PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang terkena dampak dari situasi ini adalah guru. Guru adalah salah satu unsur
sendiri yang tertanam sejak awal bisa juga didapatkan dari pengembangan diri
dimiliki oleh guru antara lain adalah keahlian dalam menguasai karakteristik
sesuatu yang dapat ditiru oleh orang lain, dengan melihat atau mengamati
1
2
Sangat disayangkan, jika guru sebagai tenaga pendidik tidak berusaha untuk
Banyak guru hanya menggunakan cara belajar yang bersifat satu arah misalnya
dengan metode ceramah. Siswa diminta mencatat tentu hal ini akan terasa
perkembangan teknologi. Dengan metode yang tidak variatif, para siswa akan
ini, yang akhirnya akan berdampak negatif kepada peserta didik. Motivasi
belajar siswa tertutama di masa pandemi Covid 19 sudah tidak bisa ditawar
lagi. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran tatap muka yang
kemandirian siswa dalam belajar. Tanpa motivasi belajar yang tinggi siswa
tidak akan mampu belajar mandiri. Yang terjadi adalah siswa menjadi malas,
acuh tak acuh terhadap proses pembelajaran. Karena itu, dalam membentuk
kompetensi pedagogik.
bertingkah laku. Dorongan itu berasal pada diri seseorang yang bergerak untuk
memiliki motivasi yang kuat dan timbul dari dalam diri siswa, agar
3
membiasakan siswa untuk melakukan hal yang baik dalam melakukan kegiatan
(Hamzah, 2013:1).
ada pada setiap diri manusia. Maka akan berhubungan dengan berbagai
hendaknya memiliki motivasi belajar yang cukup kuat yang timbul sendiri
Dengan demikian kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh tinggi atau
rendahnya motivasi yang dimiliki oleh peserta didik, karena kegiatan belajar
yang dikatakan baik yaitu dapat terbentuk dari motivasi yang baik. Motivasi
akan kuat jika timbul dari dalam diri tanpa adanya dorongan dari luar yaitu
mengerjakan tugas yang diberikan guru, rajin membaca tanpa ada dorongan
dicapai oleh siswa tersebut. Semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki
siswa maka akan semakin tinggi prestasi yang mereka miliki. Tetapi
motivator, untuk memotivasi siswa. Oleh sebab itu, hal dasar yang harus di
miliki oleh seorang guru yaitu kompetensi dalam memotivasi siswa. Di dalam
kompetensi itu guru berinovasi baik dari daya fisik maupun daya pikir.
4
(Mulyasa, 2008:26).
rohani seperti gambar Tuhan Yesus dan murid-murid Nya, gambar Bunda
Maria, dan Santo-Santa. Keterbatasan itu mungkin saja akan membuat proses
Menjadi guru agama tidak hanya menyampaikan materi saja, tapi juga
SMA yang belum dibekali dengan kemampuan mengajar tentu akan menjadi
peserta didik untuk lebih mendalami ajaran Iman yang mereka anut pada saat
5
ini. Rendahnya pendidikan guru akan berakibat tentu saja bukan hanya kepada
peserta didik saja akan tetapi juga kepada guru itu sendiri. Apalagi keterbatasan
terkhususnya siswa kelas IV dan tentu kurang mendapat dorongan dari orang
lain karena kompetensi pedagogik guru juga masih dalam kategori kurang.
B. Fokus Penelitian
Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan fokus dan mendalam, maka
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Ketapang.
7
E. Manfaat Penelitian
lain:
1. Manfaat Teoretis
Kabupaten Ketapang.
2. Manfaat Praktis
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Kompetensi Pedagogik
a. Pengertian Pedagogik
perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali
dapat dilihat dari segi proses dan hasil pembelajaran. Dari segi proses,
besar peserta didik terlibat secara fisik, mental, maupun sosial dalam
9
10
tumbuhnya rasa percaya diri. Beberapa hal tersebut dilakukan tidak luput
peserta didik.
peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain
antara satu dengan yang lain antara peserta didik satu kelas dengan kelas
lainnya.
12
profesinya.
13
yaitu:
2008:37).
pengalaman yang dimiliki oleh guru agama Katolik itu sendiri. Maka dari
itu guru wajib menjadi teladan bagi peserta didik. Teladan adalah segala
tingkah laku seseorang yang dapat ditiru atau diikuti oleh orang lain
(Ishlahunnissa, 2010:42).
14
pedagogik yaitu:
dan mengidentifikasikan bekal ajar awal peserta didik. Hal ini dapat
yang dipilih.
sesuatu hal yang hanya disepelekan. Mereka pun harus menyadari bahwa
peserta didik. Hubungan yang terjalin antara guru dan peserta didiknya
tidak hanya sebatas dalam pertemuan formal ketika belajar di kelas saja,
16
karakteristik setiap peserta didik dan peserta didik pun lebih terbuka
belajar siswa. Mereka memiliki idola yaitu seorang guru yang jejak dan
sekolah.
Bahkan, guru adalah seorang pendidik yang bisa saja merelakan dirinya
seharusnya dikenakan oleh orang tua peserta didik itu sendiri. Oleh
karena itu, kebanyakan orang tua yang tidak mau anaknya dibimbing
Maka dari itu, menjadi seorang guru yang dianggap profesional maka
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap
yang merupakan salah satu cara membimbing yang bertujuan agar anak
lebih mampu dan siap menjadi pewarta sabda Kristus (Suko. 2020:35).
hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan
yang lebih terhadap Injil Yesus Kristus yang memiliki arti dan
(3) Gereja
orang.
