Anda di halaman 1dari 17

PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan

OLEH KELOMPOK 1 :

1. Wahyu Satrio
2. Cindy Gusvita Hamdani
3. Asri Fadhila

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DNA ILMU ENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Lingkungan
Pendidikan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dr. Neni Hermita, M.Pd dan ibu Diah Anugerah Dipuja, S.Pd., M.Pd pada mata
kuliah Pengelolaan Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang wawasan dasar pengelolaan pendidikan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Neni Hermita, M.Pd dan ibu Diah
Anugerah Dipuja, S.Pd., M.Pd, selaku dosen mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 06 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1. Latar belakang................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3..........................................................................................................................Tujua
n.......................................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................3

2.1. Konsep dasar Pengelolaan Pendidikan...........................................................3


2.2. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan..................................................5
2.3. Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan pendidikan................................9
2.4. Permasalahan dan pengembangan pengelolaan pendidikan...........................10

BAB III PENTUP..................................................................................................13

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Saat ini, Indonesia memasuki era globalisasi yang mau tidak mau kita harus
terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri untuk terjun
dalam gelanggang globalisasi tersebut. Ini merupakan kewajiban kita bukan saja
sebagai warga negara Indonesia, melainkan juga sebagai warga dunia. Sebagai
warga dunia, kita perlu berbekal pengetahuan, sikap, dan nilai, serta aktivitas
sosial yang mendunia sehingga dapat mengikuti perubahan dunia yang begitu .
Cepat.
Pentingnya wawasan dalam perspektif global perlu dibangun agar setiap
warga negara Indonesia menyadari peran dan fungsinya sebagai warga negara
dan warga dunia. Dalam dunia pendidikan, wawasan yang dibutuhkan adalah
wawasan pendidikan. Wawasan pendidikan adalah wawasan yang dibutuhkan
oleh seorang guru dalam memusatkan peratiannya pada hal-hal berkenan dengan
memandang serta cara bersikap lebih umum, yang dimiliki setiap guru dalam
menghadapi tugas-tugasnya dalam arti yang lebih mendasar, yaitu seperti
wawasan dalam hal belajar mengajar.
Pentingnya wawasan pendidikan bagi calon guru akan memberikan asumsi-
asumsi atau pertanyaan-pertanyaan yang dianggap benar untuk menjadi landasan
bagi setiap calon guru dalam memandang, menyikapi, serta melaksakan
tugasnya.
Seorang guru harus memahami hakikat pendidikan karena ia harus mampu
melihat pendidikan sebagai proses sekaligus tujuan. Pendidikan merupakan
kegiatan kehidupan masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia seutuhnya
di lingkungan masyarakat. Dengan demikian, guru harus mampu menjalankan

1
tugas dan peranannya dalam mendidik manusia yang seutuhnya atau
memanusiakan manusia secara profesional dan bertanggung jawab.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana konsep dasar pengelolaan pendidikan?
1.2.2. Apa fungsi dan prinsip pengelolaan pendidikan?
1.2.3. Apa saja pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan pendidikan?
1.2.4. Apa saja permasalahan dan pengembangan pengelolaan pendidikan?

1.3. Tujuan
1.3.1. Menjelaskan konsep dasar pengelolaan pendidikan.
1.3.2. Menjelaskan fungsi dan prinsip pengelolaan pendidikan
1.3.3. Menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan pendidikan.
1.3.4. Menjelaskan permasalahan dan pengembangan pengelolaan pendidikan.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Konsep dasar Pengelolaan Pendidikan

Kata pengelolaan berasal dari kata manajemen. Sedangkan istilah


manajemen sama artinya dengan administrasi (Oteng Sutisna :1983). Oleh sebab
itu, pengelolaan pendidikan dapat diartikan sebagai upaya untuk menerapkan
kaidah-kaidah administrasi dalam bidang pendidikan.

Menurut Moh. Rifai (1982) administrasi ialah keseluruhan proses yang


mempergunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan
yang sesuai, baik personal maupun material, dalam usaha untuk mencapai
bersama suatu tujuan secara efektif dan efisien .

Sementara itu Sondang P. Siagian (1983) mendefisinikan pengertian


administrasi adalah sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang
manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnnya.

