Anda di halaman 1dari 11

Profesi Kependidikan

Substansi Manajemen Pendidikan Pada Satuan Pendidikan

Disusun Oleh :
KELOMPOK
- GITA AULIA (6193111005)
- DAAN MAHFRUHAN (6193111067)
- ABEL BALBOLO SILITONGA (6192411011)

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .........................................................................................................................


KATA PENGANTAR...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan Makalah.................................................................................................................
D. Manfaat Makalah ………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
A. Ruang Lingkup Substansi Manajemen Pendidikan ...........................................................
B. Fungsi Manajemen Pendidikan ...........................................................................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................


A. Kesimpulan..............................................................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa. Karena dengan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini tepat pada waktunya.
Maksud dari penyusunan Makalah ini yaitu sebagai pelengkap mata kuliah Profesi
Kependidikan, yang menjadi salah satu komponen penilaian dan dapat dijadikan pegangan
didalam proses belajar mengajar Pada mata kuliah Profesi Kependidikan, serta dengan
harapan untuk memotivasi kami dan para pembaca lainnya, sehingga mampu memahami
segala pembahasan dan manfaatnya yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Kami juga menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, Makalah yang kami
buat ini tidak akan selesai dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan serta kepada
teman – teman sekalian yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu
kami mengharapkan adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah kami ini pada masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat memenuhi harapan dari berbagai pihak.

Medan, 18 April 2020

Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen pendidikan adalah proses kerjasama dua orang atau lebih dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan secara umum
bertujuan untuk mengelola pendidikan secara efektif dan efisien baik dari pendekatan teori
maupun pendekatan praktik. Ada subtansi inti dalam manajemen pendidikan sebagai bidang
garapan manajemen pendidikan yaitu: (1) kurikulum, (2) peserta didik, (3) tenaga pendidik
dan kependidikan, (4) sarana dan prasarana pendidikan, (5) hubungan sekolah dan
masyarakat, dan (6) keuangan namun ada subtansi tambahan yang juga masuk dalam
manajemen pendidikan namun sifatnya hanya mendukung substansi inti tadi yaitu : (1)
manajemen perkantoran pendidikan, (2) manajemen layanan khusus, (3) manajemen kelas,
(4) supervisi, (5) budaya sekolah, dan (6) kepemimpinan pendidikan .
Fungsi dari manajemen pendidikan adalah agar sekolah secara administratif dapat dikelola
dengan baik bukan sekedar masalah ada sekolah, guru, dan peserta didik lalu urusan sekolah
selesai tetapi melihat sudut pandang bahwa sekolah harus dikelola secara efektif dan efisien
untuk mempermudah proses pengelolaan sekolah itu sendiri. Melihat manajemen sebagai
“seni” maka melihat proses pengelolaan sekolah harus dilihat secara komprehensif untuk
melihat permasalahan-permasalahan yang sering ada disekolah.
Secara praktik yang berperan sebagai manager dalam manajemen pendidikan adalah
kepala sekolah dimana kepala sekolah memiliki wewenang yang lebih untuk mengelola
sekolah sesuai dengan visi dan misi yang hendak dicapai oleh sekolah. Peran kepala sekolah
sebagai manager adalah bagaimana kepala sekolah dapat mendayagunakan segala sumber
daya yang ada disekolah baik sumber daya manusia maupun non manusia dengan tujuan
untuk mengatur secara administratif kegiatan sekolah baik kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan sekolah yang berifat administratif seperti penyusunan rencana kegiatan dan
anggaran sekolah selama satu tahun, tata persuratan sekolah, pengelolaan peserta didik, dan
pengelolaan sumber daya lain yang ada disekolah.
Manajemen pendidikan menurut Danim(2013:18) manajemen pendidikan merupakan
suatu proses mengoptimasi sumber daya kependidikan yang tersedia dan dapat diakses untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Pendidik atau guru perlu diatur dan
diawasi kinerja nya dalam mengajar karena keberhasilan suatu proses pembelajaran adalah
kemampuan guru dalam mengajar dan pendekatan strategi mengajar pada peserta didik
sehingga dalam hal ini fungsi manajemen pendidikan adalah untuk mengatur pendidik agar
siap dalam mengajar dikelas. Menurut Wukir (2013:39) bahwa proses manajemen pendidikan
memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
karena sekolah juga merupakan salah satu bentuk organisasi yang didalamnya melibatkan
berbagai komponen dan kegiatan pendidikan yang harus dikelola secara baik.
Tujuan manajemen pendidikan adalah: (1) manajemen pendidikan membantu
pencapaian tujuan institusi pendidikan dengan efektif dan efisien, (2) meningkatkan kualitas
perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan kegiatan institusi,(3) membantu
menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra baik institusi, (4) membantu penggunaan
sumber daya seperti staf pengajar, staf non pengajar dan peserta didik dengan baik, (5)
meningkatkan efisiensi institusi dalam pencapaian tujuan dengan waktu dan biaya yang
minimum, (6) membantu penggunaan fasilitas pendidikan secara optimum, (7) mencegah
terjadinya duplikasi pekerjaan, (8) membantu staf dan pelajar dalam mengelola konflik
interpersonal, stres, waktu secara efektif, (9) meningkatkan komunikasi interpersonal diantara
anggota sekolah/universitas, (10) menunjang kompetensi managerial tenaga kependidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu substansi manajemen pendidikan?
2. Apa pengertian, tujuan, dan fungsi organisasi profesi?
3. Apa dasar hukum dalam UU organisasi profesi guru?

