Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH


SERTA RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah

Dosen Pengampu :
Dr. Emmi Kholillah Harahap, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Enggita Pratistha (21531047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang membahas
tentang “Manejemen dan Kepemimpinan Sekolah Serta Rencana Pengembangan
Sekolah”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada junjungan kita semua,
yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, kepada sahabat, tabi’in dan tabi’at serta
semua umatnya hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah Selain itu kami berharap semoga
makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran bagi kita semua.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca sebagai pedoman
dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca

Curup, 20 September 2023

Enggita Pratistha

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................3
C. Tujuan Masalah................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................4
A. Manajemen Kepemimpinan dan Kepala Sekolah.............................................
B. Visi Sekolah / Madrasah...................................................................................
1. Pengertian Visi Sekolah/Madrasah............................................................
2. Langkah Merumuskan visi sekolah/Madrasah...........................................
C. Pemberdayaan dan Membudayakan Guru Sekolah..........................................
1. Pengertian Pemberdayaan dan Membudayakan Guru Sekolah...................
2. Tujuan Pemberdayaan dan Membudayakan Guru Sekolah........................
3. Tahapan Pemberdayaan dan Membudayakan Guru Sekolah......................
4. Strategi Pemberdayaan dan Membudayakan Guru Sekolah.......................
D. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)..........................................................
1. Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)..................................
2. Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)..................................
3. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)....................
BAB III PENUTUP ........................................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan kepala madrasah menjadi faktor penentu dalam keberhasilan sebuah
madrasah tersebut. Madrasahakan baik bila dipimpin dengan baik oleh kepala madrasah dan
sebaliknya madrasah akan buruk bila dipimpin dengan buruk pula. Kepemimpinan yang
diterapkan kepala sekolah sebagai pimpinan mempunyai tanggung jawab untuk
mengorganisasikan orang-orang, tugas-tugas, dan program-program yang ada di sekolah
dalam rangka mencapai tujuan sekolah.1
Dalam dunia pendidikan, pemberdayaan merupakan cara yang sangat praktis dan
produktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari kepala sekolah (manajer), para guru,
dan para pegawai. Proses yang ditempuh untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan
produktif tersebut adalah dengan membagi tanggung jawab secara proporsional kepada para
guru
Perencanaan merupakan bagian yang strategis dan inilah kosekuensi terakhir
pelaksanaan MBS di sekolah. Salah satu manfaat perencanaan dalam organisasi adalah
terciptanya fokus arah yang hendak dicapai. Perencanaan dapat mengantisipasi masalah-
masalah dan memberikan jalan bagaimana mengatasinya. Selanjutnya perencanaan juga
dapat memberikan manfaat-manfaat dalam upaya meningkatkan koordinasi antar individu,
kelompok, dan sub-sub sistem dalam suatu organisasi. Untuk itulah sekolah harus memiliki
perencanaan yang dikemas secara sistematis. Oleh karena itu mutlak diperlukan adanya
suatu pengembangan program sekolah. Berbagai program yang dikembangkan tersebut harus
relevan dengan visi dan misi sekolah serta sebagai bentuk penjabaran yang lebih rinci,
terukur dan feasible untuk dilaksanakan di sekolah. Pengembangan program sekolah
hendaknya dilakukan melalui tahapan yang sistematis dengan langkah-langkah yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara akademik, yuridis, maupun sosial. Pengembangan
program sekolah juga harus mempertimbangkan potensi dan kemampuan sekolah, sejauh
mana kekuatan sekolah dan lingkungan mendukung keterlaksanaan program, dan apakah
terdapat ancaman atau hambatan dalam pelaksanaan nantinya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan manjemen dan kepemimpinan sekolah?
2. Apa yang di maksud dengan visi sekolah/madrasah?
1
Amirullah,S.E.,M.M., Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015),
hlm.82