Pengertian administrasi mengandung makna adanya :

1) Tujuan yang mesti dapat direalisasikan guna kepentingan lembaga,


individu atau pun kelompok
2) Keterlibatan personil, material dan juga finansial dalam posisinya yang
saling mendukung dan satu sama lain saling memerlukan dan juga
saling melengkapi
3) Proses yang terus menerus dan berkesinambungan yang dimulai dari
hal yang kecil dan sederhana sampai kepada hal yang besar dan rumit
4) Pengawasan atau kontrol guna keteraturan, keseimbangan dan
keselarasan.

3
5) Tepat guna dan berhasil guna supaya tidak terjadi penghambur-
hamburan waktu, tenaga, biaya dan juga fasilitas agar dapat mencapai
keberhasilan dan produktivitas yang cukup memadai
6) Hubungan manusiawi yang menempatkan manusia sebagai unsur
utama dan terhormat serta memiliki kepentingan di dalamnya.

Dudung A. Dasuqi dan Setyo Somantri (1994) menyampaikan beberapa


alasan tentang perlunya kaidah-kaidah administrasi diterapkan dalam bidang
pendidikan. Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Dalam rangka mengantisipasi tuntutan perkembangan dan juga


tuntutan pembangunan yang terjadi pada tingkat lokal, regional atau
pun global sehingga pendidikan dapat merencanakan, menyediakan,
mengelola dan juga mengatur berbagai tuntutan yang ada guna
kepentingan pembangunan itu sendiri atau guna kelanjutan dari
pembangunan yang berkesinambungan.
2) Produk atau hasil dari pembangunan pendidikan yang berbentuk fisik
atau pun non-fisik yang berupa ilmu atau pengetahuan dalam ruang
lingkup lokal, regional dan global. Agar produk atau hasil dari
pembangunan pendidikan ini dapat dirasakan manfaatnya bagi
kehidupan manusia yang tentunya memerlukan penataan dan
penggunaan yang memadai sesuai dengan kaidah-kaidah administrasi
yang telah teruji keberhasilannya.
3) Peranan dan tugas dari lembaga pendidikan (persekolahan) makin
lama semakin bertambah dan semakin beragam sehingga lembaga
pendidikan atau persekolahan ini tidak hanya memerlukan tenaga guru
sebagai pengajar saja akan tetapi juga memerlukan berbagai macam
tenaga kependidikan lain seperti pengelola pendidikan, administrator,

4
manajer, planner, supervisor dan juga counsellor dalam proses belajar
mengajar.
4) Tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi dan juga tuntutan dari hidup
manusia itu sendiri yang keduanya mesti seimbang dan selaras yang
berakibat harus seimbang dan selarasnya lembaga pendidikan sebagai
produsen dan indvidu sebagai konsumennya.
5) Tuntutan dari masyarakat terhadap lembaga pendidikan atau
persekolahan yang menuntut peralatan dan fasilitas yang memadai
serta personil yang berkualitas sebagai jaminan lembaga pendidikan
atau persekolahan dalam merebut kepercayaan konsumen tenaga kerja
di bursa tenaga kerja. Perencanaan, pengelolaan dan kualitas mutu
keluaran dari lembaga pendidikan atau persekolahan tidak sepenuhnya
dapat dipercayakan hanya kepada guru saja walaupun guru tersebut
memiliki kualitas yang cukup tinggi.
6) Pendidikan dan lembaga pendidikan dewasa ini telah menjadi ajang
bisnis yang memerlukan penanganan yang lebih serius untuk dapat
merebut persaingan yang sehat.

2.2. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan

Adapun fungsi dan prinsip pengelolaan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Membuat putusan
Keputusan pada dasarnya ditunjukkan untuk memecahkan masalah.
Setiap keputusan hendaknya merupakan alternatif terbaik. Di dalam konteks
organisasi dan manajemen terdapat pembuatan keputusan. Tanpa kputusan,
tidak akan ada kegiatan, dan tanpa kegiatan tidak ada kehidupan organisasi,
dan bila tidak ada kehidupan, maka orgnaisasi itu akan mati. Sehingga fungsi
dalam pembuatan keputusan akan membawa dampak terhadap seluruh