C. Tujuan Makalah
1. Dapat mengetahui substansi manajemen pendidikan.
2. Dapat mengetahui pengertian, makna, tujuan serta fungsi dari manajemen pendidikan.
3. Dapat menganalisis apa itu substansi manajemen pendidikan.

D. Manfaat Makalah
Makalah ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan selanjutnya mengenai
substansi manajemen pendidikan. Selain itu makalah ini juga merupakan sumber analisis dan
identifasi mengenai manajemen pendidik yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Serta
dapat pula sebagai informasi tambahan untuk kalangan umum lebih khususnya yaitu dalam
kalangan pendidikan.
Tujuan lain ialah mengetahui tentang fungsi dari suatu manajemen itu diberlakukan. Agar
dapat menjadi sebuah kesatuan dalam sistem pendidikan yang akan membangun bangsa
menjadi masa depan yang lebih baik melalui manajemen pendidikan.
Fungsi – fungsi dari suatu manajemen tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
fungsinya bukan dengan kemauan para pejabat sekolah. Dalam hal ini kita banyak dapati
fungsi – fungsi dari suatu manajemen yang telah keluar dari jalurnya. Oleh karena itu dengan
penulisan makalah ini,diharapkan kita dapat menganalisa kesalahan – kesalahan dalam
prosedur manajemen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Substansi Manajemen Pendidikan
1. Manajemen Kurikulum
      Landasan penyelenggaraan pendidikan adalah kurikulum dimana kurikulum sebagai
acuan guru untuk menentukan strategi-strategi pembelajaran yang tepat dikelas. Menurut Tim
Dosen UPI (2011:191) manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Prinsip dan fungsi manajemen
kurikulum  harus diperhatikan dalam proses penyelenggaraan pendidikan hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah berikut: (1) Produktivitas,(2) Demokratisasi, (3) Kooperatif, (4)
Efektivitas dan Efisiensi, (5) Mengarahkan Visi, Misi, dan Tujuan. Kurikulum sebagai sistem
maka didalam kurikulum terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan. Empat
komponen kurikulum yaitu: (1) komponen tujuan, (2) komponen isi/materi, (3) metode atau
strategi pencapaian tujuan dan (4) komponen evaluasi ( Tim Dosen AP UPI, 2011:201).

