Anda di halaman 1dari 78

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di

tengah arus globalisasi dan modernisasi dibidang elektronika dan informasi

serba canggih yang memudahkan kita dalam mengaksesnya, baik dari media

cetak atau internet, hal ini menuntut pendidikan untuk menyeimbanginya,

memperbarui dan merenovasi sistem pembelajaran agar mampu berdayaguna

dan berhasil guna dibidang Iptek dan Imtaq.

Pendidikan yang berkualitas tidak lepas dari metode pembelajaran yang

berkualitas, sehingga menghasilkan output yang siap pakai dan perubahan

tingkah laku yang sesuai yang diharapkan tidak semudah membalikkan telapak

tangan, melainkan membutuhkan kerja keras dari semua yang terlibat.

Kepala sekolah, dalam hal ini merupakan supervisi untuk membantu

guru-guru memperbaiki situasi belajar mengajar, merupakan salah satu tugas

dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, yaitu memberikan

kewenangan pada para guru pengajar untuk mengatur strategi yang digunakan,

supaya efektif dan efisien.

Untuk meningkatkan sumberdaya guru atau pegawai diperlukan

keahlian, sesuai dengan skill-nya masing-masing, karena itu diperlukan

1
2

pelatihan-pelatihan secara berkesinambungan. Dalam konteks pendidikan, guru

yang kompeten akan membawa kemajuan pesat di lembaga sekolah, sehingga

tujuan di sekolah tercapai dengan baik. Karena guru mempunyai tanggung

jawab. Menurut ajaran Islam pendidikan adalah perintah Tuhan dan merupakan

perwujudan ibadah kepada-Nya. Sebagai mana Firman Allah dalam surat Al-

Alaq ayat 4-5:

         
Artinya:
(1) Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (2) dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.1

Dewasa inigurubukan hanya sebagaipengajar, melainkan sebagai

pendidik, pembimbing, pengajar, dan pengasuh. Pada era globalisasi ini di

Indonesia terdapat banyak kasus kenakalan dikalangan para pelajar,

diantaranya tindak kekerasan perkelahian pelajar, konsumsi narkoba maupun

minuman keras, kemudian penyimpangan-penyimpangan yang lain seperti

pemerkosaan, pembunuhan, kurangnya etika berlalu lintas, dan kriminalitas-

kriminalitas lain yang semakin hari semakin meningkat dan semakin kompleks.

Hal ini merupakan kurangnya perhatian atau peran dari sistem pengendali sosial

itu sendiri, seperti orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama, pendidik

maupun pemerintah.

Dalam pembahasan ini yang ditekankan adalah peran dari pendidik itu
1
Departemen Agama RI. Alhidayah Al-Quran Tafsir, (Tangerang, Kalim, tt), hal. 598
3

sendiri dalam mendidik dan membimbing peserta didik agar tercapai tujuan

yang diinginkan. Timbulnya kasus-kasus tersebut memang bukanlah semata-

mata karena kegagalan pendidikan Agama di sekolah, tetapi bagaimana semua

itu dapat digerakkan oleh pemerintah, masyarakat, dan sekolah dalam hal ini

adalah guru agama untuk meninjau kembali dan mencari solusi lewat

pengembangan metodologi pendidikan agama untuk tidak hanya berjalan

secara tradisional dalam menghadapi berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi ditengah-tengah arusglobalisasi dan modernisasi saat ini yang telah

mempengaruhi banyak para pelajar sehingga mereka berperilaku menyimpang.

Dalam buku Utomo Dananjaya, Pendidikan menurut Undang-undang

Sisdiknas No. 20/2003 adalah “usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensinya sendiri”.2 Oleh karena itu, masalah pendidikan tidak akan pernah

selesai, sebab hakekat manusia itu sendiri selalu berkembang mengikuti

perkembangan kehidupannya.

Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan

manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur

manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan

adalah pelaksanaan pendidikan, yaitu guru. Guru merupakan barometer

pendidikan sebab guru secara langsung berupaya mempengaruhi, membimbing,

2
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran aktif. (Siliwangi, Nuansa Cedekia, 2013), hal. 25
4

membina, dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang

cerdas, terampil, dan bermoral tinggi.

Untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan sebuah pembaharuan

pendidikan. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk memperbaiki

kualitas hasil pendidikan. Setidaknya harus ditemukan strategi atau pendekatan

pembelajaran yang efektif dikelas, yang lebih memperdayakan potensi siswa.

Karena diduga oleh para pakar pendidikan sampai hari ini sangat berpengaruh

pada out put dan kualitas anak didik. Sebagian besar metode dan suasana

pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakan para guru tampaknya lebih

banyak menghambat dari pada memotivasi potensi otak. Suatu contoh, seorang

peserta didik hanya disiapkan sebagai seorang anak yang mau mendengarkan,

mau menerima seluruh informasi dan mentaati seluruh perlakuan gurunya di

dalam kelas.

Budaya sepetrti ini pada akhirnya membuat siswa tidak mampu

mengefektifkan kemampuan otaknya. Sehingga mereka tidak memiliki

keberanian dalam menyampaikan pendapatnya. Budaya seperti ini akan

berpengaruh terhadap budaya dan mental masyarakat luas. yaitu bahwa

masyarakat kita yang belum bisaberpikir secara mandiri, walaupun masih

belum bisa dipastikan budaya seperti ini bermula dari sekolah atau justru

disekolah dipengaruhi masyarakat luas. Tugas guru dalam rangka optimalisasi

proses belajar mengajar adalah sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan


5

kemauan belajar anak, mengembangkan kondisi belajar yang relevan agar

tercipta suasana belajar mengajar secara wajar dengan penuh kegembiraan dan

tentunya tetap pada batasan-batasan yang ada sebagai seorang pengajar. Untuk

berhasilnya sebuah pembelajaran pendidik memiliki peran yang sangat penting.

Pendidik harus memiliki berbagai macam kemampuan diantaranya membekali

diri dengan berbagai macam ilmu pengetahuan ketrampilan. Seperti mengelola

program belajar mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, menilai prestasi

belajar siswa, melayani bimbingan dan penyuluhan, serta yang paling penting

yaitu pemilihan metode yang tepat. Jadi metode pembelajaran merupakan salah

satu faktor atau komponen pendidikan yang sangat menentukan berhasil

tidaknya suatu pembelajaran.

Guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan

kondisi belajar yang efektif, guru harus meningkatkan belajar siswa dan

meningkatkan kualitas mengajarnya, tidak menempatkan dirinya di atas

kedudukan siswa, akan tetapi mendudukkan dirinya disamping siswa,

melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, karena semakin aktif siswa belajar,

maka semakin tinggi nilai yang dicapai. Selainitu, guru pada lembaga yang

terikat dituntut dapat memahami dan mengatasi hambatan-hambatan yang

dialami anak didik serta mencari solusi yang dapat mengantarkan siswa sesuai

tujuan dan cita-cita.

Berdasarkan hasil observasi awal penelitian di SMP Darul Ulum


6

Senawar Jaya tersebut, penulis melihat motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran PAI masih perlu adanya peningkatan. Selain itu juga pembentukan

akhlak siswa masih kurang menanamkan sikap dan nilai keagamaan. Guru

hanya sekedar mengajar dan menerangkan sedangkan siswa pasif dan asik

dengan dunianya sendiri.

Berangkat dari persoalan dan realita inilah, maka penulis tertarik untuk

melakukan suatu penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul: “Strategi

Pembelajaran Aktif dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Darul Ulum Senawar Jaya”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang melandasi masalah pada penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana Strategi Pembelajaran Aktif dalam Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya?

2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat Strategi Pembelajaran Aktif

dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Ulum Senawar

Jaya?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


7

1. Tujuan Penelitian

Untuk menjawab permasalahan yang di uraikan dalam rumusan masalah di

atas peneliti pun harus mempunyai tujuan yang jelas, dan tujuan dalam

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui gambaran tentang strategi pembelajaran aktif dalam

mata pelajaran pendidikan agama islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi

pembelajaran aktif dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Darul Ulum Senawar Jaya

2. Kegunaan Penelitan

Kegunaan penelitian adalah untuk menjelaskan tentang manfaat dari

penelitian itu sendiri, dan kegunaan atau manfaat yang diperoleh dalam

penelitian ini yaitu:

a. Secara teoritis adalah untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran

pengembangan ilmu pendidikan Islam, serta menjadi sumber referensi

pihak pihak yang berkepentingan untuk yang akan mengadakan studi

lanjutan.

b. Secara praktis adalah dapat menjadi pedoman, petunjuk dan sebagai

informasi ilmiah.

D. Tinjauan Pustaka
8

Berdasarkan studi kepustakaan yang telah dilakukan penulis berkaitan

dengan penelitian ini, maka dapat penulis cantumkan beberap karya penelitian

yang dilakukan oleh para akademis diantaranya:

Pertama, skripsi yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam

Belajar Pada Pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Muara Pinang Kabupaten Lahat”

oleh Syamsuddin. Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa masih rendahnya prestasi

belajar siswa-siswanya dapat ada mata pelajaran PAI, kurang tepatnya metode

yang di gunakan seorang guru dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa, pada saat belajar,banyak guru yang kurang

memperhatikan apakah siswanya dapat menerima prosedur yang akan dilakukan.

Kedua, skripsi yang berjudul“Strategi Pendekatan Individual Guru

Terhadap Siswa dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI di SMA Negeri 2 Sangga

Desa Kabupaten Muba ”oleh Maryati NIM 1014088T. Dalam sekripsi ini

menjelaskan mata pelajaran pendidikan agama islam cukup baik karena

disebabkan oleh adanya kemampuan guru PAI dalam mengajar dan karena adanya

minat dan motivasi siswa untuk belajar dengan sunggug-sungguh.

Ketiga, skripsi yang berjudul “Strategi Pengajaran Bidang Studi PAI dan

Pengaruhnya Terhadap Akhlak Siswa/Siswi SMP Negeri 1 Sungai Keruh

Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Muba” oleh Dedi Erlangga. Dalam sekripsi

ini menjelaskan dari responden yang ada pengaruh PAI perilaku keagamaan siswa

yaitu melalui perhitungan pada nilai koofisien korelasi “Y” produk momen baik
9

pada taraf signifikasi 5% (0,05) maupun pada taraf siknifikasi 1% (0,01) yaitu

0,284<0,6070>0,368, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif

antara strategi pengajaran bidang studi PAI terhadap akhlak siswa SMP Negeri

Sungai Keruh Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Muba.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa skripsi ini mempunyai

maksud dan tujuan penelitian yang berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya. Sehingga dapat di simpulkan bahwa peneliti ini

bukanlah hasil duplikasi terhadap karya orang lain karena antara penelitian yang

akan di lakukan dengan tinjauan pustaka yang telah ada memiliki pengertian

tujuan yang berbeda namun beberapa sekripsi ini di jadikan tinjauan pustaka,

karena dalam sekripsi di atas relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

E. Kerangka Teori

1. Strategi

Strategi dalam kamus bahasa Indonesia berarti “rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”.3 Dalam pembelajaran guru

harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien. Oleh

karena itu untuk memenuhi salah satu kompetensi ini guru harus memahami

dan mendalami beberapa strategi belajar dan mengajar. Dalam dunia

3
Muhammad Ali. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. (Jakarta, Pustaka Amani,
2006), hal. 460
10

pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 4

Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan

teknik pembelajaran secara spesifik. Strategi pembelajaran merupakan hal yang

perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran sehingga penyusunan

langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber

belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

2. Pembelajaran Aktif

Prinsip pembelajaran aktif berawal dari Kredo Jhon Locke (1690-an)

dengan prinsip tabula rasa yang menyatakan bahwa knowledge comes from

experience, “pengetahuan berpangkal dari pengalaman, dengan kata lain untuk

memperoleh pengetahuan seseorang harus mengalaminya sendiri”.5

Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, gesit, menyenangkan,

dan penuh gairah, bahkan siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk

bergerak leluasa dan berfikir keras. Selama proses belajar siswa dapat

beraktivitas, bergerak dan melakukan sesuatu dengan aktif.

Keaktifan siswa tidak hanya keaktifan fisik tapi juga keaktifan mental.

Belajar aktif sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang bermuara

pada belajar mandiri, maka kegiatan belajar mengajar yang dirancang harus

4
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran. (Jakarta, Kencana, 2007), hal. 216
5
Warsono. Pembelajaran Aktif. (Surabaya, Rosda, 2012), hal. 4
11

mampu melibatkan siswa secara aktif. Siswa dan guru dalam belajar aktif sama

berperan untuk menciptakan suatu pengalaman belajar yang bermakna.

Berikut ini ada beberapa strategi pembelajaran aktif yang dapat

digunakan dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan dua kepala (the power of tho)

Aktifitas pembelajaran ini digunakan untuk mendorong pembelajaran

kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang.

Strategi ini mempunyai prinsip bahwa berpikir berdua lebih baik berpikir

sendiri.

Langkah-langkah:
1) Ajukan satu atau lebih pertanyaan yang menuntut perenungan dan
pemikiran, seperti mengapa terjadi perbedaan faham aliran dalam
kalangan umat Islam?, apa arti khusyu yang sebenarnya?
2) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara
individual
3) Setelah semua siswa menjawab pertanyaan dengan lengkap semua
pertanyaan mintalah mereka untuk berpasangan dan saling bertukar
jawaban satu sama lain serta membahasnya.
4) Mintalah pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk
setiap pertanyaan sekaligus memperbaiki jawaban individual mereka
5) Ketika semua pasangan telah menulis jawaban-jawaban baru bandingkan
jawaban setiap pasangan di dalam kelas .6

2. Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode Problem Solving adalah suatu metode dalam pendidikan


dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak (peserta didik) untuk
menghadapi masalah dari yang paling sederhana sampai yang paling sulit.
Langkah-langkah:
1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok.

6
Hisyam Zaini, dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta, CTSD, 2004), hal. 55-
56
12

2) Setiap kelompok diminta mencari suatu masalah (terkait dengan tema


yang disepakati).
3) Setiap kelompok mendiskusikan pemecahan masalah.
4) Hasil diskusi ditulis dan dipersentasikan didepan kelas.7

3. Debat

Strategi perdebatan adalah “latihan memahami pendapat orang lain

yang berbeda dan barulah orang lain dianggap bisa memahami. Proses debat

dalam sesi ini adalah latihan meyakinkan pihak lawan untuk memahami

argumentasi lawan”.8

Adapun langkah-langkah dalam debat yang akan diterapkan adalah:

1) Guru membagi siswa dalam kelompok, dua kelompok diberi tugas untuk

debat terdiri dari pro dan kontra. Siswa duduk saling berhadapan antara

yang pro dan kontra

2) Guru memberikan topik atau pokok bahasan yang telah ditentukan

3) Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara

menyampaikan pendapatnya, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra

hal ini dilakukan berulang-ulang antara kelompok pro dan kontra

4) Dari penyampaian kelompok pro dan kontra siswa menulis inti/ide-ide

dari setiap pendapat sampai mendapat sejumlah ide yang diharapkan

5) Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap

7
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran aktif. (Siliwangi, Nuansa Cedekia, 2013),
hal. 130
8
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran aktif. (Siliwangi, Nuansa Cedekia,
2013), hal. 85
13

6) Dari ide-ide/gagasan-gagasan yang telah disampaikan tersebut, guru

mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu

pada topik yang diinginkan.

Proses debat terdiri dari beberapa babak yaitu:


1) Menyusun topik, dalam menyusun topik harus memperhatikan unsur-
unsurnya antara lain topik harus bersifat kasuistik dengan tidak
menggunakan kata-kata yang ambigu atau multi interpretatif, topik tidak
bias kesalah satu pihak (pro ataupun kontra), topik tidak bersifat faktual
atau truistik.
2) Menyusun argumen, dalam menyusun argumen pertama buatlah klaim,
selanjutnya dukung kalim tersebut dengan nalar yang logis. Klaim harus
dibuktikan dengan analisis logis, untuk memperkuat analisis pembuktian
pun perlu dilakukan dengan contoh yang bisa berupa fakta atau data
penelitian ilmiah, selanjutnya kesimpulan argumentasi dilakukan dengan
menyambungkan kembali analisis dan contoh-contoh dengan topik serta
posisi seseorang dalam debat (pro dan kontra).
3) Menyusun sanggahan, nilai sanggahan sangatlah penting dalam debat
karena sebuah strategi untuk menyerang argumentasi kelompok lawan.
4) Peraturan debat, dalam debat harus diatur tata tertib yaitu peserta
diminta secara sukarela mengajukan diri sebagai pemain, peserta yang
berdebat dibagi dalam dua kelompok (pro dan kontra), kelompok debat
diberi waktu 15 menit untuk mempersiapkan argumentasi, selama
kelompok mempersiapkan argumentasinya guru menjelaskan peran dan
tugas moderator serta mengatur penonton.
5) Perdebatan, terdiri dari kelompok pro dan kontra.9

Dari beberapa strategi pembelajaran di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kita sebagai guru

harus lebih kreatif mengembangakan strategi/model pembelajaran

sehingga peserta didik akan lebih aktif dan belajar dengan suasana yang

menyenangkan.

9
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran aktif. (Siliwangi, Nuansa Cedekia
2013).Hal. 85-89
14

F. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variable adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau sering

dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau segala

yang akan diteliti. Dalam penelitian ini melibatkan dua variable pokok yaitu

variabel pengaruh (variabel X) adalah strategi pembelajaran aktif, sedangkan

variabel terpengaruh (variabel Y) adalah Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh

Strategi Pembelajaran Aktif (variabel X) Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (variabel Y)

2. Definisi Operasional

Definisi operasinal ini berguna untuk lebih memperjelas dan

mengarahkan penelitian ini sendiri. Untuk itu penulis mendefinisikan hal hal yang

berkaitan dengan permasalahan tentang strategi pembelajaran aktif dalam mata

pelajaran pendidikan Agama Islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya.

Pembelajaran aktif secara sederhana didefiniskan sebagai metode

pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran aktif mengondisikan agar siswa berpikir tentang apa yang dapat

dilakukannya selama pembelajaran.10 Selain guru k r e a t i f dalam pembelajaran

10
Warsono. Pembelajaran Aktif. (Surabaya, Rosda, 2012), hal. 12
15

atau dalam hal mengatur kelas, peserta didik harus belajar dengan aktif. Dengan

ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok

dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka

pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

Strategi adalah suatu rencana yang cermat mengenai suatu kegiatan untuk

mencapai suatu sasaran.11 Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan belajar

mengajar antar guru dan siswa, dimana guru berperan seorang pendidik atau

pengajar dan siswa sebagai seorang pelajar atau yang dididik.

Menurut Hisyam Zaini Pembelajaran Aktif adalah “suatu pembelajaran

yang mengajak siswa/mahasiswa untuk belajar secara aktif , belajar secara aktif

berarti siswa/mahasiswa yang mendominasi pembelajaran”.12

Aktif adalah aktif dalam menggunakan otak, baik untuk menemukan ide

pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru

mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang dalam kehidupan yang nyata.

Sedangkan pembelajaran aktif secara sederhana didefinisikan sebagai “metode

pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran”.13

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang dimaksud strategi pembelajaran

aktif dalam mata pelajaran di SMP Darul Ulum Senawar Jaya adalah suatu

strategi belajar mengajar yang mengajak peserta didik ikut berpartisipasi dalam

11
Muhammad Ali. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. (Jakarta, Pustaka Amani,
tt), hal. 460
12
Hisyam Zaini. Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta, CTSD, 2004), hal. xvi
13
Warsono. Pembelajaran Aktif. (Surabaya, Rosda, 2012), hal. 12
16

proses belajar mengajar sehingga nantinya peserta didik mampu menyerap dan

mengubah tingkah lakunya dalam kehidupan sehari hari.

G. Metodologi penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut

pandang pendidikan dengan mengkaji tentang strategi pembelajaran aktif

dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Ulum Senawar

Jaya.

2. Jenis dan sumber data

a. Jenis data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan dalam 2

jenis, yaitu:

1) Data primer

Data primer adalah data-data atau informasi yang diperoleh dari sumber

utama. Dalam penelitian ini sumber utamanya yaitu guru Pendidikan

Agama Islam yang menjadi populasi sekaligus sampel penelitian

2) Data sekunder

Data sekunder adalah data di luar kata-kata dan tindakan yakni sumber

yang tertulis antara lain arsip, majalah ilmiah, dokumen dan lain-lain.
17

3. Prosedur Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan”14

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru

yang ada di SMP Darul Ulum Senawar Jaya Kecamatan Bayung Lencir

Kabupaten Musi Banyuasin tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 10

guru.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah guru.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data berdasarkan pengamatan secara

langsung ke lokasi penelitian, dalam hal ini dilakukan pencatatan terhadap

fenomena fenomena yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Wawancara

14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & . (Bandung, Alfa Beta,
2012), hal. 80
18

Wawancara adalah “suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya” 15 Metode ini digunakan

untuk mengetahui strategi pembelajaran aktif dalam mata pelajaran

pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya serta faktor

pendukung dan penghambat strategi pembelajaran aktif, guru pendidikan

agama Islam, kepala sekolah, siswa dan dewan guru.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah “metode pengumpulan data atau informasi dengan

membaca dokumentasi atau arsip arsip yang ada, dalam penelitian ini

dokumentasi yang dilihat adalah historis dan geografis sekolah, keadaan

guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana serta hal hal yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian”16

5. Teknik Analisis Data

Setelah data dan hasil wawancara dari sumber utama dan sumber

pendukung didapatkan dan dikumpulkan maka data data tersebut diolah dan

dilakukan analisa, untuk menganalisa data penulis menggunakan deskriptif

kualitatif maka data yang muncul berupa kata kata bukan rangkaian angka.

Deskriftif kualitatif merupakan “penelitian yang termasuk dalam jenis

penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta,

15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & . (Bandung, Alfa Beta,
2012), hal. 137

16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta. Rineka Cipta. 1993), hal. 131
19

keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan

dan menyuguhkan apa adanya”17 Hal ini untuk mengetahui kegiatan

pembelajaran aktif, serta faktor pendukung dan penghambat strategi

pembelajaran aktif dalam mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMP

Darul Ulum Senawar Jaya, dari berbagai sumber seperti guru Pendidikan

Agama Islam, kepala sekolah, dewan guru, siswa, tenaga adminitrasi sekolah

dan berbagai literatur tambahan.

H. Sistematika Pembahasan

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk karya ilmiah yaitu terdiri dari

lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut.

Bab pertama Pendahuluan, dalam bab ini menguraikan latar belakang

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka teori, definisi

operasional, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua Landasan Teori, dalam bab ini berisikan tentang teori atau

pendapat yang relevan.

Bab ketiga Gambaran Umum Lokasi Penelitian, dalam bab ini berisikan

gambaran umum lokasi penelitian,sejarah geografis

17
http://www.informasi-pendidikan.com/2013/08/penelitian-deskriptif-kualitatif.html,
diakses tanggal 18 Oktober 2016, jam 15.00 WIB
20

Bab keempat Hasil dan Pembahasan, dalam bab ini membahas strategi

pembelajaran aktif dalam mata pelajaran pendidikan agama islam di SMP Darul

Ulum Senawar Jaya.

Bab lima Penutup, dalam bab ini merupakan bagian penutup terdiri dari

kesimpulan dan saran saran.

BAB II
LANDASAN TEORI
21

A. Pengertian Strategi Pembelajaran

Secara bahasa strategi bisa diartikan sebagai “siasat, kiat, trik, atau

cara”. Sedang secara umum strategi ialah “suatu garis besar haluan dalam

bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun strategi belajar

mengajar bias diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam

perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah

digariskan” 18

Dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi salah satu

langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai te knik-teknik

penyajian atau sering di sebut metode mengajar. Secara umum strategi

mempunyai pengertian “pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik

dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

telah digariskan”.19

Menurut Arthur L. Costa dalam buku Trianto “strategi pembelajaran

merupakan pola kegiatan pembelajaran berurutan yang ditetapkan dari waktu

kewaktu dan diarahkan untuk mencapai hasil belajar siswa yang diinginkan.

18
Pupuh Fathurrohman. Strategi BelajarMengajar.(Bandung, Refika Aditama, 2009). hal. 3
19
Saiful Bahri Jamarah. Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta, Rineka Cipta,
1996). hal. 5

21
22

Strategi pembelajaran juga untuk mencapai komponen yang ada dalam belajar”.20

B. Pengertian Pembelajaran Aktif

Menurut charles C. Bonwell dan J.A. Eason dalam buku Warsono

“pembelajaran aktif adalah seluruh bentuk pengajaran yang berfokus pada siswa

sebagai penanggung jawab pembelajaran”. 21 Dalam buku yang sama menurut

lembaga centre for research on learning and theaching of mighigan memberikan

definisi “pembelajaran aktif adalah suatu proses yang memberikan kesempatan

pada para siswa terlibat dalam tugas tugas pemikiran tingkat tinggi seperti

menganalisis, sintesis, dan evaluasi”22

Keaktifan siswa ada berbagai bentuk tetapi kesemuanya itu memilki

karakteristik dalam strategi pembelajaran aktif, seperti keaktifan fisik,

intelektual, maupun emosional dalam kegiatan belajar mengajar, perbuatan serta

pengalaman langsung terhadap timbal baliknya dalam pembentukan ketrampilan

dan penghayatan.

Jadi yang dimaksud strategi pembelajaran aktif adalah suatu strategi

belajar mengajar yang mengajak peserta didik ikut berpartisipasi dalam proses

belajar mengajar sehingga nantinya peserta didik mampu menyerap dan

mengubah tingkah lakunya dengan lebih baik dalam kehidupan sehari hari.

20
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. (Surabaya, Kencana
Prenada Media Group, 2009). Hal. 135
21
Warsono. Pembelajaran Aktif. (Surabaya, Rosda, 2012). hal. 14
22
Ibid. Hal. 14
23

FirmanAllah dalam Surat An-Nahl ayat 43:

         


   
  
Artinya:
“Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang- orang
lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah
kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui”23

Ayat ini menjelaskan bahwa bagi siapa saja yang ingin mencari ilmu

maka hendaknya ia bertanya pada orang yang menguasai pengetahuan itu,

dalam hal ini yaitu guru. Maka hakikatnya disini siswa diajak untuk

bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui dan guru dalam setiap

kegiatan belajar mengajar dituntut untuk kreatif dalam setiap penyampaian

materinya yaitu memakai metode yang bervariasi yang bertujuan agar siswa

tidak mengalami kejenuhan dalam setiap kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

Melihat uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan strategi pembelajaran aktif adalah suatu strategi belajar

mengajar yang mengajak peserta didik ikut berpartisipasi dalam proses

belajar mengajar sehingga nantinya pesertadidik mampu menyerap dan

mengubah tingkah lakunya dengan lebih baik dalam kehidupan mereka

sehari-hari, sedangkan pendidik disini aktif dalam pengelolaan kelasnya.

23
Departemen Agama RI. Alhidayah Al-Quran Tafsir, Tangerang (Kalim). Hal. 273
24

Sebagai mana firman Allah dalam surat Ali-Imron ayat 104:


      
      
 
Artinya:
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”24

Seorang pendidikkan selalu menjadi teladan dan pusat perhatian

bagi anak didiknya, ia harus mempunyai kharisma yang tinggi, hal ini

sangatlah penting karena seorang guru merupakan sosok suri teladan bagi

anak didiknya, jika seorang guru agama tentunya yang sebagai panutan

anak didik tersebut dapat membawa diri maka kemungkinan besarakan

mudah menghadapi anak didiknya. Masalahnya jika kepercayaan sebagai

contoh yang baik itu sudah terbukti dari seorang guru maka anak didik

tersebut akan mengikutinya meskipun kadang tidak disuruh meniru sisi

baik dari seorang guru agama tersebut dan sesungguhnya guru teladan yang

paling baik dan patut dicontoh keteladanannya adalah Rasulullah, karena

dalam diri Rasul tersebut terdapat suritauladan yang baik.

Sesuai dengan Firman Allah Surat Al-Ahzab ayat 21:

24
Departemen Agama RI. Alhidayah Al-Quran Tafsir, Tangerang (Kalim). Hal. 64
25

          
       
Artinya:
“Sesungguhnya Telah adap ada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan diabanyak menyebut Allah”25

Apayang ditampilkan oleh lisan beliau sama yang ada dihati beliau,

seorang pendidik terlebih guru Pendidikan Agama Islam sebaiknya juga

meneladani apa yang ada pada diri Rasul, mampu mengamalkan ilmu yang

telah ia dapatkan, bertindak sesuai dengan apa yang telah dinasehatkan

kepada anak didiknya, hal yang paling menonjol berkaitan dengan tugas

seorang guru adalah mengenai masalah moral, etika atau akhlak dan semua

himpunan yang diajarkan dalam agama tersebut.

Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki berbagai macam

kemampuan diantaranya membekali diri dengan berbagai macam ilmu

pengetahuan ketrampilan mengajar serta yang paling penting yaitu

pemilihan metode yang tepat. Jadi metode pembelajaran merupakan salah

satu faktor atau komponen pendidikan yang sangat menentukan berhasil

tidaknya suatu pembelajaran.

Firman Allah dalam surat Yassin ayat 17:

     

25
Departemen Agama RI. Alhidayah Al-Quran Tafsir, Tangerang (Kalim). hal. 421
26

Artinya:
Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah
Allah) dengan jelas. 26

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan belajar

mengajar antara seorang guru dan siswa sudah dituangkan dalam firman

Allah, artinya kita sebagai seorang muslim telah memiliki pedoman dan

contoh sebagai suri teladan yaitu nabi Muhammad SAW yang kita jadikan

panutan dalam hidup.

C. Hakikat Strategi Belajar Aktif

Strategi belajar aktif merupakan istilah dalam wilayah

pendidikan sebagai strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan, dan untuk mencapai keterlibatan siswa secara

efektif dan efisien dalam belajar. Strategi belajar aktif adalah “ suatu strategi

pembelajaran yang mengajak siswa/mahasiswa untuk belajar secara aktif”.27

Selain guru kreatif dalam pembelajaran atau dalam hal mengatur

kelas, peserta didik juga mengikuti belajar dengan aktif. Dengan ini mereka

secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi,

memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari

26
Departemen Agama RI. Alhidayah Al-Quran Tafsir, Tangerang (Kalim). hal. 442
27
Hisyam Zaini dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta , CTSD. 2004). hal.
xvi
27

ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-

strategi pembelajaran yang komprehensip. “Belajar aktif meliputi berbagai cara

untuk membuat peserta didik menjadi aktif sejak awal melalui aktifitas-aktifitas

yang membangunkerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka

berpikir tentang materi pelajaran”.28 Memang belajar aktif merupakan konsep

yang luas pengertiannya, karena semua cara belajar itu mengandung unsur

keaktifan dari peserta didik, meskipun keaktifannya yang dimaksud itu berbeda

dari semua peserta didik.

Dalam pembelajaran aktif sumber belajar tidak hanya terbatas pada

guru dan buku paket, tetapi dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di

dalam maupun di luar kelas, seperti benda nyata, poster, informasi melalui

media elektronik, bahkan lingkungan alam dan social budayapun dapat dijadikan

sebagai sumber belajar yang cukup efektif.

Melihat uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan belajaran aktif adalah suatu strategi belajar mengajar yang mengajak

peserta didik ikut berpartisipasi dalam proses belajar mengajar sehingga

nantinya peserta didik mampu menyerap dan mengubah tingkah lakunya

dengan lebih baik dalam kehidupan mereka sehari-hari sedangkan pendidik

disini aktif dalam pengelolaan kelasnya. Pembelajaran aktif memang benar-

28
Mel. Silberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta,
Pustaka Insan Madani. 2007). hal. xxii
28

benar diarahkan untuk melatih kemndirian siswa dalam belajar termasuk

keterampilan mencari informasi dan memanfaatkan informasi. Hal ini dapat

membangun keberanian siswa dalam menyampaikan ide dan pengetahuan

yang dimiliki, mengembangkan ilmu pengetahuan dan kreatifitasnya.

D. Konsep Pembelajaran Aktif

Konsep Pembelajaran aktif atau cara belajar siswa aktif, dapat diartikan

sebagai “anutan pembelajaran yang mengarah pada pengoptimalisasian pelibatan

intelektual dan emosional siswa dalam proses pembelajaran, diarahkan untuk

membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses perolehan

belajarnya tentang pengetahuan , keterampilan, sikap dan nilai”29

Pembelajaran aktif bukanlah sebuah ilmu dan teori tetapi merupakan

salah satu strategi partisipasi peserta didik sebagai subyek didik secara optimal

sebagai peserta didik mampu merubah dirinya (tingkah laku, cara berfikir dan

bersikap) secara lebih efektif. “Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam

proses pengajaran yang diharapkan adalah keterlibatan secara mental (intelektual

dan emosional) yang dalam beberapa hal yang di ikuti dengan sebuah keaktifan

fisik. Sehingga peserta didik benar benar berperan serta dan berpartisipasi aktif

dalam proses pengajaran, dengan menempatkan kedudukan peserta didik sebagai

subyek, dan sebagai pihak yang penting dan merupakan inti dalam kegiatan

29
Mudjiono Dimyanti, belajar dan pembelajran,(Jjakarta, PT Rineka Cipta, 1999),
hal.115
29

belajar mengajar”.30 Pada hakekatnya konsep ini adalah untuk mengembangkan

keaktifan proses belajar mengajar baik dilakukan guru atau siswa.

Jadi dalam pembalajaran aktif tampak jelas adanya guru kreatif mengajar

disatu pihak dan siswa aktif belajar dilain pihak. Konsep ini bersumber dari teori

kurikulum yang berpusat pada anak. Pada kurikulum berpusat pada anak, siswa

mempunyai peran sangat penting dalam menentukan bahan pelajaran. Oleh

karena itu aktivitas siswa merupakan faktor dominan dalam pengajaran, sebab

siswa itu sendiri mampu membuat perencanaan, menentukan bahan pelajaran dan

corak proses belajar mengajar yang diinginkan.

Penerapan pembelajaran aktif sendiri berdasarkan pada teori gestalt

(insightful learning theory) yang menekankan pentingnya belajar melalui proses

untuk memperoleh pemahaman. merupakan hasil dari proses interaksi antara diri

individu dengan lingkungan sekitarnya. “Belajar tidak hanya semata-mata

sebagai sesuatu upaya dalam merespon suatu stimulus akan tetapi lebih dari itu.

Belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, mengerjakan,

dan memahami belajar melalui proses (learning by procces) oleh karena itu hasil

belajar akan dapat diperoleh dengan baik bila siswa aktif”31

Belajar Pembelajaran adalah “membelajarkan siswa menggunakan asas

pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan

30
Ahmad Rohani, Pengelolahan Pengajaran, (Jakarta, PT Rineka cipta, 1995), hal. 61-
62
31
Muhammad ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Sinar Baru
Algesindo,1996), hal. 68
30

pendidikan”32 Pembelajaran yang aktif membuat peserta didik akan lebih

bersemangat dalam belajar sehingga dapat menimbulkan pemahaman terhadap

apa yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran aktif ada beberapa konsep yang

harus dipahami oleh setiap pendidik atau guru.

Konsep pembelajaran tersebut adalah apa yang saya dengar saya lupa.
Apa yang saya dengan dan lihat saya ingat sedikit. Apa yang saya
dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa
kolega/teman saya mulai paham. Apa yang saya dengar, lihat,
diskusikan, dan lakukan saya memperoleh pengatahuan dan
keterampilan. Apa yang saya ajarkan pada orang lain saya
menguasainya33

Adapun dalam buku Pupuh Fathurohman menyatakan hal senada tentang konsep

pembelajaran aktif menurut Vernon A. Magnesen bahwa “Kita belajar

berdasarkan 10% dari apa yang kit abaca, 20% dari apa yang kita dengan, 30%

dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan kita dengar, 70% dari

apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan”34

Dari kedua konsep di atas dapat disimpulan bahwa dalam proses belajar

mengajar yang menggunakan strategi pembelajaran aktif siswa akan lebih

memahami dan mengerti tentang apa yang dipelajarinya karena peserta didik akan

mendengar, melihat, melakukan dengan cara mendiskusikan dengan teman

kemudian member kesimpulan oleh masing-masing peserta didik.

32
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran.(Bandung, Alfabeta, 2013), hal. 61
33
Mel Siberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta, Pustaka
Insan Madani, 2019). Hal. 2
34
Pupuh Fathurrohman. Strategi BelajarMengajar.(Bandung, Refika Aditama, 2009). Hal. 3
31

E. Konsep Islam Terhadap Strategi Belajar Mengajar

Tauhid merupakan hal yang sangat fundamental terhadap semua aspek

baik kehidupan maupun pendidikan bagi para penganut agama Islam oleh karena

itu para pakar pendidikan sependapat kalau dasar pendidikan Islam adalah tauhid.

Didalam pendidikan Islam pendidikan mempunyai fungsi dan tujuan.

Menurut H. Abduldin Nata dalam buku Pupuh Fathurrohman fungsi


pendidikan yang Islami adalah sebagai penyiapan kader-kader khalifah
dalam rangka membangun kerajaan dunia yang makmur, dinamis,
harmonis, dan lestari sebagaimana diisyaratkan oleh Allah. Adapun
tujuanya adalah melahirkan manusia yang tidak hanya memanfaatkan
persediaan alam, tetapi juga manusia yang mau bersyukur kepada yang
membuat manusia dan alam, memperlakukan manusia sebagai khalifah dan
melakukan alam tidak hanya sebagai objek penderitasemata, tetapi sebagai
komponen integral dari system kehidupan35

Dalam ajaran Islam menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban mulai dari

lahir sampai akhir hayat. Oleh sebab itu orang yang memilliki ilmu mempunyai

kedudukan yang sangat tinggi karena dengan pengetahuan dapat mengantarkan

manusia untuk selalu berfikir dan menganalisa hakikat fenomena alam, sehingga

mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah.

Strategi menurut konsep Islam adalah sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar dilandasi dengan kewajiban yang dilandasi


dengan niat karena Allah SWT.
2. Konsep belajar mengajar harus dilandasi dengan niat ibadah
3. Didalam proses belajar mengajar harus saling memahami posisi guru

35
Pupuh Fathurrohman. Strategi BelajarMengajar.(Bandung, Refika Aditama, 2009), hal.
121-122
32

dan murid sebagai murid


4. Harus menciptakan komunikasi yang seimbang, komunikasi yang
jernih, dan komunikasi yang transparan
5. Konsep strategi belajar mengajar memerlukan kreatifitas, baik
metodologi, didaktik dan desain pembelajaran sehingga tidak terpaku
satu teori
6. Mendidik dengan keteladanan yang baik
7. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka dibutuhkan
pembiasaan-pembiasaan
8. Konsep-konsep strategi belajar mengajar secara lahiriyah baru akan
diperlukan itupun harus diuji terlebih dahulu
9. Evaluasi yang baik
10. Proses belajar akan baik dan berhasil apa bila diawali dan diakhiri
dengan doa36

Dari konsep Islam di atas dapat disimpulkan bahwa menurut ajaran Islam

menuntut ilmu itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang muslim dan

dalam menuntut ilmu harus melandasinya dengan niat karena segala sesuatu yang

kita perbuat harus diawali dengan niat.

F. Peran Guru dalam Pembelajaran Aktif

Peranan seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar bukan hanya

semata-mata memberikan informasi, meliankan juga mengarahkan dan

memberikan fasilitas belajar agar proses belajar memadai. Guru mempunyai

peran yang fungsional dalam pembelajaran aktif yang utama adalah sebagai

fasilitator. “Fasilitator adalah seorang yang membantu peserta didik untuk belajar

dan memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam mencapai tujuan

36
Pupuh Fathurrohman. Strategi Belajar Mengajar. (Bandung, Refika Aditama, 2009), hal.
127-144
33

pembelajaran”.37 Menurut Tylee dalam buku Warsono menyatakan bahwa “tugas

pokok seorang fasilitator atau peran guru pada saat tatap muka di kelas terutama

adalah menilai siswa, merencanakan pembelajaran, mengimplementasikan

rancangan pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi proses pembelajaran” 38

Dalam pembelajaran aktif peserta didik dituntut untuk aktif dalam

pembahasan materi pembelajaran sementara guru dituntut untuk kreatif dalam

menyiapkan rencana pembelajaran, sehingga seorang guru akan menciptakan

media, alat, model, strategi yang lebih mengaktifkan peserta didik di dalam

kegiatan belajar mengajar. Sebagai mana pendapat Beni dan Hendra yang dikutif

oleh Hasan Basri alat-alat bantu dalam pendidikan dapat berupa pengembangan

teknik belajar mengajar, diantaranya adalah “mengajar dengan teknik kuis

sehingga anak didik bersaing dalam menjawab pertanyaan pendidik, pertanyaan

lisan di kelas, tugas individu, tugas kelompok, ulangan semester, ulangan

kenaikan, laporan kerja praktik lapangan, dan response atau ujian praktik”39

Dari uraian di atas dapat disumpilkan bahwa dalam pembelajaran aktif guru

mempunyai peran hanya sebagai fasilitator yang bertugas membantu peserta didik

dalam belajar, artinya guru harus memiliki kreatifitas dalam merencanakan,

memilih media, strategi/metode pembelajaran sedangkan peserta didik harus lebih

aktif dalam belajar.

37
Warsono. Pembelajaran Aktif. (Bandung, Rosda, 2012), hal. 20
38
Ibid. 21
39
Hasan Basri. Ilmu Pendidikan Sialam (jilid II). (Bandung, Pustaka Setia, 2010), hal.139
34

G. Implementasi Pembelajaran Aktif

Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam dewasa ini

masih tetap cenderung bersifat konvensional dengan ciri memaksakan target

bahan ajar, bukan pada pencapaian dan penguasaan kompetensi. Selain itu

pembelajaran pendidikan agama Islam juga masih bersifat monoton dengan

menempatkan guru sebagaisumber utama dalam belajar. Anak didik hanya

disuguhi dengan ceramah oleh guru tanpa pemikiran apakah anak didik tersebut

paham atau tidak dengan maksud untuk mengejar target dan bahan ajar selesai.

Dengan pembelajaran konvensional ini pembelajaran tidak membekas pada anak

dan sebagai konsekuensinya tidak mewarnai sikap dan perilaku anak pada

kehidupan sehari-hari.

Menurut Nurcholis Madjid dalam buku Abdul Madjid “Pendidikan agama

Islam masih dianggap gagal dikarenakan oleh pendidikan agama Islam lebuh

menitik beratkan pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan bukan pada

pemaknaannya”40

Kelemahan-kelemahan pembelajaran pendidikan agama Islam selama ini

perlu dicarikan solusinya. Solusi yang tepat untuk merubah pembelajaran tersebut

ialah dengan cara menerapkan pembelajaran/mengimplementasikan pembelajaran

secara aktif, karena pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang

40
Abdul Madjid. Pendidikan Agama Islam Berbasik Kompetensi konsep dan Implementasi
Kurikulum, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 165
35

menyenagkan. Dengan dimikian diharapkan pembelajaran pendidikan agama

Islam dapat menghasilkan peseta didik yang mampu memahami agam Islam

dengan baik. Selanjutnya dengan bekal tersebut peserta didik diharapkan mampu

menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan mereka masing-masing.

Dari penjelasan di atas penulis menarik kesimpulan bahwa pembelajaran

pada era globalisasi ini kita perlu merubah paradikma dalam pembelajaran.

Kelemahan-kelemahan pembelajaran selama ini yang masih menggunakan

metode konvensional atau berpusat pada peserta didik harus dirubah

menggunakan metode yang menimbulkan keaktifan peserta didik dalam belajar.

H. Pendidikan Agama Islam

Kata Islam dalam pendidikan Islam menunjukan warna pendidikan tertentu

yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami, yaitu pendidikan

yang Islami. Menurut Al-Attas dalam buku Ahmad Tafsir mendefinisikan

“pendidikan (dalam Islam) sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara

berangsur-angsur ditanamkan kedalam manusia, tentang tempat-tempat yang tepat

bagi segala sesuatu di dalam tatanan wujud sehingga hal ini membimbing kearah

pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud

tersebut”41

Menurut Zakiyah Daradjat dalam buku Abdul Majid “Pendidikan Agama

Islam (PAI) adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar

41
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (Bandung, Rosda, 2010), hal. 24-
29
36

senantiasa dapat memahami ajaran agama Islam secara menyeluruh. Lalu

menghayati tujuan yang akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan Islam

sebagai pandangan hidup” 42

Menurut Charles E. Silberman dalam buku Syaiful “Sagala Pendidikan

tidak sama dengan pengajaran, karena pengajaran menitik beratkan pada usaha

pengembangan intelektualitas manusia sedangkan pendidikan berusaha

mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia baik dilihat

dari aspek koknitif, afektif, dan psikomotor”43

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam


menyiapkan peserta didikuntuk mengenal, memahami, menghayati hingga
mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran
agama Islam dari sumber utamanya yaitu Al Quran dan al Hadits melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman44

Mata pelajaran pendidikan agama Islam meliputi ruang lingkup, Al Quran,

keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan tarikh/sejarah islam. Ruang lingkup tersebut

mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan

manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya

maupun lingkungannya.

Dalam pendidikan formal pendidikan Agama Islam dikemas dalam

kurikulum. “Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum

semua pengalaman belajar yang disediakan bagi anak didik di sekolah. Dalam

42
Abdul Majid. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi
Kurikulum. (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 130
43
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung, Alfabeta, 2013), hal. 5
44
Hasan Basri. Ilmu Pendidikan Sialam (jilid II). (Bandung, Pustaka Setia, 2010), hal.192
37

kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan

pendidikan”45

Sedangkan menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 angka


19 yang menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu46

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam

merupakan mata pelajaran yang mengajarkan tentang ajaran agama Islam. Dalam

pembelajaran agama Islam peserta didik dituntut bukan hanya memahami dan

mengerti apa yang dipelajari tetapi tetapi harus diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari sehingga dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Allah SWT.

I. Beberapa Strategi Pembelajaran Aktif dalam Proses Belajar Mengajar

“Strategi mengajar adalah pendekatan umum dalam mengajar dan tidak

begitu terinci dan bervariasi disbanding dengan kegiatan belajar siswa sepeti yang

tercamtumkan dalam rencana instruksional atau persiapan satuan pelajaran”47

Untuk dapat menghasilkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan maka perlu

seorang guru memilih strategi mengajar yang serasi baik tujuan umum maupun

tujuan secara khusus. Hal ini sering terjadi seorang guru telah merumuskan tujuan

yang baik tetapi menggunakan strategi mengajar yang tidak serasi sehingga hasil
45
Mel Silberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta, Insan
Madani, 2009), hal. 163
46
Herry Widyastono. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah, (Jakarta, Bumi
Aksara, 2014), hal. 8
47
Nasution. Kurikulum dan Pengajaran. (Bandung, Bumi Aksara, 2010), hal. 79
38

belajar tidak sesuai dengan harapan.

Berikut ini ada beberapa strategi pembelajaran aktif yang dapat

digunakan dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menguji Tim (Quiz Team) adalah teknik ini meningkatkan kemampuan


tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui
cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.48
Prosedur
a. Pilihlah topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian
b. Bagilah peserta didik menjadi tiga tim
c. Jelaskan bentuk sesinya dan mulailah presentasi. Batasi presentasi
sampai 10 menit atau kurang.
d. Minta tim A menyiapkan kuis yang berjawaban singkat. Kuis ini tidak
memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C
memanfaatkan waktu untuk meninjau catatan mereka.
e. Tim A menguji anggota tim B. jika tim b tidak bisa menjawab, tim C
diberi kesempatan untuk menjawabnya.
f. Tim A melanjutkan ke pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C,
dan ulangi prosesnya.
g. Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan bagian kedua pelajaran anda,
dan tunjuklah Tim B sebagai pemimpin kuis.
h. Setelah tim B menyelesaikan ujian tersebut, lanjutkan dengan bagian
ketiga dan tentukan tim C sebagai pemimpin kuis.
Variasi:
a. Undang seluruh kelas untuk menyeleksi jawaban terbaikbagi
masing-masing pertanyaan.
b. Untuk menghemat waktu, tentukan pertanyaan tertentu untuk
pasangan tertentu. Ini lebih baik daripada tiap pasangan menjawab semua
pertanyaan.
2. Memilah dan Memilih Kartu (Card Sort)
Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang objek, atau
mereview materi yang diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan
dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan. 49
Langkah-langkah
a. Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh

48
Mel Silberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta,
Insan Madani, 2009), hal. 163
49
Hisyam Zaini. Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta, CTSD, 2004), hal. 53-54
39

yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Misalnya karakteristik


hadits sohih.
b. Mintaklah siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk
menemukan kartu dengan kategori yang sama.
c. Siswa dengan kategori yang sama diminta mempersentasikan kategori
masing-masing didepan kelas
d. Seiring dengan persentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan
poin-poin penting terkait materi pembelajaran
Catatan:
a. Minta setiap kelompok untuk menjelaskan tentang kategori yang mereka
selesaikan
b. Pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim. Beri tiap tim satu set kartu
yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka sortir tidak Nampak.

3. Permainan Jigsaw (Learning Jigsaw)


Learning jigsaw merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas
yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran kelompok dengan
kelompok” (group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting. 50
Setiap peserta didik mengajarkan sesuatu . ini adalah alternative menarik,
ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat atau “dipotong” dan
disaat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap
kali peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasikan dengan
materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain.
Prosedur:
a. Pilihlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian.
Sebuah bagian dapat disingkat seperti sebuah kalimat atau beberapa
halaman. Contoh diantaranya: Sebuah berita memiliki banyak maksud,
Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan, daftar definisi.
b. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa.
Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa.
Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa.
Dimisalkan bahwa Anda bisa membagi materi pelajaran menjadi tiga
segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat membentuk
kelompok empat anggota, dengan memberikan segmen 1, 2, atau 3
kepada tiap kelompok. Kemudian, perintahkan tiap kwartet atau
‘kelompok belajar’ untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari
materi yang mereka terima.
c. Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok belajar
ala jigsaw kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap ‘kelompok
50
Mel Silberman. Active Learning. (Yogyakarta, Insan Madani, 2009), hal. 51-53
40

belajar’di kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan, anggota dari
tiap kwartet dapat berhitung mulai dari 1, 2, 3, dan 4. Kemudian
bentuklah kelompok belajar jigsaw dengan jumlah yang sama.
Hasilnya adalah empat kelompok. Dalam masing-masing kelompok akan
ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen 2, dan
segmen 3.
d. Perintahkan anggota kelompok ‘jigsaw’ untuk mengajarkan satu sama
lain apa yang telah mereka pelajari.
e. Perintahkan siswa untuk kembali keposisi semula dalam rangka
membahas pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan
pemahaman yang akurat.
Variasi:
a. Berikan tugas baru -misalnya menjawab sejumlah pertanyaan- yang
didasarkan pada pengetahuan akumulatif dari semua anggota kelompok
belajar jigsaw.
b. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan, sebagai
alternatif dari pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk
saling mengajarkan ketrampilan yang telah mereka pelajari.

Dari beberapa strategi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan

pembelajaran seorang guru harus selektif dalam memilih dan memilah strategi/model

pembelajaran. Strategai/model pembelajaran di atas merupakan sebagian strategi

yang dapat menimbulkan pembelajaran aktif, tetapi masih banyak strategi/model

yang lain untuk dapat diterapkan dalam pelajaran pendidikan agama Islam sesuai

dengan materi pembelajarannya.


41

BAB III

KEADAAN UMUM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DARUL ULUM SENAWAR JAYA

A. Sejarah Berdirinya SMP Darul Ulum Senawar Jaya

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darul Ulum Senawar Jaya merupakan

sekolah formal yang beralamat di Desa Senawar Jaya Kecamatan Bayung Lencir

Kabupaten Musi Banyuasin, sekolah ini didirikan di bawah naungan Yayasan


42

Pondok Pesantren Darul Ulum yang dimotori oleh K.H. Tamrin, Sugiran, S.P.,

sekolah ini berdiri di atas tanah wakaf yang dikelola oleh Yayasan.

Kedua tokoh tersebut di atas telah merintis Sekolah Menengah Pertama

Darul Ulum Senawar Jaya dengan berbagai jenis teori namun belum seberapa

banyak yang namanya usaha itu dapat dibuktikan yaitu dengan adanya perubahan

Akte Notaris A. Makawi tahun 2008, sehingga dengan adanya perintisan tersebut

terbuktilah Sekolah Menengah Pertama Darul Ulum Senawar Jaya berdiri pada

tanggal 20 April 2003. Kepala sekolah pertama Kasrin Iskandar, kedua Sugiran,

S.P., dan sekarang Suprapto, S.Pd.I.51

B. Visi dan Misi SMP Darul Ulum Senawar Jaya

Setiap lembaga pendidikan harus memiliki tujuan maupun cita-cita, cita-

cita yang sangat mendasar sebagai mana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar

tahun 1954 ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu SMP Darul

Ulum memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:

Visi

“Membangun Generasi Cerdas, Trampil, Unggul, dan Budi Pekerti”

51
Wawancara, Sugiran, S.P. Ketua Yayasan Darul Ulum, 21 November 2016
43

Visi tersebut merupakan cita-cita yang akan dicapai, sedangkan Misi merupakan

cara untuk mencapai visi tersebut.

Misi

1. Meningkatkan Prestasi yang akademik dan non-akademik

2. Melaksanakan KBM yang aktif

3. Mengembangkan kreatif antara Iptek dan Imtak

4. Meningkatkan semangat bekerja

5. Melaksanakan kegiatan Imtaq

6. Meningkatkan Prestasi dan kegiatan ekstra kurikuler52

C. Keadaan Guru dan Pegawai SMP Darul Ulum Senawar Jaya

Guru/tenaga pendidik di SMP Darul Ulum Senawar Jaya berjumlah 10

orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan, sedangkan untuk

pegawai/tenaga kependidikan berjumlah 2 orang terdiri dari 1 orang laki-laki dan

1 orang perempuan. Dalam pembagian tugasnya disesuaikan dengan bidang

keahliannya masing-masing. Untuk lebih jelas dan lengkap berikut disajikan table

nama-nama guru/tenaga pendidik dan pegawai/tenaga kependidikan.

Table 1

Keadaan Guru dan Pegawai SMP Darul Ulum Senawar Jaya

52
Dokumentasi, SMP Darul Ulum Senawar Jaya
44

No Pendidikan
Nama Guru/Pegawai Jabatan
. Terakhir
1 Suprapto, S.Pd.I. S1 Kepala Sekolah
2 Siti Aminah, S.P. S1 Waka Kurikulum
3 Triasih, S.Pd. S1 Waka Kesiswaan
4 Siti Amisah, S.E. S1 Guru/Bendahara
5 Sugiran, S.P. S1 Guru
6 Suherman D1 Guru
7 Nuraini Arifah SLTA Guru
8 Uswatun Khasanah SLTA Guru
9 Nurois SLTA Guru
10 Arianto SLTA Guru
11 Eko Purwanto SLTA Tata Usaha
12 Iin Hanifah SLTA Tata Usaha
Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMP Darul Ulum Senawar Jaya

Dari table di atas dapat dilihat bahwa pendidikan guru dan pegawai

bervariasi yaitu 5 orang strata satu, 1 orang diploma satu, dan 6 orang SLTA.

Meskipun pendidikan guru dan pegawai masih ada yang belum sarjana dan yang

sarjana ada yang bukan jurusan pendidikan tetapi pendidikan tetap berjalan dengan

baik.

D. Keadaan Peserta Didik SMP Darul Ulum Senawar Jaya

Keadaan peserta didik di SMP Darul Ulum selalu mengalami perubahan

setiap tahun ajaran baru dikarenakan semakin banyaknya sekolah-sekolah baru


45

yang setingkat bermunculan baik negri maupun swasta. Adapun keadaan peserta

didik sebagai berikut:

Tabel II

Keadaan Peserta Didik SMP Darul Ulum Senawar Jaya

Tahun Ajaran 2016/2017

Jumlah Peserta Didik


No. Tingkat
L P
1 Kelas VII 9 11
2 Kelas VIII 19 6
3 Kelas IX 14 5
Total 42 22
Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMP Darul Ulum Senawar Jaya

Dari tabel data peserta didik di atas bahwa jumlah rombongan belajar

pada sekolah ini hanya satu rombongan belajar pertingkatan. Dengan jumlah

peserta didikn yang hanya tiga rombongan belajar tersebut diharapkan akan lebih

meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan jumlah

perseta didik di masa yang akan dating.

E. Keadaan Fisik Sekolah/Tempat Penelitian

Keadaan fisik SMP Darul Ulum Senawar Jaya memadai untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Luas SMP Darul Ulum Senawar Jaya

adalah 50.000 M2 dengan status tanah wakaf, sedangkan luas bangunannya

adalah 380 M2. Sarana dan prasarana SMP Darul Ulum Senawar Jaya seperti

tertera pada tabel berikut


46

Tabel III

Sarana dan Prasarana

Kondisi
No. Jenis Jumlah Rusak Rusak
Baik
ringan berat
1 Ruang kelas 3 2 1
2 Ruang kepala sekolah 1 1
3 Ruang wakil kepala sekolah 1 1
4 Ruang tata usaha 1 1
5 Ruang guru 1 1
6 Perpustakaan 1 1
7 Kamar mandi/WC 2 1 1
8 Masjid/Mushola 1 1
Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMP Darul Ulum Senawar Jaya

F. Keadaan Lingkungan Sekolah

SMP Darul Ulum Senawar Jaya merupakan salah satu sekolah yang

terletak di jalan Palembang-Jambi km 212 Desa Senawar Jaya, Kecamatan Bayung

Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis


47

Sekalah ini mempunyai letak yang strategis, dekat dengan jalan raya (lintas timur).

Berikut penjabaran mengenai keadaan SMP Darul Ulum Senawar Jaya.53

Kondisi Lingkungan Sekolah SMP Darul Ulum Senawar Jaya relatif

dekat dari jalur transportasi sebab 24 jam selalu ada lalu lalang kendaraan antar

kota maupun antar provinsi, jika siang hari transportasi lokal seperti betor (becak

motor), ojek, dan angkutan umum lainnya. Kebersihan lingkungan sekolah juga

terjaga sehingga pembelajaran akan nyaman. Kondisi pedesaan yang masih banyak

pohon-pohon besar sehingga udara terasa sejuk dan tidak kelihatan gersang. Dari

segi keamanan tergolong aman karena SMP Darul Ulum Senawar Jaya di bawah

naungan Pondok Pesantren sehingga bagi yang tinggal di asrama siswa 24 jam

berada di sekolah dan adanya Pos penjaga serta wilayahnya yang dekat dengan

perumahan penduduk.

G. Fasilitas Sekolah

Fasilitas-fasilitas yang tersedia di SMP Darul Ulum Senawar Jaya adalah:

1. Ruang Kepala Sekolah

53
Dokumentasi, SMP Darul Ulum Senawar Jaya
48

Ruang kepala sekolah berada dekat ruang kelas MI dan bersebelahan dengan

ruang Tata Usaha. Di dalam ruangan kepala sekolah terdapat sofa, meja dan

kursi kerja, lemari, jam dinding, dispenser, serta dilengkapi dengan adanya

kipas angin.

2. Ruang Wakil Kepala Sekolah

Ruang wakil kepala sekolah menyatu dengan ruang TU, dalam ruangan ini

terdapat meja dan kursi kerja, sofa, lemari, komputer, file box, kipas angin,

scanner, sound system, printer.

3. Ruang Guru

Ruang guru bersebelahan dengan ruang kelas, di ruang guru terdapat meja dan

kursi kerja untuk masing-masing guru, loker guru, jam dinding, rak buku, dan

peralatan memasak ringan.

4. Ruang Tata Usaha

Ruangan ini berada di sebelah ruang kepala sekolah serta menyatu dengan

ruang bendahara dalam ruangan ini terdapat meja dan kursi kerja untuk

masing-masing staff, komputer, laptop, printer, wifi, kipas angin.

5. Ruang Perpustakaan

Ruang perpustakaan berada di dekat ruang kelas, di ruangan ini terdapat meja

dan kursi kerja, rak-rak yang berisi buku-buku, mulai dari buku pelajaran,
49

majalah koran, novel, meja dan kursi baca, lemari gambar garuda, presiden,

dan wakil presiden.

6. Kantin

Madrasah ini mempunyai 2 kantin sekaligus tempat tinggal pengelola kantin.

7. Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Ruangan ini berada menyatu dengan ruang kelas. Di dalamnya terdapat 2

meja dan 2 kursi, 1 tempat tidur, 1 lemari untuk menyimpan persediaan obat,

kotak P3K, dan peralatan medis lainnya.

8. Ruang Kelas

Terdapat 3 ruang kelas yang terdiri dari 1 rombel kelas VII, 1 rombel kelas

VIII, dan 1 rombel kelas IX, di dalam masing-masing kelas terdapat meja dan

kursi untuk masing-masing siswa, white board, meja dan kursi untuk guru

serta terpasang gambar garuda, foto presiden dan wakil presiden.

9. Lapangan

Berada di tengah-tengah sekolah yang dikelilingi oleh bangunan sekolah.

Terdapat lapangan upacara yang menyatu dengan lapangan voli, lapangan

bulu tangkis.

10. Masjid

Tempat ini berfungsi untuk tempat ibadah Fasilitas yang ada di masjid antara

lain, adanya mimbar, mic, sound, carpet, dan tempat wudhu.


50

11. Toilet/ kamar mandi

Terdapat toilet untuk siswa perempuan dan laki-laki yang berada di samping

masjid dan berjumlah 1 unit dalam kondisi baik, sedangkan toilet laki-laki

terletak di pojok dan belakang sekolah berjumlah 1 unit dengan kondisi cukup

baik.

H. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

SMP DARUL ULUM SENAWAR JAYA

Kepala Sekolah Komite Sekolah


Suprapto, S.Pd. Dodo Murtado, S.Pd.I.
51

Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMP Darul Ulum Senawar Jaya


Keterangan:
Garis komando
Garis koordinasi

I. Uraian Tugas Struktur Organisasi SMP Darul Ulum Senawar Jaya

1. Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Sekolah


52

Kepala Sekolah berfungsi sebagai Edukator, Manager, Administrator,

Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator.

a. Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses pengajaran

secara efektif dan efisien.

b. Kepala Sekolah selaku manajer mempunyai tugas :

1) Menyusun perencanaan

2) Mengorganisasikan kegiatan

3) Mengarahkan / mengendalikan kegiatan

4) Mengkoordinasikan kegiatan

5) Melaksanakan pengawasan

6) Menentukan kebijaksanaan

7) Mengadakan rapat mengambil keputusan

8) Mengatur proses belajar mengajar

9) Mengatur administrasi Katatausahaan, Kesiswaan, Ketenagaan, Sarana

prasarana, Keuangan

c. Kepala Sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan

administrasi :

1) Perencanaan

2) Pengorganisasian

3) Pengarahan dan pengendalian

4) Pengkoordinasian
53

5) Pengawasan

6) Evaluasi

7) Kurikulum

8) Kesiswaan

9) Ketatausahaan

10) Ketenagaan

11) Kantor

12) Keuangan

13) Perpustakaan

14) Bimbingan konseling

15) UKS

16) OSIS

17) Serbaguna

18) Media pembelajaran

19) Gudang

20) 7K

21) Sarana / prasarana dan perlengkapan lainnya

d. Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi

mengenal :

1) Proses belajar mengajar


54

2) Kegiatan bimbingan

3) Kegiatan ekstrakulikuler

4) Kegiatan kerja sama dengan masyarakat / instansi lain

5) Kegiatan ketatausahaan

6) Sarana dan prasarana

7) Kegiatan OSIS

8) Kegaitan 7K

9) Perpustakaan

10) Laboratorium

11) Kantin / warung Sekolah

12) Koperasi Sekolah

13) Kehadiran guru, pegawai, dan siswa

2. Wakil Kepala Bidang Kurikulum

1) Menyusun dan menjabarkan Kalender Pendidikan

2) Menyusun Pembagian Tugas Guru dan Jadwal Pelajaran

3) Mengatur Penyusunan Program Pengajaran (Program Semester,

Program Satuan Pelajaran, dan Persiapan Mengajar, Penjabaran dan

Penyesuaian Kurikulum)
55

4) Mengatur pelaksanaan program penilaian Kriteria Kenaikan Kelas,

Kriteria Kelulusan dan Laporan Kemajuan Belajar Siswa serta

pembagian Raport dan Ijazah

5) Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan

6) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

7) Mengatur Pengembangan MGMP dan Koordinator mata pelajaran

8) Mengatur Mutasi Siswa

9) Melaksanakan supervisi administrasi dan akademis

10) Menyusun Laporan

3. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan

1) Mengatur pelaksanaan Bimbingan Konseling

2) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (Keamanan,

Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan dan

Kerindangan)

3) Mengatur dan membina program kegiatan OP3NI meliputi:

Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah

Remaja (KIR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Patroli Keamanan

Sekolah (PKM) Paskibra

4) Mengatur pelaksanaan Kurikuler dan Ekstra Kurikuler

5) Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan Sekolah


56

6) Menyelenggarakan Cerdas Cermat, Olah Raga Prestasi

7) Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa

4. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Mata Pelajaran

1) Membuat Perangkat Pembelajaran

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

3) Melaksanakan kegiatan Penilaian Proses Belajar, Ulangan Harian,

Ulangan Umum, Ujian Akhir

4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

6) Mengisi daftar nilai siswa

7) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan)

kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar

8) Membuat alat pelajaran / alat peraga

9) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni

10) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum

11) Melaksanakan tugas tertentu di Sekolah

12) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi

tanggung jawabnya

13) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar

14) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
57

15) Mengatur keberhasilan ruang kelas dan pratikum

5. Tugas Pegawai Tata Usaha

Urusan tata usaha mempunyai tugas utama untuk melaksanakan tata usaha

dan rumah tangga Sekolah termasuk: perpustakaan, asrama, laboratorium

serta tugas lain yang berisi pelayanan terhadap pelaksanaan pendidikan

tugas-tugas tersebut diantaranya:

1) Menerima, mencatat dan meneruskan surat masuk/keluar

2) Melakukan pengetikan dan penggandaan

3) Mengoreksi surat-surat yang selesai diketik

4) Mengatur, memelihara dan mengamankan arsip

5) Menghimpun peraturan perundang-undangan surat keputusan, instruksi

dan edaran

6) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan kantor/ madrasah, termasuk

laboratorium perpustakaan dan asrama

7) Menyiapkan kebutuhan perlengkapan sekolah

8) Mengatur pelaksanaan pelayanan tamu, telepon dan urusan kehumasan

9) Mempersiapkan absensi pegawai, guru dan siswa

10) Membuat statistik kegiatan sekolah

11) Melaksanakan urusan kepegawaian seperti mengurus dan memelihara

file pegawai dan guru menurut NIY/NIP dan abjad, melakukan pengisian
58

buku pegawai dan guru menurut urutan BIP, mempersiapkan usul mutasi

pegawai dan guru, menyiapkan konsep pemberitahuan kenaikan Gaji

berkala, menyiapkan rencana Cuti, merencanakan kesejahteraan pegawai

dan guru, menyiapkan rencana Pengembangan karier

12) Melakukan urusan keuangan madrasah meliputi: mempersiapkan rencana

anggaran madrasah, mengelola penggunaan keuanganb sekolah

13) Mempertanggungjawabkan keuangan sekolah

14) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh sekolah

15) Menyiapkan laporan sekolah

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Strategi Pembelajaran Aktif dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama


59

Islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya

1. Strategi Pembelajaran Aktif dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMP Darul Ulum Senawar Jaya

Strategi pembelajaran aktif merupakan istilah dalam wilayah

pendidikan sebagai strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan, dan untuk mencapai keterlibatan siswa

secara aktif, efektif, dan efisien dalam belajar. Guru yang kreatif dalam

pembelajaran atau dalam hal mengelola kelas, maka peserta didik akan

mengikuti belajar dengan aktif. Dengan ini mereka secara aktif

menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi,

memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka

pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Sehingga

nantinya peserta didik mampu mengubah tingkah lakunya dengan lebih

baik dalam kehidupan mereka sehari-hari, sedangkan pendidik disini kreatif

memilih strategi pembelajaran dalam pengelolaan kelasnya.

Secara umum suatu proses pembelajaran aktif melibatkan siswa

dalam kegiatan-kegiatan kelompok yang membutuhkan tanggung jawab

individual sekaligus ketergantungan positif antar anggota kelompok. Setiap


59
individu terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan guru harus

mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat tanggung jawab

individual siswa. Siswa juga terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber


60

belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Agar proses pembelajaran aktif

dapat berjalan dengan efektif, diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi

sehingga akan memupuk jiwa sosial.

Suasana pembelajaran aktif mendukung untuk mengembangkan

keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan siswa. Siswa juga

merasa nyaman mengemukakan pendapat atau menanggapi pendapat orang

lain karena terjadi banyak interaksi antar siswa. Pemindahan peran pada

siswa untuk aktif belajar dapat mengurangi kebosanan bahkan bisa

menimbulkan minat belajar yang besar pada siswa. Pembelajaran aktif yang

telah dirancang secara maksimal tidak dapat terlaksana dengan baik jika tidak

tersedia lingkungan dan sumber belajar yang memadai. Misalnya, jika siswa

diminta untuk melakukan eksperimen, maka perlu disiapkan petunjuk

eksperimen serta alat dan bahan untuk eksperimen atau ketika siswa diminta

mendiskusikan bahan bacaan dari buku tertentu, harus dipastikan bahwa

siswa mudah mendapatkan buku yang dimaksud.

Indikator keberhasilan dalam pembelajaran aktif pendidikan agama Islam di

SMP Darul Ulum Senawar Jaya adalah:

1. Berpusat pada siswa

2. Didasarkan atas tujuan yang jelas


61

3. Bersifat pemecahan masalah

4. Mengoptimalkan kegiatan penemuan atau inkuiri

5. Memungkinkan siswa mengaitkan pengalaman yang telah dimiliki dengan

pengalaman baru

6. Memungkinkan adanya perpektif baru pada diri siswa tentang apa yang dipelajari

7. Memungkinkan berkembangnya anggapan dari berbagai disiplin ilmu dalam diri

siswa

8. Memungkinkan siswa mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil

pembelajarannya

9. Didasarkan atas penggunaan media pembelajaran yang layak

10. Hanya dimungkinkan jika siswa memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan

subyek yang bertanggung jawab secara mandiri

11. Melibatkan aktivitas fisik, mental, dan keseluruhan indera

12. Pembelajaran bukan hanya melibatkan aktivitas belahan otak sebelah kanan

namun juga kiri

13. Terjadi dalam interaksi sosial yang kondusif dan dinamis

14. Adanya umpan balik

Berdasarkan indikator di atas maka sudah diketahui apa saja kriteria

pembelajaran yang harus dicapai untuk mendapatkan pembelajaran yang aktif. Oleh

karena itu kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, sehingga penguasaan materi juga

meningkat. Pada akhirnya hal ini akan membuat proses pembelajaran yang dicapai
62

sesuai dengan yang diinginkan. Pembelajaran aktif dapat diimplementasikan dengan

memperhatikan beberapa prinsip berikut ini:

1. Memperluas ragam pengalaman belajar siswa.

2. Memanfaatkan kelebihan interaksi antara siswa dengan orang lain maupun dengan

sumber belajar yang lain.

3. Memberi peluang berlangsungnya dialog dan pengalaman langsung.

Adapun strategi pembelajaran aktif yang diterapkan dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya diantaranya adalah:

1. Menguji Tim (Quiz Team) strategi ini mampu meningkatkan kemampuan dan

tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara

yang menyenangkan dan tidak menakutkan.

2. Memilih dan memilah kartu (card sort) strategi ini merupakan kegiatan

kolaboratif/kelompok yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,

karakteristik, kalifikasi, fakta tentang objek atau mereview materi yang telah

diberikan sebelumnya.

3. Permainan Jigsaw (learning Jigsaw) strategi ini merupakan sebuah teknik yang

dipakai secara luas yang memiliki persamaan dengan teknik pertukaran kelompok

dengan kelompok dengan suatu perbedaan penting.

Penggunaan strategi di atas tentunya melalui beberapa tahapan proses

pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Proses

pembelajaran di kelas terdiri dari tiga bagian kegiatan yang terurut, yaitu:
63

kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup). Strategi

pembelajaran aktif dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa pada setiap bagian

kegiatan tersebut. Berikut ini dijelaskan kegiatan yang dapat dilakukan untuk

mengaktifkan siswa diawal, inti, dan akhir pembelajaran.

Dalam pembelajaran aktif bagian kegiatan awal merupakan bagian yang

penting. Pada bagian ini pembelajaran haruslah dapat membangkitkan motivasi

siswa dalam mempelajari topik yang dibahas serta menyadarkan mereka tentang

apa yang seharusnya dikuasai setelah pembelajaran berakhir. Beberapa alternatif

kegiatan yang dapat dilakukan di antaranya

1. Mengucapkan salam pembuka yang menghangatkan siswa

2. Mengajukan kasus-kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari yang terkait

dengan konsep/topik yang sedang dipelajari. Hal di atas akan mengesankan

bahwa topik yang dipelajari memang sangat penting dan berguna dalam

kehidupan. Selain itu berbagai pendapat yang siswa ajukan juga dapat

dimanfaatkan untuk menggali pengetahuan awal mereka tentang konsep yang

dipelajari.

3. Meminta siswa untuk mencermati dan memberikan komentar tentang video,

gambar dan sketsa yang terkait dengan konsep yang akan dipelajari dan

meminta komentar siswa.

4. Mendemonstrasikan suatu alat peraga di depan kelas dan meminta siswa

mengomentarinya.
64

5. Menyampaikan fakta-fakta perkembangan Iptek terkait dengan konsep yang

akan dipelajari.

Pelaksanaannya, guru perlu menyiapkan pertanyaan menantang dan

mengajukan suatu kasus. Upayakan agar pertanyaan merupakan jenis pertanyaan

terbuka sehingga banyak kesempatan bagi siswa untuk menjawab dan

mendapatkan respon positif dari guru. Selain itu, pada kegiatan awal ini perlu

ditegaskan tujuan-tujuan atau kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.

Urutan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran juga

perlu disampaikan.

Adapun bagian inti pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang

membimbing siswa untuk membangun konsep. Pada kegiatan inti siswa terlebih

dahulu diberikan kesempatan melalui berbagai pilihan kegiatan untuk membangun

konsep. Pemilihan kegiatan harus cermat dan menjamin siswa untuk mengikuti

langkah-langkah pengumpulan informasi, pemaknaan informasi, pembangunan

konsep dan pengkomunikasian konsep kepada siswa. Guru juga menyampaikan

penguatan konsep dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih

menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kasus-kasus kehidupan nyata.

Tantangan lain dalam mengembangkan bagian inti adalah mempertahankan

agar proses pembelajaran dari satu pertemuan ke pertemuan lain selalu menarik

dan bervariasai. Menarik berarti bahwa guru harus memilih strategi yang tepat

dalam pembelajaran sehingga membantu siswa untuk aktif membangun konsep


65

secara mandiri. Bervariasi berarti bahwa metode pembelajaran aktif yang dipilih

tidak hanya satu tetapi berbeda-beda sesuai dengan topik yang dipelajari.

Bagian akhir pembelajaran adalah kegiatan guru untuk mengetahui apakah

siswa telah berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan. Beberapa hal yang

dapat dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1. Guru meminta siswa membuat rangkuman tentang hal-hal yang telah

dipelajari.

2. Siswa mempresentasikan secara lisan poin-poin penting yang telah mereka

pelajari.

3. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah

diperoleh dan menyelesaikan tugas rumah secara mandiri atau kelompok.

4. Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan berikutnya.

5. Guru meminta penilaian dari siswa guna perbaikan proses pembelajaran

6. Memberikan salam penutup.

Strategi pembelajaran aktif didukung oleh beberapa komponen dan

pendukung-pendukungnya, diantaranya pengalaman, interaksi, komunikasi, dan

refleksi. Sedangkan pendukung diantara komponen-komponen tersebut

antara lain sikap dan perilaku guru, serta ruang kelas yang menunjang belajar

aktif.

Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum

Senawar Jaya, guru pendidikan agama Islam biasanya menggunakan/memilih


66

metode ceramah yang mendominasi sehingga guru yang aktif di kelas, sedangkan

siswa pasif atau hanya mendengarkan guru menyampaikan materi sehingga siswa

tidak memahami apa yang dipelajari. Melalui penelitian ini peneliti memilih

motode/strategi yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan

dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan menggunakan

metode/strategi yang mengarah kepada strategi pembelajaran aktif. Dimana

metode/strategi tersebut bervariasi dan disesuaikan dengan materi pelajaran agar

tidak jenuh dan membosankan.

Materi Pendidikan Agama Islam aspek Al-Qur’an dan hadist, maka

metode yang digunakan adalah metode resitasi (penugasan), dan latihan.

Sedangkan untuk materi Pendidikan Agama Islam aspek Fiqih seperti ibadah

sholat, wudlu dan tayamum, maka metode yang digunakan adalah metode

demonstrasi/pemodelan artinya guru atau salah seorang siswa memberikan

contoh/memparaktikan terlebih dahulu.

Untuk materi Pendidikan Agama Islam aspek Aqidah seperti iman

kepada Allah SWT, maka metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya

jawab. Untuk materi Pendidikan Agama Islam aspek Akhlak seperti sabar

dan tawakkal, maka metode yang digunakan adalah resitasi/penugasan, dan

demonstrasi. Materi Pendidikan Agama Islam aspek Tarik seperti kebudayaan

Islam, maka metode yang digunakan adalah resitasi/penugasan dan ceramah.

Jadi kesimpulannya, metode-metode di atas sudah sesuai dan akan


67

menimbulakan keaktifan siswa jika digunakan dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. Karena sebelum menggunakan metode tersebut, guru

Pendidikan Agama Islam harus kreatif memilih metode yang akan digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar, dimana metode-metode tersebut disesuaikan

dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa.

Sedangkan usaha-usaha yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama

Islam dalam mengefektifkan metode yang digunakan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya adalah dengan

memberikan dukungan moral melalui motivasi kepada siswa untuk terus

belajar, memberikan tugas kepada siswa, selalu mengadakan komunikasi,

memberi sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan atau melaksanakan

tugas tambahan. Sedangkan usaha yang dilakukan wakil kepala sekolah

bidang sarana dan prasarana adalah memfasilitasi setiap kegiatan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam seperti pengadaan Masjid dan pengadaan LCD

atau media elektronik lainnya yang menunjang untuk pemutaran film

dokumenter tentang keislaman apabila itu diperlukan.

Hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah mencakup semua

akibat yang dapat dijadikan indikator tentang nilai dari penggunaan metode

pembelajaran pendidikan agama Islam di bawah kondisi pembelajaran yang

berbeda. Hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam disini adalah dapat

berupa hasil nyata dan hasil yang diinginkan.


68

Sedangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ulum

Senawar Jaya, maka diciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih

menyenangkan, yaitu diantaranya strategi pembelajaran aktif dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain itu pelaksanaan sholat dhuhur

berjama’ah juga merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Dengan adanya strategi pembelajaran aktif maka hasil yang diharapkan

oleh guru PAI SMP Darul Ulum Senawar Jaya selain meningkatkan keaktifan

siswa dan hasil s e s u a i d e n g a n yang diinginkan yaitu siswa mampu

menerapkan Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Arianto guru

pendidikan agama Islam SMP Darul Ulum Senawar jaya bahwa selama ini saya

menggunakan metode ceramah yang mendominasi dalam pembelajaran sehingga

peserta didik hanya mendengarkan saja tidak mau mengungkapkan pendapat atau

ide-idenya sehingga peserta didik menjadi pasif meskipun sudah diberi

kesempatan untuk bertanya. Melalui strategi menguji tim (Quiz team) yang

pertama saya terapkan, kemudian memilah dan memilih kartu (card sort), dan

permainan jigsaw. Dari ketiga strategi ini diterapkan di kelas yang berbeda

ternyata mampu membangkitkan semangat peserta didik dalam memecahkan

permasalahan yang dibahas bahkan mereka mampu mengaitkan dengan pengalam

yang mereka meliki. Hal inilah yang membuat pembelajaran menjadi aktif peserta

didik dengan semangat menyelesaikan tugas yang diberikan pada masing-masing


69

kelompok. Peserta didik mampu menjelaskan tentang materi yang dibahas dan

menghasilakan perbedaan atar kelompok. Dengan strategi ini menunjukkan bahwa

peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap tugas yang diberikan. Sementara

saya sebagai seorang guru hanya menjadi fasilitator dan diakhir pembajaran saya

meluruskan dan menyimpulkan materi yang dibahas.54

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Rohman Hadi Prabowo

peserta didik kelas sembilan bahwa selama ini dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam kami hanya mencatat materi yang diajarkan kemudian guru

menjelaskan dari apa yang kami catat, sehingga kami tidak semangat, hilang

konsentrasi, dan sebagian besar mengantuk. Melalui strategi pembelajaran yang

bervariasi yang kelihatanya kami main-main tetapi hasilnya bukan main-main. Hal

ini dapat kami tunjukan bahwa kebiasaan kami di kelas kurang semangat dan kelas

selalu sepi sekarang kami bersemangat jika belajar pendidikan agama Islam kelas

selalu ramai dan menyenangkan. Melalui bimbingan guru kami dapat menemukan

hal-hal baru yang dapat kami diskusikan bersama teman-teman sehingga

mendapatkan pemecahan permasalahan yang kami hadapi.55

Pengamatan penulis, dalam proses pembelajaran Pendidikan agama Islam

di SMP Darul Ulum Senawar Jaya guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan apa yang direncanakan dalam rencana pembelajaran. Dalam kegiatan

54
Wawancara, Arianto guru PAI SMP Darul Ulum Senawar Jaya, Kamis 24 November 2016
55
Wawancara, Rohman Hadi Prabowo Siswa kelas 9 SMP Darul Ulum Senawar Jaya, Kamis
24 November 2016
70

pendahuluan guru telah menyiapkan peserta didik baik secara fisik maupun psikis,

guru telah melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan

menyampaikan cakupan materi sesuai dengan silabusnya. Kegiatan eksplorasi

guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas sesuai topik yang

dipelajari, penggunaan media, penggunaan strategi/metode yang tepat,

memfasilitasi diskusi kelompok, dan memberikan kesempata/melibatkan peserta

didik untuk aktif dalam pembelajaran. Selanjutnya dalam kegiatan elaborasi guru

memberikan kebiasaan kepada peserta didik agar selalu membaca untuk

menambah pengetahuan, dan guru memberikan tugas yang bersifat menantang

untuk meningkatkan keaktipan peserta didik.

Hasil pengamatan dalam proses diskusi peserta didik kelas delapan setelah

dua pertemuan dengan menggunakan strategi pembelajaran Menguji Tim (Quiz

Team) dengan pokok bahasan orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah dan

zakat mal jumlah peserta didik yang diamati 25 orang, dibagi kedalam 5

kelompok, perkelompok anggotanya 5 orang. Dari 5 kelompok A, B, C, D, dan E

hanya 2 orang (8%) yang kurang aktif yaitu kelompok B dan C karena dalam

pembelajaran 2 orang tersebut belum ada keberanian untuk menyampaikan

ide/pendapat secara individu tetapi dalam kelompok sudah nampak kerjasamanya.

Jadi dari hasil wawancara dan pengamatan di atas dapat diketahui bahwa

indikator-indikator pembelajaran aktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya sudah diterapkan dan berjalan dengan
71

baik sehingga peserta didik benar-benar aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini

dapat dilihat dari hasil pengamatan penerapan pertemuan kedua hanya 2 orang

peserta didik (8%) yang dikategorikan kurang aktif, hal ini menunjukkan bahwa

strategi yang digunakan bervariasi dalam pembelajaran seperti menguji tim

(quiz team), memilah dan memilih kartu (card sort), dan permainan jigsaw

(learning jigsaw), dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan, karena tidak mungkin semua materi yang disampaikan hanya

terfokus pada satu strategi saja.

B. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Pembelajaran

Aktif dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Ulum

Senawar Jaya.

1. Faktor Pendukung Strategi Pembelajaran di SMP Darul Ulum Senawar Jaya

Faktor-faktor pendukung pelaksanaan strategi pembelajaran aktif

(active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam

diantaranya dapat dilihat dari segi guru, sumber/sarana/fasilitas, dan peserta

didik. Faktor-faktor pendukung pelaksanaan strategi pembelajaran aktif adalah

sebagai berikut:

a. Sikap mental guru


Para guru hendaknya menyadari tentang perlunya pembaharuan
strategi belajar mengajar. Untuk itu para konsertatif diharapkan
mengikuti tentang pembaharuan tersebut. Sehingga mempunyai
kesiapan mental untuk melaksanakan strategi pembelajaran aktif
72

(active learning strategy) sebagai hasil dari adanya pembaharuan


pendidikan.
b. Kemampuan guru
Para guru hendaknya mempunyai beberapa kemampuan yang dapat
menunjang keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Seorang guru dituntut untuk mampu menguasai isi pokok
pelajaran pendidikan agama Islam yang akan disampaikan dalam
mengajar. Guru harus mampu mengatur siswa dengan baik,
mengembangkan metode mengajar yang diterapkan, mengadakan
evaluasi dan membimbing siswanya dengan baik.
c. Penyediaan alat peraga/media
Dalam kegiatan belajar mengajar maka alat atau media sangat
diperlukan agar dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Alat
atau media ini harus diupayakan selengkap mungkin agar segala
aktivitas mengajar dapat dibantu dengan media tersebut. Sehingga
guru tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga dalam penyampaian
materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan.
d. Kelengkapan kepustakaan
Kepustakaan sebagai kelengkapan dalam menunjang keberhasilan
pengajaran, hendaknya diisi dengan berbagai buku yang relevan
sebagai upaya untuk pengayaan terhadap pengetahuan dan
pengalaman siswa. Semakin siswa banyak membaca buku akan
semakin pula banyak pengetahuan yang dimiliki sehingga wawasan
siswa terhadap materi pelajaran akan semakin bertambah, dan pada
akhirnya tujuan pengajaran akan mudah tercapai secara efektif dan
efisien.
e. Menyediakan koran di sekolah
Agar siswa kaya akan informasi yang menarik, hendaknya sekolah
menyediakan koran yang dapat dinikmati atau dibaca siswa dalam
menangkap informasi-informasi baru yang sedang berkembang di
masyarakat. Sehingga tugas-tugas guru yang diberikan kepada siswa
yang menyangkut beberapa problem sekarang akan mudah dipahami
dan diselesaikan oleh siswa.56

Selain dari faktor-faktor di atas faktor yang sangat mendukung

adalah bimbingan dan masukan dari peneliti kepada guru mata pelajaran

pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya tentang

56
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta. Bumi Aksara. 1993), hal. 121
73

penerapan strategi pembelajaran aktif, maka pembelajaran dapat berubah

menjadi berpusat pada peserta didik, serta pemilihan media yang sederhana

tetapi sesuai dengan materi yang disampaikan. Sedangkan faktor pendukung

seperti mental guru, media cetak, sarana dan prasarana ruang belajar telah

terpenuhi.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Arianto guru pendidikan

agama Islam SMP Darul Ulum Senawar Jaya faktor-faktor yang

mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran antara lain tersedianya sarana

perpustakaan, sarana ibadah, semangat yang luar biasa peserta didik, media

yang digunakan, dan strategi yang digunakan sangat menyenangkan.57

Selain guru PAI juga dilakukan wawancara dengan Ahmad Muslih

peserta didik kelas delapan bahwa pembelajaran PAI sekarang ini lebih

menyenangkan dan kami lebih aktif untuk menyampaikan pendapat, tidak

malu bertanya, berusaha mencari referensi lain untuk menunjang materi,

dan gurunya tidak banyak bicara untuk menjelaskan. Hal ini disebabkan

oleh cara belajar/strategi belajar kami sudah berubah sehingga sangat

menyenagkan.58

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mendukung strategi pembelajaran aktif dalam pembelajaran

57
Wawancara, Arianto guru PAI SMP Darul Ulum Senawar Jaya, Kamis, 01
Desember 2016
58
Wawancara Ahmad Muhlis siswa kelas 8, Kamis, 01 Desember 2016
74

Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya tidak

terlepas dari kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran, sarana

dan prasarana, dan minat belajar siswa yang tinggi.

2. Faktor Penghambat Strategi Pembelajaran Aktif di SMP Darul Ulum Senawar

Jaya

Faktor-faktor penghambat pelaksanaan pendekatan belajar aktif dalam


pembelajaran pendidikan agama Islam dapat disebutkan sebagaimana berikut:
a. Kesulitan dalam menghadapi perpedaan individu peserta didik.
Perbedaan individu murid meliputi: intelegensi, watak, dan latar belakang
kehidupannya. Dalam satu kelas, terdapat anak yang pandai, sedang, dan
anak yang bodoh. Ada pula anak yang nakal, pendiam, pemarah, dan lain
sebagainya. Dalam mengatasi hal ini guru sebaiknya tidak terlalu terikat
kepada perbedaan individu peserta didik, tetapi guru harus melihat peserta
didik dalam kesamaannya secara klasikal, walaupun kedua individu anak
pun harus mendapat perhatian.
b. Kesulitan dalam menentukan materi yang cocok dengan peserta didik.
Materi yang diberikan kepada peserta didik haruslah disesuaikan dengan
kondisi kejiwaan dan jenjang pendidikan mereka, misalnya untuk materi
pendidikan agama Islam yang diberikan pada peserta didik di sekolah
dasar janganlah terlalu tinggi, tetapi cukup dengan yang praktis, sehingga
mereka dapat langsung menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Kesulitan dalam memilih metode yang sesuai dengan materi pelajaran.
Metode mengajar haruslah disesuaikan dengan materi pelajaran dan juga
dengan tingkat kejiwaan peserta didik, sehingga dalam proses belajar
mengajar hendaknya digunakan berbagai macam metode agar murid tidak
cepat bosan dalam belajar.
d. Kesulitan dalam memperoleh sumber dan alat-alat pembelajaran.
Alat-alat dan sumber yang digunakan dalam pembelajaran haruslah
disesuaikan dengan materi pelajaran, dan seorang guru haruslah pintar-
pintar memilih alat-alat dan sumber belajar yang sesuai dengan materi
yang akan diajarkan.
e. Kesulitan dalam mengadakan evaluasi dan pengaturan waktu.
Kadang-kadang kelebihan waktu atau kekurangan waktu dapat
menyebabkan kegagalan dalam melaksanakan rencana-rencana yang telah
75

ditentukan sebelumnya. Hal ini dapat teratasi apabila seorang guru telah
berpengalaman dalam mengajar.59
Dari beberapa faktor penghambat pembelajaran aktif di atas adalah hal

yang paling sulit dihadapi oleh guru mata pelajaran pendidikan agama Islam di

SMP Darul Ulum Senawar Jaya adalah kesulitan dalam memilih strategi yang

cocok dengan materi pelajaran dan kesulitan dalam mendapatkan sumber

belajar. Hal ini karena keterbatasan pengalaman dan pendidikan seorang guru,

serta sulitnya jangkauan peserta didik ke toko-toko buku.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Arianto guru PAI SMP Darul

Ulum Senawar Jaya bahwa dalam penerapan pembelajaran aktif pada awalnya

ada beberapa faktor yang menjadi hambatan yaitu dari diri saya sendiri

dikarenakan pendidikan saya hanya tamat SLTA, sehingga saya tidak mengerti

dengan perubahan paradikma pembelajaran diantaranya strategi-strategi yang

dapat mengaktifkan peserta didik dalam belajar. Melalui bimbingan dari

peneliti hambatan-hambatan ini bisa kami atasi. 60

Selain dari guru hasil wawancara dengan Neng Umi Mizani peserta

didik kelas sembilan bahwa hambatan dalam pembelajaran aktif selama ini

adalah terletak pada cara belajar di kelas saja yang kurang semangat karena

setiap pertemuan kami hanya mencatat kemudian mendengarkan guru

menjelaskan, kemudian sulitnya mencari buku-buku bacaan yang relefan

dengan materi, sedangkan jika ingin mencari di internet kami tidak ada fasilitas
59
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta. Bumi Aksara. 1993), hal. 121
60
Wawancara, Arianto guru PAI SMP Darul Ulum Senawar Jaya, Kamis, 01 Desember 2016
76

peralatan dan jaringan internet 61

Dari hasil wawancara guru pendidikan agama Islam dan peserta didik

SMP Darul Ulum Senawar Jaya maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor

yang menjadi penghambat dalam penerapan pembelajaran aktif selama ini

adalah pendidikan seorang guru yang hanya SLTA sehingga tidak mengetahui

strategi-strategi pembelajaran dan perubahan paradikma pembelajaran. Selain

faktor guru yang menjadi hambatan juga adalah minimnya buku-buku bacaan

yang berkenaan dengan materi sedangkan fasilitas internet belum tersedia.

Dengan kreatifitas seorang guru dan semangat belajar peserta didik

hambatan-hambatan tersebut dapat diselesaikan karena bantuan penulis

memberikan solusi dengan menggunakan strategi-strategi yang efektif sehingga

guru lebih kreatif dan peserta didik menjadi lebih aktif.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisa terhadap data yang diperoleh dari hasil

penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

61
Wawancara, Neng Umi Mizani siswa kelas 9 SMP Darul Ulum Senawar Jaya, 01 Desember
2016
77

1. Strategi pembelajaran aktif dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam di

SMP Darul Ulum Senawar Jaya sudah mengalami perubahan yang sangat

baik. Hal ini dapat kita lihat dari hasil wawancara guru dan peserta didik serta

hasil pengamatan langsung proses pembelajaran oleh penulis bahwa

pembelajaran sudah menerapkan strategi pembelajaran aktif. Hasil dari

penerapan strategi ini menunjukan keaktipan peserta didik dan guru sudah

kreatif dalam memulih strategi sesuai dengan materi pelajaran. Hal ini

dibuktikan dengan wawancara guru dan peserta didik serta hasil pengamatan

langsung oleh peneliti dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP

Darul Ulum Senawar Jaya.

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat strategi pembelajaran aktif dalam

mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Darul Ulum Senawar Jaya.

Faktor pendukungnya adalah sarana perpustakaan, media yang digunakan,

semangat belajar peserta didik, dan guru yang terbuka menerima masukan

tentang pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran yang dapat


78
mengaktifkan peserta didik dalam belajar mengajar.

Faktor penghambat pembelajaran aktif di SMP Darul Ulum Senawar Jaya

yaitu tingkat pendidikan guru pendidikan agama Islam yang hanya SLTA,

sehingga dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang

mendominasi, kemudian faktor sulitnya mendapatkan referensi atau

penunjang materi seperti buku yang terbatas, dan kurangnya fasilitas internet.
78

B. Saran

Setelah memperhatikan kesimpulan di atas maka peneliti perlu memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi lembaga pendidikan SMP Darul Ulum Senawar Jaya diharapkan dapat

meningkatkan fasilitas pendidikan sehingga peserta didik dapat mencari bahan

belajar seperti melengkapi buku-buku di perpustakaan, menyediakan sarana internet

dan memberikan kesempatan/peluang guru untuk melanjutkan pendidikan

kejenjang yang lebih tinggi sesuai dengan syarat minimal pendidikan guru.

2. Bagi guru pendidikan agama Islam SMP Darul Ulum Senawar Jaya diharapkan lebih

kreatif lagi dalam memilih srategi pembelajaran dan memilih media sesuai dengan

materi, dan diharapkan dapat melanjutkan pendidikan yang sesuai dengan standar

minimal guru yaitu S1.

3. Bagi peserta didik untuk selalu semangat dengan penuh motivasi dan selalu

belajar yang giat, patuh terhadap guru dan orang tua serta kejarlah cita-citamu.

Anda mungkin juga menyukai