1
3. Apa yang di maksud dengan pemberdayaan dan membudayakan guru di
sekolah/madrasah?
4. Apa yang di maksud dengan rencana pengembangan sekolah/madrasah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan dalam penyusunan
makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui lebih lanjut tentang manjemen dan kepemimpinan sekolah.
2. Untuk Mengetahui lebih lanjut tentang visi sekolah/madrasah?
3. Untuk Mengetahui lebih lanjut tentang pemberdayaan dan membudayakan guru di
sekolah/madrasah?
4. Untuk Mengetahui lebih lanjut tentang rencana pengembangan sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah


1. Manajemen
Manajemen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan dengan proses
pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan
atau penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. 2 Menurut
pandangan Mullins dalam Rifa’i manajemen yaitu: “manajemen is being responsible for
the attainment of objectives, taking place within a structured organization and with
prescribed roles”. Defenisi ini menjelaskan bahwa manajemen mencakup orang yang
melaksanakan tanggungjawab dalam mencapai tujuan suatu struktur organisasi dengan
peran yang jelas.3
Secara umum aktivitas manajemen ada dalam organisasi yang diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien menurut Terry dalam Syafaruddin
menjelaskan “manajemen is performance of conceiving and achieving desired results by
means of group efforts consisting of utilizing human talent and resources” pendapat ini
dipahami bahwa manajemen adalah kemampuan mengarahan dan 7Dapartemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2013), hlm. 870 8Muhammad Rifa’i & Muhammad Fadhli, Manajemen
Organisasi, (Bandung, Citapustaka media perintis, 2013), hlm, 12
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan diterjemahkan dari bahasa Inggris “Leadership”. Dalam
Ensiklopedi umum diartikansebagai hubungan yang erat antara seorang dan kelompok
manusia, karena ada kepentingan yang sama. Hubungan tersebut ditandai oleh tingkah
laku yang tertuju dan terimbing dari pemimpin dan yang di pimpin.4
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan untuk menggerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membina,
membimbing, melatih, memerintah, melerang, dan bahkan menghukum seluruh sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efesien.

2
Dapartemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2013), hlm. 870
3
Muhammad Rifa’i & Muhammad Fadhli, Manajemen Organisasi, (Bandung, Citapustaka media
perintis, 2013), hlm, 12
4
2Engkoswara, Dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 177

3
Pengertian ini menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan terdapat tiga unsur yaitu
pemimpin (leader), anggota (followers), dan situasi (situation). 5
3. Kepala Madrasah
Sekolah/madrasah merupakan organisasi untuk mencapai tujuan yang didalamnya
bekerjasama orang-orang untuk melaksanakan proses pendidikan.6.
Sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan, kepala madrasah merupakan pihak
paling bertanggung jawab dalam kesuksesan sekolah yang dipimpinnya. oleh karena itu,
bagi kepala madrasah yang paling penting adalah menciptakan tradisi tertentu demi
terselenggarakannya program pembelajaran secara baik dengan cara yang lebih personal,
administratif, formal, manusiawi, proporsional, dan proyektif. 7
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa kepela madrasah
merupakan pemimpin yang ada di sebuah sekolah. Yang mana sebagai seorang
pemimpin kepala madrasah harus mampudalam mempengaruhi serta mengontrol
komponen sekolah sesuai dengan tujuan sekolah dan tujuan pendidikan nasional yang
sudah ditetapkan dengan cara yang efektif dan efesien.

B. Visi Sekolah atau Madrasah


1. Pengertian
Visi ditulis sebagi kata benda yang merupakan konsep keadaan organisasi di masa
depan Smith mengartikan vist kurang lebih sebagai gambaran yang jelas tentang wujud masa
depan yang mengendalikan rencana strategis Dengan kata lain, visi merupakan cita-cita
organisasi yang diharapkan.8
Visi madrasah merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga yang dikelola secara
profesional Di lingkungan lembaga madrasah, visi ditetapkan oleh pimpinan lembaga formal
itu, meski proses penetapannya umumnya dilakukan secara bersama-sama oleh guru-guru
yang ada atau oleh satuan tugas yang dibentuk untuk itu.
Berkenaan dengan visi sekolah, Permendiknas No 17 Tahun 2007 menjelaskan
sebagai berikut
1. Setiap sekolah/madrasah harus merumuskan dan menetapkan visi serta
mengembangkannya menjadi misi dan tujuan madrasah.
2. Visi sekolah/madrasah tersebut.

