Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KESISWAAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam

Dosen Pembimbing :
Dr. H. Isep Djuanda, M.Pd.,M.M.

Disusun Oleh:
Muhammad Zain Al Faqih
Semester VI B - Sore

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AL-HAMIDIYAH TAHUN 2022
JAKARTA

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam yang berjudul “Manajemen
Kesiswaan “.
Makalah ini disusun untuk melengkapi sebagian tugas dari mata kuliah
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam yang berjudul “Manajemen Kesiswaan
“. dapat selesai tepat waktu seperti yang telah direncanakan. Tersusunnya makalah
ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :


1. Dr. H. Isep Djuanda, M.Pd.,M.M. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan
Islam.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan
dan doa kepada saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman terkasih yang telah memberikan dorongan
semangat agar makalah ini dapat diselesaikan.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Depok, 25 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2


A. Konsep Dasar Manajemen Kesiswaan ............................................... 2
B. Prinsip Dasar Manajemen Kesiswaan ................................................ 2
C. Tujuan Manajemen Kesiswaan .......................................................... 3
D. Ruang Lingkup Administrasi Siswa Dalam Manajemen Kesiswaan . 3

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 7


A. Kesimpulan......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, sekolah sebagai sebuah
sistem, seharusnya memiliki sebuah mekanisme yang mampu mengatur dan
mengoptimalkan berbagai komponen dan sumber daya pendidikan yang ada. Dalam
dunia pendidikan, hal ini disebut manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan
dapat juga diartikan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian usahausaha personalia pendidikan untuk mendayagunakan semua
sumber daya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sumber daya yang
dimaksud meliputi sumber daya manusia (seperti siswa, guru, kepala sekolah, dan
tenaga kependidikan lainnya) dan sumber daya lainnya (meliputi uang, peralatan,
perlengkapan, bahan, bangunan, dan sebagainya).
Siswa selain sebagai salah satu sumber daya pendidikan, ia juga merupakan
masukan (input) utama atau bahan mentah (raw input) bagi proses pendidikan.
Tujuan sekolah didirikan, kurikulum disusun, guru diangkat serta sarana dan
prasarana pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. Setiap anak didik mempunyai
kebutuhan dan mengalami perkembangan yang tidak sama sehingga sekolah perlu
menyelenggarakan berbagai program sesuai dengan kebutuhan dan tingkat
perkembangan tersebut. Agar program yang telah disusun, guru yang telah diangkat,
dan sarana dan prasarana dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, siswa perlu di-manage
sedemikian rupa sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Melihat pentingnya manajemen kesiswaan sebagai bagian dari manajemen
pendidikan, penulis bermaksud membahas lebih rinci lagi mengenai manajemen
kesiswaan, yang meliputi: pengertian, ruang lingkup, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip,
tugas manajemen kesiswaan, dan implementasi manajemen kesiswaan dalam
pendidikan sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar manajemen kesiswaan ?
2. Bagaimanakah prinsip dasar manajemen kesiswaan ?
3. Bagaimanakah tujuan dari manajemen kesiswaan ?
4. Bagaimanakah ruang lingkup administrasi siswa dalam manajemen kesiswaan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Manajemen Kesiswaan


Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan
yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta
didik tersebut dari suatu sekolah ( Meysin, 2009 ). Manajemen kesiswaan bukan
hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih
luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian dari manajemen sekolah
yang memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan manajemen
sekolah. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai suatu usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai
dengan mereka lulus sekolah.
Jadi secara simpel manajemen peserta didik dapat dipahami sebagai suatu
usaha untuk mengatur, mengawasi, dan melayani berbagai hal yang memiliki kaitan
dengan peserta didik agar peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran di
sekolah, mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai peserta didik
tersebut lulus dari sekolah.

B. Prinsip Dasar Manajemen Kesiswaan


Made (2004: 276-277) mengemukakan bahwa dalam manajemen kesiswaan
terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
1) Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus
didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka
2) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan
wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk
berkembang secara optimal.
3) Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi
juga ranah afektif, dan psikomotor.

