Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

“MANAJEMEN PESERTA DIDIK”

Dosen Pengampu : Dr. H. Machfudz, M.Pd.i.

Disusun Oleh :

1. Ahmad Veygid T20178002


2. Lulu Afifah T20178022
3. Mawaddah Roziyana Dewi T20178012

TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Manajemen Pendidikan yang berjudul “Manajemen
Peserta Didik”.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad


SAW, yang membawa perdamain di muka bumi ini, yakni agama Islam.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
bersangkutan dengan Manajemen Peserta Didik.

Meskipun dalam penulisan makalah ini masih mempunyai beberapa


kekurangan, kami berharap makalah ini dapat menjadi sarana edukasi khususnya
dalam mata kuliah Manajemen Pendidikan. Kami ucapkan banyak terimakasih
kepada Dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Pendidikan serta pihak-pihak
yang bersedia membantu dalam penyusunan makalah tersebut.

Jember, 9 Oktober 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik......................................................3

B. Pencatatan data peserta didik........................................................................6

C. Mutasi Peserta didik....................................................................................13

D. Promosi Peserta Didik.................................................................................14

E. Layanan Khusus..........................................................................................14

BAB III..................................................................................................................20

PENUTUP..............................................................................................................20

A. Kesimpulan.................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah ditegaskan
bahwa negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.
Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satunya dengan dilaksanakannya
pendidikan.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam proses pembelajaran tentunya selalu dan bahkan harus
adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Setiap pendidik
memiliki gaya tersendiri untuk membelajarkan peserta didik untuk
mencapai optimalisasi potensi diri. Selain itu, sekolah juga berperan dalam
melayani atau memberikan dukungan penuh kepada penggalian potensi
peserta didik. Seperti perlunya diadakan beberapa program yang
menunjang potensi peserta didik.
Dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
mewujudkan tujuan pendidikan khususnya potensi peserta didik.
Diperlukan adanya sistem manajemen dari beberapa aspek. Salah satu
aspek tersebut adalah manajemen peserta didik. Untuk itu diperlukannya
penulisan makalah ini bagi penulis diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca dan si penulis sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar manajemen pendidikan peserta didik?
2. Bagaimana proses pencatatan data peserta didik?
3. Bagaimana mutasi dan promosi peserta didik?
4. Apa saja layanan khusus bagi siswa pada manajemen peserta didik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar manajemen pendidikan peserta didik.
2. Untuk mengetahui pencatatan data peserta didik.
3. Untuk mengetahui mutasi dan promosi peserta didik.
4. Untuk mengetahui layanan khusus bagi siswa pada manajemen peserta
didik.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik


Berdasarkan dari asal katanya, Manajemen Peserta Didik tersusun
dari kata Manajemen dan Peserta Didik. Harold Koontz dan Cyril O’donel

2
mendefinisikan manajemen sebagai usaha dalam mencapai suatu tujuan
tertetu melalui beberapa kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.
Menurut Dadang dkk mengatakan bahwa manajemen adalah suatu
proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik serta
memerlukan perencanaan, pemikian, pengarahan, dan pengaturan untuk
mencapai tujuan1.
Dari beberapa pemaparan pengertian mengenai manajemen diatas,
dapat ditekankan bahwa pengertian manajemen adalah suatu kegiatan yang
mengandung unsur perencanaan, penataan atau pengeolaan dan evaluasi
untuk mencapai suatu tujuan yang sudah dimusyawarahkan.
Pengertian Peserta Didik menurut Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang SIstem Pendidikan Nasional ialah “anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
Menurut Oemar Hamalik, mendefinisikan Peserta Didik sebagai
suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya
diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang
berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik merupakan individu yang berhak atas pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat dan minat dan menerima kepuasan atas
pendidikan dari gurunya2. Selain itu, negara juga menjamin hak-hak
tersebut secara konstitusional. Peserta didik harus mendapatkan sekolah
yang dapat mengoptimalkan potensinya sekarang ataupun nanti untuk
terjun ke masyarakat.
Menurut E. Mulyasa manajemen peserta didik adalah penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai
masuk sampai dengan kelulusan peserta didik tersebut dari suatu sekolah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen peserta didik adalah salah satu
bidang dalam lembaga pendidikan yang mengatur dan memusatkan
perhatian terkait semua kegiatan-kegiatan siswa baik dari awal
1
Dadang dkk. Manajemen Pendidikan. (Bandung : Alfabeta. 2009)., hal 204