5
Ara Hidayat & Imam Machli, Pengelolaan Pendidikan : Konsep, Prinsip, dan Dalam Mengelola
Sekolah dan Sekolah, (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), hlm. 76-77
6
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Op.Cit., hal. 160.
7
Ibid., hal. 124-125
8
Danim, S. Visi baru manajemen sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. (2005). Hal.15

4
a) Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan pada masa yang akan datan.
b) Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah
madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan.
c) Dirumuskan berdasar masukan dari warga sekolah madrasah dan pihak-pihak
yang berkepentingan, selaras dengan vist institusi di atasnya serta visi pendidikan
nasional.
d) Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah
madrasah dengan memperhatikan masukan komute sekolah madrasah
Disosialisasikan kepada warga sekolah madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan.
e) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan
dan tantangan di masyarakat.9
2. Merumuskan Visi Sekolah
Visi harus dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
stakeholder potensial dan kegiatan utama lembaga Visi dirumuskan dalam kalimat yang
mudah dipahami dan menunjukkan suatu keadaan sekolah/madrasah dalam jangka
panjang (bisa berkisar 5-10 tahun) Keadaan tersebut dapat diwujudkan dalam ukuran
yang kualitatif Secara lengkap penyusunan visi yang baik harus:
a) Menggambarkan kepercayaan-kepercayaan dan kebutuhan dan harapan stakeholder
sekolah/madrasah
b) Menggambarkan apa yang dunginkan pada masa yang akan dating
c) Spesifik hanya khusus untuk sekolah/madrasah tertentu.
d) Mampu memberikan inspirası
e) Jangan mengasumsikan pada sistem yang sama pada saat ini.
f) Terbuka untuk dilakukan pengembangan sesuai dengan organisasi metodologi,
fasilitas, dan proses pembelajaran.10
Namun sebelum merumuskan nilai-nilai sekolah/madrasah berikut dicontohkan
beberapa contoh visi sekolah/madrasah yaitu Visi: "Mencetak kader penerus bangsa yang
bertakwa dan berakhlak mulia serta mampu berkiprah di tengah-tengah masyarakat"
Dari contoh di atas, terlihat bahwa pada visi tersebut telah menggambarkan
kepercayaan-kepercayaan Misalnya sekolah madrasah memiliki kepercayaan bahwa
sangat penting untuk menghasilkan lulusan yang menjadi panutan masyarakat melalui

9
Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah (Jakarta. Bumi Aksara, 2014), hlm. 64.
10
Muhaimin, Manajemen Pendidikan (Jakarta Kencana, 2009), hlm 158.

5
nilai-nilai takwa dan akhlak mulia. Selain itu, contoh visi di atas juga telah
menggambarkan keinginan pada masa depan.
C. Pemberdayaan dan Membudayakan Guru Sekolah/Madarasah
1. Pengertian
Pemberdayaan Guru Pemberdayaan adalah terjemahan dari kata empowerment,
yang berasal dari kata “empower” yang mengandung pengertian, (1) to give power to
(memberi kekuasaan, kekuatan pada pihak lain (2) to give ability to (usaha untuk
memberikan kemampuan. Dalam Bahasa Indonesia, pemberdayaan berasal dari kata
dasar “daya”, yang berarti kekuatan atau tenaga, ada juga yang mengartikan sebagai
potensi yang dapat menggerakan sesuatu. Namun secara umum diartikan lebih berdaya
dari sebelumnya baik dalam hal wewenang, tanggung jawab maupun kemampuan
individual manusia.11
Menurut Murray dalam Yusparizal, pemberdayaan merupakan proses dimana guru
menjadi mampu terlibat, berbagi, dan mempengaruhi yang pada akhirnya akan memberi
dampak positif terhadap kehidupan mereka. Pemberdayaan guru akan berakibat pada
meningkatnya sikap dan kemampuan peserta didik. Dari pengertian dapat disimpulkan
bahwa pemberdayaan guru adalah proses memberikan kemampuan kepada guru sehingga
mampu memberikan pertimbangan terkait baik atau tidaknya cara mengajar, kemudian
mampu mengambil keputusan sendiri untuk menyelesaikan permasalahan mengajar yang
dihadapi di dalam kelas sehingga bisa bekerja dengan kinerja yang lebih tinggi dan lebih
baik lagi.12
2. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan pembedayaan paling tidak harus diarahkan untuk hal yang sangat pokok,
yaitu:
a) Untuk menghasilkan keputusan yang terbaik dalam perencanaan yang lebih baik.
b) Untuk keterlaksanaan program yang lebih baik dan akhirnya mendapatkan hasil
yang lebih baik.
c) Untuk meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan. 13
3. Tahapan Pemberdayaan
a) Menyadarkan, yaitu memberikan pemahaman atau pengertian bahwa yang
bersangkutan mempunyai hak yang sama dalam melakukan perubahan organisasi.

