OLEH KELOMPOK 1 :
1. Wahyu Satrio
2. Cindy Gusvita Hamdani
3. Asri Fadhila
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Lingkungan
Pendidikan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dr. Neni Hermita, M.Pd dan ibu Diah Anugerah Dipuja, S.Pd., M.Pd pada mata
kuliah Pengelolaan Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang wawasan dasar pengelolaan pendidikan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Neni Hermita, M.Pd dan ibu Diah
Anugerah Dipuja, S.Pd., M.Pd, selaku dosen mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tugas dan peranannya dalam mendidik manusia yang seutuhnya atau
memanusiakan manusia secara profesional dan bertanggung jawab.
1.3. Tujuan
1.3.1. Menjelaskan konsep dasar pengelolaan pendidikan.
1.3.2. Menjelaskan fungsi dan prinsip pengelolaan pendidikan
1.3.3. Menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan pendidikan.
1.3.4. Menjelaskan permasalahan dan pengembangan pengelolaan pendidikan.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
5) Tepat guna dan berhasil guna supaya tidak terjadi penghambur-
hamburan waktu, tenaga, biaya dan juga fasilitas agar dapat mencapai
keberhasilan dan produktivitas yang cukup memadai
6) Hubungan manusiawi yang menempatkan manusia sebagai unsur
utama dan terhormat serta memiliki kepentingan di dalamnya.
4
manajer, planner, supervisor dan juga counsellor dalam proses belajar
mengajar.
4) Tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi dan juga tuntutan dari hidup
manusia itu sendiri yang keduanya mesti seimbang dan selaras yang
berakibat harus seimbang dan selarasnya lembaga pendidikan sebagai
produsen dan indvidu sebagai konsumennya.
5) Tuntutan dari masyarakat terhadap lembaga pendidikan atau
persekolahan yang menuntut peralatan dan fasilitas yang memadai
serta personil yang berkualitas sebagai jaminan lembaga pendidikan
atau persekolahan dalam merebut kepercayaan konsumen tenaga kerja
di bursa tenaga kerja. Perencanaan, pengelolaan dan kualitas mutu
keluaran dari lembaga pendidikan atau persekolahan tidak sepenuhnya
dapat dipercayakan hanya kepada guru saja walaupun guru tersebut
memiliki kualitas yang cukup tinggi.
6) Pendidikan dan lembaga pendidikan dewasa ini telah menjadi ajang
bisnis yang memerlukan penanganan yang lebih serius untuk dapat
merebut persaingan yang sehat.
1. Membuat putusan
Keputusan pada dasarnya ditunjukkan untuk memecahkan masalah.
Setiap keputusan hendaknya merupakan alternatif terbaik. Di dalam konteks
organisasi dan manajemen terdapat pembuatan keputusan. Tanpa kputusan,
tidak akan ada kegiatan, dan tanpa kegiatan tidak ada kehidupan organisasi,
dan bila tidak ada kehidupan, maka orgnaisasi itu akan mati. Sehingga fungsi
dalam pembuatan keputusan akan membawa dampak terhadap seluruh
5
organisasi, perilakunya, hasil keputusan dan juga melihat resiko secara
sistematik, dan keputusan yang efektif adalah keputusan yang dapat
dilaksanakan dan menghasilkan sesuatu hasil yang dapat diukur.
Adapun langkah-langkah pembuatan keputusnan dalam (Oteng Sutisna,
1983: 151-152) adalah sebagai berikut:
a) P e r u m s a n Masalah
Suatu perilaku yang tidak diketahui atau hasil akhir
y a n g m e m e r l u k a n perbaikan. Penting untuk diperhatikan bahwa
penentuan masalah adalah suatu pertimbangan yang harus dibuat oleh
administrator. Fungsi dari penentuan masalah ialah menjelaskan
dan menguraikan masalah. ;fisiensi dalam langkah8langkah
berikutnya jelas bergantung pada ketelitian yang dipakai
pada kegiatan pertama ini.