5
organisasi, perilakunya, hasil keputusan dan juga melihat resiko secara
sistematik, dan keputusan yang efektif adalah keputusan yang dapat
dilaksanakan dan menghasilkan sesuatu hasil yang dapat diukur.
Adapun langkah-langkah pembuatan keputusnan dalam (Oteng Sutisna,
1983: 151-152) adalah sebagai berikut:
a) P e r u m s a n Masalah
Suatu perilaku yang tidak diketahui atau hasil akhir
y a n g m e m e r l u k a n perbaikan. Penting untuk diperhatikan bahwa
penentuan masalah adalah suatu pertimbangan yang harus dibuat oleh
administrator. Fungsi dari penentuan masalah ialah menjelaskan
dan menguraikan masalah. ;fisiensi dalam langkah8langkah
berikutnya jelas bergantung pada ketelitian yang dipakai
pada kegiatan pertama ini.
b) A n a l i s a S i t u a s i
Analisa situasi melibat suatu usaha yang sistematis untuk
menyajikan fakta, o p i n i , i d e t e n t a n g s i t u a s i y a n g a d a b i l a
itu diketahui, dan perkiraan-perkiraan ten tang
situasi itu bila fakta, opini, ide itu sukar untuk
d i p e r o l e h . I n i h a r u s meliputi suatu pernyataan faktual
tentang nilai-nilai yang lazim terdapat bila itu menjadi bagian
dari situasi dan relevan bagi pilihan kemudian. Ada banyak
teknik yang bisa membantu administrator dalam melakukan
kegiatan ini seperti analisis pasaran, survey opini, testing produk
dilapangan dan lain-lain
c) P e n g e m b a n g a n A l t e r n a t i f
Pada langkah ini administrator dim inta kesanggupan
untuk mengetahui cukup banyak alternatif yang
mungkin dapat digunakan. Ia bisa menimba dari

6
pengalamannya pribadi dulu atau dari pengetahuannya tentang
apa yang telahdilakukan oleh orang lain dalam keadaan yang serupa
d) Analisa Alternatif-Alternatif
Langkah ini terdiri dari kegiatan menilai dengan kritis setiap
alternatif atas dasar efektivitasnya yang mungkin dalam pemecahan
masalah yang telah ditetapkan itu.

e) Alternatif yang Paling Baik


Akhirnya, setelah alternatif-alternatif dievaluasi satu demi satu dan
semua konsekuensi yang mungkin dipertimbangkan, dipilihlah
alternatif yang memberi harapan yang paling baik.

2. Merencanakan
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan
dicapai beserta cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan sebagai
pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dengan penentuan strategi,
kebijaksanaan, metode, prosedur, dan sebagainya yang memiliki fungsi
membuat tujuan organisasi itu untuk mencapai tujuan yang telah dilakukan.
Dengan demikian di dalam manajemen pendidikan, hendaknya
memperhatikan perencanaan karena perencanaan merupakan awal dari
segala aspek yang akan dilakukan. Perencanaan dalam manajemen
pendidikan merupakan kunci utama untuk menjalankan segala aktivitas lain,
karena suatu aktivitas yang dilakukan tidak akan berjalan dengan baik tanpa
didahului oleh adanya perencanaan. Perencanaan dapat dikatakan berhasil
apabila rencana tersebut dapat dirasakan manfaatnya.

3. Mengorganisasikan
Suatu rencana yang telah tersusun secara matang tentunya tak terelpas
dari adanya organisasi pada tujuan yang hendak dicapai, sehingga
memerlukan peraturan yang harus ditaati oleh setiap orang dalam organisasi

7
tersebut agar dapat berjalan seimbang dengan bekerjasama mencapai tujuan.
Tanpa pengorganisasian suatu rencana tidak dapat berhasil karena tindakan
pengorganisasian menjembatani kegiatan  perencanaan dan pelaksanaan.
Adapun prinsip pengorganisasian yaitu mempunyai tujuan yang jelas,
adanya kesatuan perintah, adanya pembagian tugas yang jelas, adanya
struktur organisasi dan keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas.

4. Mengkomunikasikan
Suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan lembaga untuk
menyebarluaskan informasi yang terjadi di dalam lembaga maupun hal-hal
diluar lembaga yang ada kaitannya dengan kelancaran tugas untuk mencapai
tujuan bersama dengan menyalurkan informasi, ide, penjelasan, dengan
saling berinteraksi satu sama lain.

5. Mengkoordinasikan
Koordinasi sangat diperlukan dalam manajemen, untuk menyatukan
kesamaan pandangan yang menghubungkan bagian yang satu dengan bagian
yang lain sehingga tercipta suatu kegiatan yang mengarah pada
tujuan.prinsip. proses pendidikan yang baik dan bermutu tinggi apabila
pengorganisasian input pendidikan dilakukan secara harmonis sehingga
mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan,
mendorong motivasi belajar, bekerja, dan memperdayakan sumber daya
pendidikan.

6. Mengawasi
Pengawasan adalah salah satu unsur yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu kelancaran implementasi. Pengawasan ini mencakup pemantauan
atau monitoring, evaluasi, dan intervensi untuk meluruskan apa yang ditemui
tidak sesuai dengan ketentuan aturan yang sudah dilakukan. Pengawasan ini

8
dapat dilakukan oleh aparat yang ditunjuk untuk itu, atau langsung oleh
unsur pimpinan terhadap bahawannya.

7. Menilai
Evaluasi merupakan kajian ulang setiap langkah dan tahapan yang telah
dilaksanakan dengan proses penilaian untuk mengetahui tingkat efesien dan
efekivitas manajemen dalam rangka melaksanakan keputusan. Dengan
adanya evaluasi, keseluruhan gambaran proses implementasi dapat diketahui
tingkat kemajuaannya, kesulitan dan hambatannya, dengan disusun secara
sistematik.

2.3. Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan pendidikan

1) Pendekatan Organisasi Klasik


Pendekatan organisasi klasik ini sering disebut juga dengan gerakan
manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Taylor seorang yang
memiliki latar belakang dan pengalaman sebagai buruh, juru ketik, mekanik,
dan akhirnya berpengalaman sebagai kepala teknik yang hidup antara tahun
1856 sampai dengan tahun 1915. Gerakan ini mencari upaya untuk dapat
menggunakan orang secara efektif dalam organisasi industri. Konsep dari
gerakan ini adalah orang dapat juga bekerja layaknya sebagai mesin.

2) Pendekatan Hubungan Manusia


Pendekatan hubungan manusia adalah gerakan yang lahir dan
berkembang sebagai reaksi terhadap pendekatan organisasi klasik.
Pendekatan hubungan manusia ini dipelopori oleh Mary Parker Follett
(1868-1933) orang yang pertama kali mengenal pentingnya faktor-faktor
manusia dalam administrasi. Mary Follet juga banyak menulis yang
berkenaan dengan sisi manusia dalam administrasi. Mary Follet percaya
bahwa masalah yang mendasar dalam semua organisasi adalah
mengembangkan dan mempertahankan hubungan dinamis dan harmonis.

9
Walaupun terjadi konflik, menurut pemikiran Mary Follet, konflik tersebut
merupakan suatu proses yang normal bagi pengembangan hal yang
mengakibatkan terjadinya konflik itu.

3) Pendekatan Prilaku
Pendekatan prilaku dalam administrasi adalah menggabungkan antara
hubungan sosial dengan struktur formal dan menambahkannya dengan
proposisi yang diambil dari psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi.
Pendekatan ini dipelopori oleh Chester I. Barnard yang hidup antara tahun
1886 sampai dengan tahun 1961. Bukunya "Functions of the Executive"
(1938). Dalam buku ini Barnard mengulas secara lengkap teori perilaku yang
kooperatif dalam organisasi formal. Barnard menyimpulkan bahwa
kontribusi kerjanya berkenaan dengan konsep struktur dan dinamis. Konsep-
konsep struktur yang dianggap penting adalah individu, sistem kerja sama,
organisasi formal, organisasi formal yang komplek, dan juga organisasi
informal. Konsep-konsep dinamis yang penting, menurut Barnard, adalah
kerelaan, kerjasama, komunikasi, otoritas, proses keputusan, dan
keseimbangan dinamik.

2.4. Permasalahan dan pengembangan pengelolaan pendidikan


“Masalah Kontemporer Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional” dapat
diikhtisarkan bahwa permasalahan dan pengembangan pengelolaan
pendidikan menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1) Sistem Desentralisasi dalam Pengelolaan Pendidikan


Kita dapat mengoperasikan sistem desentralisasi dalam pengelolaan
pendidikan nasional yang efektif dan efisien bagi semua daerah. Sebab
daerah-daerah tidak semuanya siap untuk dapat menerapkan sistem
desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan kita ini. Apakah dengan

10
menerapkan sistem desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan dapat
merusak tatanan kesatuan dan persatuan yang telah terjalin selama ini antar
berbagai daerah di negara kita? Akan tetapi penerapan sistem desentralisasi
dalam pengelolalaan pendidikan adalah salah satu upaya untuk memberikan
kepercayaan kepada daerah dalam mengelola sistem pendidikan yang berada
di daerah tersebut dalam rangka untuk pengembangan sumber daya manusia
yang bervariasi untuk kepentingan pembangunan pendidikan dan juga
pembangunan nasional secara menyeluruh.

