Disusun Oleh:
Ahmad Fadil Dzaky 1810110180
Abdul Majid 1910110179
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umat nya hingga kini. Dan semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaat nya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesai nya makalah ini. Harapan kami semoga
makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebegai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para
pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nanti nya kami dapat memperbaiki bentuk
ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentu nya tidak lepas dari banyak nya kekurangan, baik dari aspek
kualitas dan kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan
yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan saran dan kritik kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………11
B. Saran ……………………………………………………………………………………………..12
Bab I
Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen sekolah?
2. Apa tujuan manajemen sekolah?
3. Apa fungsi manajemen sekolah?
4. Bagaimana kepemimpinan sekolah?
5. Bagaimana rencana pengembangan sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen sekolah.
2. Untuk mengetahui tujuan manajemen sekolah.
3. Untuk mengetahui fungsi manajemen sekolah.
4. Untuk mengetahui kepemimpinan sekolah.
5. Untuk mengetahui rencana pengembangan sekolah.
5
Bab II
Pembahasan
A. Hakikat Manajemen Sekolah (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, dan Ruang Lingkup)
1. Pengertian Manajemen Sekolah
Dalam perkembangan nya, istilah manajemen disamakan secara substansial dengan
istilah administrasi. Perbedaan kedua nya terletak pada ruang lingkup nya saja. Administrasi
lebih luas ruang lingkup nya disbanding dengan manajemen. Kedua nya menekankan pada
tercapai nya efesiensi dan efektivitas kerja untuk keuntungan yang lebih besar.
Pengertian manajemen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam
bidang persekolahan. Administrasi sekolah-manajemen sekolah. Penggunaan istilah
administrasi dan manajemen dalam bidang persekolahan secara substansial sebenarnya tidak
jauh berbeda. Kedua nya dapat dipandang secara esensial dari tiga sudut pandang, yakni
sebaga ilmu, sebagai seni, dan sebagau suatu proses kegiatan.
Administrasi maupun manajemen dipandang sebagai suatu proses kegiatan, di dalam nya
terdiri dari kegiatan yang bersifat manajerial dan kegiatan yang bersifat operatif. Kegiatan
manajerial adalah kegiatan yang seyogyanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
status dan kewenangan sebagai manajer. Sedangkan, kegiatan operatif adalah kegiatan yang
kaitan nya sangat erat dengan mengawasi, merancang, mengendalikan kegiatan manajemen.
g. Bidang humas.
a. Kegiatan yang bersifat manajerial yang dilakukan oleh para pimpinan meliputi:
1. Perencanaan.
2. Pengorganisasian.
3. Pengarahan.
4. Pengkoordinasian.
5. Pengawasan.
6. Penilaian.
7. Pelaporan.
8. Penentuan anggaran.
b. Kegiatan yang berifat opratif, yakni kegiatan yang dilakukan oleh para pelaksana. Fungsi
opratif ini meliputi pekerjaab-pekerjaan:
1. Ketatahusahaan.
2. Perbekalan.
3. Kepegawaian.
4. Keuangan.
5. Humas.
B. Proses Manajemen
M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya
(1995) memberikan rumusan bahwa “Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama, yaitu merencanakan (planning),
mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan
demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan. G.R. Terry meliputi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan
(controlling).
1. Perencanaan (Planning)
Perencaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta
cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. T. Hani Handoko mengemukakan Sembilan manfaat
perencanaan, yaitu membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan, membantu dalam kritalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama,
memungkinkan manajer keseluruhan gambaran, membantu penempatan tanggung jawab lebih
tepat, memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi, memudahkan dalam melakukan
koordinasi di antara berbagai bagian organisasi, membuat tujuan lebih khusus terperinci dan lebih
mudah dipahami, meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan menghemat waktu, usaha, dan
dana.
Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok
dalam perencanaan, yaitu:
a. Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: (a) menggunakan kata-kata
yang sederhna, (b) mempunyai sifat fleksibel, (c) mempunyai sifat stabilitas, (d) ada dalam
perimbangan sumber daya, dan (e) meliputi semua tindakan yang diperlukan.
b. Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia,
sumber daya alam, dan sumber daya modal.
c. Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.
a. Memerinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan yang hendak
dicapai.
b. Mencari alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan.
c. Menggambarkan biaya total dari setiap alternatif, baik biaya langsung maupun tidak
langsung, biaya telah lewat atau biaya yang akan datang, baik biaya yang berupa uang
maupun biaya yang tidak berupa uang.
d. Memberikan gambaran tentang efektibilitas setiap altenatif dan bagaimana alternatif itu
mencapai tujuan.
e. Membandingkan dan manganalisis alternatif tersebut, yaitu mencari kombinasi yang
memberikan efektivitas yang paling besar dari sumber yang ada dalam pencapaian tujuan
(suriasumantri, 1980:28).
8
2. Pengorganisasian (organizing)
Ernest Dale seperti yang dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan 3 langkah dalam
proses pengorganisasian, yaitu:
a. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logic dapat dilaksanakan
oleh satu orang.