2. Manajemen Peserta Didik


      Latar belakang manajemen peserta didik secara sosiologis peserta didik mempunyai
kesamaan yaitu bahwa mereka sama-sama anak manusia. Adanya kesamaan tersebut maka
peserta didik memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu.
Menurut Imron (2012:3) peserta didik yang menerima layanan berbeda dan sama keduanya
diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya
sehingga diperlukan manajemen peserta didik berbasis sekolah dalam mengelola dan
memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik.
      Manajemen peserta didik adalah usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari
peserta didik diterima disekolah hingga peserta didik lulus dari sekolah. Sedangkan
Manajemen peserta didik berbasis sekolah adalah manajemen peserta didik yang memberikan
tekanan pada empat pilar manajemen berbasis sekolah yakni: mutu, kemandirian, partisipasi
masyarakat dan transparansi (Imron, 2012:6).  Tujuan umum manajemen peserta didik
berbasis sekolah adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan
tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah secara efektif dan efisien. Secara
umum tujuan dari manajemen peserta didik berbasis sekolah adalah untuk mempermudah
sekolah atau guru dalam mengatur peserta didik. Menurut Imron (2012:18) secara rinci ruang
lingkup manajemen  peserta didik adalah sebagai berikut: (1) perencanaan peserta didik, (2)
penerimaan peserta didik, (3) orientasi peserta didik baru, (4) mengatur kehadiran dan
ketidakhadiran peserta didik disekolah, (5) mengatur pengelompokan peserta didik, (6)
mengatur evaluasi peserta didik, (7) mengatur kenaikan tingkat peserta didik, (8) mengatur
peserta didik yang mutasi dan drop out,  dan (9) mengatur kode etik disiplin peserta didik.
3. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
     Kegiatan proses pembelajaran disekolah tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien
tanpa ditunjang dengan adanya fasilitas belajar yang memadai disekolah. Sarana dan
prasarana yang ada disekolah perlu diatur agar layak digunakan dalam menunjang proses
pembelajaran disekolah mualai dari tahap pengadaan hingga penghapusan sarana dan
prasarana sekolah. Menurut Tim Dosen AP UM ( 1989: 135) sarana sekolah meliputi semua
peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah.
Contoh: gedung sekolah (school building), ruangan, meja, kursi, alat peraga, dan alat
penunjang pembelajaran secara langsung lainnya sedangkan prasarana merupakan semua
komponen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar atau
pendidikan di sekolah. Sebagai contoh: jalan menuju ke sekolah, halaman sekolah, tata tertib
sekolah, dan sebagainya.

4.  Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan


     Proses pembelajaran dan pengelolaan tata usaha disekolah tidak akan berjalan tanpa
adanya tenaga pendidik dan kependidikan yang mengatur tentang pembelajaran dan aktivitas
tata usaha sekolah. Tenaga pendidik dan kependidikan perlu dikelola dan diatur dengan baik
agar proses pembelajaran dan tata usaha sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Tim Dosen AP UPI (2011: 231) manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk
ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan sumber
daya manusia, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan,
pendidikan dan latihan/pengembangan, dan pemberhentian.
      Adanya manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah untuk mempermudah
pengelolaan aktivitas kepegawaian di sekolah. Tujuan utama dari manajemen sumber daya
manusia adalah untuk memelihara kehidupan kerja para karyawan dari waktu mereka masuk
ke organisasi hingga keluar organisasi dan memastikan terjalinnya kerjasama yang terbaik
dalam mencapai tujuan organisasi ( Wukir, 2013:52).  Manajemen pendidik dan
kependidikan memiliki tujuan utama yaitu keteraturan tentang kepegawaian mulai dari
pegawai masuk ke sekolah hingga diberhentikan dari sekolah.