11
Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan (Strategi Inovatif dan Kreatif dalam Mengelola
Pendidikan Secara Komprehensif), Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012, hal. 25-26
12
Yusparizal, Enam Langkah Praktis dalam Upaya Pemberdayaan Guru, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau, artikel diakses 16 Februari 2017 dari
http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/upload/2016/03/11.
13
Nurul Ulfatin dan Teguh Triwiyanto, Op.Cit., hal. 91

6
b) Memampukan (capacity building), yaitu yang bersangkutan diberi daya atau
kemampuan agar dapat diberikan “kekuasaan”. Pemberian kemampuan umumnya
dilakukan dengan pelatihan atau workshop.
c) Memberikan daya (empowerment), yaitu yang bersangkutan diberikan daya
kekuasaan, otoritas, atau peluang sesuai dengan kecakapan yang dimiliki dengan
merujuk pada assessment atau kebutuhan.14
4. Strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan, diantara
lain:
a) Memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif
dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di
sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan
dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.
b) Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya. Dalam hal ini kepala sekolah harus bersikap demokratis dan memberikan
kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensinya
secara optimal. Minsalnya memberi kesempatan kepada bawahan untuk
meningkatkan profesinya melalui berbagai penataran dan lokakarya sesuai
bidangnya.
c) Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, dimaksudkan bahwa kepala
sekolah harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan
dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif).15
Ada banyak hal terpendam pada sebagian besar staf pengajar sehingga tantangan
bagi penyelenggara mana pun adalah menemukan cara-cara melesatkan bakat tersebut.
Agar efektif dalam pemberdayaan guru, maka kepala sekolah harus memainkan peran
pendidikan sekaligus peran bertukar-pikiran. Pertama, para guru harus belajar dan
kemudian membuktikan bahwa kesejahteraan siswa dan sekolah mereka lebih utama dari
pada agenda pribadi. Kepala sekolah juga harus memperlihatkan ketulusan dengan para
guru, percakapan yang tulus atau lugas, keterbukaan, konsistensi dan tidak ada rekayasa.
Berikutnya, ketika guru tidak memiliki pengetahuan untuk berpartisipasi secara efektif,
maka kepala sekolah harus menumbuhkan kepakaran tersebut.16

14
Ibid., hal. 92
15
Imam Wahyudi, Op.Cit., hal. 32.
16
Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel, Administrasi Pendidikan (Teori, Riset, dan Praktek),
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014, hal. 565.

