Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN FUNGSI DALAM BIDANG

MANAJEMEN SEKOLAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Manajemen Sekolah

Dosen Pengampu : Dr. Rita Fita Hapsari, M.M

Disusun Oleh:

Nama : Delia Noer Aisyah

NIM : 10121017

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP DARUSSALAM CILACAP

TAHUN AJRAN 2021-2022


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Makalah ini berisi tentang “Peranan Fungsi dalam Bidang Manajemen Sekolah’’ pada mata
kuliah Manajemen Sekolah yang diampu oleh Ibu Dr. Rita Fita Hapsari, M.M, selaku dosen
mata kuliah tersebut. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan
pikirannya yang telah diberikan. Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil
laporan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, semoga
laporan makalah ini dapat memberikan manfaat untuk penulisnya, dan menambah wawasan
bagi pembacanya terhadap peranan fungsi dalam bidang manajemen di sekolah.

Karangpucung, 3 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Pengertian Manajemen Sekolah......................................................................................6
B. Tujuan Manajemen Sekolah............................................................................................6
C. Fungsi Manajemen..........................................................................................................7
D. Peran Fungsi dalam Bidang Manajemen.........................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa, mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Melalui proses pendidikan, manusia akan
mampu mengekspresikan dirinya secara lebih utuh. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dirumuskan tujuan “Berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
sera bertanggung jawab”. Di sekolah terdapat tenaga kependidikan yang paling berperan dan
sangat menentukan kualitas pendidikan yakni para guru dan kepala sekolah. Efektivitas
sekolah merujuk pada perberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat
belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam struktur program
dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, yaitu memiliki
kompetensi.

Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin
suatu sekolah, tempat terselenggarakannya proses belajar mengajar atau tempat terjadinya
interaksi antar guru yang memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah
dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan
salah satu komponen pendidikan yang mempengaruh dalam meningkatkan kinerja guru.

Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan
untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi dan terkoordinasi
untuk mencapai tujuan sekolah/ organisasi. Pengelolaan dilakuan kepala sekolah dengan
kewenangannya sebagai manager sekolah melalui komando atau keputusan yang telah
ditetapkan dengan mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan. Sepak terjang manager
dalam mengelola sumber daya di dalam sekolah akan sangat tergantung pada kompetensi
(skill) kepala sekolah itu sendiri. Jadi, sudah seharusnya tatanan dalam sistem manajemen
ditata sedemikian rupa untuk keberhasilan pendidikan yang ada pada suatu sekolah tersebut

4
dengan tidak lupa penerapan fungsi dari garapa manajemen sehingga tercapainya tujuan
pendidikan yang lebih bermutu lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen sekolah?
2. Apa tujuan dari manajemen sekolah?
3. Apa saja fungsi dalam manajemen?
4. Bagaimana peranan fungsi pada ruang ligkup atau bidang dalam manajemen
sekolah?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari manajemen sekolah.
2. Mengetahui tujuan dari manajemen sekolah.
3. Mengetahui fungsi dari manajemen.
4. Mengetahui penerapan fungsi pada ruang lingkup atau bidang dalam manajemen.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Sekolah


Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Sedangkan, manajemen
dalam arti sempit adalah manajemen sekolah yang meliputi perencanaan program sekolah,
pelaksanaan program sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, pengawas atau evaluasi, dan
sistem informasi sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserrta didik. Potensi tersebut meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Manajemen sekolah merupakan proses mengelola
sekolah melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sekolah agar
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah sebagai manajer sekolah
menempati posisi yang telah ditentukan di dalam organisasi sekolah. Salah satu perioritas
kepala sekolah dalam manajemen sekolah ialah manajemen pembelajan.

Pada hakikatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen sekolah mempunyai


pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah untuk dibedakan karena sering dipakai
secara bergantian dalam pengertian yang sama. Apa yang menjadi bidang manajemen
pendidikan adalah juga merupakan bidang manajemen sekolah. Demikian pula proses
kerjanya ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari teori administrasi
dan manajemen pada umumnya.

B. Tujuan Manajemen Sekolah


Tujuan manajemen sekolah menurut Sagala (2007) adalah mewujudkan tata kerja yang lebih
baik dalam empat hal yaitu:

1. Meningkatnya efisiensi penggunaan sumber daya dan penugasan staf.


2. Meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah.
3. Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum, penggunaan
teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar.
4. Meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan stakeholder.
Tujuan utama penerapan manajemen sekolah pada intinya adalah untuk
penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses

6
dan pusat sehingga manajemen menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di
serahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri
yaitu sekolah.
Di samping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat melayani masyarakat
secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut. Tujuan penerapan manajemen
sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan
kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipatif. Lebih rincinya manajemen sekolah bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah
tentang mutu sekolahnya.
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan
dicapai.