2) Penerapan Otonomi dalam Pengelolaan Pendidikan Tinggi


Dalam pengelolaan pendidikan tinggi yang mempercayakan sepenuhnya
kepada perguruan tinggi untuk dapat mengelola dan mengembangkannya
sendiri sesuai dengan kebutuhan dan potensi perguruan tinggi tersebut dan
daerah masing-masing di mana perguruan tinggi itu berada. Setiap perguruan
tinggi akan diberikan kepercayaan dan kewenangan yang luas untuk dapat
mengelola proses pendidikan dengan segala aspek yang ada di dalamnya.

3) Profesionalisasi Jabatan Tenaga Kependidikan


Supaya tingkat efektivitas dan efisiensi hasil pendidikan nasional dapat
dioptimalkan untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan bangsa dalam
mengejar berbagai ketinggalan bangsa Indonesia dengan bangsa lain
sehingga pada akhirnya bangsa Indonesia dapat bersaing secara sehat dengan
bangsa-bangsa lain di dunia.

4) Kendali Mutu Pendidikan Nasional


Mutu proses pengajaran sangat dipengaruhi oleh perilaku guru dalam
hal :
a) menyusun desain instruksional,

11
b) menguasai berbagai macam metode mengajar dan mampu
menerapkan metode tersebut dengan kegiatan siswa di dalam kelas,
c) berinteraksi dengan siswa untuk menumbuhkan dan
membangkitkan motivasi belajar yang menyenangkan,
d) menguasai bahan dan menggunakan berbagai macam sumber
belajar untuk membangkitkan kegiatan belajar aktif,
e) mengenal perbedaan individual setiap siswa, dan
f) memilih proses dan hasil belajar, memberikan umpan balik, dan
juga mampu dalam merancang program belajar remedial (Djam‟an
Satori dan Udin S. Saud 1994).

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Kata pengelolaan berasal dari kata manajemen. Sedangkan istilah
manajemen sama artinya dengan administrasi. Oleh sebab itu, pengelolaan
pendidikan dapat diartikan sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah
administrasi dalam bidang pendidikan.
2. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan
a) Pengambilan Keputusan
b) Perencanaan
c) Pengorganisasian
d) Komunikasi
e) Koordinasi
f) Pengawasan
g) Evaluasi
3. Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan pendidikan
a) Pendekatan Organisasi Klasik
b) Pendekatan Hubungan Manusia
c) Pendekatan Prilaku
4. Permasalahan dan pengembangan pengelolaan pendidikan
Masalah Kontemporer Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional” dapat
diikhtisarkan bahwa permasalahan dan pengembangan pengelolaan
pendidikan menyangkut hal-hal sebagai berikut

a) Sistem Desentralisasi dalam Pengelolaan Pendidikan


b) Penerapan Otonomi dalam Pengelolaan Pendidikan Tinggi
c) Profesionalisasi Jabatan Tenaga Kependidikan
d) Kendali Mutu Pendidikan Nasional

13
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, m. 2001.administrasi pendidikan. Jakarta:rineka cipta

Fattah, Nanang. 199. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Lunenburg, c. Fred and Allan C. Ornstein. 1996. Educational Administration Concept


and Practies. USA:WADSWORTH PUBLISHING COMPANY

Nawawi, Hadari. 1987. Administrasi Pendidikan. Jakarta: cv haji masagung

Saefullah.2002.Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia

Sutisna, Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek


Profesional. Bandung:Angkasa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.2013.


Manajemen Pendidikan Bandung:ALFABETA, 2013

Tim Pengembang ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan


bagian 2 ilmu pendidikan praktis. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama

Usman, Husaini.2008. Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara

Rusdiana. 2013. PENGELOLAAN PENDIDIKAN. Bandung: PUSTAKA SETIA

14

Anda mungkin juga menyukai