Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu:

Nidawati,S.Ag.,M.A

Oleh

KELOMPOK 2

Liza Rizqiah (210203074)

Nurrayyan Azhar (210203066)

Muhammad Syakir (210203067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) AR-RANIRY

BANDA ACEH

2022
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan iman dan taqwa kepada penulis sehingga
makalah mata kuliah wajib Manajemen Pemdidikan dapat penulis selesaikan dengan baik.
Shawalat dan salam penulis persembahkan kepangkuan nabi Muhammad Saw. Yang telah
membawa manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.

Penulisan makalah ini bertujuan mendeskripsikan fungsi-fungsi manajemen


pendidikan. Makalah yang telah disusun ini merupakan bahan dan sumber belajar dalam
mengikuti mata kuliah wajib Manajemen Pendidikan. Makalah ini dapat terselesaikan, tentu
dengan banyak nya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang perlu diberikan ucapan
terima kasih.

Penulis juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada ibu Nidawati,S.Ag.,M.A selaku
dosen pengampu pada mata kuliah wajib Manajemen Pendidikan. Banyak yang ingin
diungkapkan dalam penulisan makalah ini berkaitan dengan materi Manajemen Pendidikan.
Penulisan makalah ini mengalami banyak tahapan yang harus dilakukan dalam upaya
kesempurnaan dalam penulisan makalah.

Penulis menyelesaikan makalah ini dengan sebaik dan sesempurna mungkin agar dapat
dijadikan acuan sebagai bahan perkuliahan pada mata kuliah Manajemen Pendidikan.
Bilamana makalah ini dibaca oleh berbagai pihak, ternyata di temukan kekurangan dan
ketidaksesuaian degan keilmuan Manajemen Pendidikan. Sudi kiranya memberikan kritikan
dan masukan untuk perbaikan dan revisi pada makalah ini.

Banda Aceh,6 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3

BAB I ................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN................................................................................................................ 4

LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 4

RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 4

TUJUAN PENULISAN ................................................................................................... 4

BAB II.................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN .................................................................................................................. 5

KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN ...................................................................... 5

Pngertian Manajemen Pendidikan ................................................................................. 5

B. Fungsi Manajemen Pendidikan .................................................................................. 7

1. Perencanaan (planning) ............................................................................................... 8

2. Pengorganisasian (organizing) .................................................................................. 11

3. Pelaksanaan/Penggerakkan (actuating) .................................................................... 12

4. Pengawasan (controlling) .......................................................................................... 12

BAB III .............................................................................................................................. 15

PENUTUP ......................................................................................................................... 15

Kesimpulan .................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan di Indonesia menganut konsep Pendidikan seumur hidup. Oleh sebab itu
Pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah, keluarga dan masyarakat. Agar tujuan
Pendidikan nasional dapat terwujud, maka Pendidikan itu sendiri membutuhkan
pengelolaan secara baik. Pengelolaan Pendidikan baik oleh pemerintah dan swasta untuk
jalur Pendidikan sekolah maupun luar sekolah pada tiap jenis dan jenjang Pendidikan
sangat diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan nasional.
Untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tinggi, maka
diperlukan pendidikan yang bermutu, berperadaban, efektif dan efisien. Karena SDM yang
bermutu hanyalah dapat dibentuk, dikembangkan segala potensi dan kemampuannya
melalui pendidikan dalam arti yang seluas luasnya.
Manajemen Pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan yang amat
penting dalam mewujudkan sisitem Pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan.
Manajemen sistem Pendidikan amat penting karena proses penataan sumber daya
Pendidikan (pengelolaan tenaga kependidikan, kurikulum dan pembelajaran, keuangan,
sarana dan prasarana Pendidikan, serta keterlibatan secara terpadu dan simultan antara
pemerintah, sekolah dan masyarakat) perlu dimenej secara professional.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen Pendidikan?


2. Apa saja fungsi-fungsi manajemen Pendidikan?
3. Apa yang dimaksud dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam Pendidikan?
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen Pendidikan


2. Untuk memahami lebih dalam tentang fungsi-fungsi Pendidikan
3. Untuk mengetahui pengertian serta contoh perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dalam Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan suatu dimensi pembangunan. Proses Pendidikan terkait dengan


proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan di bidang ekonomi,
saling menunjang satu sama lainnya dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional

Proses Pendidikan berkenaan dengan segala upaya untuk mengembangkan mutu sumber
daya manusia yang bermutu itu pada hakikatnya telah dijabarkan dan dirumuskan secara jelas
dalam rumusan tujuan pemdidikan dan tujuan Pendidikan itu sendiri searah dengan tujuan
pembangunan secara keseluruhan.