5.  Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat


     Hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah bentuk komunikasi aktif antara sekolah
dan masyarakat dalam rangka usaha mengadakan pembinaan dan pengembangan peserta
didik yang ada di sekolah. Komunikasi aktif antara sekolah dan masyarakat diperlukan agar
tercipta suasana yang harmonis antara sekolah dan masyarakat sekaligus untuk memperoleh
informasi, saran, dan kritikan dari masyarakat terhadap sekolah dalam upaya perbaikan
pengelolaan sekolah. Menurut Tim Dosen AP IKIP Malang (1989:225) ada suatu kebutuhan
yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif maupun dilihat dari segi psikologi.
Hubungan antara sekolah dan masyarakat lebih dibutuhkan dan lebih terasa fungsinya, karena
adanya kecenderungan perubahan dalam pendidikan yang menekankan perkembangan
pribadi dan sosial anak melalui pengalaman-pengalaman anak dibawah bimbingan guru, baik
diluar, maupun didalam sekolah. Sedangkan menurut Tim Dosen AP UPI (2011:283)
hubungan sekolah dan masyrakat diharapkan mampu menumbuhkan kreativitas serta
dinamika kedua belah pihak sehingga hubungan tersebut bersifat aktif dan dinamis, sehingga
pada gilirannya prinsip transparansi yang dilakukan oleh keduanya akan mengarah pada
profesionalisasi pengelolaan kelembagaan yang senantiasa membawa kearah perubahan yang
inovatif sehingga akan berdampak pada peningkatan mutu kelembagaan secara total.
Beberapa prinsip hubungan antara sekolah dan masyarakat menurut Elsbree dalam ( Tim
Dosen AP IKIP Malang, 1989:229) sembilan prinsip tersebut ialah: (1) ketauilah apa yang
anda yakini, (2) laksanakan program pendidikan anda dan bersahabatlah dengan masyarakat,
(3) ketauilah masyarakat anda, (4) adakanlah survey mengenai masyarakat di daerah anda, (5)
pelajarilah masyarakat di daerah anda melalui dokumen-dokumen, (6) jadilah anggota
organisasi-organisasi masyarakat, (7) adakanlah kunjungan ke rumah orang tua murid, (8)
layanilah masyarakat di daerah anda, dan (9) doronglah masyarakat itu untuk melayani
sekolah. Mewujudkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Elsbree dapat dilakukan
melalui teknik-teknik hubungan sekolah dan masyarakat. Menurut Tim Dosen IKIP Malang
(1989: 233) ada beberapa teknik hubungan sekolah dan masyarakat yaitu: (1) laporan kepada
orangtua peserta didik, (2) majalah sekolah, (3) surat kabar sekolah, (4) pameran sekolah, (5)
open house, (6) kunjungan ke sekolah, (7) kunjungan ke rumah peserta didik, (8) melalui
penjelasan yang diberikan oleh personil sekolah, (9) gambaran keadaan sekolah melalui
peserta didik, (10) melalui radio dan televisi, (11) laporan tahunan, (12) organisasi
perkumpulan alumni sekolah, (13) melalui kegiatan ekstra kurikulum, dan (14) pendekatan
secara akrab. Diharapkan dengan teknik-teknik tadi dapat terjadi kerjasama yang baik antara
sekolah dan masyarakat. Proses penyelenggaraan pendidikan akan tercapai dengan baik
apabila ada kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat.

6.  Manajemen Keuangan
     Pendidikan dipandang sebagai sektor yang strategis serta memiliki peranan penting dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. walaupun pendidikan bukan usaha
profit namun dalam penyelenggaraan pendidikan dibutuhkan sumber dana yang dialokasikan
untuk kebutuhan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga sumber dana atau
yang dikenal dengan istilah anggaran perlu dikelola dengan baik melalui manajemen
keuangan sekolah. Menurut Tim Dosen AP UPI (2011:256) manajemen keuangan adalah
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan
utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggungjawab dalam bidang tertentu.
Manajemen keuangan mengatur anggaran sekolah secara efektif dan efisien sekaligus
transparan berkaitan dengan sumber dana diperoleh, alokasi anggaran untuk kegiatan sekolah,
dan laporan tentang penggunaan anggaran sekolah.
   Tujuan manajemen keuangan pada intinya untuk menjamin agar dana yang tersedia dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien memelihara barang-barang (aset) milik lembaga
pendidikan dan menjaga agar pengelolaan keuangan tersebut dengan peraturan yang berlaku (
Tim Dosen AP UPI, 2011:274). Peran manajemen pendidikan mengatur agar anggaran dana
yang ada disekolah benar-benar dialokasikan pada tiap-tiap kegiatan sekolah sesuai dengan
kebutuhan. Anggaran sekolah yang sifatnya bantuan pemerintah juga harus disertai dengan
pelaporan yang jelas agar bantuan tersebut dapat tepat sasaran pada program sekolah.
     Menurut Tim Dosen AP UPI(2011:274) kerangka manajemen keuangan ditingkat mikro
(sekolah) meliputi buku catatan keuangan dan penerimaan dana sekolah untuk mengelola
keuangan sekolah secara aman, kepala sekolah perlu memahami praktik-praktik perbankan
dan memanfaatkannya. Lebih lanjut dia perlu memahami tujuan dan fungsi pembukuan dan
ditindak lanjuti dengan pemeriksaan (auditing) secara berkala, sehingga terhindar
penyimpangan dan kekeliruan yang tidak diinginkan untuk mempermudah manajemen
keuangan kepala sekolah dapat dibantu oleh staf disekolah dengan prinsip jujur, transparansi,
dan akuntabel.

B. Fungsi Manajemen Pendidikan


1. Perencanaan (Planning)
Proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tak
akan dapat berjalan.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

3. Pengarahan (Actuating/Directing)
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta
proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan
penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.

4. Pengawasan (Controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target
yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
   Kajian tentang ilmu manajemen pendidikan merupakan pandangan bagi orang-orang yang
terlibat dibidang pendidikan tentang seperti apa peran manager sekolah yaitu kepala sekolah
dalam menjalankan tugasnya untuk mengatur dan mengelola sekolah didasari oleh nilai-nilai
kebenaran, baik pada tataran praktis maupun teoretis. Manajemen pendidikan adalah kajian
ilmu tentang proses kerjasama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas.
Proses bagaimana seorang kepala sekola mendayagunakan segala sumber yang ada baik
material maupun sumber daya manusia guna menunjang proses penyelenggaraan pendidikan
di sekolah.

      Manajemen sekolah dikelola berdasarkan substansi kurikulum, peserta didik, sarana dan
prasarana pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan, hubungan sekolah dan masyarakat,
keuangan sekolah, layanan khusus, pengelolaan kelas, budaya sekolah, dan supervisi
pendidikan. Agar pengelolaan pendidikan dapat efektif, efisien, dan teratur maka diperlukan
manajemen pendidikan yang baik dengan sistem manajemen sekolah yang berbasis pada
kebutuhan masyarakat pada pendidikan.

Perubahan suatu kebijakan Negara berpengaruh pada aspek yang ada didalamnya.
Lahirnya kebijakan UU No. 25 Tahun 1999, UU No. 25 Tahun 2000, dan UU No. 20 Tahun
2003 membawa dampak pada perubahan paradigm pengelolaan pendidikan.

Kebijakan pengelolaan pendidikan berbasis sekolah merupakan kebijakan pendidikan


pasca otonomi daerah yang memberikan otonomi yang luas kepada sekolah dan pelibatan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, S & Danim, Y. 2013. Administrasi Sekolah Dan Manajemen Kelas. Bandung:
Pustaka Setia
Purwanto, Ngalim. 2012. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wukir. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Sekolah. Yogyakarta:
Multi Presindo.
Wibarama, Sunu. 2013. Bagaimana Membuat Studi  Pustaka Yang Baik, (online),
(http://www.oxbridgeessays.com/blog/dissertation-literature-review/), diakses 25 Februari
2015.
Airha. 2012. Studi Pustaka, (online), (http:// Welcome in Airha's blog  STUDI
KEPUSTAKAAN. Html), diakses 25 Februari 2015.
Tim Dosen AP UPI. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Dosen AP IKIP Malang. 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: Penerbit IKIP Malang.

Anda mungkin juga menyukai