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para
anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
a. Memerinci pekerjaan, yaitu menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk
mencapai organisasi.
b. Membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh
perorangan atau perkelompok. Dalam tahap ini, perlu diperhatikan bahwa orang-orang yang
akan diserahi tugas harus didasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan terlalu
ringan.
c. Menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional dan efisien.
d. Menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam suatu kesatuan
yang harmonis.
e. Melakukan mentoring dan melakukan langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan
dan meningkatkan efektivitas.
3. Pergerakan (actuating)
Pergerakan dapat didefiniskan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, metode untuk
mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapai ya tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan harmonis (Siagan, 1992:128).
Isu yang selalu mengemuka dalam pembahasan fungsi pergerakan adalah berkenaan dengan
penting nya fungsi ini dalam keseluruhan kegiatan manajemen, karena secara langsung ia
berkaitan dengan manusia beserta segala jenis kepentingan dan kebutuhan nya. Sekaitan dengan
perkembangan teori manajemen yang dikenal dengan “Gerakan Human Relations”, diajukan
konsep yang dikenal dengan istilah the ten commandments of human relaions, yang dapat
dijadikan acuan dalam melaksanakan fungsi pergerakan. Isi dari prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan (actuating) ini adalah bahwa seorang
karyawan akan trmotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika:
4. Pengawasan (controlling)
Pengawan merupakan “proses pengataman dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih
menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelum nya”.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki 5
tahapan, yaitu:
bersifat konkrit. Pengukuran yang relative mudah itu biasa nya berlaku bagi prestasi kerja
yang hasil nya konkrit dan pekerjaan yang dilakukan pun biasa nya bersifat teknis. Yang
kedua adalah pengukuran yang bersifat relative sukar biasa nya karena standar yang harus
dipenuhi tidak selalu dapat dinyatakan secara konkrit. Misal nya, jumllah keputusan yang di
ambil seseorang pengambil keputusan tidak identik tidak efetivitas kepemimpinan seseorang.
c. Koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi
Meskipun bersifat sementara, tindakan korektif terhadap gejala penyimpangan,
penyelewengan, dan pemborosan harus dapat di ambil. Missal nya, apabila menurut
pengamatan selesai nya proses produksi tertentu akan lebih lama dibandingkan dengan jangka
waktu yang telah ditetapkan dalam rencana, manager penanggung jawab kegiatan tersebut
harus dapat mengambil tindakan segera, umpama nya dengan menambah orang, memperbaiki
mekanisme kerja dan tindakan lain yang sejenis.
d. Pengawasan yang efektif
Pengawasan yang efektif harus melibatkan semua tingkat manajer dari tingkat atas
sampai tingkat bawah, dan kelompok-kelompok kerja.
Beberapa kondisi yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pengawasan yang efektif
adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang dipergunakan dalam sistem
pendidikan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
2. Sekalipun sulit standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan.
3. Pengawasan hendak nya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi.
4. Frekuensi pengawasan harus dibatasi.
5. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering control).
Pengawasan hendak nya mengacu pada prosedur pemecahan masalah, yaitu menentukan
masalah, menemukan penyebab, membuat rancangan penanggulangan, melakukan perbaikan,
mengecek hasil perbaikan, dan mencegah timbul nya masalah yang serupa.
11
Bab III
A. Kesimpulan
Manajemen sekolah pada dasar nya merupakan aplikasi dari ilmu manajemen dalam
kegiatan persekolahan. Perbedaan adminstrasi dan manajemen terletak pada ruang lingkup nya
saja. Admisnistrasi lebih luas ruang lingkup nya dibanding dengan manajemen. Tujuan akhir dari
manajemen sekolah adalah membantu memperlancar pencapaian tujuan sekolah agar tercapai
secara efektif dan efisien. Fungsi manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan
manajemen sekolah. Dalam pengelolaan sekolah agar dapat mencapai tujuan sekolah yang baik,
maka perlu mendasarkan pada prinsip-prinsip manajemen. Ruang lingkup manajemen sekolah,
yaitu bidang kurikulum (pengajaran), bidang kesiswaan, bidang personalia, bidang sarana, bidang
prasarana, dan bidang hubungan dengan masyarakat (humas). Manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama, yaitu
merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan
mengendalikan (controlling).
B. Saran
Sekolah seharusnya dapat menjalankan manajemen nya dengan baik supaya membantu,
memperlancar, pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif dan efisien.
Daftar Pustaka
12
H. Muhaimin, Hj. Suti’ah, Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen pendidikan, Aplikasi nya dalam
Penyusunan Rencana Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009.
H.A.R. Tilaar, Kekuasaan dan Pendidikan, Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan,
Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
B. Uno, Hamzah B, Profesi Kependidikan, Problema, Solusi, Reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta:
Bumi Aksara, 2011.
Danim, Sudarwan, dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolahan,
Visi dan Startegi Sukses Era Teknologi, Situasi Krisis, Internasionalisasi Pendidikan, Rineka Cipta, 2009.