7
D. Rencana Pengembangan Sekolah
1. Pengertian
RPS merupakan suatu proses perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. RPS adalah dokumen tentang gambaran
kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan
sekolah yang telah ditetapkan. Berdasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku, khususnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP), mulai sekarang setiap sekolah pada semua satuan, jenis dan
jenjang pendidikan termasuk SMP harus memenuhi SNP tersebut. Salah satu upaya
untuk mencapai SNP, setiap sekolah wajib membuat RPS.
Oleh karena itu dipandang sangat penting adanya suatu pedoman pencapaian SNP
yang mampu memberikan arah dan pegangan bagi tiap sekolah dalam rangka
pencapaian SNP tersebut. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) diharapkan menjadi
salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, baik bagi sekolah rintisan,
potensial maupun nasional17
2. Tujuan adanya pedoman penyusuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) antara lain
adalah:
a. Untuk memberikan pedoman bagi semua jenis kelompok sekolah, yaitu sekolah
rintisan, potensial, dan nasional dalam membuat Rencana Pengembangan Sekolah
(RPS).
b. Untuk memberikan pedoman bagi semua Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota
dalam membuat Rencana Pengembangan Pendidikan Kabupaten atau Kota
(RPPK).
c. Untuk memberikan pedoman bagi semua Dinas Pendidikan Propinsi dalam
membuat Rencana Pengembangan Pendidikan Propinsi (RPPP).
d. Untuk memberikan pedoman bagi Departemen Pendidikan Nasional dalam
membuat Rencana Pengembangan Pendidikan Nasional (RPPN).
e. Untuk memberikan pedoman bagi semua sekolah dalam mencapai SNP, sesuai
dengan kondisi sekolah dan daerahnya.

17
Boediono. Panduan Manajemen Sekolah; Jakarta : Direktur Pendidikan Menengah Utama. 1998,
hal 7

8
f. Untuk memberikan pedoman bagi semua stakeholder di daerah atau pusat dalam
partisipasinya kepada sekolah untuk mencapai SNP.
g. RPS digunakan sebagai dasar atau acuan bagi pihak-pihak terkait dalam melakukan
monitoring, evaluasi, pembinaan dan pembimbingan kepada sekolah.18
3. Landasan Hukum Penyususnan RPS
Rencana Pengembangan Sekolah dibuat berdasarkan peraturan-perundangan yang
berlaku yaitu: Undang-Undang Nomor 25 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dan Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-
2009Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
4. Proses Penyususnan Rencana Pengembangan Sekolah
a. Tujuan Perencanaan Pendidikan dan Perencanaan Sekolah
1) Tujuan perencanaan pendidikan
a) Mendukung koordinasi antarpelaku pendidikan.
b) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antara sekolah
dengan dinas pendidikan, dinas pendidikan propinsi, dan pusat
c) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
d) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
2) Tujuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
a) Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) disusun dengan tujuan untuk:
b) Menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
c) Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.
d) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku
sekolah, antarsekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antarwaktu.
e) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.

18
Sagala, S. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:Alfabeta .(2010).
Hal.29

9
f) Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat, dan menjamin
tercapainya penggunaan sumber-daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.
g) Sebagai dasar ketika melaksanakan monitoring dan evaluasi pada akhir
program
b. Sistem Perencanaan Sekolah dan Rentang Waktu RPS
Sistem Perencanaan Sekolah adalah satu kesatuan tata cara perencanaan
sekolah untuk menghasilkan rencana-rencana sekolah (RPS) dalam jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
sekolah dan masyarakat (diwakili oleh komite sekolah). Perbedaan antara satu
dengan lainnya adalah:
1) RPS Jangka Panjang adalah dokumen perencanaan sekolah untuk periode 20
(dua puluh) tahun.
2) RPS Jangka Menengah (Rencana Strategis) adalah dokumen perencanaan
sekolah untuk periode 5 (lima) tahun.
3) RPS Tahunan adalah dokumen perencanaan sekolah untuk periode 1 (satu)
tahun.19
5. Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
Dalam penyusunan RPS harus menerapkan prinsip-prinsip yaitu memperbaiki
prestasi belajar siswa, membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan atau
pengembangan), sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadan), menyeluruh,
tanggap terhadap perubahan, demand driven (berdasarkan kebutuhan), partisipasi,
keterwakilan, transparansi, data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis SWOT,
dan mendasarkan pada hasil review dan evaluasi.
a. Penyusunan dan Pelaksanaan RPS
Faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah
konsistensi anatara perencanaan dengan pelaksanaan pengembangan sekolah.
Perencanaan sekolah yang baik akan memberikan kontribusi keberhasilan yang
besar dalam implementasinya. Sedangkan perencanaan yang kurang baik akan
memberikan dampak yang kurang baik pula terhadap impelemntasinya. Oleh
karena itu dalam setiap membuat RPS, sekolah harus mempertimbangkan berbagai