2
Muhammad Kristiawan dkk. Manajemen Pendidikan. (Yogyakarta : Budi Utama, 2017)., hal 69

3
pengenalan, pendaftaran, layanan individu seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, sampai akhir proses pendidikannya3.
Secara umum, tujuan manajemen pendidikan adalah untuk
mengatur setiap kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut
dapat menunjang proses pembelajaran di suatu lembaga (sekolah).
Selebihnya dapat menunjang tujuan-tujuan yang ada pada beberapa aspek
lainnya seperti kurikulum, sarana dan parsarana.
Secara khusus, tujuan dari manajemen peserta didik adalah sebagai
berikut4;
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta
didik
b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan),
bakat dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

Sementara itu, fungsi manajemen pendidikan secara umum adalah


sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal
mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi
social, aspirasi dan potensi-potensi lainnya.
Dalam melaksanakan manajemen peserta didik, setidaknya juga
dipertimbangan dengan kebutuhan sosial, masyarakat dan kebutuhan
global saat ini. Sehingga ketika sudah keluar atau lulus dari sekolah dapat
terpenuhi kebutuhan individu serta kebutuhan masyarakat/global.
Dalam menjalankan suatu pengelolaan, haruslah berpacu kepada
suatu prinsip atau pedoman. Sehingga kegiatan manajemenisasi atau
pengelolaan dapat terarah dan efektif untuk mencapai suatu tujuan yang
sudah dirancang sebelumnya.
Manajemen peserta didik mempunyai beberapa prinsip yang harus
dijadikan landansan pada saat perancangan, pengelolaan dan evaluasi.
Diantaranya yaitu;

3
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Startegi, dan Implementasi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hal 45-46

4
Saifuddin. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. (Yogyakarta : Budi Utama, 2018) hal
56

4
a. Dalam membangun program manajemen kepesertadidikan,
penyelenggara garus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat
program dilakukan.
b. Manajemen peserta didik haruslah searah atau sama dengan tujuan
manajemen peserta didik. Oleh karena itu, manajemen peserta didik
juga termasuk kedalam manajemen sekolah.
c. Segala program manajemen peserta didik haruslah mengemban misi
pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
d. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah menjunjung
tinggi keberagaman dan memunculkan rasa persatuan diantara peserta
didik.
e. Setiap program manajemen peserta didik haruslah menanamkan atau
membimmbing peserta didik untuk dapat mandiri, tidak hanya di
sekolah, namun juga ketika terjun di masyarakat
f. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah bernilai fungsional
terhadap kehidupan peserta didik khususnya di masa depan.5

B. Pencatatan data peserta didik


1. Penerimaan Peserta Didik Baru.
Penerimaan peserta didik baru merupakan peristiwa penting bagi
suatu sekolah, karna hal ini adalah titik awal yang menentukan
kelancaran tugas suatu sekolah. Kesalahan dalam penerimaan peserta
didik baru dapat menentukan sukses tidaknya suatu usaha pendidikan
di sekolah yang bersangkutan. Sebab itu, penerimaan peserta didik
baru harus diperhatikan. Menjelang ajaran baru proses penerimaan
peserta didik baru harus sudah selesai. Maka dari itu, penunjukan atau
pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru telah dilakukan
oleh kepala sekolah sebelum tahun ajaran berakhir. Panitia penerimaan
peserta didik baru sifatnya tidak tetap yakni dibubarkan jika tugasnya
telah selesai6.
5
Dadang dkk. Manajemen Pendidikan. (Bandung : Alfabeta. 2009)., hal 206

