Dosen Pengampu:
Nidawati,S.Ag.,M.A
Oleh
KELOMPOK 2
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan iman dan taqwa kepada penulis sehingga
makalah mata kuliah wajib Manajemen Pemdidikan dapat penulis selesaikan dengan baik.
Shawalat dan salam penulis persembahkan kepangkuan nabi Muhammad Saw. Yang telah
membawa manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Penulis juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada ibu Nidawati,S.Ag.,M.A selaku
dosen pengampu pada mata kuliah wajib Manajemen Pendidikan. Banyak yang ingin
diungkapkan dalam penulisan makalah ini berkaitan dengan materi Manajemen Pendidikan.
Penulisan makalah ini mengalami banyak tahapan yang harus dilakukan dalam upaya
kesempurnaan dalam penulisan makalah.
Penulis menyelesaikan makalah ini dengan sebaik dan sesempurna mungkin agar dapat
dijadikan acuan sebagai bahan perkuliahan pada mata kuliah Manajemen Pendidikan.
Bilamana makalah ini dibaca oleh berbagai pihak, ternyata di temukan kekurangan dan
ketidaksesuaian degan keilmuan Manajemen Pendidikan. Sudi kiranya memberikan kritikan
dan masukan untuk perbaikan dan revisi pada makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................ 4
RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 4
BAB II.................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 5
PENUTUP ......................................................................................................................... 15
Kesimpulan .................................................................................................................... 15
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan di Indonesia menganut konsep Pendidikan seumur hidup. Oleh sebab itu
Pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah, keluarga dan masyarakat. Agar tujuan
Pendidikan nasional dapat terwujud, maka Pendidikan itu sendiri membutuhkan
pengelolaan secara baik. Pengelolaan Pendidikan baik oleh pemerintah dan swasta untuk
jalur Pendidikan sekolah maupun luar sekolah pada tiap jenis dan jenjang Pendidikan
sangat diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan nasional.
Untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tinggi, maka
diperlukan pendidikan yang bermutu, berperadaban, efektif dan efisien. Karena SDM yang
bermutu hanyalah dapat dibentuk, dikembangkan segala potensi dan kemampuannya
melalui pendidikan dalam arti yang seluas luasnya.
Manajemen Pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan yang amat
penting dalam mewujudkan sisitem Pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan.
Manajemen sistem Pendidikan amat penting karena proses penataan sumber daya
Pendidikan (pengelolaan tenaga kependidikan, kurikulum dan pembelajaran, keuangan,
sarana dan prasarana Pendidikan, serta keterlibatan secara terpadu dan simultan antara
pemerintah, sekolah dan masyarakat) perlu dimenej secara professional.
B. RUMUSAN MASALAH
Proses Pendidikan berkenaan dengan segala upaya untuk mengembangkan mutu sumber
daya manusia yang bermutu itu pada hakikatnya telah dijabarkan dan dirumuskan secara jelas
dalam rumusan tujuan pemdidikan dan tujuan Pendidikan itu sendiri searah dengan tujuan
pembangunan secara keseluruhan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu proses kontinu
yang bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan maupan bersama orang lain dalam
mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara
produktif, efektif, dan efesien.
Selanjutnya definisi tentang pendidikan banyak dikemukakan oleh para ahli dalam rumusan
yang beraneka ragam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994: 232).
Sementara Ahmad D. marimba memberikan definisi, “Pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.”(Marimba, 1980: 19).
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pengertian manajemen dan pendidikan di atas, maka manajemen pendidikan bisa di
artikan sebagai suatu proses yang mengandung fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam
penyelenggaraan pendidikan sehingga pendidikan itu dapat berjalan secara efektif dan efesien
menghasilkan peserta didik yang mempunyai pengetahuan, kepribadian dan keterampilan
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu lapangan dari studi dan praktik yang
terkait dengan organisasi pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen
dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efesien
untuk mencapai tujuan secara efektif. Mengadaptasi pengertian manajemen dari para ahli dapat
dikemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
4. Controlling (pengawasan).
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
3. Commanding (pengaturan);
5. Controlling (pengawasan).
Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup:
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
5. Controlling (pengawasan).
L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu:
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
4. Directing (pengarahan);
5. Coordinating (pengkoordinasian);
7. Budgeting (penganggaran).
Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan
dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan,
dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai
beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E.
Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which
manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish
these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “ Perencanaan
(planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,
kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.”