19
Aksum, Tb, A.S., dan Djam’an Satori. (1998). Analisis Posisi Pembangunan Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Depdikbu hal.38

10
faktor yang mempengaruhi seperti kondisi lingkungan strategis, kondisi sekolah
saat ini, dan harapan masa datang.
b. Langkah-langkah Penyusunan RPS, Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana
Operasional (Renop)
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa RPS berisi dua rencana
pengembangan pendidikan ditinjau dari jangka waktunya, yaitu Rencana Strategis
(Renstra) Sekolah dalam jangka menengah (lima tahunan) dan Rencana
Operasional (Renop) Sekolah dalam jangka pendek (satu tahunan). Renstra
menggambarkan suatu perencanaan pengembangan sekolah yang menggambarkan
tentang program-program sekolah yang akan dilaksanakan dan dicapai selama
kurun waktu lima tahun. Program-program tersebut lebih bersifat garis besar, baik
menyangkut fisik maupun non fisik, yang semuanya mengacu kepada SNP.
Sedangkan Renop merupakan bagian tak terpisahkan dari Renstra, dan lebih
merupakan penjabaran operasional dari Renstra. Program-program dalam Renop
lebih detail yang akan dilaksankan dan dicapai dalam satu tahun.
Dengan demikian Renstra dibuat pada awal tahun untuk lima tahun
mendatang, sedangkan Renop dibuat pada tahun pertama dari lima tahun yang akan
dilaksanakan. Baik dalam Renstra maupun Renop semua sumber dana dan alokasi
biaya sudah dapat diprediksi sebelumnya. Dalam hal program, baik Renstra
maupun Renop harus memperhatikan kebutuhan sekolah, masyarakat serta sesuai
dengan RPPP dan RPPN.20
c. Langkah-langkah penyusunan Renstra dalam RPS:
Secara lebih rinci dalam pentahapan proses penyusunan RPS adalah sebagai berikut:
1) Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah.
2) Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini
3) Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan 5 tahun kedepan
4) Menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan yang
diharapkan 5 tahun kedepan
5) Merumuskan visi
6) Merumuskan misi sekolah
7) Merumuskan tujuan sekolah selama lima (5) tahun ke depan

20
Made, P, 2005. Perencanaan pendidikan partispatori dengan pendekatan sistem, Jakarta:
PT.Rineka Cipta. Hal.44

11
8) Merumuskan program-program strategis untuk mencapai tujuan jangka menengah (5
tahun)
9) Menentukan strategi pelaksanaan
10) Menentukan milestone (output apa dan kapan dicapainya)
11) Menentukan rencana biaya (alokasi dana)
12) Membuat rencana pemantauan dan evaluasi

d. Langkah-langkah Penyusunan Renop dalam RPS:


Renop disusun berdasarkan Renstra, dan tidak boleh menyimpang dari Renstra.
Sehingga antara Renstra dan Renop harus terkait dan ada benang merahnya. Renstra
dan Renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan
monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan dengan sekolah. Adapun langkah-langkah penyusunan Renop adalah
sebagai berikut:
1) Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah
2) Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
3) Melakukan analisis pendidikan sekolah 1 tahun kedepan (yang diharapkan)
4) Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu (1) tahun
kedepan
5) Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran)
6) Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap
sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya
7) Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-masing urusan
sekolah melalui analisis SWOT)
8) Menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu mengubah ketidaksiapan
menjadi kesiapan urusan sekolah.
9) Menyusun rencana program sekolah
10) Menentukan milestone (output apa & kapan dicapai)
11) Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
12) Menyusun rencana pelaksanaan program
13) Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
14) Membuat jadwal pelaksanaan program
15) Menentukan penanggungjawab program atau kegiatan
Adapun yang menjadi ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan ketika
menyusun Renop sekolah adalah:

12
1) Menggunakan strategi analisis swot
2) Analisis swot dilakukan setiap tahun Renop merupakan pemjabaran dari renstra
3) Program yang direncanakan lebih operasional
4) Ada benang merah antara tujuan lima tahunan dan sasaran (tujuan) satu tahunan
5) Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil analisis SWOT
6) Penulisan Renop juga mengacu pada buku MBS-22122

21

22
Syaefudin. (2005). Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. faktor
keberhasilan yang tak kalah pentingnya dari manjemen yaitu faktor kepemimpinan atau
keterampilan memimpin termasuk manajemen dan kepemimpinan dalam pendidikan.
Sedangkan konsep kepemimpinan sekolah yang baik adalah pemimpin yang visioner,
pemimpin yang mempunyai keberanian, pemimpin yang realistis, pemimpin yang dapat
diterima oleh semua pihak.
Satu prinsip terpenting dalam pemberdayaan guru di sekolah/madrasah ini adalah
melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan dan tanggung jawab. Melalui proses
pemberdayaan itu diharapkan para guru memiliki kepercayaan diri (self-reliance).
Sekolah yang melaksanakan MBS harus melakukan perencanaan sekolah dan
menghasilkan RPS. Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan
masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan dengan perhitungan sumberdaya yang
tersedia. Hasil dari perencanaan sekolah adalah RPS. RPS adalah dokumen tentang gambaran
kegiatan sekolah yang telah ditetapkan. Dalam penyususnan RPS harus diterapkan prinsip-
prinsip, yaitu mengubah prinsip nyata menjadi kondisi yang diinginkan (ideal), mencapai
prestasi siswa, membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/pengembangan),
sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadaan), partisipasi dan keterwakilan,
transparansi, data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis SWOT, dan mendasarkan pada
hasil review dan evauasi. Faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah
konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan pengembangan sekolah.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga pembaca dapat mengetahui dan menambah ilmu
serta wawasan dalam manajemen dan kepemimpinan sekolah serta rencana pengembangan
sekolah. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arasy. (2008). Manajemen Strategi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Amirullah,S.E.,M.M., Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim, (Jakarta: Mitra Wacana


Media, 2015),

Dapartemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama, 2013)

Muhammad Rifa’i & Muhammad Fadhli, Manajemen Organisasi, (Bandung, Citapustaka


media perintis, 2013)

Engkoswara, Dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010),

Ara Hidayat & Imam Machli, Pengelolaan Pendidikan : Konsep, Prinsip, dan Dalam
Mengelola Sekolah dan Sekolah, (Yogyakarta: Kaukaba, 2012)

Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah (Jakarta. Bumi Aksara, 2014)

Muhaimin, Manajemen Pendidikan (Jakarta Kencana, 2009)

Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan (Strategi Inovatif dan Kreatif dalam


Mengelola Pendidikan Secara Komprehensif), Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012

Yusparizal, Enam Langkah Praktis dalam Upaya Pemberdayaan Guru, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, artikel diakses 18 September 2023 dari
http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/upload/2016/03/11.

Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel, Administrasi Pendidikan (Teori, Riset, dan Praktek),
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014

Rohiat. Manajemen Sekolah . Bandung: PT Refika Aditama. (2018).

Boediono. Panduan Manajemen Sekolah; Jakarta : Direktur Pendidikan Menengah Utama.


1998

Rohiat. Manajemen Sekolah (Praktik dan Dasar) ; Bandung : PT. Refika Aditama. 2012;

Sagala, S. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi Memenangkan


Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima. (2005).

Sagala, S. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:Alfabeta .


(2010).

Akdon. Strategic Managemen for Educational Management. Bandung: Alfabeta. (2006).

Amrullah. Perencanaan strategis. Makalah disampaikan pada perkuliahan Teknologi


Pendidikan UNSRI. (2010).

15
Aksum, Tb, A.S., dan Djam’an Satori. (1998). Analisis Posisi Pembangunan Pendidikan
dan Kebudayaan. Jakarta: Depdikbu

Danim, S. (2005). Visi baru manajemen sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

16

Anda mungkin juga menyukai