6
Ali Imron, Manajemen Peserta Dididk Berbasis Sekolah (Malang: Sinar Grafika, 2011), hal: 37-
38.

5
Menurut Syarif dalam Suryosubroto (2004), langkah-langkah
penerimaan murid baru diantaranya adalah:
a. Pembentukan panitia.
Pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru bertujuan
untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan yakni:
a) Syarat-syarat pendaftaran murid baru.
b) Formulir pendaftaran
c) Pengumuman
d) Buku pendaftaran
e) Waktu pendaftaran
f) Jumlah calon yang diterima
b. Menentukan syarat pendaftaran calon.
Biasanya syarat pendaftaran calon sekolah dasar sudah
ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pada prinsipnya syarat masuk sekolah dasar adalah: Sudah berumur 7
tahun, bila semua anak yang berusia 7 tahun sudah tertampung, maka
prioritas penerimaan adalah anak yang:
a) Berusia 8 tahun
b) Berusia 9 tahun
c) Berusia 10 tahun
d) Berusia 11 tahun
e) Berusia 12 tahun
Untuk memperjelas masalah syarat-syarat pendaftaran di
SLTP/SLTA di bawah ini terdapat contoh-contoh yang dimaksud:
a) Surat keterangan kelahiran, atau umur
b) Surat keterangan kesehatan
c) Surat kelakuan baik dari sekolah asal
d) Salinan tanda lulus / STTB yang disahkan
e) Salinan rapot kelas tertinggi
f) Membayar biaya pendaftaran
g) Pas foto ukuran 3x4 / 4x6 sebanyak yang diperlukan
h) Mengisi formulir pendaftaran
b. Menyediakan Formulir Pendaftaran
Fungsi dari formulir pendaftaran yakni untuk mengetahui
identitas calon dan untuk kepentingan kepengisian buku induk sekolah.
c. Pengumuman Pendaftaran Calon
Tahap ini dilakukan setelah segala sesuatu telah disiapakan baik
perangkat, peralatan, tenaga panitia pelaksana pendaftaran, maupun
keperluan lainnya. Pengemuman dapt melalui media massa seperti
surat kabar, secara online, maupun menggunakan papan pengumuman

6
di sekolah. Tujuan dari pengumuman ini adalah memberi kesempatan
kepada calon murid baru untuk mengetahui syarat dan ketentuan
pendaftaran bisa diketahui oleh masyrakat luas khususnya para orang
tua yang berkepentingan.
d. Menyediakan Buku Pendaftaran
Buku ini digunakan untuk mencatat para calon yang
mendaftarakan ingin masuk ke sekolah yang bersangkutan.
Berdasarkan pencatatan ini pula calon mendapat nomor pendaftaran
(nomor calon) yang mungkin disebut juga nomor seleksi
e. Waktu Pendaftaran
Waktu pendaftaran memuat kapan waktu pendaftaran dimulai
dan diakhiri. Waktu pendaftaran meliputi hari, tanggal dan jam
pelayan. Penentuan waktu atau lama pendaftaran calon berdasarkan
kebutuhan. Waktu dapat diperpanjang apabila target belum terpenuhi,
begitu juga sebaliknya mungkin diprsingkat apabila target sudah
terpenuhi.
f. Penentuan Calon yang Diterima
Penentuan calon yang diterima bagi sekolah dasar, selain
persyaratan harus terpenuh, lebih terpenuhi, lebih banyak terkait lagi
kepada daya tampung kelas.

DT = B x M - TK
Keterangan:
DT=Data Tampung
B=Banyak bangku di kelas
M=Muatan bangku (=kapsitas)
TK=Jumlah murid yang tinggal pada kelas 1.7

2. Pencatatan dan Pelaporan Peserta Didik


Sebagai tindak lanjut dari penerimaan peserta didik baru maka
proses selanjutnya adalah menjadi tugas tata usaha sekolah untuk
memproses peserta didik tersebut dalam catatan-catatan sekolah.
Tujuan dari pencatatan ini yakni agar pihak lembaga dapat meberikan
bimbingan yang optimal pada peserta didik. Adapun pelaporan
dilakukan sebagai wujud tanggung jawab lembaga agar pihak-pihak
7
Saifuddin, Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis, (Yogyakarta: CV Budi Utama,2018)
hal:61-63.,3.