b) A n a l i s a S i t u a s i
Analisa situasi melibat suatu usaha yang sistematis untuk
menyajikan fakta, o p i n i , i d e t e n t a n g s i t u a s i y a n g a d a b i l a
itu diketahui, dan perkiraan-perkiraan ten tang
situasi itu bila fakta, opini, ide itu sukar untuk
d i p e r o l e h . I n i h a r u s meliputi suatu pernyataan faktual
tentang nilai-nilai yang lazim terdapat bila itu menjadi bagian
dari situasi dan relevan bagi pilihan kemudian. Ada banyak
teknik yang bisa membantu administrator dalam melakukan
kegiatan ini seperti analisis pasaran, survey opini, testing produk
dilapangan dan lain-lain
c) P e n g e m b a n g a n A l t e r n a t i f
Pada langkah ini administrator dim inta kesanggupan
untuk mengetahui cukup banyak alternatif yang
mungkin dapat digunakan. Ia bisa menimba dari
6
pengalamannya pribadi dulu atau dari pengetahuannya tentang
apa yang telahdilakukan oleh orang lain dalam keadaan yang serupa
d) Analisa Alternatif-Alternatif
Langkah ini terdiri dari kegiatan menilai dengan kritis setiap
alternatif atas dasar efektivitasnya yang mungkin dalam pemecahan
masalah yang telah ditetapkan itu.
2. Merencanakan
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan
dicapai beserta cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan sebagai
pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dengan penentuan strategi,
kebijaksanaan, metode, prosedur, dan sebagainya yang memiliki fungsi
membuat tujuan organisasi itu untuk mencapai tujuan yang telah dilakukan.
Dengan demikian di dalam manajemen pendidikan, hendaknya
memperhatikan perencanaan karena perencanaan merupakan awal dari
segala aspek yang akan dilakukan. Perencanaan dalam manajemen
pendidikan merupakan kunci utama untuk menjalankan segala aktivitas lain,
karena suatu aktivitas yang dilakukan tidak akan berjalan dengan baik tanpa
didahului oleh adanya perencanaan. Perencanaan dapat dikatakan berhasil
apabila rencana tersebut dapat dirasakan manfaatnya.
3. Mengorganisasikan
Suatu rencana yang telah tersusun secara matang tentunya tak terelpas
dari adanya organisasi pada tujuan yang hendak dicapai, sehingga
memerlukan peraturan yang harus ditaati oleh setiap orang dalam organisasi
7
tersebut agar dapat berjalan seimbang dengan bekerjasama mencapai tujuan.
Tanpa pengorganisasian suatu rencana tidak dapat berhasil karena tindakan
pengorganisasian menjembatani kegiatan perencanaan dan pelaksanaan.
Adapun prinsip pengorganisasian yaitu mempunyai tujuan yang jelas,
adanya kesatuan perintah, adanya pembagian tugas yang jelas, adanya
struktur organisasi dan keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas.
4. Mengkomunikasikan
Suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan lembaga untuk
menyebarluaskan informasi yang terjadi di dalam lembaga maupun hal-hal
diluar lembaga yang ada kaitannya dengan kelancaran tugas untuk mencapai
tujuan bersama dengan menyalurkan informasi, ide, penjelasan, dengan
saling berinteraksi satu sama lain.
5. Mengkoordinasikan
Koordinasi sangat diperlukan dalam manajemen, untuk menyatukan
kesamaan pandangan yang menghubungkan bagian yang satu dengan bagian
yang lain sehingga tercipta suatu kegiatan yang mengarah pada
tujuan.prinsip. proses pendidikan yang baik dan bermutu tinggi apabila
pengorganisasian input pendidikan dilakukan secara harmonis sehingga
mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan,
mendorong motivasi belajar, bekerja, dan memperdayakan sumber daya
pendidikan.