1. Pengertian Manajemen Pendidikan


Istilah manajemen mengacu kepada proses pelaksanaan aktivitas yang diselesaikan secara
efesien dengan dan melalui pendayagunaan orang lain. Siagian (1978) menyebutkan
manajemen adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam
rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan–kegiatan orang lain. Sedangkan Hersey dan
Blanchard (1988:144) menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu proses bagaimana
pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses kontinu
yang bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan maupan bersama orang lain dalam
mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara
produktif, efektif, dan efesien.

Selanjutnya definisi tentang pendidikan banyak dikemukakan oleh para ahli dalam rumusan
yang beraneka ragam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 232).
Sementara Ahmad D. marimba memberikan definisi, “Pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.”(Marimba, 1980: 19).

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pengertian manajemen dan pendidikan di atas, maka manajemen pendidikan bisa di
artikan sebagai suatu proses yang mengandung fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam
penyelenggaraan pendidikan sehingga pendidikan itu dapat berjalan secara efektif dan efesien
menghasilkan peserta didik yang mempunyai pengetahuan, kepribadian dan keterampilan
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu lapangan dari studi dan praktik yang
terkait dengan organisasi pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen
dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efesien
untuk mencapai tujuan secara efektif. Mengadaptasi pengertian manajemen dari para ahli dapat
dikemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.

Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori memberikan pengertian


manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan
sebagai “keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan
materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien”.

Sedangkan Hadari Nawawi mengemukakan bahwa “Administrasi pendidikan sebagai


rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang
untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan
tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Secara esensial dapat ditarik benang
merah tentang pengertian manajemen pendidikan:
a. Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan

b. Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya

c. Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu

B. Fungsi Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan
khususnya dengan pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hubungan ini, terdapat beberapa
fungsi manajemen pendidikan. Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H. Siagian
(1977) mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli, sebagai berikut:

Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :

1. Planning (perencanaan);

2. Organizing (pengorganisasian);

3. Actuating (pelaksanaan); dan

4. Controlling (pengawasan).

Henry Fayol terdapat lima fungsi manajemen, meliputi :

1. Planning (perencanaan);

2. Organizing (pengorganisasian);

3. Commanding (pengaturan);

4. Coordinating (pengkoordinasian); dan

5. Controlling (pengawasan).

Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup:

1. Planning (perencanaan);

2. Organizing (pengorganisasian);

3. Staffing (penentuan staf);

4. Directing (pengarahan); dan

5. Controlling (pengawasan).
L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu:

1. Planning (perencanaan);

2. Organizing (pengorganisasian);

3. Staffing (penentuan staf);

4. Directing (pengarahan);

5. Coordinating (pengkoordinasian);

6. Reporting (pelaporan); dan

7. Budgeting (penganggaran).

Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan
dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan,
dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai
beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E.
Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which
manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish
these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “ Perencanaan
(planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,
kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”

Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan,
sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:

A. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan


lingkungan;
B. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
C. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
D. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
E. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
F. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
G. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
H. Menghemat waktu, usaha dan dana.

Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok
dalam perencanaan, yaitu :

1) Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) menggunakan


kata-kata yang sederhana, 2) mempunyai sifat fleksibel, 3)mempunyai sifat stabilitas,
4) ada dalam perimbangan sumber daya, dan 5)meliputi semua tindakan yang
diperlukan.
2) Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia,
sumber daya alam, dan sumber daya modal.
3) Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.

Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat tahap dalam
perencanaan, yaitu :

a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;

b. Merumuskan keadaan saat ini;

c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan;

d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan
bahwa atas dasar luasnya cakupan masalah serta jangkauan yang terkandung dalam suatu
perencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : 1) rencana global
yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang, 2) rencana strategis
merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yang
mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang, dan 3) rencana operasional
yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek guna menopang
pencapaian tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun perencanaan
strategis.
Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan
lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi
yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan
lingkungan eksternal lainnya.

Pada bagian lain lagi, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-
langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:

a. Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan
tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak.
Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat
mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam
produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.

b. Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan


perusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi
sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang
tersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan
kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam
pencapaian tujuan di masa yang akan datang.

c. Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam
apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu,
perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para penyedia, pasar
organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana
kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan.

Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks


bisnis, namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam
konteks pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di
Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal,
sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin sustanabilitas
pendidikan itu sendiri.
2. Pengorganisasian (organizing)

Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry


(1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-
hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama
secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu,
dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.

Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the


act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people
and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”. Dari
kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan
upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi
pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa
setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.

Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan


beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah : (a) organisasi harus profesional, yaitu
dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan; (b) pengelompokan satuan
kerja harus menggambarkan pembagian kerja; (c) organisasi harus mengatur pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab; (d) organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol; (e)
organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan (f) organisasi harus fleksibel dan
seimbang.

Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam
proses pengorganisasian, yaitu : (a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan organisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-
kegiatan yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan (c) pengadaan dan pengembangan
suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonis.
3. Pelaksanaan/Penggerakkan (actuating)

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi


manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating
justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi.

Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan
usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan
dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan
tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawabnya.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa
seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan
mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
(3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau
mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5)
hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya


dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan
tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual
operation are consistent with plans”.

Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko


(1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses
pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.”

Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk


mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah
tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan
bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan


memiliki lima tahapan, yaitu:

a. Penetapan standar pelaksanaan; Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;

b. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;

c. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-


penyimpangan; dan

d. Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil
kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan planning, organizing, staffing,
coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Namun
demikian dalam operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu fungsi manajemen pada
tingkat/level makro/masso seperti departemen dan dinas dengan melakukan fungsi manajemen
secara umum dan pada level institusi pendidikan mikro yaitu sekolah yang lebih menekankan
pada fungsi planning, organizing, motivating, innovating, controlling.

Demikian juga yang terdapat dalam buku Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen
Pendidikan oleh Husnul Yaqin disebutkan paling tidak ada lima unsur pentng yang harus ada
dalam manajemen pendidikan yang kita coba lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang
meliputi:

1) Planning (perencanaan)
2) Organizing (pengorganisasian)

3) Actuating (penggerakan)

4) Communication (komunikasi)

5) Controlling (pengawasan)

Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu
dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan
demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi
manajemen.

Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara
efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital.
Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai
komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa
didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan
lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai
secara semestinya.

Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan


yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan
pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya,
dan pengawasan secara berkelanjutan
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Manajemen sering didefinisikan sebagai "pencapaian tujuan melalui orang lain".
Maksudnya adalah pertama berkaitan dengan "pencapaian tujuan". Manajemen selalu
berkaitan dengan sebuah usaha untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan semata-mata
sebuah posisi atau jabatan di dalam perusahaan. Kedua adalah berkaitan dengan aspek
"melalui orang lain". Sebagai sebuah aktivitas, manajemen selalu menyangkut orang-
orang lain, yakni bawahan-bawahan; dan pada usaha untuk mengarahkan atau
mengkoordinasi kerja dari orang-orang tersebut.

2. Ada banyak para ahli menyebutkan fungsi-fungsi manajemen Pendidikan, namun salah
satu dari pendapat ahli yang sering digunakan yaitu POAC (planning, organizing,
actuating dan controlling) yang dikemukakan oleh G.R Terry.
a. Planning, yaitu perencanaan maksudnya seseorang harus mempunyai rencana
jangka Panjang yang ingin di capai dalam suatu Lembaga. Contohnya : visi dan
misi dari Lembaga.
b. Organizing, yaitu pengorganisasian diamana suatu kepala Lembaga harus bisa
dan mampu menjadikan struktur aktif dan berjalan sesuai dengan bidang
masing-masing.
c. Actuating, yaitu Tindakan yang bertujuan menggerakkan setiap bidang di dalam
Lembaga sesuai dengan bidangnya, agar bisa mencapai tujuan yang didirikan
oleh suatu Lembaga.
d. Controlling, yaitu pengontrolan, di dalam Lembaga dari bawah ke atas bik
berupa kurikulum, kebersihan Pendidikan, ke aktifan guru, kepuasan wali, dsb.
DAFTAR PUSTAKA

Al Hawary, As Sayyid Mahmud. 1976. Al-Idarah al-Ushulul wal ususil Ilmiyyah. Kairo, cet.

Appley A, Lawrence dan Lee, Oey Liang. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat.

A. F. Stoner James, D. (1996). Manajemen, Edisi Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo

Engkoswara, H. dan Komariah, Aan, (2011), Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

H.A.R. Tilaar. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Koontz, Harold, Cryl O' Donnell, 1989. Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mary Parker Follet, 2005. Manajemen. Jakarta: Indeks.

Made Pidarta. 1999. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Sulistyorini, 2001. Hubungan antara Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan Iklim
Organisasi dengan Kinerja Guru. Ilmu Pendidikan: 28 (1). 62-70.

Shrode, William. A and Dan Voich, Jr. 1974. Organization and Management: Basic System
Concepts. Malaysia: Irwin Book.

Siagian Sondang. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Sudrajat,Akhmad,KonsepManajemen
sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/,
accessed 9 September 2022.

Syaddad,farhan,ManajemenPendidikan
Islam, http://farhansyaddad.wordpress.com/2009/10/30/manajemen-pendidikan-islam/,
Accessed 9 September 2022.

Terry, G.R. 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Penerbit Bumi. Aksara

Yaqin, Husnul, (2011), Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen Pendidikan,


Banjarmasin: Antasari Press.
http://nayukpuspita-ap.blogspot.com/2011/01/penerapan-fungsi-manajemen-dalam.html,
accessed 9 September 2022

Anda mungkin juga menyukai