7
terkait dapat mengetahui perkembangan peserta didik di lembaga
tersebut. Proses pencatatan dan pelaporan ini diperlukan peralatan dan
perlengkapan yang dapat memudahkan. Peralatan dan perlengkapan
tersebut yakni berupa:
1) Buku Induk Siswa
Buku ini disebut juga buku pokok atau stanbuk. Buku ini
berisi catatan peserta didik yang masuk pada sekolah tersebut.
Setiap catatan peserta didik disertai dengan nomor pokok / stanbuk,
dan dilengkapi pula dengan data-data lain setiap peserta didik.
2) Buku Klapper
Pencatatan buku ini dapat diambil dari buku induk, dan
penulisannya disusun berdasarkan abjad. Hal ini untuk
memudahkan pencarian data peserta didik kembali jika sewaktu-
waktu diperlukan8.
3) Daftar Presensi
Daftar hadir peserta didik sangat penting, sebab frekuensi
kehadiran setiap peserta didik dapat diketahui atau dikontrol.
Kehadiran peserta didik di sekolah adalah suatu keadaan yang
memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar dalam proses
pembelajaran. untuk memeriksa kehadiran peserta didik di kelas
pada jam-jam pelajaran, daftar hadir ini dipegang oleh guru9.
4) Daftar Mutasi Peserta Didik
Adanya dari daftar peserta didik yakni untuk mengetahui
keadaan jumlah peserta didik dengan persis. Daftar mutasi ini
digunakan untuk memcatat keluar masuk peserta didik dalam
setiap bulan, semester atau setahun.
5) Buku Catatan Pribadi Peserta Didik
Buku ini lebih lengkap tentang data setiap peseta didik,
yang mana berisi: Identitas peserta didik, keterangan mengenai
keadaan keluarga, keadaan jasmani dan rohani, riwayat pendidkan
serta hasil belajar, data psikologis (sikap, minat, dan cita-cita) dan

8
Dadang Suhardan, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Alfabet,2014) Hal: 213, 2

9
Annisa Nuraisah Annas, Manajemen Peserta Didik Berbasis Kecerdasan Spritual Pendidkan
Islam, TADBIR, Vol. 5 No. 2, 2017, hal 136.

8
juga kegiatan di luar sekolah. Buku ini biasanya disimpan di ruang
BP dan dikerjakan pula oleh petugas BP.
6) Daftar Nilai
Setiap guru bidang studi meliki daftar nilai yang digunakan
khusus untuk mencatat hasil tes setiap peserta didik pada bidang
studi / mata pelajaran tertentu. Sehingga dari daftar nilai ini dapat
diketahui kemajuan belajar peserta didik, karna setiap hasil tes
dicatat didalamnya. Kemudian nilai-nilai tersebut sebagai bahan
olahan nilai rapot.
7) Buku Legger
Buku legger merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang
studi untuk setiap peserta didik. Pengisian atau pencatatan nilai-
nilai dalam legger dikerjakan oleh wali kelas sebagai bahan
pengisian rapot. Pencatatn nilai-nilai dalam legger biasanya satu
tahun dua kali (sesuai dengan pembagian rapot)
8) Buku Rapot
Buku rapot merupakan alat untuk melaporkan prestasi
belajar peserta didik kepada orang tua / wali dari peserta didik.
Selain prestasi belajar, rapot berisi kehadiran, tingkah laku peserta
didik dan lain sebagainya10.
Semua buku atau daftar diatas saling melengkapi dan
berhubungan satu sama lain. Dengan demikian diharapkan pihak
sekolah dapat mencatat semua aspek yang diperlukan mengenai segala
hal yang berhubungan dengan peserta didik.
3. Pembinaan Peserta Didik
Pembinaan peserta didik adalah pemberian layanan kepada
peserta didik di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di
luar jam belajaranya di kelas. Pembinaan peserta didik dilakukan
dengan menciptakan kondisi atau mebuat peserta didik sadar akan
tugas-tugas belajarnya yang diantaranya adalah:
a. Kedisiplinan Sekolah dan Prestasi
Disiplin peserta didik menurut Ali Ilmron adalah suatu
keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh perserta didik di
sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik
10
Ibid., 2.

9
secara langsung atau tidak langsung terhada serta didik sendiri dan
terhadap sekolah secara keseluruhan.11
Selain motivasi belajar, prestasi belajar peserta didik juga
dipengaruhi oleh disiplin belajar. Adanya pengaruh tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi disiplin belajar peserta didik,
akan semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperoleh, begitupun
sebaliknya.
Disiplin mempunyai banyak makna yang luas dan berbeda-
beda. Definisi disiplin yang dikemukakan oleh Andi Rasydiniah
dalam Vitriah (2012) yaitu kepatuhan untuk menghormati dan
melaksanakan satu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk
kepada keputusan, perintah atau eraturan yang berlaku. Dengan
kata lain disiplin adalah kepatuhan menaati peraturan dan ketentuan
yang telah ditetapkan.
b. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin
Cara penaggulangan pelanggaran disiplin dilaksakan secara
bertahap yakni dengan tetap memperhatikan jenis gangguan yang
ada dan siapa pelakunya. Langkah-langkah tersebut mulai dari
tahapan pencegahan sampai pada tahapan penyembuhan, dengan
tetap bertumpu penekanan substansinya bukan pada pribadi siswa.
Disamping itu juga harus tetap menjaga perasaan kecintaaan
terhadap peserta didik bukan karna rasa emosional. Dibawah ini
akan dikemukakan tiga jenis teknik pembinaan disiplin kelas:
1) Teknik Inner Control
Teknik ini menumbuhkan kepekaan / penyadaran tata tertib
dan pada akhirnya disiplin harus tumbuh dan berkembang
dari peserta didik itu sendiri (self dicipline) dengan kata lain
peserta didk diharapkan dapat mengendalikan dirinna sendiri.
2) Teknik External Control
Teknik external control ialah mengendalikan diri dari luar
berupa bimbingan dan penyuluhan. Teknik ini dapat
menumbuhkan disiplin cenderung melakukan pengawasan