6. Mengawasi
Pengawasan adalah salah satu unsur yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu kelancaran implementasi. Pengawasan ini mencakup pemantauan
atau monitoring, evaluasi, dan intervensi untuk meluruskan apa yang ditemui
tidak sesuai dengan ketentuan aturan yang sudah dilakukan. Pengawasan ini
8
dapat dilakukan oleh aparat yang ditunjuk untuk itu, atau langsung oleh
unsur pimpinan terhadap bahawannya.
7. Menilai
Evaluasi merupakan kajian ulang setiap langkah dan tahapan yang telah
dilaksanakan dengan proses penilaian untuk mengetahui tingkat efesien dan
efekivitas manajemen dalam rangka melaksanakan keputusan. Dengan
adanya evaluasi, keseluruhan gambaran proses implementasi dapat diketahui
tingkat kemajuaannya, kesulitan dan hambatannya, dengan disusun secara
sistematik.
9
Walaupun terjadi konflik, menurut pemikiran Mary Follet, konflik tersebut
merupakan suatu proses yang normal bagi pengembangan hal yang
mengakibatkan terjadinya konflik itu.
3) Pendekatan Prilaku
Pendekatan prilaku dalam administrasi adalah menggabungkan antara
hubungan sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan
proposisi yang diambil dari psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi.
Pendekatan ini dipelopori oleh Chester I. Barnard yang hidup antara tahun
1886 sampai dengan tahun 1961. Bukunya "Functions of the Executive"
(1938). Dalam buku ini Barnard mengulas secara lengkap teori perilaku yang
kooperatif dalam organisasi formal. Barnard menyimpulkan bahwa
kontribusi kerjanya berkenaan dengan konsep struktur dan dinamis. Konsep-
konsep struktur yang dianggap penting adalah individu, sistem kerja sama,
organisasi formal, organisasi formal yang komplek, dan juga organisasi
informal. Konsep-konsep dinamis yang penting, menurut Barnard, adalah
kerelaan, kerjasama, komunikasi, otoritas, proses keputusan, dan
keseimbangan dinamik.
10
menerapkan sistem desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan dapat
merusak tatanan kesatuan dan persatuan yang telah terjalin selama ini antar
berbagai daerah di negara kita? Akan tetapi penerapan sistem desentralisasi
dalam pengelolalaan pendidikan adalah salah satu upaya untuk memberikan
kepercayaan kepada daerah dalam mengelola sistem pendidikan yang berada
di daerah tersebut dalam rangka untuk pengembangan sumber daya manusia
yang bervariasi untuk kepentingan pembangunan pendidikan dan juga
pembangunan nasional secara menyeluruh.
11
b) menguasai berbagai macam metode mengajar dan mampu
menerapkan metode tersebut dengan kegiatan siswa di dalam kelas,
c) berinteraksi dengan siswa untuk menumbuhkan dan
membangkitkan motivasi belajar yang menyenangkan,
d) menguasai bahan dan menggunakan berbagai macam sumber
belajar untuk membangkitkan kegiatan belajar aktif,
e) mengenal perbedaan individual setiap siswa, dan
f) memilih proses dan hasil belajar, memberikan umpan balik, dan
juga mampu dalam merancang program belajar remedial (Djam‟an
Satori dan Udin S. Saud 1994).
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Kata pengelolaan berasal dari kata manajemen. Sedangkan istilah
manajemen sama artinya dengan administrasi. Oleh sebab itu, pengelolaan
pendidikan dapat diartikan sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah
administrasi dalam bidang pendidikan.
2. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan
a) Pengambilan Keputusan
b) Perencanaan
c) Pengorganisasian
d) Komunikasi
e) Koordinasi
f) Pengawasan
g) Evaluasi
3. Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan pendidikan
a) Pendekatan Organisasi Klasik
b) Pendekatan Hubungan Manusia
c) Pendekatan Prilaku
4. Permasalahan dan pengembangan pengelolaan pendidikan
Masalah Kontemporer Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional” dapat
diikhtisarkan bahwa permasalahan dan pengembangan pengelolaan
pendidikan menyangkut hal-hal sebagai berikut
13
DAFTAR PUSTAKA
14