentu yang dialaminya di dalam kehidupannya.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya,


mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon
atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Berdasarkan teori ini pebelajar dianggap sebagai objek pasif yang selalu
membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu,
para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan
menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang
harus dicapai oleh para pebelajar. Begitu juga dalam proses evaluasi
belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat
diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau
dalam proses evaluasi. Jadi implikasi dari teori belajar ini dirasakan
kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk
berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya
sendiri.

2. TEORI KOGNITIF (JEAN PIAGET)


Menurut piaget, proses belajar sebenarnya terjadi dari tiga tahapan yaitu,
asimilasi, akomodasi, dan ekuilibirasi (penyeimbang). Piaget berpendapat
bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif
yang dilalui siswa. Tahapan tersebut dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap
sensori motor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap
operasional formal.

Piaget juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif siswa melalui suatu


proses asimilasi dan akomodasi. Di dalam pikiran seseorang, sudah terdapat
struktur kognitif atau kerangka kognitif yang disebut skema. Setiap orang akan
selalu berusaha untuk mencari suatu keseimbangan, kesesuaian, atau
ekuilibrium antara apa yang baru dialami (pengalaman barunya) dan apa yang
ada pada struktur kognitifnya.

Piaget juga mengemukakan bahwa selain disebabkan proses asimilasi dan


akomodasi diatas, perkembangan kognitif seorang anak juga dipengaruhi oleh
kematangan dari otak sistem saraf anak, interaksi anak dengan objek-objek
disekitarnya (pengalaman fisik), kegiatan mental anak dalam menghubungkan
kerangka kognitifnya (pengalaman fisik), kegiatan mental anak dalam
mnghubungkan pengalamannya dengan kerangka kognitifnya (pengalaman
logicomathematics), dan interaksi anak dengan orang-orang disekitarnya.

Konsekuensinya proses pembelajaran harus lebih memberi ruang yang luas


agar siswa mengembangkan kualitas intelektualnya. Secara umum proses
pembelajaran harus didasarkan atas asumsi umum:
1. Proses pembelajaran adalah suatu realitas sistem.
2. Proses pembelajaran adalah realitas kultural.
3. Pengembangan materi harus benar-benar dilakukan secara kontekstual
dan relevan dengan realitas kehidupan peserta didik.
4. Metode pembelajaran tidak dilakuka secara monoton, metode yang
bervariasi merupakan tuntutan mutlak dalam proses pembelajaran.
5. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan.
6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal.
7. Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual siswa, faktor
ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

3. TEORI HUMANISTIK
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar
humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat,
teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar.
Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses
belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-
konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta
tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain,
teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling
ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya,
seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.

Teori Humanistik Menurut Arthur Combs Jika membahas mengenai teori


humanistik ini, maka salah satu tokoh terkenal yang paling sering disebut-sebut
yakni Arthur Combs. Beliau adalah seorang psikolog sekaligus pengajar yang
berasal dari Ohio, Amerika Serikat. Menurut pendapat Combs, belajar bukan
hanya tentang bagaimana menghapal materi namun lebih dari itu belajar adalah
bagaimana seseorang bebas mencari cara mereka sendiri dan bisa dilakukan
lewat mana saja.
Teori Humanistik Menurut Abraham Maslow Tokoh lain yang juga
membahas mengenai teori ini adalah Abraham Maslow. Menurutnya proses
belajar adalah hal yang penting dan perlu dilalui semua murid, sebab dalam
proses inilah seseorang mampu mengenali dirinya sendiri dan mencapai
aktualisasi diri. Oleh karena itu proses belajar merupakan momen penting yang
sebaiknya dilakukan oleh murid itu sendiri supaya bisa memahami dirinya
sendiri.
Teori Humanistik Menurut Carl Rogers Carl Rogers juga ikut menyatakan
pendapat mengenai teori belajar humanistik. Rogers menyatakan bahwa proses
belajar membutuhkan sebuah sikap saling menghargai dan memahami antara
murid dan gurunya. Tanpa adanya prasangka dari kedua belah pihak, dengan
begitu proses belajar akan berjalan dengan baik.

C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TEORI-TEORI BELAJAR

1. Teori Behavioristik
1) Keunggulan
 Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar
mengajar.
 Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri,
tetapi ketika murid kesulitan baru bertanya kepada guru.
 Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan
stimulus lainnya hingga mendapatkan apa yang diterima oleh murid
(respon).
 Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan
kemampuan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas,
dan daya tahan.
 Teori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata
lain, perilaku yang berdampak baik bagi murid diberi perhatian lebih
dan perilaku yang kurang sesuai dengan murid perhatiannya
dikurangi.

2) Kelemahan
 Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik.
 Guru diharuskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk
yang sudah siap.
 Murid cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen,
tidak kreatif, dan memposisikan murid sebagai murid pasif.
 Dalam proses belajar mengajar, murid hanya bisa mendengar dan
menghafal yang didengarkan.
 Murid membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung
pada guru.

2. Teori kognitif
1) Keunggulan
 Memudahkan siswa untuk memahami materi belajar
 Sisawa menjadi mandiri dan lebih kreatif

2) Kelemahan
 Teori yang belum bisa digunakan pada semua tingkat Pendidikan
 Pada Pendidikan tingkat lanjut, teori ini susah untuk diterapkan

3. Teori Humanistik
1) Keunggulan
 Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini
adalah murid merasa senang dalam belajar dan terjadi perubahan
terhadap tingkah laku dan pola pikir bukan karena paksaan atau
keinginan sendiri.
 Jika proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan
kepribadian, perubahan tingkah laku, dan hati nurani maka teori
belajar humanistik sangat sesuai.
 Dengan teori ini, murid diharapkan menjadi manusia yang bisa
mengatur dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang tidak terikat
oleh pendapat orang lain tanpa harus merugikan atau mengambil
hak-hak orang lain.

2) Kelemahan
Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada murid.
Maksudnya, murid yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya maka
murid itu akan tertinggal dalam proses belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai