Anda di halaman 1dari 18

Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SDIT Al-Qudwah Musi Rawas.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Proposal Program Studi Pendidikan Agama Islam

PROPOSAL

Oleh :

Thya fahma ardana


NIM : 20531162
Kelas : Pendidikan Agama Islam 4G

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) CURUP
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara umum manusia tidak lepas dari sebuah proses yang disebut pembelajaran. Pembelajaran dapat
diperolehdari lembaga formal maupun non formal. Keduanya memiliki peran sangat penting bagi
pencapaian perkembangan manusia sebagai insan yang berilmu dan bermartabat tinggi.
Konsep pembelajaran memiliki arti yang beragam meskipun tujuan yang dicapai adalah sama yakni
tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam UUSPN (Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional) No 20 tahun 2003 :
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara.

2. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
3. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Pembelajaran dalam proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.” (Syaiful Sagala, 2007, hlm. 83)
Sekolah sebagai lingkungan belajar yakni sebagai wadah berlangsungnya pendidikan formal mrngemban
tugas penting untuk membentuk manusia yang bukan hanya berilmu namun lebih dari itu, untuk
menciptakan manusia berbudi pekerti luhur. Oleh karena itu sekolah memiliki kebijakan untuk
menentukan mata pelajaran yang dapat diterapkan sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan.

Berbicara tentang pendidikan tentu tidak terlepas dari masalah pengajaran, karena pengajaran atau
mengajar adalah aktivitas pendidik yang tugas utamanya mendidik. Proses pengajaran itu terjadi dalam
suatu lembaga pendidikan yang didalamnya melibatkan tenaga pengajaran (guru) dan peserta didik.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang dibentuk dengan tujuan menciptakan SDM yang berkualitas.
Tentu hal ini bukan pekerjaan yang mudah karena dalam menjalankan kinerja kelembagaannya
mempertimbangkan banyak hal antara lain, tujuan sekolah, kebijakan yang lahir dalam sistem sekolah,
perancanaan SDM dalam suatu sekolah, prosedur kerja serta manajemen pengembangan sekolah.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta,keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah sebagai lingkungan belajar yakni sebagai
wadah berlangsungnya pendidikan formal mengemban tugas penting untuk membentuk manusia yang
bukan hanya berilmu namun lebih dari itu, untuk menciptakan manusia yang berbudi pekerti luhur. Oleh
karena itu sekolah memiliki kebijakan untuk menentukan mata pelajaran yang dapat diterapkan sebagai
upaya pencapaian tujuan pendidikan.
Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan
disukai oleh peserta didik. Suasana kelas direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk
berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju
kedewasaan (taklif), baik secara akal, mental maupun moral untuk menjalankan fungsi kemanusiaan
yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan khaliknya dan sebagai pemelihara.(Ahmad Tafsir, 1996
, hlm. 24 )

Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran didalam kelas guru diharapkan mampu menyeimbangkan
antara aspek kognitif dan afektif,sehingga siswa tidak hanya mampu menguasai materi yang
disampaikan oleh guru, namun juga mengamalkannya. Karena Ilmu pengetahuan yang diperoleh tidak
akan bermanfaat apabila hanya mampu menguasai materi namun tidak mengamalkannya. Guru
mempunyai tugas mendorong, membimbing, dan mengarahkan bagi siswa untuk mencapai tujuan.
Secara lebih terperinci tugas guru terpusat pada mendidik dan memotivasi. Pencapaian tujuan, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman
belajar yang memadai, membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan
penyesuaian diri. Kemampuan guru dalam menentukan keberhasilan siswa bukan sekedar berdiri
didepan kelas saja, tetapi guru harus mampu melaksanakan perannya dengan maksimal. Peran-peran
guru tersebut diantaranya:

1. Guru sebagai pengajar (teacher as instruktor)


2. Guru sebagai pembimbing (teacher as counselor)

3. Guru sebagai ilmuan (teacher as scientist)


4. Guru sebagai pribadi (teacher as person).

Kegiatan belajar mengajar tentu mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tak jarang dalam prosesnya, baik
siswa maupun guru menemui masalah yang dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Masalah
yang sering terjadi dalam proses pembelajaran adalah masalah kesulitan terhadap mata pelajaran yang
dihadapi oleh siswa didalam kelas. Guru dalam mengajar menguasai berbagai cara atau strategi dalam
menyampaikan pelajaran agar belajar tidak terkesan monoton. Artinya tidak hanya menggunakan satu
atau dua cara atau metode saja. Namun pandai memilih dan memadukan beragam metode mengajar
sesuai dengan materi pelajaran yang disajikan, karena guru berperan sebagai penyalur ilmu dan
pembimbing dalam belajar, artinya siswa membutuhkan seorang guru untuk menuntunnya dalam
mempelajari setiap apapun yang ia pelajari. Banyak hal yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Salah
satunya adalah cara proses pembelajaran yang mana dalam proses pembelajran itu seorang guru dapat
membangkitkan gairah, semangat dan motivasi siswa dalam pelajaran tersebut.

Peran guru sangat membantu dalam proses berhasilnya pembelajaran,sehingga diperlukan cara
mengajar yang baik dan benar yaitu cara mengajar yang dapat dipraktekan dan menghasilkan keluaran
(output) seperti yang diharapakan. Peran seorang guru begitu penting untuk membantu kesulitan
belajar yang dihadapi oleh para siswa. Upaya-upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesulitan terhadap mata pelajaran selalu menarik untuk
diteliti dan ditelaah lebih jauh. Untuk mengetahui bagaimanakah guru menyelesaikan persoalan dengan
kondisi siswa yang beragam.

Pelajaran didalam kelas sudah sepantasnya menarik dan membuat para siswa-siswi nyaman dengan
pelajaran yang sedang diikuti bukan merasa beban. Kenyamanan dapat diciptakan dalam segi
suasananya sehingga akan terjadi komunikasi yang baik antara siswa dan guru dengan seperti itu maka
siswa akan merasa bahwa mereka sangat menikmati setiap detik pembelajaran yang sedang mereka
hadapi. Dengan suasana yang nyaman maka akan membuat hati merasa senang, sehingga mereka tidak
merasakan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

Selain suasana yang kondusif untuk belajar, faktor lingkungan juga akan mempengaruhi kondisi belajar
siswa didalam kelas. Faktor itu bisa berasal dari teman yang ada didalam kelas. Yang terkadang
membuat suasana menjadi tidak nyaman , yang ditimbulkan karena beberapa masalah. Disinilah peran
guru sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut yang kadang kala mengganggu proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Selain berasal dari faktor siswa, bisa mengatasi masalah yang
datangnya justru dari guru itu sendiri. Dengan solusi yang diberikan oleh guru dari beberapa masalah
yang dihadapi didalam kelas, maka diharapkan pembelajaran Agama Islam akan menyenangkan.
Sehingga siswa tidak merasa sulit untuk menghafal ayat-ayat Al-qur’an Hadist didalam kelas.
Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan dengan singkat, penulis merasa tertarik untuk mengetahui
dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai "Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
di SDIT Al-Qudwah Musi Rawas"

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini hanya membahas tentang mengatasi kesulitan belajar siswa-siswi di SDIT Al-Qudwah Musi
Rawas. Upaya guru yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan oleh guru
mengatasi kesulitan belajar pada siswa-siswi di Sdit Al-Qudwah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan permasalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar di SDIT Al-Qudwah Musi Rawas?
2. Apa saja faktor kesulitan belajar di SDIT Al-Qudwah Musi Rawas?
3. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar di SDIT Al-Qudwah Musi Rawas?

D. Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui kesulitan-kesulitan dalam belajar yang dialami oleh siswa di SDIT Al-Qudwah Musi
Rawas.
2. Ingin mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa di SDIT Al-Qudwah
Musi Rawas.
3. Ingin mengetahui upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar bagi siswa di SDIT Al-Qudwah Musi
Rawas.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini berdasarkan dari tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis, penelitian Upaya Guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran didalam kelas ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi yang untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
b. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan upaya guru untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Manfaat bagi pendidik antara lain dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa
terutama dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas,sehingga dengan begitu guru dapat
menemukan cara dalam mengatasi kesulitan tersebut untuk membantu meningkatkan prestasi siswa.

b. Bagi Siswa
Dengan mengetahui kesulitan apa saja yang dialami siswa, maka mereka bisa mendapatkan
pembelajaran yang lebih baik sekaligus untuk meningkatkan prestasi belajar.
c. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah dapat mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran didalam kelas dan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

F. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini memfokuskan permasalahannya pada upaya guru dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa di sd it al-qudwah, Peneliti menggunakan tema ini karena dirasa dizaman sekarang banyak
anak-anak yang sudah kecanduan akan alat elektronik seperti hp dan lain sebagainya, sehingga hal
tersebut dapat menghambat kemampuan belajar para siswa-siswi terutama di sekolah dasar yang mana
mereka masih terlalu kecil untuk mengatur waktu dalam bermain dan belajar. Maka dari itu, disini para
guru berupaya untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar pada siswa agar terwujudnya sistem belajar
yang efektif. 1

1
Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan, Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Kalam
Mulia, 2015), h. 15.
2
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Upaya Guru

a) Pengertian Upaya

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian upaya adalah usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai
suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya). Dapat disimpulkan upaya
merupakan sebuah usaha atau ikhtiar untuk memecahkan masalah dan mencari solusi dari persoalan
yang ada. Karena sebuah persoalan pasti ada jalan keluarnya dan persoalan itu tidak selesai jika tidak
ada usaha yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Ar-Rad ayat 11:

‫اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َح ٰتّى يُ َغيِّرُوْ ا َما بِا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم َواِ َذٓا اَ َرا َد هّٰللا ُ ِبقَوْ ٍم س ُۤوْ ًءا فَاَل َم َر َّد َلهٗ َۚو َما لَهُ ْم ِّم ْن ُدوْ نِ ٖه ِم ْن وَّا ٍل‬

Artinya: “sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS: Ar-Rad: 11)
Adapun upaya yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah usaha atau ihktiar yang dilakukan oleh
guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran didalam kelas di SDIT Al-
Qudwah Musi Rawas..

b) Pengertian Guru

Secara umum dalam Bahasa Indonesia pengertian guru adalah merujuk sebagai pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik,mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik. Sedangkan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, di sana
dikatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik,mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Dan kalau kita membuka kembali semboyan pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang tiga asas
pendidikan yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani. Yang
implementasinya dalam pendidikan dapat dipahami bahwa guru sebagai pendidik yaitu:

Ing Ngarso Tuludo, bahwa di depan seorang guru harus dapat memberikan contoh atau teladan yang
baik bagi kepada siswa-siswinya.

Ing Madya Mangun Karsa, guru adalah pendidik yang berada di tengah siswanya mampu memberikan
dorongan atau semangat untuk berkarya.

Tut Wuri Handayani, di belakang guru adalah pendidik yang mampu mengarahkan atau menopang
siswa-siswinya pada jalan yang benar.

2
Ramayulis, Dasar-Dasar..., h. 15.
Dari beberapa pengertian di atas jelas sekali bahwa guru profesional adalah orang yang terlibat dalam
pendidikan yang tugasnya tidak hanya sekedar mentransfer ilmu dari guru kepada peserta didik akan
tetapi lebih dari itu. Guru berperan sebagai pengganti orang tua di sekolah yang tugasnya mengarahkan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dan menjadikan mereka menjadi manusia seutuhnya
melalui teladan yang bisa dicontoh, semangat atau dorongan untuk menjadi lebih baik dan bimbingan
atau arahan agar selalu pada jalur kebenaran dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
Guru mempunyai beban atau tugas untuk menumbuhkan kemampuan peseta didik agar dapat
meningkatkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti tujuan pendidikan yang tertera pada UUD
1945 alinea 4, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

c) Peran dan Tugas Guru

1) Peran Guru

Guru memiliki banyak sekali peranan terutama di dalam dunia pendidikan. Guru adalah pengajar yang
ada di sekolah atau yang sering disebut dengan pendidik dan dituntut untuk memberikan ilmu yang
dimilikinya, memberikan nasihat dan memandu siswakepada perilaku yang lebih baik lagi dari
sebelumnya. Guru merupakan orang professional yang bertugas untuk mengajar, memberikan didikan,
mengevaluasi dan menilai anak didik pada saat proses pembelajaran. Pada saat kegiatan belajar
mengajar dengan anak didik guru mempunyai banyak sekali peranan yang harus dilakukannya. Sebagai
seseorang yang memiliki peranan sangat berfungsi di dalam duniapendidikan maka guru sebisa mungkin
harus bisa membuat peserta didik mau untuk belajar. Peran guru adalah segala bentuk keikutsertaan
guru dalam mengajar dan mendidik anak murid untuk tercapainya tujuan belajar. Peran guru juga bisa
merujuk pada tugas guru seperti membimbing, menilai, mengajar, dan mendidik.
Menurut Prey Katz, peran guru adalah mampu menjadikan dirinya sebagai orang yang bertugas untuk
memberikan informasi serta menjadikan dirinya sebagai sahabat yang bisa memberikan motivasi,
inspirasi dan bisa memberikan nasihat kepada siswa. Adapun beberapa peran seorang guru yaitu
sebagai berikut:
a) Korektor
Peran guru sebagai korektor artinya yaitu orang yang bertugas untuk melakukan penilaian kepada anak
didik dan dapat membedakan nilai anak didik yang bagus dan jelek serta berusaha untuk menyingkirkan
nilai jelek dari anak didik dan berusaha untuk memperbaikinya menjadi nilai yang bagus.

b) Inspirator
Guru berperan sebagai inspirator artinya adalah guru menjadi sosok yang menginspirasi bagi peserta
didik, dan orang yang bisa memberikan petunjuk yang baik dalam kegiatan belajar.
c) Informator
Sebagai informator artinya guru berperan sebagai seseorang yang memberikan informasi kepada
peserta didik. Selain memberikan informasi mengenai mata pelajaran, guru juga harus memberikan
informasi-informasi tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Organisator
Peran guru sebagai organisator artinya guru mempunyai tugas untuk mengatur dan menyusun tata
tertib dan kalender akademik sekolah. Semua itu harus diorganisasikan dengan baik agar kegiatan
peserta didik berjalan dengan efektiv dan efesien.
e) Motivator

Sebagai motivator artinya guru memiliki peran untukmemberikan motivasi kepada anak didik yang bisa
membuat mereka semangat dan aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Untuk itu sebagai guru di
tuntut untuk bisa membuat suasana belajar yang menyenangkan, dan bisa membuat mendorong anak
didik menjadi rajin untuk belajar.
f) Inisiator
Sebagai inisiator artinya guru berperan untuk menciptakan sebuah ide-ide baru demi meningkatkan
kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran dan sesuai dengan perkembangan zaman.
g) Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator yaitu berperan untuk menyediakan semua alat kebutuhan belajar yang
akan membuat siswa menjadi lebih mudah untuk belajar karena kelengkapan fasilitas berpengaruh
terhadap keinginan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
h) Pembimbing
Peran guru untuk membimbing siswa merupakan peran yang sangat penting yaitu menuntun anak didik
agar menjadi manusia berbudi pekerti yang luhur dan bisa berdiri sendiri, karena jika tidak ada
bimbingan seorang guru, maka anak didik akan sulit mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
i) Demonstrator

Peran guru sebagai demonstrator yaitu berusaha untuk membantu siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran dengan cara mempraktikan apa yang diajarkan agar dipahami oleh mereka tidak ada
kesalahpahaman maksud materi yang diajarkan, sehingga tujuan belajar bisa dicapai dan menghasilkan
hasil belajar yang baik.
j) Pengelola Kelas
Peran guru sebagi pengelola kelas yaitu berusaha untuk dapat menciptakan kondisi kelas yang baik agar
terciptanya interaksi yang baik pada saat kegiatan belajar dan mengajar. Pengelolaan kelas yang kurang
baik akan manjadi penghalang dalam kegiatan pengajaran. Tujuan dari pengelolaan kelas disini yaitu
supaya peserta didik merasa tentram dan senang berada di kelas dan senantiasa mampu belajar dengan
baik di dalamnya.
k) Mediator
Sebagai mediator, guru berperan sebagai orang yang tugasnya untuk mengarahkan atau mengantur
pada saat proses kegiatan pembelajaran. Guru sebagai mediator artinya yaitu guru memliki tugas untuk
menyediakan media dalam proses belajar. Media merupakan alat yang bisa memudahkan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran.
l) Supervisor
Peran guru sebagai suvervisor adalah orang bertugas untuk mengawasi, menilai, memperbaiki, dan
membatu dalam kegiatan belajar dan mengajar. Maka dari itu guru sebisa mungkin harus mempunyai
ilmu serta wawasan yang luas tentang bagaimana teknik supervisi dengan baik.
m) Evaluator
Sebagai evaluator artinya guru berperan untuk menilai apa saja yang dikerjakan oleh siswa termasuk
penilaian terhadap kegiatan belajar yang telah dikerjakan oleh siswa selama masa pembelajaran
berlangsung dan juga menilai hasil belajar peserta didik sehingga terdapat umpan balik antara guru dan
siswa mempunyai perilaku baik dan bisa membangun bangsa dan Negara serta dirinya sendiri.

2) Tugas Guru

Guru adalah orang yang bersosok sebagai pemimpin. Guru merupakan seseorang yang memiliki hak
dalam membangun dan membentuk kepribadian, watak, dan jiwa peserta didik agar menjadi seseorang
yang bermanfaat dan lebih baik lagi di masa depan. Selain itu Guru mempunyai tugas untuk
mempersiapkan manusia yang Nana Syaodih Sukmadinata yang dikutip oleh Ramayulis menjelaskan
bahwa orang yang berkedudukan dan menjadi pusat utama dalam mengembangkan pendidikan yaitu
guru. Adanya interaksi antara guru dan murid merupakan inti dari pendidikan karena pada dasarnya
kunci untuk mencapai tujuan pendidikan adalah adanya keberadaan guru. Berhasil atau tidaknya guru
dalam pendidikan yaitu dapat di nilai dari sukses atau tidaknya dia ketika menjalankan tugasnya secara
professional.

Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 129 yang berbunyi:

‫ك اَ ْنتَ ْال َع ِز ْي ُز ْال َح ِك ْي ُم‬ َ ‫ث فِ ْي ِه ْم َرسُوْ اًل ِّم ْنهُ ْم يَ ْتلُوْ ا َعلَ ْي ِه ْم ٰا ٰيتِكَ َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْال ِك ٰت‬
َ َّ‫ب َو ْال ِح ْك َمةَ َويُزَ ِّك ْي ِه ۗ ْم ِان‬ ْ ‫ࣖ ربَّنَا َوا ْب َع‬
َ

Artinya:
Ya tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka yang membacakan kepada
mereka ayat-ayatmu, mengajarkan kitab suxi dan hikmah (sunah) kepada mereka, dan menyucikan
mereka. Sungguh, engkaulah yang maha perkasa lagi maha bijaksana.

Dari firman Allah di atas yang dikutip oleh Ramayulis menurut al-Nahlawi dapat disimpulkan tugas pokok
guru dalam pendidikan Islam yaitu:
a. Tugas pensucian yaitu mengarahkan siswa agar bisa lebih dekat lagi dengan Allah SWT, berusaha
menjaga fitrahnya, membersikan jiwanya dan menjauhkannya dari hal-hal yang buruk.
b. Tugas pengajaran yaitu memberikan pembelajaran yang berupa ilmu pengetahuan dan memberikan
pengalaman berharga yang berguna di dalam kehidupan nyata.
Adapun tugas utama seorang guru yang dikutip oleh Dewi Safitri dapat dijabarkan berikut ini:
a) Mengajar Peserta Didik

Memberikan pengajaran ilmu pengetahuan kepada siswa merupakan sebagian dari tanggung jawab
seorang guru. Adapun hal utama yang harus diajarkan oleh guru kepada siswa adalah pengetahuan
tentang intelektual agar siswa akan memahami mengenai materi yang berkaitan dengan disiplin ilmu.
b) Mendidik Para Siswa

Agar dapat menciptakan perilaku siswa yang baik diperlukannya sebuah didikan dari seorang guru. Siswa
yang mempunyai sifat yang baik sesuai dengan nilai dan adat istiadat di masayarakat merupakan suatu
keberhasilan didikan dari seorang guru yang mendidiknya, maka dari itu guru harus selalu dapat
memberikan contok yang baik untuk siswanya karena setiap tingkah laku dan perbuatan gurunya akan
ditiru oleh siswanya.
c) Melatih Peserta Didik
Melatih keterampilan dan kecapakan dasar siswa merupakan salah satu tugas dari seorang pendidik,
karena kalau tidak dilatih siswa akan sulit untuk mengembangkan kemampuannya. Adapun untuk
keterampilan dan kecakapan kejuruan merupakan tugas dari pendidik yang mengajat di sekolah
kejuruan sedangkan untuk keterampilan dan kecapakan dasar merupakan tugas seorang guru yang
mengajar di sekolah umum
d) Membimbing dan Mengarahkan
Seorang guru bertugas untuk mengarahkan serta membimbing siswa ketika mereka sedang melakukan
kegiatan belajar agar siswa tidak memiliki keraguan dan kebingungan dan mereka tetap berada dalam
jalur yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
e) Memberikan Dorongan Kepada Siswa

Memberikan dorongan artinya seorang pendidik bertugas dalam mendorong peserta didik agar lebih
maju dan berusaha keras dalam belajar. Pemberian hadiah atau reword atas prestasi yang telah diraih
atau sesuatu yang telah ia lakukan merupakan salah satu contoh bentuk dorongan yang dilakukan oleh
guru kepada siswanya.

d) Mengatasi kesulitan belajar

kesulitan belajar yang dialami peserta didik perlu diketahui sejak dini agar bantuan yang di berikan
segera mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Cara mengidentifikasi kesulitan belajar dapat dilakukan
dengan mengamati perilaku anak dan kemampuan anak dalam aktivitas menulis, membaca, berhitung
dan mengeja. Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi awal dan selanjutnya dilakukan
asesmen yang meliputi asesmen perkembangan, akademik, non akademik, formal dan informal.

Cara mengatasi mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut:


a. Tempat duduk siswa
Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi tempat
duduk bagian depan.
b. Gangguan kesehatan
Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap memberinya
bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga lainnya.
c. Program remedial
Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong dengan
melaksanakan program remedial.
d. Bantuan media dan alat peraga
Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang mengalami
kesulitan menerima materi pelajaran. Misalnya, karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit
dipahami siswa.

e. Suasana belajar menyenangkan


Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan
dalam menerima materi pelajaran.

e) Kesulitan belajar
Kesulitan dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai ketidak mampuan.

Menurut pendapat tradisional bahwa belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah
pengetahuan. Sedangkan menurut pendapat modern merumuskan belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar adalah berusaha memiliki pengetahuan dan
kecakapan.

Kesulitan belajar adalah kondisi di mana anak didi/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, yang
disebabkan setiap individu yang tidak sam dan perbedaan individu ini yang menyebabkan perbedaan
tingkah laku belajar di kalangan anak didik.

Mengutip dari defenisi The National Joint Comite For Learning Disibilities dalam buku karangan Mulyono
Abdurrahman (2003) yang berjudul Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar bahwa:

Kesulitan belajar adalah sekelompok kesulitan yang termanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang
nyata dalam kemahiran dan kemampuan mendengarkan, becakap-cakap, membaca, menulis
menalarkan atau kemampuan dalam bidang studi tertentu. Gangguan tersebut intrinsik dan diduga
disebabkan oleh adalah disfungsi system syraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar bisa terjadi
kesamaan dengan adanya kondisi lain yang mengganggu atau berbagai pengaruh lingkungan misalnya
perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat, faktor-faktor psikogenetik. Namun berbagai
hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung.

Kesulitan belajar merupakan suatu ketidakmampuan siswa dalam memahami dan menyerap pelajaran
disebabkan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor interen yaitu faktor dari siswa itu sendiri
sedangkan faktor eksteren meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Kesulitan belajar yang dialami
siswa di sekolah akan membawa dampak yang negatif, baik bagi diri siswa maupun terhadap
lingkungannya. Hal ini termanifestasikan dalam bentuk timbulnya kecemasan, frustasi, mogok sekolah,
drop out dan lain sebagainya.

Menghadapi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar memerlukan pemahaman yang utuh dari
seorang guru tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswanya merupakan dasar usaha dalam
memberikan bantuan dan bimbingan yang tepat.

Menurut Moh. Surya ada beberapa ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan
belajar yaitu sebagai berikut:
a) Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok kelas)
b) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan

c) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, ia selalu tertinggal dari kawan-kawannya
dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang tersedia
d) Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura,
berdusta dan lain sebagainya
e) Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos datang, datang terlambat dan lain
sebagainya
f) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, dan lain
sebagainya.

Menurut Mulyono Abdurrahman bahwa secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan pada
dua kelompok yaitu:
1) Kesulitan belajar berhubungan dengan perkembnagan yang mencakup gangguan motorik dan
persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku
sosial.

2) Kesulitan belajar akademik meliputi kegagalan prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang
diharapkan. Kegalan-kegalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis,
dan matematika.

Uraian di atas dapat dipahami bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat mengakibatkan
permasalahan-permasalahan secara akademik seperti hasil belajar yang rendah dan ada kemungkinan
anak akan tinggal kelas. Dampak yang terjadi tersebut sangat mengkhawatirkan bagi perkembangan
anak, orang tua dan guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah.
Dapat dilihat pada tingkah laku peserta didik tersebut merupakan akibat dari beberapa faktor yang
melatar belakanginya. Menurut para ahli hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh
dua faktor utama, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor internal (yang terdapat di dalam diri peserta didik itu sendiri) meliputi:
a) Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik
b) Kurangnya bakat khusus untuk situasi belajar tertentu

c) Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar.


d) Situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi peserta didik pada waktu tertentu dapat
menimbulkan kesulitan dalam belajar, misalnya konflik amalinya , kesedihan, dan sebagainya.
2. Faktor jasmaniah yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan penglihatan,
pendengaran, dan lain sebagainya.

3. Faktor hereditas (bawaan) yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti buta warna, cacat tubuh,
kidal dan lain sebagainya.
4. Faktor Eksteren atau faktor dari luar diri peserta didik meliputi:

a) Faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar peserta didik, misalnya cara
mengajar, sikap guru, kurikulum atau materi dan lain-lain.
b) Situasi dalam keluarga mendukung situasi belajar (broken home), kurang perhatian orang tua, lain
sebagainya.
c) Situasi lingkungan sosial yang mengganggu kegiatan belajar siswa, seperti pengaruh negatif pergaulan,
gangguan kebudayaan, film, dan lain sebagainya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor kesulitan belajar bisa dikarenakan faktor dari dalam
diri siswa sendiri, meliputi kondisi fisik baik jasmani maupun rohani yang tidak memungkinkan/tidak
sehat, faktor guru, lingkungan, orang tua. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang mesti ada
pananggulangan serta upaya agar kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat di atasi dengan baik
sehingga hasil belajar siswa akan semakin baik pula.
3

3
Rofqi dan Rosyid Zaiful, Diagnosis Kesulitan Belajar (Sumedang: Literasi nusantara,
2020), h. 2.
4
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode
penelitian dalam mengungkapkan permasalahan- permasalahan yang ada, yang kiranya dapat mencapai
sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Sesuai dengan judul yang dikemukakan yakni Upaya Guru
Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SDIT Al-Qudwah Musi Rawas, maka pendekatan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan berusaha melaksanakan pengkajian tentang bentuk
dari upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa-siswi tersebut. Pendekatan yang
dilakukan ini menggunakan deskriptif kualitatif yang dilihat dari sudut pandang Guru.

Penelitian kualitatif menurut Boy dan Tailor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut Lexy
Moleong, penelitian kualitatif deskriptif adalah “Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan.”

Penelitian kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, antara lain : pertama, menyesuaikan
metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak; kedua, metode ini
menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman, pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola yang dihadapi.

B. Kehadiran peneliti

Dalam penelitian kualitatif ini kehadiran peneliti secara langsung di lokasi penelitian sangat diperlukan,
karena peneliti harus dapat menangkap bentuk sikap pengamalan dengan melakukan interaksi dan
pengamatan secara langsung dengan objek penelitian yaitu guru yang ada di sdit al-qudwah musi rawas

Pada penelitian kualitatif ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Lebih jauh
Moleong mengungkapkan bahwa peranan peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai perencana,
pelaksana, pengumpul data, dan penganalisis, penafsir dan sekaligus sebagai pelapor penelitian. Selain
peneliti, instrument yang lain adalah pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya juga
turut digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrument utama.
Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kulitatif mutlak diperlukan.

Peneliti akan mendata siapa saja guru yang terlibat dalam upaya untuk mengatasi kesulitan belajar pada
siswa-siswi.Peneliti akan menjadi pengamat partisipan dengan ikut andil mengikuti beberapa kegiatan
yang diadakan di SD IT Al-Qudwah tersebut, baik dalam kegiatan belajar mengajar dikelas maupun diluar
belajar mengajar.

4
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2003), h. 6.
Untuk kenyamanan penelitian yang dilakukan, peneliti akan memberitahukan identitas dan status
peneliti kepada kepala sekolah dan jajaran staf yang lainnya. Lebih jauh Moleong mengungkapkan
bahwa peranan peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, dan
penganalisis, penafsir dan sekaligus sebagai pelapor penelitian.Kehadiran peneliti sebagai pengamat
penuh dan mengawasi obyek penelitian serta mengadakan wawancara langsung dengan kepala sekolah,
guru wali kelas, guru mata pelajaran maupun guru-guru yang lainnya, sebagai subyek penelitian. Agar
mereka mengetahui kehadiran peneliti selama proses penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih SDIT Al-Qudwah yang tepatnya berada di desa G1 Mataram kecamatan tugumulyo
kabupaten musi rawas sebagai lokasi penelitian, SD IT Al-Qudwah merupakan satu-satunya sd it yang
berada di musi rawas.

D. Data dan Sumber data

Menurut Suharsimi Arikunto, sumber data adalah subjek dimana data diperoleh. Apabila peneliti
menggunakan questioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut
responden yaitu orang-orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik
pertanyaan tertulis maupun lisan. Menurut Moleong responden atau informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Data penelitian yang
akan dikumpulkan berupa informasi tentang upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SD
IT Al-Qudwah Musi Rawas, Data penelitian ini di kumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi :

a) Kepala sekolah SD IT Al-Qudwah Musi Rawas


b) Guru wali kelas

c) Siswa

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

a) Data primer

Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti kepada sumbernya, tanpa adanya
perantara. Sumber yang dimaksud dapat berupa benda-benda, situs atau manusia.Data primer
diperoleh langsung dari responden dan informan yang berhubungan dengan upaya guru dalam
mengatasi kesulitan belajar pada siswa di SD IT Al-Qudwah Musi Rawas.

b) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari
biro statistik, majalah, koran, keterangan-keterangan atau publik lain. Data sekunder yang penulis
maksudkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari data yang sudah terdokumentasi yang
ada hubungannya dengan judul.
E. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik yang penulis gunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Teknik Observasi atau Pengamatan


Menurut Margono yang dikutip oleh Satori observasi merupakan suatu pengamatan dan pencatatan
yang terususun terhadap gejala yang terlihat pada objek penelitian. Sedangkan Syaodin mengatakan
bahwa observasi adalah cara untuk mendapatkan data dengan mengamati secara langsung objek yang
akan diamatii. Dapat dikatakan bahwa observasi merupakan suatu kegiatan mengamati secara langusng
terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya untuk
mengumpullkan data penelitian.

Observasi ialah acara untuk mengumpulkan data-data dengan melakukan kegiatan mencatat fenomena
yang dilakukan secara tersusun dengan sistematis untuk mengamati hal yang berkaitan dengan
ruang,tempat, kegiatan, waktu, peristiwa, dan tujuan. Dalam teknik ini peneliti terlibat langsung untuk
mengamati dan memperoleh data yang diinginkan. Teknik ini digunakan bagaimana peran guru dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa di SD IT Al-Qudwah Musi Rawas tersebut.

2. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk berbagi informasi
atau menggali data dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna sesuai data
yang akan dicari oleh peneliti.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur. Pada wawancara terstruktur
peneliti sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan di ajukan kepada narasumber. Dalam
melakukan wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara sepihak, berhadapan muka
dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data dalam bahan yang berbentuk catatan atau
lisan sesuai keinginan peneliti. Dokumentasi bisa berbentuk foto, laporan, rekaman dan sebagainya.
Dokumentasi disini berfungsi sebagai alat pelengjap dan pengumpul data yang dapat diperoleh melalui
observasi dan wawancara. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengambil dokumentasi berupa
foto-foto dan beberapa catatan atau yang terkait dengan upaya yang dilakukan oleh guru untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa di sd it al-qudwah mura.

F. Teknik Analisis Data

Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau focus kajian menjadi bagian-bagian
(decomposition) sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan
karenanyabisa secara lebih terang ditangkap maknanyaatau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis data kualitatif Miles
dan Huberman yang terdiri 3(tiga) tahap yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari analisis data. Adapun tahap-tahap dari reduksi
data yaitu memilih hal-hal yang paling penting atau yang menjadi pokok bahasan, merangkum, dan
mencari tema atau polanya. Melalui tahap reduksi data maka akan memberikan gambaran yang jelas
mengenai data yang telah diteliti sehingga akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya. Pada tahap ini peneliti akan merangkum hasil wawancara dengan subyek atau
narasumber yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian memilih data-data atau informasi-informasi
sesuai dengan apa yang peneliti cari atau berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan oleh
peneliti.

2. Data Display
Data yang sudah direduksi maka tahap selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data adalah tahap
yang akan memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data bisa
disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Pada langkah
menganalisis ini, peneliti manganalisis data dalam bentuk uaraian singkat atau berupa berupa teks
naratif.
3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan ialah tahap untuk menjawab ini dari peneleitian berdasar berlandsakan dengan
hasil analisis penelitiaan. Kemungkinan kesimpulan awal yang telah ditemukan masih berseifat
semenntara, dan akan mengalami perubahan apabila ditemukan bukti yang lebih kuat mendukung pada
proses pengumpulan data selanjutnya. Kagiatan untun mendapatkan bukti-bukti yang dilakukan itulah
yang dinamakan dengan verifikasi data. Menarik kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam
menganalisis data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara ketika di lapangan.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pada teknik keabsahan data ini peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu suatu cara untuk
mengecek data dari berbagai cara, sumber dan waktu. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsaan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan
melalui sumber lainnya. Menurut Denzim dalam Moleong, membedakan empat macam triangulasi
sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyelidik dan teori.
Kemudian menurut patoon, masih dalam moleong, trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif, hal itu dapat tercapai dengan jalan:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3) Membandingkan apa yanga dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
dikatakan sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang
seperti raksat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi atau dokumentasi yang berkaitan.

Triangulasi ini digunakan untuk pemeriksaan keabsaan data menganai Upaya Guru Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Siswa di SD IT Al-Qudwah Tugumulyo Musi Rawas.
5

5
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,
2017), h. 25.

6
Anggito Albi dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jawa Barat: CV Jejak,
2018), h. 7.

Anda mungkin juga menyukai