Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

MANAGEMENT PESERTA DIDIK

Dosen Pembimbing
Aris Suharyadi S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Syarifa Nurmarwaa ( 19302241001 )
Yashinta Putri Sekarini ( 19302241003 )
Alya Nurfita Bella ( 19302241009 )
Naufal Rafiif Nafiyanto ( 19302241050 )
Arif Ardyatama ( 19302244003 )

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020/2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manajemen
Peserta Didik . Shalawat dan salam kita tujukan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam, yang telah mengenalkan Islam serta membawa dari jaman jahilliyyah menuju jaman
Islamiyyah.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas dari dosen
pembimbing Manajemen Pendidikan bapak Aris Suharyadi S.Pd.,M.Pd. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk mengetahui penyebab kemalasan dan kurangnya minat peserta didik,
mengetahui faktor kurangnya kedisplinan siswa, mengetahui cara meningkatkan pembelajaran
peserta didik yang keterbatasan fasilitas, bagi para pembaca serta penulis sendiri. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami perlukan untuk kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 12 Oktober 2020

ii
Penulis

Daftar Isi

JUDUL.................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

I. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1


II. Rumusan Masalah....................................................................................................1
III. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II Tinjauan Pustaka.....................................................................................................3

I. Pengertian Manajemen Peserta Didik.......................................................................3


II. Problamatika Peserta Didik........................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................8

I. Tingkat Minat Belajar Siswa.................................................................................9


II. Tingkat Kedisplinan Siswa dalam hal Tugas........................................................11
III. Sarana dan Prasarana Siswa saat Belajar Daring..................................................12

BAB IV..............................................................................................................................16

I. KESIMPULAN.....................................................................................................16
II. SARAN..................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, peserta didik menjadi tolak ukur kesuksesan dalam proses
belajar mengajar. Maka dari itu di perlukan adanya manajemen peserta didik. Manajemen
peserta didik terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan peserta didik. Manajemen adalah
kegiatan pengaturan dan penggunaan sumberdaya secara efektif dan efiien disertai dengan
penetapan cara pelaksanaanya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
Sedangkan peserta didik menurut Suharsimin Arikunto (1986:12) adalah siapa saja
yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Menurut UU Sisdiknas
No.20 tahun 2003 bahwa peseta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Jadi, bisa diartikan bahwa peserta didik adalah
seseorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu,
yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non
akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi, manajemen pendidikan
merupakan suatu proses pengaturan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik di suatu
lembaga pendidikan mulai dari penerimaan peserta didik sampai menyelesaikan pendidikan.
Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancer, tertib, dan teratur. Beberapa ahli
berpendapat bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi
lingkungan sekolah yang baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

1
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penyusun merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa penyebab kemalasan dan kurangnya minat peserta didik?
2. Apa faktor kurangnya kedisiplinan siswa?
3. Bagaimana cara meningkatkan pembelajaran peserta didik yang keterbatasan
fasilitas?

III. Tujuan
1. Mengetahui penyebab kemalasan dan kurangnya minat peserta didik
2. Mengetahui faktor kurangnya kedisplinan siswa
3. Mengetahui cara meningkatkan pembelajaran peserta didik yang keterbatasan
fasilitas.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. PENGERTIAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Untuk mengetahui secara jelas tentang arti manajemen peserta didik, terlebih dahulu
perlu diketahui penjelasan yang lebih luas, yaitu dari arti manajernen atau administrasi
pendidikan. Dalam Introduction to Educational Administration, Campbell, et. al. (1983),
mengemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah "the management of institutions
designed to foster teaching and learning': Yang dimaksud dengan 'institution' dalam
pengertian Campbell tersebut mencakup sekolah-sekolah umum, sekolah-sekolah daerah,
sekolah-sekolah swasta, organisasi organisasi pengajaran yang disponsori oleh kelompok
industri, perguruan tinggi umum maupun perguruan tinggi swasta dan universitas umum
maupun universitas swasta.

Pengertian administrasi pendidikan secara lebih konkret dikemukakan Nurhadi


(1983). Nurhadi mengemukakan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu kegiatan
atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok
manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien. Lebih lanjut Nurhadi
mengemukakan bahwa dalam rangkaian kegiatan tersebut terdapat beberapa bidang yang
dikelola. Salah satu di antaranya adalah bidang peserta didik. Atau dapat dikatakan
bahwa manajemen peserta didik merupakan bagian dari manajemen (administrasi)
pendidikan

Imron (2012: 6) mengemukakan manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha
pengaturan peserta didik: mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai mereka
lulus. Adapun fungsi manajemen peserta diidik menurut Imron (2012 : 12-13) adalah
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik

3
yang berkenaan dengan segi-segi individualisnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan, dan
segi-segi potensi peserta didik lainnya.

Menurut Dean ( 1987), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen
peserta didik adalah:

1) Mengupayakan agar kebutuhan, minat, kemampuan, pengalaman, dan fase-fase


perkembangan peserta didik berkembang bersama kurikulum di mana proses pernbelajaran
berlangsung.

2) Mengusahakan fasilitas pembelajaran yang cukup dengan memperhatikan peserta


didik yang paling pandai maupun yang paling tidak mampu.

3) Memonitor pertumbuhan dan perkembangan pribadi masing-masing peserta didik.

II. PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK

Secara Istilah problematika berasal dari Bahasa Inggris yaitu problematic yang
artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
problem berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan.
Adapun pengertian masalah itu sendiri adalah suatu kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan, dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan
sesuatu yang diharapkan.

Secara sederhana istilah peserta didik mempunyai arti orang yang memiliki potensi
dasar yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik
pendidikan itu dilingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat
dimana anak tersebut berada.

Faktor-faktor yang menyebabkan problematika peserta didik diantaranya adalah:

1) Sikap Terhadap Pembelajaran

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu yang


membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu
mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak atau mengabaikan. Peserta

4
didik memperoleh kesempatan belajar dalam proses pembelajaran. Meskipun
demikian peserta didik dapat menerima, menolak atau mengabaikan pembelajaran
tersebut.

2) Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya


proses belajar. Motivasi belajar peserta didik dapat melemah atau bahkan
menghilang yang akan berdampak pada melemahnya kegiatan belajar. Apabila
motivasi belajar peserta didik lemah, maka mutu hasil belajar juga akan menjadi
rendah.

3) Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada


pelajaran. Pemusatan tersebut tertuju pada konten atau isi pelajaran. Untuk
memperkuat konsentrasi belajar, maka guru harus pandai dalam menggunakan
bermacam-macam strategi pembelajaran dan memperhitungkan waktu belajar
serta selingan untuk istirahat.

4) Mengolah Bahan Ajar

Mengolah bahan ajar merupakan kemampuan peserta didik untuk


menerima isi dan cara pemerolehan pelajaran sehingga menjadi bermakna bagi
peserta didik. Kemampuan mengolah bahan ajar tersebut akan menjadi semakin
baik apabila peserta didik berpeluang aktif belajar.

5) Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan


isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan tersebut dapat berlangsung
dalam waktu pendek maupun waktu yang lama. Apabila peserta didik memiliki
kememapuan menyimpan hasil belajar dalam waktu pendek, maka dapat
dikatakan bahwa peserta didik tersebut cepat lupa dalam menyimpan hasil belajar.

5
6) Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan kemampuan


mengaktifkan kembali hasil belajar yang telah diterima. Dalam memperoleh pesan
baru, maka peserta didik akan memperkuat atau mengaitkannya dengan pesan
lama yang telah diterima. Penggalian hasil belajar yang tersimpan ada
hubungannya dengan baik atau buruknya penerimaan, pengolahan, dan
penyimpanan hasil belajar peserta didik sebelumnya.

7) Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar

Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak


proses belajar dimana pada tahap ini peserta didik membuktikan keberhasilan
belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian
peserta didik yang tidak mampu berprestasi dengan baik. Kemampuan tersebut
terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, pengolahan, hingga penggalian
pesan belajar dan pengalaman. Bila proses- proses tersebut berjalan tidak baik,
maka akan berdampak pada kurang berprestasinya peserta didik.

8) Rasa Percaya Diri Peseta Didik

Rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.
Kegagalan yang berulang kali pada seseorang menyebabkan rasa percaya dirinya
melemah, sehingga akan berdampak pada takutnya peserta didik terhadap belajar.

9) Inteligensi dan Keberhasilan Belajar

Inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan


untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan
lingkungan secara efisien. Apabila inteligensi rendah atau kurangnya
kesungguhan belajar, maka dapat menjadi salah satu sebab hasil belajar yang
rendah.

6
10) Kebiasaan Belajar

Dalam kegiatan pembelajaran ditemukan banyak macam kebiasaan belajar


yang kurang baik, seperti belajar pada saat ulangan saja, belajar tidak teratur,
bahkan ada yang tidak belajar. Hal tersebut dapat diperbaiki dengan pembinaan
disiplin membelajarkan diri. Guru juga dapat berperan untuk selalu memberikan
motivasi belajar kepada siswanya.

11) Cita – Cita Siswa

Cita-cita merupakan harapan atau keinginan peserta didik untuk


menentukan mau jadi apa di masa mendatang. Cita-cita merupakan salah satu
motivasi intrinsik. Tetapi adakalanya seorang peserta didik belum mempunyai
gambaran yang jelas tentang cita-citanya. Sehingga mengakibatkan dia hanya
ikutikutan temannya saja.

7
BAB III

PEMBAHASAN

Materi ataupun data yang kita dapatkan kita membuat Kuesioner Manajemen Pesesta
Didik yang bertujuan dari Kuesioner Manajemen Peserta Didik ini adalah untuk mendapatkan
gambaran dari tingkat minat belajar siswa, tingkat kesiplinan siswa, dan sarana-prasarana yang
dimiliki siswa selama belajar daring. Sasaran dari Kuesioner ini adalah guru SD, SMP, dan SMA
di berbagai daerah mengenai siswa-siswi di sekolahnya. Metode yang digunakan adalah survei
dengan menyebarkan angket Kuesioner Manajemen Peserta Didik secara online dan bebas ke
berbagai jaringan relasi di media sosial. Hasilnya, kuesioner diisi oleh 17 guru dari berbagai
tingkat jenjang sekolah sehingga kuesioner ini akan memungkinkan variasi jawaban yang tinggi.
Pengisian angket menggunakan bantuan Google Form dengan memastikan bahwa satu
mahasiswa hanya dapat mengisi angket 1 kali. Berikut ini Gambar 1 merupakan diagram
lingkaran mengenai divergensi tingkat jenjang sekolah.

Gambar 1. DIvergensi tingkat jenjang sekolah guru pengisi kuesioner.

Penelitian ini menggunakan instrumen angket yang terdiri dari 3 topik yaitu tingkat minat
belajar siswa, tingkat kesiplinan siswa, dan sarana-prasarana yang dimiliki siswa selama belajar

8
daring. Kuesioner ini terdiri dari pernyataan-pernyataan yang dapat mengungkap bukti-bukti
dari tinggi rendahnya suatu topik, alasan terjadinya menurut pandangan guru terhadap siswa, dan
solusi yang diberikan guru untuk melakukan manajemen peserta didik. Total pernyataan yang
terdapat pada kuesioner ini adalah sebanyak 22 pernyataan.

I. Tingkat Minat Belajar Siswa

Pada topik 1 yaitu Tingkat Minat Belajar Siswa diperoleh hasil 59.24% dari
jumlah seluruh pernyataan yang terdapat dalam kuesioner. Hal ini dapat dibuktikan
dengan cukup rendahnya poin yang diperoleh di setiap pernyataan. Salah satu indikator
yang dapat menunjukkan kurangnya minat belajar siswa adalah tingginya frekuensi
siswa mencontek menurut pandangan guru. Hal tersebut dapat disajikan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Frekuensi siswa mencontek menurut pandangan guru.

Selain itu, minat belajar siswa yang rendah dapat ditunjukkan dengan jumlah
siswa yang aktif dalam suatu kelas. Hasil analisis dari Kuesioner Peserta Didik untuk
topik Minat Belajar Siswa menunjukkan bahwa 52,9% guru menilai bahwa hanya
terdapat 5-10 siswa yang aktif dalam suatu kelas yang diampunya. Berikut Gambar 3
adalah diagram lingkaran mengenai jumlah siswa yang aktif di kelas menurut pandangan
guru.

9
Hasil analisis dari Kuesioner Peserta Didik untuk topik Minat Belajar Siswa
menunjukkan kurangnya minat peserta didik disebabkan oleh antara lain karena

1. Kurangnya motivasi intrinsik (dari dalam diri siswa sendiri) yaitu rasa membosankan
ketika belajar, terutama ketika metode pembelajaran yang tidak sesuai dan jam belajar
yang lama atau ketika siswa tidak memahami materi pembelajaran
2. Siswa lebih senang pada godaan eksternal semisal bermain HP
3. Rendahnya informasi dan retensi dasar yang dimiliki siswa sehingga siswa tidak
memiliki kesiapan belajar tahap selanjutnya,sehingga semakin membuat rendah minat
belajar karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Hal
ini dapat ditunjukkan misalnya pada kasus materi prasyarat siswa SMP hanya sebatas
pengatar sehingga siswa terkendala dalam memahami materi baru karena tidak
memiliki konsep dasar yang kuat.
4. Kurangnya peran orang tua dalam membimbing anaknya ketika di rumah terutama
pada kondisi belajar daring

Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah guru dalam melakukan manajemen minat
belajar peserta didik. Hasil analisis dari Kuesioner Peserta Didik untuk topik Minat Belajar
Siswa menunjukkan bahwa solusi yang dilakukan guru terhadap tingkat minat belajar siswa
antara lain :

10
1. Penggunaan Metode belajar yang bervariasi yaitu dapat berupa cerita dan bergurau,
penggunaan media dan game yang inovatif, dan penggunaan alat peraga yang menarik.
2. Memberikan reward ketika siswa bisa menyelesaikan tugasnya (memberikan pujian) atau
pun hadiah misalnya alat tulis
3. Mengajak siswa aktif dalam dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mengerjakan soal,
diskusi, membuat karya
4. Memotivasi siswa dalam bentuk chat pribadi

II. Tingkat Kedisiplinan Siswa Dalam Hal Tugas

Pada topik 2 yaitu Tingkat Kedisiplinan Siswa menunjukkan bahwa masih


banyak hal yang perlu ditingkatkan mengenai kedisiplinan siswa dalam hal pengumpulan
tugas. Salah satu indikator yang dapat membuktikan skor tersebut rendahnya jumlah
siswa yang membolos. Hal tersebut dapat disajikan dalam Gambar 4 adalah diagram
frekuensi siswa yang membolos tanpa keterangan.

Berikut ini guru juga menyebutkan alasan mengapa tingkat kedisiplinan siswa
rendah antara lain karena :

1. Tidak tegasnya peraturan dan sanksi misalnya selalu ada toleransi bagi siswa yang
terlambat mengumpulkan tugas secara berulang-ulang

11
2. Kesadaran diri dari siswa sendiri kurang terhadap kedisiplinan. Siswa menunda-
nunda mengerjakan tugas dari guru sehingga menumpuk dan tidak bisa membagi
waktu belajar
3. Kurangnya dorongan dari orangtua untuk bersikap disiplin dan faktor lingkungan
yang tidak mendukung. Hal ini dapat ditunjukkan pada kasus siswa yang berasal dari
latar belakang sosial dan ekonomi yang rendah sehingga menyebabkan siswa lebih
mengutamakan membantu orangtua daripada mengerjakan tugas

Maka dari itu, diperlukan langkah-langkah guru dalam melakukan manajemen


minat belajar peserta didik. Hasil analisis dari Kuesioner Peserta Didik untuk topik
Kedisiplinan Siswa menunjukkan bahwa solusi yang dilakukan guru terhadap tingkat
kedisplinan siswa antara lain :

1. Menerapkan reward bagi siswa yang disiplin dan punishment bagi siswa yang terlambat
mengumpulkan tugas. Reward dapat berupa hadiah kecil-kecilan misalnya buku tulis atau
sekedar pujian. Sedangkan, punishment adalah peringatan atau sanksi bagi siswa yang
melanggar peraturan. Punishment yang diberikan dapat berupa teguran, penugasan
tambahan dan pengurangan poin.
2. Guru memberi contoh dengan menerapkan disiplin diri sendiri, serta mengarahkan dan
membimbing siswa di lingkungan sekolah. Apabila guru juga menjabat sebagai wali
kelas maka guru perlu membangun komunikasi yang lebih erat dengan siswa juga wali
siswa, serta membentuk grup belajar kelas melalui media sosial. Hal tersebut dapat
membangun keakraban guru dan siswa sehingga guru dapat memahami sebab-sebab
ketidakdisiplinan siswa, dan secara timbal balik siswa dapat dibimbing untuk lebih
disiplin kedepannya.

III. Sarana-Prasarana Siswa Saat Belajar Daring

Pada topik 3 yaitu Sarana-Prasarana Siswa Selama Belajar Daring menunjukkan


bahwa masih banyak siswa yang kurang memiliki sarana-prasarana pembelajaran daring.

12
Tingginya persentase “Sering” dan “Kadang-kadang” menunjukkan bahwa tidak semua
siswa dapat mengikui KBM secara online dan dapat mengakses media pembelajaran. Hal
tersebut dapat disajikan dalam Gambar 5 adalah diagram mengenai frekuensi siswa yang
mengikuti KBM secara online dan dapat mengakses media pembelajaran

Hasil analisis dari Kuesioner Peserta Didik untuk topik Sarana-Prasarana Siswa
Selama Belajar Daring menunjukkan kurangnya sarana-prasarana peserta didik
disebabkan oleh antara lain

1. Jaringan internet di wilayah setempat lemah, sering menghilang, atau bahkan tidak ada
sama sekali
2. Siswa tidak memilki perangkat elektronik seperti HP, Laptop, Smartphone dll.
3. Siswa tidak mampu secara ekonomi untuk membeli kuota dan paket data
4. Siswa kurang pandai dalam bidang Teknologi Informasi

13
DI PPT :

Maka dari itu, guru harus dapat menyesuaikan kebutuhan pembelajaran yang
diperlukan saat pembelajaran daring. Guru perlu memastikan bahwa platform dan media
pembelajaran daring tidak memberatkan siswa dari segi kuota dan sinyal. Berikut ini
disajikan Gambar 6 dan Gambar 7 untuk menunjukkan platform dan media pembelajaran
daring yang sering diguunakan dalam pembelajaran.

14
Gambar 6. Platform pembelajaran daring

Gambar 7. Bentuk media pembelajaran daring

Maka dari itu, diperlukan langkah-langkah guru dalam melakukan manajemen


minat belajar peserta didik. Hasil analisis dari Kuesioner Peserta Didik untuk topik
Kedisiplinan Siswa menunjukkan bahwa solusi yang dilakukan guru terhadap kurangnya
sarana-prasarana siswa antara lain :

1. Memberi kesempatan pada siswa untuk datang ke sekolah dan dilakukan bimbingan
offline kepada siswa dengan mematuhi protocol kesehatan, atau dapat juga dilakukan

15
dengan guru mengadakan kunjungan bergilir ke rumah siswa. Sekolah juga
memberikan kuota gratis kepada siswa untuk dapat mengikuti KBM dan
mengumpulkan tugas secara online
2. Memotivasi siswa untuk tetap semangat belajar , memberikan siswa kebebasan dalam
menyampaikan pendapat dan keluhan. kemudian, berdiskusi mencari jalan keluar
untuk meningkatkan kreativitas di tengah keterbatasan fasilitas. Selain itu, guru juga
dapat meminta siswa lain yang lebih pintar atau siswa yang jarak rumahnya dekat
untuk mengajari temannya yang kesusahan.
3. Memberikan tugas diluar buku pegangan dan menggunakan lingkungan sebagai
media belajar. Misalnya menggambar lingkungan sekitar rumah, membuat kliping
berita dari koran, dll.

BAB IV

PENUTUP

I. KESIMPULAN
Penyelengaraan kegiatan pendidikan tidak terlepas dari manajemen peserta didik.
Keberhasilan dari penyelangaran pendidikan bergantung pada perkembangan potensi fisik,
kercedasan intelektual, sosial, kejiwaan, dan emosional peserta didik. Maka dari itu diperlukan
pengaturan dan penataan terhadap kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan peserta didik.
Pengaturan tersebut harus didasarkan pada potensi, minat, dan kemampuan siswa sehingga dapat
terpenuhinya tujuan pendidikan dan terbentuk keluaran peserta didik yang unggul.

Dalam menerapkan manajemen peserta didik dijumpai berbagai permasalahan seperti minat
belajar yang rendah, kedisplinan yang rendah, serta sarana dan prasarana siswa dalam belajar
daring yang kurang memadai. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya minat belajar
yang rendah, disebabkan oleh kurangangya motivasi intrisik serta kurangnya peran orang tua
dalam membimbing anaknya. Sedangkan kedisiplinan yang rendah, disebabkan oleh kurang
tegasnya aturan dan kurangnya kesadaran diri. Maka dari itu perlu dilakukan upaya yang
komprehensif dan inovatif dalam mengatasi masalah tersebut. Permasalahan tersebut

16
membutuhkan peran dari seluruh komponen pendidikan terutama pendidik sebagai pelaksana
pendidikan. Misalnya saja dalam meningkatkan pembelajaran untuk siswa yang memiliki
keterbatasan fasilitas, pendidik dapat melakukan upaya aktif seperti mengunjungi rumah siswa
dan menyiapkan pembelajaran yang berbasis lingkungan dan keluarga.

II.    SARAN
Permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan dapat diatasi jika semua komponen
terutama pelaksana pendidikan yaitu pendidik dapat berperan aktif dan melakukan pendekatan
inovatif terhadap permasalahan tersebut. Permasalahan minat belajar dapat diatasi dengan
penyajian materi yang menarik dan pendekatan personal seperti motivasi oleh pendidik.
Permasalahan kedisiplinan dapat diatasi dengan aturan yang tegas disertai penghargaan (hadiah
maupun pujian) dan hukuman (peringatan dan sanksi yang mendidik). Sedangkan permasalahan
sarana dan prasarana dalam belajar daring dapat diselesaikan dengan usaha aktif pendidik
mengadakan kunjungan ke peserta didik maupun melalui pembelajaran berbasis lingkungan.
Selain dari sisi pendidik komponen lain seperti pembuat kebijakan juga harus berperan. Misalnya
pada masalah prasarana-sarana, pemerintah pusat maupun daerah dapat memberikan bantuan
paket data terhadap peserta didik. Pemerintah juga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas
jaringan internet. Selain itu dapat dilakukan pembelajaran melalui media seperti televisi, koran
dan radio untuk mengatasi permasalahan keterbatasan sarana dan prasarana.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://forms.gle/6z2e4yxhkxdYVvXn7 Kuesioner yang dibuat untuk membantu


pengambilan data – data mengenai peserta didik

Safruddin, Cepi. Dkk. 2016. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press


Meilina Bustari & Tina Rahmawati. 2018. Modul Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Tim
dosen AP UNY 2018
Kumala, Eva. Dkk. 2016. Manajemen Peserta Didik. Malang: Universitas Negeri Malang

18

Anda mungkin juga menyukai