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan,
sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok
dalam perencanaan, yaitu :
Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat tahap dalam
perencanaan, yaitu :
Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan
bahwa atas dasar luasnya cakupan masalah serta jangkauan yang terkandung dalam suatu
perencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : 1) rencana global
yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang, 2) rencana strategis
merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yang
mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang, dan 3) rencana operasional
yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek guna menopang
pencapaian tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun perencanaan
strategis.
Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan
lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi
yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan
lingkungan eksternal lainnya.
Pada bagian lain lagi, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-
langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:
a. Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan
tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak.
Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat
mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam
produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.
c. Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam
apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu,
perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para penyedia, pasar
organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana
kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan.
Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam
proses pengorganisasian, yaitu : (a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan organisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-
kegiatan yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan (c) pengadaan dan pengembangan
suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonis.
3. Pelaksanaan/Penggerakkan (actuating)
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan
usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan
dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan
tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa
seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan
mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
(3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau
mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5)
hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil
kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan planning, organizing, staffing,
coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Namun
demikian dalam operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu fungsi manajemen pada
tingkat/level makro/masso seperti departemen dan dinas dengan melakukan fungsi manajemen
secara umum dan pada level institusi pendidikan mikro yaitu sekolah yang lebih menekankan
pada fungsi planning, organizing, motivating, innovating, controlling.
Demikian juga yang terdapat dalam buku Kapita Selekta Administrasi Dan Manajemen
Pendidikan oleh Husnul Yaqin disebutkan paling tidak ada lima unsur pentng yang harus ada
dalam manajemen pendidikan yang kita coba lihat isyarat-isyaratnya dalam al-Qur’an yang
meliputi:
1) Planning (perencanaan)
2) Organizing (pengorganisasian)
3) Actuating (penggerakan)
4) Communication (komunikasi)
5) Controlling (pengawasan)
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu
dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan
demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi
manajemen.
Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara
efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital.
Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai
komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa
didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan
lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai
secara semestinya.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Manajemen sering didefinisikan sebagai "pencapaian tujuan melalui orang lain".
Maksudnya adalah pertama berkaitan dengan "pencapaian tujuan". Manajemen selalu
berkaitan dengan sebuah usaha untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan semata-mata
sebuah posisi atau jabatan di dalam perusahaan. Kedua adalah berkaitan dengan aspek
"melalui orang lain". Sebagai sebuah aktivitas, manajemen selalu menyangkut orang-
orang lain, yakni bawahan-bawahan; dan pada usaha untuk mengarahkan atau
mengkoordinasi kerja dari orang-orang tersebut.
2. Ada banyak para ahli menyebutkan fungsi-fungsi manajemen Pendidikan, namun salah
satu dari pendapat ahli yang sering digunakan yaitu POAC (planning, organizing,
actuating dan controlling) yang dikemukakan oleh G.R Terry.
a. Planning, yaitu perencanaan maksudnya seseorang harus mempunyai rencana
jangka Panjang yang ingin di capai dalam suatu Lembaga. Contohnya : visi dan
misi dari Lembaga.
b. Organizing, yaitu pengorganisasian diamana suatu kepala Lembaga harus bisa
dan mampu menjadikan struktur aktif dan berjalan sesuai dengan bidang
masing-masing.
c. Actuating, yaitu Tindakan yang bertujuan menggerakkan setiap bidang di dalam
Lembaga sesuai dengan bidangnya, agar bisa mencapai tujuan yang didirikan
oleh suatu Lembaga.
d. Controlling, yaitu pengontrolan, di dalam Lembaga dari bawah ke atas bik
berupa kurikulum, kebersihan Pendidikan, ke aktifan guru, kepuasan wali, dsb.
DAFTAR PUSTAKA
Al Hawary, As Sayyid Mahmud. 1976. Al-Idarah al-Ushulul wal ususil Ilmiyyah. Kairo, cet.
Appley A, Lawrence dan Lee, Oey Liang. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat.
H.A.R. Tilaar. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Koontz, Harold, Cryl O' Donnell, 1989. Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sulistyorini, 2001. Hubungan antara Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan Iklim
Organisasi dengan Kinerja Guru. Ilmu Pendidikan: 28 (1). 62-70.
Shrode, William. A and Dan Voich, Jr. 1974. Organization and Management: Basic System
Concepts. Malaysia: Irwin Book.
Siagian Sondang. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Sudrajat,Akhmad,KonsepManajemen
sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/,
accessed 9 September 2022.
Syaddad,farhan,ManajemenPendidikan
Islam, http://farhansyaddad.wordpress.com/2009/10/30/manajemen-pendidikan-islam/,
Accessed 9 September 2022.