C. Fungsi Manajemen
Dikemukakan di atas bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan. Kegiatan
dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen.
Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini,  pemikiran G.R. Terry, meliputi : (1)
perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing), (3) pelaksanaan (actuating) dan
(4) pengawasan (controlling).
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan
strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi
ini. Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap
kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif
mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa
perencanaan membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan
lingkungan, membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama,
memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran, membantu penempatan tanggung
jawab lebih tepat, memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi, memudahkan

7
dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi, membuat tujuan lebih
khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami, meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti;
dan menghemat waktu, usaha dan dana.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang
efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan
memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
3. Pelaksanaan (actuating)
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan
usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran
tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai
dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan
dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk
mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan
apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak
penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

8
D. Peran Fungsi dalam Bidang Manajemen
1. Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip
dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk
menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Dalam konteks
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang
siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap :

a. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai : analisis kebutuhan, merumuskan


dan menjawab pertanyaan filosofis, menentukan disain kurikulum dan membuat rencana
induk (master plan) seperti pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.
b. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : (1) perumusan rasional atau dasar
pemikiran, (2) perumusan visi, misi, dan tujuan, (3) penentuan struktur dan isi program,
(4) pemilihan dan pengorganisasian materi, (5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran,
(6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar, dan (7) penentuan cara mengukur hasil
belajar.
c. Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan
rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)),
(2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan), (3) penentuan strategi dan metode
pembelajaran, (4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran, (5) penentuan cara
dan alat penilaian proses dan hasil belajar dan (6) setting lingkungan pembelajaran.
d. Tahap penilaian adalah tahapanyang dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan
kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun
sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP)
seperti penilaian konteks yang memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi
aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input yang memfokuskan pada
kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari
rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk
pembuatan keputusan dalam melaksanakan program. Penilaian produk berfokus pada
mengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif).
2. Manajemen Kesiswaan

9
Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan
dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa itu secara sendiri berupaya aktif mengembangkan
diri sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh karena itu sangat pentih
untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal. Sebagai
pemimpin di sekolah, kepala sekolah memegang peran penting dalam menciptakan kondisi
tersebut. Dengan demikian manajemen kesiswaan itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data
siswa saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat
digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan siswa melalui
proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan manajemen
kesiswaan maka manajemen kesiswaan memiiki tugas dalam mengatur siswa yang akan
dibahas sebagai berikut:

a. Menganalisis kebutuhan siswa


b. Penerimaan siswa baru
c. Seleksi siwa
d. Penempatan siswa
e. Pengembangan dan pembimbingan siswa
f. Pencatatan dan pelaporan

Secara umum bentuk konsep operasional dari implementasi manajemen kesiswaan dalam
pembinaan organisasi siswa, sebagai contoh dalam OSIS adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning) seperti: pembina menghadiri rapat-rapat OSIS, pembina


menyelenggarakan latihan kepemimpinan.
b. Pengorganisasian (organizing) seperti: pembina menyelenggarakan penerimaan anggota
OSIS, pembina mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan surat keputusan
kepala sekolah, pembina menyelenggarakan sistem kerja kepada anggota OSIS, pembina
menyediakan sarana prasarana dalam melaksanakan kegiatan OSIS, pembina
menyelenggarakan 8 (delapan) kegiatan OSIS
c. Pengarahan (actuating) seperti: pembina memberikan bimbingan pada saat pelaksanaan
kegiatan OSIS, pembina memberikan pengarahan dalam menyusun dan
menyelenggarakan program kerja OSIS, pembina memberikan motivasi kepada pengurus
OSIS, ketika melaksanakan kegiatan OSIS.
d. Pengawasan (controlling) seperti: pembina mengawasi pelaksanaan kegiatan OSIS ,
pembina mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan OSIS.

10
3. Manajemen Personalia

Manajemen personalia adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang personalia dengan
mendayagunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien sehingga semua personil
sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Personalia sekolah meliputi guru, dan pegawai lainnya. Personalia sekolah dapat
dibedakan atas tenaga kependidikan dan non kependidikan seperti:

a. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan,


penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang pendidikan pustakawan,
laboran, teknisi sumber belajar, dan pengajar.
b. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih.
c. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas Kepala Sekolah, direktur, ketua, rektor, dan
pemimpin satuan pendidikan luar sekolah.
4. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah serangkaian kegiatan perencanaan, melaksanakan dan


mengavaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2005: 47). Pengelolaan keuangan yang baik dalam
lembaga akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Dengan tersedianya
biaya, pencapaian tujuan pendidikan yang lebih produktif, efektif, efisien dan relevan
memungkinkan kebutuhan akan segera terwujud. Adapun sumber keuangan dan pembiayaan
pada suatu sekolah, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu a)
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang bersifat umum atau
khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan, b) orang tua atau peserta didik, dan
c) masyarakat baik mengikat maupun tidak.

5. Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan bagaimana mengatur dan
mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana
dan prasarana meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi,
penghapusan dan penataan. Proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana dan
prasarana tepat sasaran dan efektif dalam penggunaannya.

11
a. Perencanaan Sarana dan Prasarana: merupakan suatu proses memikirkan dan
menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan di masa
dating untuk mencapai tujuan tertentu. Aspek perencanaan ini meliputi: 1) apa yang
dilakukan. 2) siapa yang harus melakukan. 3) kapan dilakukan. 4) dimana akan
dilakukan. 5) bagaimana melakukan. 6) dan apa saja yang diperlukan agar terciptanya
tujuan dapat maksimal.
b. Pengorganisasian sarana dan prasarana pengorganisasian adalah kegiatan untuk
mencapai tujuan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dilakukan dengan membagi
tugas, tanggung jawab, dan wewenang diantara mereka, ditentukan siapa yang
menjadi pemimpin, serta saling berintegrasi secara aktif.
c. Pelaksanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pelaksanaan adalah upaya untuk
menggerakkan atau mengarahkan tenaga kerja serta mendayagunakan fasilitas yang
ada, dengan maksud untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama. Upaya tersebut
ialah melalui pendistribusian dan pemeliharaan.
d. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengawasan adalah proses
pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan operasional dan hasil yang dicapai
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya yang terlihat dalam
rencana. Dalam buku manajemen perlengkapan sekolah, sarana dan prasarana
termasuk perlengkapan. Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah
perlengkapan pendidikan yaitu penetapan dan penghapusan barang. Adapun syara
penghapusan barang seperti:
1. Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dimanfaatkan lagi.
2. Tidak sesuai dengan kebutuhan.
3. Kuno, yang penggunanya tidak sesuai lagi.
4. Terkena larangan.
5. Mengalami penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang.
6. Biaya pemeliharaan tidak seimbang.
7. Berlebihan, yang tidak digunakan lagi.
8. Dicuri.
9. Diselewengkan.
10. Terbakar dan musnah akibat adanya bencana alam. Jika tidak memenuhi syarat-syarat
tertentu maka barang tersebut tidak dihapus akan tetapi ditetapkan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen didefinisikan sebagai kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh hasil
dalam rangka pencapaian tujuan tertentu melalui cara menggerakkan orang lain. Manajemen
merupakan suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan satu dengan
yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu sistem menyeluruh untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi.

Perencanaan program sekolah memiliki dua fungsi, yaitu: perencanaan merupakan upaya
sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang
tersedia atau disediakan; dan perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau
menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Rencana tahunan sekolah meliputi: program pengajaran terdiri dari:
kebutuhan tenaga guru pembagian tugas mengajar, pengadaan buku-buku pelajaran, alat-alat
pelajaran dan alat peraga, pengadaan atau pengembangan laboratorium sekolah, dan
perpustakaan sekolah, sistem penilaian hasil belajar, dan kegiatan kurikuler. Dalam
pelaksanaan program manajemen sekolah, strategi yang diterapkan yaitu tercapainya
peningkatan mutu pendidikan, meliputi: sosialisasi program, analisis SWOT, pemecahan
masalah, peningkatan mutu, dan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program sekolah.
Evaluasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu
program yang telah dilaksanakan. Evaluasi pelaksanaan program sekolah perlu dibuat laporan
yang terdiri dari laporan keuangan dan laporan teknis.

B. Saran
Sebagai calon pendidik, maka yang harus kita lakukan adalah membekali peserta didik
untuk mempersiapkan diri hidup di masa depan yang lebih komplek lagi dengan menjadi
produsen dan konsumen yang bijaksana sekaligus menata manajemen sekolah maupun
pendidikan yang akan membuat pendidikan maju dan dapat bersaing dengan yang lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam
Mengelola Sekolah dan Madrasah, hlm. 27.

Karwati, E. dan Priansa, D. J., 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah:
Membangun Sekolah yang Bermutu. Bandung: Alfabeta.

14

Anda mungkin juga menyukai