Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DASAR-DASAR STUDI MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas


Manajemen Perserta Didik

Disusun Oleh :
1. M.Habibu Rohman
2. Siti Herlina
3. Anisa Agustiani

Dosen Pengampu: Agus Siswanto, M.Pd.I


SEMESTER III
JURUSAN MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
(STIT) MU GUMAWANG
TAHUN AKADEMIK 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat,
taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Pengantar
Kurikulum”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Peserta Didik, serta tidak lupa kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan Manajemen peserta
didik. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
penulis butuhkan untuk perbaikan kedepannya.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih banyak

Belitang, September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen................................................................... 1
B. Definisi Peserta Didik..................................................................... 2
C. Pengertian Manajemen Peserta Didik............................................. 2
D. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik................................ 3
E. Prinsip Prinsip Manajemen Pesera Didik....................................... 5
F. Pendekatan Manajemen Peserta Didik........................................... 6

BAB II PENUTUP
A. Ringkasan....................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................... 8
C. Daftar Pustaka................................................................................ 8

iii
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen
Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan manajemen, sebagai berikut :
1. Secara stimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari management
(bahasa Inggris). Kata management sendiri berasal ari kata manage atau
magiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam
pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan ialah kegiatan berpikir
(mind) dan kegiatan tingkahlaku (action). (Sahertian, 1982)
2. Manajemen adalah penggunaan efektif sumber-sumber tenaga manusia dan
bukan manusia serta bahan material lainnya dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditentukan (B. Suryobroto, manajemen pendidikan di sekolah)
3. Menurut H. Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
4. Roisyiah. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik. Diakses dalam
https://putrisritanjungunior.wordpress.com/category/roisyiah, 26 Agustus
2018 EVALUASI. Vol 2. No.2, September 2018 P-ISNN 2580-3387 E-ISSN
2615-2886 502 I Konsep Dasar dan Tata Kelola Manajemen Peserta Didik Di
Sekolah 4) The Liang Gie (1978) memberikan batasana manajemen sebagai
segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang atau mengarahkan segala
fasilitas dalam sutau usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu
Masih banyak lagi pakar pendidikan yang mendefiniskan manajemen,
namun penulis hanya menyebutkan beberapa pandapat saja yang penulis anggap
sudah bisa mewakili pendapat yang lainnya. Dari beberapa pendapat diatas dapat
disimpiulkan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang mengatur agar sumber
daya yang dimiliki bisa betrjalan dengan optimal sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.

4
B. Definisi Peserta Didik
Ada beberapa pendapat yang mendefiniskan peserta didik, antara lain:
1. Peserta didik menurut ketentuan umum undang-undang RI no.20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
2. Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam system pendidikan,
yang selanjutnya di proses dalam pendidikan, sehingga menjadi manusia yang
berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional (Oemar Hamalik,
Kurikulum dan pembelajaran)
3. Peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu atau pribadi manusia
seutuhnya. Individu diartikan “seseorang tidak tergantung dari orang lain,
dalam arti benar-benar seorang pribadi yang mennetukan diri sendiri dan tidak
dipaksa dari luar, mempunyai sifatsifat dan keinginan sendiri (Abu Ahmadi,
2001:39)

C. Pengertian Manajemen Peserta Didik


Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai
dengan mereka lulus sekolah. Knezevich (1961) mengartikan manajemen
peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang
memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas
dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti
pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di
sekolah.
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Adanya
kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi
kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Kesamaan hak-hak yang dimiliki oleh
anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui
sistem persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan
diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan

5
melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal
ketimbang bersifat individual.
Layanan yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak yang bersifat
massal ini, kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat
dengan pandangan psikologis mengenai anak. Bahwa setiap individu pada
hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda, maka mereka membutuhkan
layanan-layanan pendidikan yang berbeda.
Layanan atas kesamaan yang dilakukan oleh sistem schooling tersebut
dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan
yang berbeda pada sistem schooling tersebut.
Adanya dua tuntutan pelayanan terhadap siswa,– yakni aksentuasi pada
layanan kesamaan dan perbedaan anak–, melahirkan pemikiran pentingnya
manajemen peserta didik untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam
layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah.
Baik layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun pada perbedaan
peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya.

D. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik


Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar
di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar,
tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan
sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat peserta didik.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.

6
4. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar
dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.

Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi
peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang
berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya,
segi kebutuhannya dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut:
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik,
ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi
individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan
tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus
(bakat), dan kemampuan lainnya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik
ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya,
dengan orang tua dan keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya
dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat
peserta didik sebagai makhluk sosial.
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta
didik, ialah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya.
Hobi, kesenangan dan minat peserta didik demikian patut disalurkan, oleh
karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik
secara keseluruhan.
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan
peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya.
Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan demikian ia akan
juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.

7
E. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani
dalam melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi,
maka akan tanggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik
mengandung arti bahwa dalam rangka memanaj peserta didik, prinsip-prinsip
yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu dipegang dan dipedomani.
Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang
sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan.
Ambisi sektoral manajemen peserta didikB tetap ditempatkan dalam
kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem
manajemen sekolah.
2. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban
misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala
bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh
peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan
untuk yang lainnya.
3. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar
belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada
pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara
mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan
menghargai.
4. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena
membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing.
Ialah peserta didik sendiri. Tidak mungkin pembimbingan demikian akan
terlaksana dengan baik manakala terdapat keengganan dari peserta didik
sendiri.

8
5. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat
bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika
sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan
peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan-
kegiatan manajemen peserta didik.
6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh
kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.

F. Pendekatan Manajemen Peserta Didik


Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik
(Yeager, 1994). Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative approach).
Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik
lembaga pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta didik diharapkan
banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan di
tempat peserta didik tersebut berada. Asumsi pendekatan ini adalah, bahwa
peserta didik akan dapat matang dan mencapai keinginannya, manakala dapat
memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan-harapan yang diminta oleh
lembaga pendidikannya.
Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara operasional
adalah: mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah,
memperketat presensi, penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada
upaya agar peserta didik menjadi mampu.
Kedua, pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini
lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan
kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka pendekatan kualitatif
ini lebih diarahkan agar peserta didik senang. Asumsi dari pendekatan ini adalah,
jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan baik
serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka sendiri di lembaga

9
pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan perlunya penyediaan
iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.
Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau
sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta
didik diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif
sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif
lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya. Di satu pihak siswa
diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas berat yang berasal dari lembaganya,
tetapi di sisi lain juga disediakan iklim yang kondusif untuk menyelesaikan
tugasnya. Atau, jika dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan
kesejahteraan, iklim yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah
dalam rangka mendisiplinkan peserta didik, penyelesaian tugas-tugas peserta
didik.
=====================
Diambil dan adaptasi dari Materi Pembinaan Kepala Sekolah. Direktorat Tenaga
Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional. 2007)

10
BAB II
PENUTUP

A. RINGKASAN
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah
sampai dengan mereka lulus sekolah. Knezevich (1961)
mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration
sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,
pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan,
pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan
kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.

B. SARAN
Demikian makalah ini saya buat. Terima kasih atas perhatianya Saya
menyadari masih banyak kekurangan, sran dan kritik yang membangun
senantiasa saya harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

C. DAFTAR PUSTAKA
. https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-
manajemen-peserta-didik/
.https://www.researchgate.net/publication/
328601349_Konsep_Dasar_dan_Tata_Kelola_Manajemen_Peserta_Didik_di_
Sekolah

11

Anda mungkin juga menyukai