11
Saihuddin, Manajemen Instuisi pendidikan, (Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018) hal:107.

10
yang terkdang oerlu diperketat dan kalau perlu menjatuhkan
hukuman terhadap setiap pelanggaran.
3) Teknik Cooperative Control
Teknik cooperative control sangat dianjurkan untuk
menetralisir teknik inner control (yang menuntut
kedewasaan) dan external control (yang menganggap peserta
didik belum dewasa)hal tersebut karna teknik ini dilakukan
dengan kerja sama antara pendidik dengan peserta didik
dalam mengendalikan situasi kelas kearah terwujudnya
tujuan kelas yang bersangkutan. Dimana pendidik dan peserta
didik saling mengontrol satu sama lain terhadap pelanggaran
tata tertib. Disini guru memegatikan proses pembinaan
disiplin kelas adalah perbedaan-perbedaan individual peserta
didik dalam kesanggupan mawas diri (intropeksi) dan
pengendalian dirinya (self control)12

C. Mutasi Peserta didik


Mutasi siwa atau perpindahan siswa pada hakekatnya adalah
berpindahnya kegiatan belajar mengajar dari satu sekolah ke sekolah yang
lain baik itu masih satu kabupaten/kota atau luar kota. Oleh karena itu ada
dua dua jenis mutasi peserta didik:
1. Mutasi Intern
Mutasi intern terjadi apabila seorang anak mengalami perpindahan dar
kelas yang satu ke kelas yang lain disebabkan karena naik tingkatan
atau karena sebab lain. Dengan pengertian itu maka setiap tahun di
suatu sekolah tentu terjadi mutasi siswa.
2. Mutasi Ekstern
Mutasi ekstern adalah mutasi yang terjadi karena seorang siswa keluar
dari sekolah disebabkan karena telah menamatkan pelajarannyaatau
karena hal lain. Mutasi ekstern tidak hanya terjadi pada akhir tahun
ajaran tetapi dapat juga terjadi di tengah-tengah tahun ajaran. Sebab-
sebab mutasi ekstern antara lain:
 tamat sekolah.
12
Ibid.3

11
 pindah ke sekolah yang lain menurut pilihan orang tua.
 pindah ke sekolah lain di lain tempat karena mengikuti orang tua.
 Berhenti sekolah karena tidak mampu (kepandaian atau ekonomi)
Mutasi ekstern dapat terjadi bukan hanya keluar dari sekolah
tetapi karena juga memasuki sekolah tersebut. Namun untuk
menyingkat pencatatan, yang dituliskan dalam buku mutasi hanyalah
anak yang mengalami mutasi keluar atau masuk bukan pada ajaran
baru.13

D. Promosi Peserta Didik


Promosi peserta didik pada adasarnya berkaitan dengan proses
penerimaan peserta didik baru. Dalam proses penerimaan peserta didik
baru pada umumnya menggunakan dua system yaitu system promosi dan
system seleksi. System penerimaan peserta didik promosi adalah system
penerimaan peserta didi tanpa menggunaka seleksi. Semua peserta didik
mendaftar langsung dapat diterima di sekolah tersebut. Biasanya system
tersebut digunakan oleh sekolah yang jumlah pendaftarnya kurang dari
jumlah daya tamping yang tersedia. Berbeda dengan system seleksi yang
digunakan untuk menerima peserta didik sesuai dengan kualifikasi yang
telah ditentukan oleh pihak sekolah yang mana pada umumnya jumlah
pendaftar melebihi jumlah daya tamping yang tersedia.14

E. Layanan Khusus
Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggung
jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas
mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap saja, tetapi
harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta
didik, moleh karena itu terdapat manajemen layanan khusus. Manajemen
layanan khusus meliputi layanan perpustakaan, layanan kesehatan (UKS),
13
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana,.Manajemen Pendidikan Edisi ke-1.(Yogyakarta:Aditya
Media,2009). Hal. 120

14
Ali Imron, Manajemen Peserta Dididk Berbasis Sekolah (Malang: Sinar Grafika, 2011), hal.44

12
keamanan, layanan kafetaria/kantin, layanan asrama, layanan transportasi
sekolah.15
a. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan
layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan
menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-
informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui
koleksi bahan pustaka.
Peprustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidika di sekolah. Keberadaan
perpustakaan di sekolah sangatlah penting. Perpustakaan sekolah
sering disebut sebagai jantungnya sekolah, karena yang menjadi
denyut nadi proses pembelajaran di sekolah adalah perpustakaan.
Perpustakaan juga dipandang sebagai kunci bagi ilmu pengetahuan dan
inti setiap proses pembelajaran di sekolah.16
Tujuan perpustakaan sekolah:
1. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiassaan membaca
khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan.
2. Mendidik peserta didik agar mampu memelihara dan
memanfaatkan bahan pustaka secara efktif dan efisien.
3. Meletakkan dasar kearah belajar mandiri.
4. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari atas usaha dan tanggung
jawab sendiri.
Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan
yaitu:
1. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar
mengajar.
2. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat untuk kegiatan
konsultasi bagi peserta didik dan pendidik.

15
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Startegi, dan Implementasi (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012), Hal. 42

16
Dadang dkk. Manajemen Pendidikan. (Bandung : Alfabeta. 2009). Hal. 216

13
3. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif
yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan
selera mengembangkan daya kreatif.
4. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah, dan
menarik sehingga pendidikan peserta didik tertarik dan terbiasa
dalam menggunakan fasilitas perpustakaan.
Perpustakaan sekolah diselenggarakan di setiap sekolah.
Penyelenggaranya adalah guru yang ditunjuk oleh kepala seklah baik
sebagai ahli perpustakaan atau guru yang ditugaskan di perpustakaan dan
telah mendapat kursus/latihan sebelumnya.
b. Layanan Kantin/Kafetaria
Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di setiap sekolah
supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan
cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol
kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai
makanan yang bersih dan bergizi. Peranan lain kantin sekolah yaitu
supaya parapeserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar
lingkungan sekolah.
Pengelola kantin sebaikanya dipegang oleh orang dalam atau
keluarga karyawan sekolah yang bersangkutan, agar segala makanan
yang dijual di kantin tersebut terjamin dan bermanfaat bagi peserta
didik.17
c. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah
bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah
adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah..
Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina
kesehatan murid dan lingkungan hidupnya.
Program Usaha Kesehatan Sekolah adalah sebagai berikut:
1. Mencapai lingkungan hidup yang sehat.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Pemeliharaan kesehatan di sekolah.

17
Dadang dkk. Manajemen Pendidikan. (Bandung : Alfabeta. 2009).,. Hal. 220

14
Gedung sekolah merupakan tempat para ppeserta didik belajar
dan menghabiskan sebagian waktunya. Karenna itu sekolah hendaknya
memenuhi persyaratan “School Plant”, misalnya gedung sekolah harus
ditanami rumput, air yang bersih, WC tersedia dan memenuhi
ppersyaratan serta dibersihkan setiap hari, ruangan kelas harus
bersihdan nyaman. Inilah yang dimaksud dengan mencpai lingkungan
hidup sehat di sekolah.
Pendidikan kesehatan dimulai dnegan cara memberikan
informasi bahwa kebiasaan hidup sehat merupakan modal utama dalam
kehidupan misalnya tempat tinggal yang sehat, mandi dua kali sehari,
makanan bergizi, dan sebagainya.
Peranan guru sangat besar dalam pendidikan kesehatan. Guru
harus menegur peserta didiknya yang berpakaian dan berbadan kotor,
sewaktu-waktu guru mengajak peserta didik untuk membersihkan
lingkungan/ kerja bakti. Pemeriksaan kesehatan umum maupun khusus
diadakan secara berkala. Sejak masuk kelas satu hari sudah mulai
diajarkan hidup sehat, lingkungan sehat, pemberantasan penyakit,
sehingga peserta didik terpelihara kesehatan jasmani dan rohaninya.18
Penyelenggara UKS memerlukan kerjjasama antara seluruh
warga sekolah. Setiap warga sekolah hendaknya menjalankan tugasnya
sebaik-baiknya. Kepaala sekolah dan para guru sebagai penanggung
jawab umum, sedangkan peserta didik membantu pelaksanaan UKS
dengan piket secara bergiliran. Di samping penanggung jawab umum,
hendaknya ada penanggung jawab bidang pendidikan kesehatan,
bidang kebersihan lingkungan kelas sehat, bidang pemeliharaan
(pemeriksaan/pemeliharaan) kesehatan dan penanggung jawab
mengenai usaha-usaha yang dijalankan sekolah.
d. Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan (transportasi) bagi para peserta didik
merupakkan salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar
mengajar. Para ppeserta didik akan merasa aman dan dapat
masuk/pulang sekolah dengan waktu yang tepat. Transportasi
18
Dadang dkk. Manajemen Pendidikan. (Bandung : Alfabeta. 2009).,. Hal. 221

15
diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan
pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya
dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta.
e. Layanan Asrama
Bagi ppara peserta didik khususnya jenjang pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari
orang tuanya diperlukan adanya asrama. Selain manfaat untuk peserta
didik, asrama mempunyaimanfaat bagi para pendidik dan petugas
asrama tersebut. Manfaat asrama bagi peserta didik yaitu19:
1. Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik-baiknya
terutama jika berbentuk tugas kelompok.
2. Sikap dan tingkah laku peserta didik dapat diawasi oleh petugas
asrama dan para pendidik.
3. Jika diantara peserta didik mempunyai kesulitan (kiriman dari
orang tua terlambat, sakit, dan sebagainya) dapat saling membantu.
4. Meringankan kecemasan orang tua terhadap putra-putrinya.
5. Dapat juga merupakan salah satu cara untuk mengendalikan
tingkah laku remaja yang kurang baik (negative)

Manfaat asrama bagi pendidik/petugas asrama:

1. Mengetahui, memahami, dan menguasai tingkah laku peserta didik,


bukan hanya terbatas di sekolah tetapi juga di luar sekolah.
2. Guru dapat dengan cepat mengontrol tugas yang diberikan kepada
peserta didik.

19
Dadang dkk. Manajemen Pendidikan. (Bandung : Alfabeta. 2009)., Hal. 223

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan manajemen peserta didik merupakan bagian penting yang
harus diperhatikan dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah.
Program-program kegiatan manajemen peserta didik yang diselenggarakan
harus didasarkan pada kepentingan perkembangan serta peningkatan
kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif, afektif, psikomotorik dan
sesuai dengan keinginan, bakat minat peseta didik. Pengadaan program
kegiatan peserta didik diharapkan dapat menghasilkan keluaran atau
alumni yang bermutu.
Pengadaan program manajemen peserta didik mempunyai tujuan
mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar dapat menunjang pptensi
peserta didik.
Kegiatan manajemen peserta didik mempunyai fungsi sebagai
wahana pengembang diri peserta didik secara optimal.
Penyelenggaraan sekolah yang bermutu perlu didukung oleh
ketersediaan layanan kepada peserta didik yang layak dan memadai dalam
kuantitas maupun kualitasnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Annas, Anisa Nuraisah. 2017. Manajemen Peserta Didik Berbasis Kecerdasan


Spritual Pendidkan Islam. TADBIR. Vol. 5, No 2.

Imron. Ali, 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Sinar Grafika :
Malang.

Muhammad Kristiawan dkk. 2017. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Budi


Utama

Mulyasa, E. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Startegi, dan


Implementasi Bandung: Remaja Rosdakarya

Saifuddin, 2018. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis, CV Budi Utama


: Yogyakarta.

Saihuddin, 2018, Manajemen Instuisi Pendidikan. Uwais Inspirasi Indonesia:


sidoarjo.

Suhardan. Dadang, 2009. Manajemen Pendidikan. Alfabet: Bandung.

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana,2009.Manajemen Pendidikan Edisi ke-


1.Yogyakarta.Aditya Media

18

Anda mungkin juga menyukai