2
C. Tujuan Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam
bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar,
tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Adapun tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah
menurut Suryosubroto (2004: 87) adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor siswa.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat siswa.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.
4. Dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan siswa dapat mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan hidup; lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan
tercapai cita-cita mereka.
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak,
tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, di samping
ketrampilan-ketrampilan lain. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab
memberikan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberi bimbingan dan bantuan
terhadap anak-anak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional, maupun
sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi masing-masing. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap
tentang peserta didik. Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan
ketatalaksanaan kesiswaan, dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan
keadaan siswa, buku presensi siwa, buku rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi,
dan sebagainya.
D. Ruang Lingkup Administrasi Siswa Dalam Manajemen Kesiswaan
Administrasi siswa merupakan kegiatan pencatatan siswa dari proses
penerimaan hingga siswa tersebut keluar dari sekolah, disebabkan karena tamat atau
sebab lain. Sudrajat ( 2008 ) menyatakan ruang lingkup administrasi siswa meliputi:
1. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama
dilakukan yang biasanya dengan mengadakan seleksi calon murid. Pengelolaan
penerimaan murid baru ini harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga belajar-
mengajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru.

3
Menurut Ismed Syarief (1985: 25-20) langkah-langkah penerimaan murid
baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut:
a) Membentuk panitia penerimaan murid
b) Menetukan syarat pendaftaran calon murid
c) Menyediakan formulir pendaftaran
d) Pengumuman pendaftaran calon
e) Menyediakan buku pendaftaran
f) Waktu pendaftaran
g) Penentuan calon yang diterima
2. Administrasi Siswa
1) Catatan siswa untuk seluruh sekolah
a. Dalam Buku Induk
Murid yang baru perlu dicatat segera dalam buku besar biasa disebut
buku induk atau buku pokok.Catatan dalam buku induk harus lengkap
meliputi data dan identitas murid. Buku induk merupakan kumpulan daftar
nama murid sepanjang masa dari sekolah itu.
Di samping identitas murid, dalam buku induk juga berisi prestasi
belajar anak (daftar nilai rapor) dari tahun ke tahun selama ia belajar di
sekolah tersebut.
b. Dalam Buku Klaper
Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid
yang penting-penting. Pengisiannya dapat diambil dari buku induk tetapi
tidak selengkap buku induk itu.
Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data
murid, apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini mudah ditemukan
diketemukan dalam buku klaper karena nama murid disusun menurut abjad.
c. Catatan Tata Tertib
Menurut Peraturan Walikota nomor 24 tahun 2008 tentang pedoman
penyusunan Tata Tertib Sekolah, tata tertib sekolah ialah ketentuan-
ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung
sanksi terhadap pelanggarannya.
2) Catatan untuk masing-masing kelas

4
Catatan kelas wajib diisi oleh setiap guru kelas. Catatan kelas seperti
daftar kelas, daftar nilai, presensi kelas, bimbingan dan penyuluhan dan
mutasi siswa sudah disediakan dari UPTD
a. Pencatatan Buku Kelas
Buku kelas atau daftar kelas harus diisi oleh guru kelas masingmasing
dengan benar. Daftar kelas berisi data siswa, data orang tua siswa, nilai
semester dan presensi harian siswa selama 1 tahun
b. Pencatatan Buku Presensi Kelas
Buku presensi kelas jadi satu dengan buku kelas/ daftar kelas. Setiap
hari guru mengabsen siswa. Setelah akhir bulan guru membuat presentase.
Kehadiran siswa di kelas. Daftar presensi siswa dilaporkan setiap akhir
bulan kepada kepala sekolah untuk ditulis pada absen umum.
c. Pencatatan Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa dicatat pada daftar nilai, yang berisi perolehan
belajar siswa setiap mata pelajaran yang meliputi nilai ulangan harian, tugas
dan PR, ulangan tengah semester dan ulangan semester. Daftar nilai setiap
mata pelajaran tersebut diolah yang akan dihasilkan nilai akhir (NA) yang
kemudian dimasukkan dalam buku rapor
d. Pencatatan Bimbingan dan Penyuluhan
Pencatatan bimbingan dan penyuluhan menggunakan buku yang
disediakan dari UPTD. Pelaksanaan dan penanganan bimbingan dan
penyuluhan dilakukan oleh guru kelas masing-masing. Guru kelas ada yang
mencatat dan melaksanakan bimbingan, tetapi ada yang hanya
melaksanakan saja tanpa mencatat di buku bimbingan
3. Bimbingan siswa di SMK
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of helping)
kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan
lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan
konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga
mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun
sosial), sedangkan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan
klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui
media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat

5
mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya
(Slameto, 2010).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengharuskan sekolah
untuk mengalokasikan 2 (dua) jam pelajaran per minggu bagi pelajaran
pengembangan diri. Hal ini berati di setiap sekolah paling tidak harus
dialokasikan 2 jam pelajaran bagi guru Bimbingan Konseling untuk
mengadakan bimbingan secara klasikal. Namun dalam praktiknya, beberapa
sekolah bahkan meniadakan jam khusus untuk layanan bimbingan klasikal
kepada siswa. Layanan bimbingan klasikal biasanya dilakukan apabila ada
guru yang berhalangan hadir dan jam pelajaran ini dimanfaatkan bagi guru
Bimbingan Konseling untuk mengadakan layanan bimbingan
kelompok/klasikal.
4. Pembinaan Siswa
Pembinaan siswa adalah pembinaan layanan kepada siswa baik didalam
maupun di luar jam pelajarannya di kelas. Dalam pembinaan siswa
dilaksanakan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan
tugas-tugas belajar mereka.
Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala
sekolah adalah.
1) Memberikan orientasi kepada siswa baru
2) Mengatur dan mencatat kehadiran siswa,
3) Mencatat prestasi dari kegiatan
4) Mengatur disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.
Di samping itu seorang kepala sekolah juga dituntut untuk melakukan
pemantapan program siswa. Hal ini berkaitan dengan selesainya belajar siwa.
Apabila siswa telah selesai dan telah menamatkan studinya, lulus semua mata
pelajaran dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda
tamat belajar dari kepala sekolah.
Untuk mencapai dan melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang
kepala sekolah selaku pengelola sekolah harus melakukan hal-hal berikut ini
yaitu :
a) Meliputi pengelolaan perencanaan kesiswaan,
b) Mengadakan pembinaan dan pengembangan kegiatan siswa serta
mengevaluasi kegiatan ekstra kurikuler.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan
yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta
didik tersebut dari suatu sekolah.
Ruang lingkup mengenai manajemen kesiswaan adalah: Perencanaan
kesiswaan, Penerimaan peserta didik, Orientasi siswa baru, Mengatur kehadiran,
ketidak hadiran siswa di sekolah, Mengatur evaluasi peserta didik, Mengatur
kenaikan tingkat siswa, Mengatur siswa yang mutasi dan drop out, Mengatur kode
etik dan disiplin siswa,Mengatur layanan siswa.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam
bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib
dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Fungsi manajemen kesiswaan adalah fungsi yang berkenaan dengan
pengembangan individualitas, pengembangan sosial, penyaluran aspirasi dan
harapan, pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan.
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :Siswa
harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, kondisi siswa sangat beragam,
Siswa hanya termotivasi belajar,Pengembangan potensi siswa tidak hanya
menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.

7
Daftar Pustaka
Mulyasa, E. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Meysin, Sinde. 2009. Manajemen Kesiswaan, (online),(http://


sindemeysin.blogspot.com/2009/05/manajemenkesiswaan.html), diakses 15
Februari 2016.

Syarif, Drs. Ismed. 1985. Komponen Evaluasi dalam Pengajaran sebagai Suatu
Sistem. Jakarta : Roda Pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai