Disusun Oleh :
KELOMPOK
- GITA AULIA (6193111005)
- DAAN MAHFRUHAN (6193111067)
- ABEL BALBOLO SILITONGA (6192411011)
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
A. Ruang Lingkup Substansi Manajemen Pendidikan ...........................................................
B. Fungsi Manajemen Pendidikan ...........................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa. Karena dengan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini tepat pada waktunya.
Maksud dari penyusunan Makalah ini yaitu sebagai pelengkap mata kuliah Profesi
Kependidikan, yang menjadi salah satu komponen penilaian dan dapat dijadikan pegangan
didalam proses belajar mengajar Pada mata kuliah Profesi Kependidikan, serta dengan
harapan untuk memotivasi kami dan para pembaca lainnya, sehingga mampu memahami
segala pembahasan dan manfaatnya yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Kami juga menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, Makalah yang kami
buat ini tidak akan selesai dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan serta kepada
teman – teman sekalian yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu
kami mengharapkan adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah kami ini pada masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat memenuhi harapan dari berbagai pihak.
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen pendidikan adalah proses kerjasama dua orang atau lebih dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan secara umum
bertujuan untuk mengelola pendidikan secara efektif dan efisien baik dari pendekatan teori
maupun pendekatan praktik. Ada subtansi inti dalam manajemen pendidikan sebagai bidang
garapan manajemen pendidikan yaitu: (1) kurikulum, (2) peserta didik, (3) tenaga pendidik
dan kependidikan, (4) sarana dan prasarana pendidikan, (5) hubungan sekolah dan
masyarakat, dan (6) keuangan namun ada subtansi tambahan yang juga masuk dalam
manajemen pendidikan namun sifatnya hanya mendukung substansi inti tadi yaitu : (1)
manajemen perkantoran pendidikan, (2) manajemen layanan khusus, (3) manajemen kelas,
(4) supervisi, (5) budaya sekolah, dan (6) kepemimpinan pendidikan .
Fungsi dari manajemen pendidikan adalah agar sekolah secara administratif dapat dikelola
dengan baik bukan sekedar masalah ada sekolah, guru, dan peserta didik lalu urusan sekolah
selesai tetapi melihat sudut pandang bahwa sekolah harus dikelola secara efektif dan efisien
untuk mempermudah proses pengelolaan sekolah itu sendiri. Melihat manajemen sebagai
“seni” maka melihat proses pengelolaan sekolah harus dilihat secara komprehensif untuk
melihat permasalahan-permasalahan yang sering ada disekolah.
Secara praktik yang berperan sebagai manager dalam manajemen pendidikan adalah
kepala sekolah dimana kepala sekolah memiliki wewenang yang lebih untuk mengelola
sekolah sesuai dengan visi dan misi yang hendak dicapai oleh sekolah. Peran kepala sekolah
sebagai manager adalah bagaimana kepala sekolah dapat mendayagunakan segala sumber
daya yang ada disekolah baik sumber daya manusia maupun non manusia dengan tujuan
untuk mengatur secara administratif kegiatan sekolah baik kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan sekolah yang berifat administratif seperti penyusunan rencana kegiatan dan
anggaran sekolah selama satu tahun, tata persuratan sekolah, pengelolaan peserta didik, dan
pengelolaan sumber daya lain yang ada disekolah.
Manajemen pendidikan menurut Danim(2013:18) manajemen pendidikan merupakan
suatu proses mengoptimasi sumber daya kependidikan yang tersedia dan dapat diakses untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Pendidik atau guru perlu diatur dan
diawasi kinerja nya dalam mengajar karena keberhasilan suatu proses pembelajaran adalah
kemampuan guru dalam mengajar dan pendekatan strategi mengajar pada peserta didik
sehingga dalam hal ini fungsi manajemen pendidikan adalah untuk mengatur pendidik agar
siap dalam mengajar dikelas. Menurut Wukir (2013:39) bahwa proses manajemen pendidikan
memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
karena sekolah juga merupakan salah satu bentuk organisasi yang didalamnya melibatkan
berbagai komponen dan kegiatan pendidikan yang harus dikelola secara baik.
Tujuan manajemen pendidikan adalah: (1) manajemen pendidikan membantu
pencapaian tujuan institusi pendidikan dengan efektif dan efisien, (2) meningkatkan kualitas
perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan kegiatan institusi,(3) membantu
menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra baik institusi, (4) membantu penggunaan
sumber daya seperti staf pengajar, staf non pengajar dan peserta didik dengan baik, (5)
meningkatkan efisiensi institusi dalam pencapaian tujuan dengan waktu dan biaya yang
minimum, (6) membantu penggunaan fasilitas pendidikan secara optimum, (7) mencegah
terjadinya duplikasi pekerjaan, (8) membantu staf dan pelajar dalam mengelola konflik
interpersonal, stres, waktu secara efektif, (9) meningkatkan komunikasi interpersonal diantara
anggota sekolah/universitas, (10) menunjang kompetensi managerial tenaga kependidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu substansi manajemen pendidikan?
2. Apa pengertian, tujuan, dan fungsi organisasi profesi?
3. Apa dasar hukum dalam UU organisasi profesi guru?
C. Tujuan Makalah
1. Dapat mengetahui substansi manajemen pendidikan.
2. Dapat mengetahui pengertian, makna, tujuan serta fungsi dari manajemen pendidikan.
3. Dapat menganalisis apa itu substansi manajemen pendidikan.
D. Manfaat Makalah
Makalah ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan selanjutnya mengenai
substansi manajemen pendidikan. Selain itu makalah ini juga merupakan sumber analisis dan
identifasi mengenai manajemen pendidik yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Serta
dapat pula sebagai informasi tambahan untuk kalangan umum lebih khususnya yaitu dalam
kalangan pendidikan.
Tujuan lain ialah mengetahui tentang fungsi dari suatu manajemen itu diberlakukan. Agar
dapat menjadi sebuah kesatuan dalam sistem pendidikan yang akan membangun bangsa
menjadi masa depan yang lebih baik melalui manajemen pendidikan.
Fungsi – fungsi dari suatu manajemen tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
fungsinya bukan dengan kemauan para pejabat sekolah. Dalam hal ini kita banyak dapati
fungsi – fungsi dari suatu manajemen yang telah keluar dari jalurnya. Oleh karena itu dengan
penulisan makalah ini,diharapkan kita dapat menganalisa kesalahan – kesalahan dalam
prosedur manajemen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Substansi Manajemen Pendidikan
1. Manajemen Kurikulum
Landasan penyelenggaraan pendidikan adalah kurikulum dimana kurikulum sebagai
acuan guru untuk menentukan strategi-strategi pembelajaran yang tepat dikelas. Menurut Tim
Dosen UPI (2011:191) manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Prinsip dan fungsi manajemen
kurikulum harus diperhatikan dalam proses penyelenggaraan pendidikan hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah berikut: (1) Produktivitas,(2) Demokratisasi, (3) Kooperatif, (4)
Efektivitas dan Efisiensi, (5) Mengarahkan Visi, Misi, dan Tujuan. Kurikulum sebagai sistem
maka didalam kurikulum terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan. Empat
komponen kurikulum yaitu: (1) komponen tujuan, (2) komponen isi/materi, (3) metode atau
strategi pencapaian tujuan dan (4) komponen evaluasi ( Tim Dosen AP UPI, 2011:201).
6. Manajemen Keuangan
Pendidikan dipandang sebagai sektor yang strategis serta memiliki peranan penting dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. walaupun pendidikan bukan usaha
profit namun dalam penyelenggaraan pendidikan dibutuhkan sumber dana yang dialokasikan
untuk kebutuhan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga sumber dana atau
yang dikenal dengan istilah anggaran perlu dikelola dengan baik melalui manajemen
keuangan sekolah. Menurut Tim Dosen AP UPI (2011:256) manajemen keuangan adalah
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan
utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggungjawab dalam bidang tertentu.
Manajemen keuangan mengatur anggaran sekolah secara efektif dan efisien sekaligus
transparan berkaitan dengan sumber dana diperoleh, alokasi anggaran untuk kegiatan sekolah,
dan laporan tentang penggunaan anggaran sekolah.
Tujuan manajemen keuangan pada intinya untuk menjamin agar dana yang tersedia dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien memelihara barang-barang (aset) milik lembaga
pendidikan dan menjaga agar pengelolaan keuangan tersebut dengan peraturan yang berlaku (
Tim Dosen AP UPI, 2011:274). Peran manajemen pendidikan mengatur agar anggaran dana
yang ada disekolah benar-benar dialokasikan pada tiap-tiap kegiatan sekolah sesuai dengan
kebutuhan. Anggaran sekolah yang sifatnya bantuan pemerintah juga harus disertai dengan
pelaporan yang jelas agar bantuan tersebut dapat tepat sasaran pada program sekolah.
Menurut Tim Dosen AP UPI(2011:274) kerangka manajemen keuangan ditingkat mikro
(sekolah) meliputi buku catatan keuangan dan penerimaan dana sekolah untuk mengelola
keuangan sekolah secara aman, kepala sekolah perlu memahami praktik-praktik perbankan
dan memanfaatkannya. Lebih lanjut dia perlu memahami tujuan dan fungsi pembukuan dan
ditindak lanjuti dengan pemeriksaan (auditing) secara berkala, sehingga terhindar
penyimpangan dan kekeliruan yang tidak diinginkan untuk mempermudah manajemen
keuangan kepala sekolah dapat dibantu oleh staf disekolah dengan prinsip jujur, transparansi,
dan akuntabel.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
3. Pengarahan (Actuating/Directing)
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta
proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan
penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
4. Pengawasan (Controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target
yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kajian tentang ilmu manajemen pendidikan merupakan pandangan bagi orang-orang yang
terlibat dibidang pendidikan tentang seperti apa peran manager sekolah yaitu kepala sekolah
dalam menjalankan tugasnya untuk mengatur dan mengelola sekolah didasari oleh nilai-nilai
kebenaran, baik pada tataran praktis maupun teoretis. Manajemen pendidikan adalah kajian
ilmu tentang proses kerjasama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas.
Proses bagaimana seorang kepala sekola mendayagunakan segala sumber yang ada baik
material maupun sumber daya manusia guna menunjang proses penyelenggaraan pendidikan
di sekolah.
Manajemen sekolah dikelola berdasarkan substansi kurikulum, peserta didik, sarana dan
prasarana pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan, hubungan sekolah dan masyarakat,
keuangan sekolah, layanan khusus, pengelolaan kelas, budaya sekolah, dan supervisi
pendidikan. Agar pengelolaan pendidikan dapat efektif, efisien, dan teratur maka diperlukan
manajemen pendidikan yang baik dengan sistem manajemen sekolah yang berbasis pada
kebutuhan masyarakat pada pendidikan.
Perubahan suatu kebijakan Negara berpengaruh pada aspek yang ada didalamnya.
Lahirnya kebijakan UU No. 25 Tahun 1999, UU No. 25 Tahun 2000, dan UU No. 20 Tahun
2003 membawa dampak pada perubahan paradigm pengelolaan pendidikan.