2. Motivasi Belajar
tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah apa yang membuat kita tetap
dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif, dan reaksi
dari sebuah energi yang timbul dari proses lahiriah dan proses psikologis
batin yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi juga dapat terpengaruh
motivasi adalah suatu proses perubahan tenaga dalam diri individu yang
lain adalah hasil dari belajar, karena seseorang hidup dan bekerja
21
menurut apa yang telah dipelajari. Belajar itu bukan hanya sekedar
pengalaman, belajar adalah suatu proses, bukan suatu hasil. Oleh karena
b. Jenis-Jenis motivasi
tidak mudah putus asa “Motivasi intrinsik adalah jenis motivasi yang
motivasi murni”.
sebagainya”.
22
dalam kegiatan belajar guna untuk mendorong siswa meraih tujuan dalam
peserta didik
didik
lebih bermakna
tujuan tersebut.
tingkah laku, pada umunya dengan beberapa indikator atau unsur yang
B. Kajian Empiris
adalah sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Putri Balkis (2014) Yang
Siswa pada SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini
C. Kerangka Berpikir
SDN 37 Simpang
Kompetensi Pedagogik
Guru PAK
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
secara triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
gedung, ruang kelas, ruang guru dll. Serta melihat proses kegiatan belajar
26
27
B. Desain Penelitian
1. Lokasi penelitian
2. Waktu Penelitian
Maret 2021.
1. Data penelitian
numerik. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian
ini, datanya merupakan hasil dari observasi dan wawancara yang dengan
responden yaitu, guru pendidikan agama Katolik, siswa kelas IV, dan
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh apabila
informasi kepada peneliti. Data dapat diperoleh melalui informan yaitu guru
Pendidikan Agama Katolik, kepala sekolah, dan peserta didik kelas IV.
a. Teknik Observasi
observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang sejauh
b. Teknik Wawancara
(Moleong, 2010:86).
Katolik, siswa kelas IV, dan Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri 37
c. Tehnik Dokumentasi
guru PAK, visi dan misi sekolah, keadaan ruangan kelas, Perpustakaan,
a. Pedoman Observasi
b. Pedoman Wawancara
disusun oleh penulis yang disajikan sebagai pedoman atau pegangan untuk
c. Pedoman Dokumentasi
sebagai berikut:
1. Triangulasi Sumber
dengan mencari data dari sumber yang beragam dan masih terkait satu
2. Triangulasi Teknik
bentuk diskusi.
32
2. Menyebut data, yaitu mengubah tampilan data catatan lapangan yang masih
mentah, yang belum dapat terbaca menjadi data penelitian yang dapat
terbaca.
A. Gambaran Umum
1. Identitas sekolah
Bentuk Pendidikan : SD
Kabupaten Ketapang
Desa : Merawa
Kabupaten : Ketapang
a. Visi
b. Misi
33
34
berdiri selama tiga tahun. Pada saat sebelum dialihstatuskan menjadi negeri,
oleh beberapa tokoh yaitu Pdt. Bidaya, Pdt. Kadiran, dan Ibu Yosinta Teuf.
Kabupaten Ketapang dikepalai oleh Ibu Nuraini S.Pd. SD. Didampingi oleh
tiga orang guru pengajar yang membantu menangani keperluan dan urusan
sekolah karena hanya ada empat guru termasuk Kepala Sekolah. Dua orang
terdiri dari empat orang. Masing-masing guru menangani dua kelas dan
tidak termasuk Kepala Sekolah. Guru Kelas I dan II dipegang oleh ibu Nana
Idayanti dan mengampu semua mata pelajaran, kelas III dan IV dipegang
oleh ibu Genta Mina dan mengampu semua mata pelajaran, kelas V dan VI
diampu oleh ibu Yosinta Teuf S.Pd dan juga mengampu semua mata
oleh kurangnya tenaga guru di sekolah tersebut. Maka tiga guru itulah yang
mengambil alih semua mata pelajaran dan satu orang guru menangani dua
kelas sekaligus.
sebagai berikut:
B. Hasil
sumber penelitian yang diolah menjadi data yaitu guru Pendidikan Agama
guru pendidikan agama Katolik yang sedang mengajar. Dilihat dari cara
nama siswa kelas IV. Pada saat pelajaran sedang berlangsung, guru bertanya
pada pertemuan minggu depan. Setelah diberikan PR, guru membuka sesi
pertanyaan bagi siswa yang kurang memahami isi pembelajaran. Ada tiga
orang siswa yang bertanya dan guru selalu merespon dengan kalimat pujian
siswa kelas IV. Ada yang pendiam, ada yang aktif bertanya, ada yang suka
38
anaknya. Orang tua cukup berperan, karena siswa bersikap sopan terhadap
orang yang lebih tua, dan pada hari Minggu selalu pergi ke gereja.
metode baru yang lebih variatif sangatlah sulit, karena fasilitas yang ada di
SDN 37 Simpang Hulu ini masih sangat kurang. Ada pun buku-buku
pembelajaran.
diawali dengan doa dan salam sapa, guru bertanya kepada masing-masing
peserta didik tentang apa perbuatan baik yang telah dilakukan peserta didik
pelit, tidak boros, membantu sesama, dan tidak sombong” setelah siswa
Pada pertemuan pertama observasi yaitu pada tanggal 8 Januari 2021, guru
39
wawancara. Peserta didik terdiri dari enam orang. Ketika peneliti bertanya
sejauh mana guru PAK mengenal kalian sebagai siswa kelas IV, rata-rata
mereka menjawab, guru PAK sangat mengenal kami karena kami tinggal
dalam satu desa, dan mengenal karakter serta latar belakang keluarga kami.
Peneliti bertanya, apakah asyik ketika belajar dengan guru PAK? Sebagian
besar mereka mengatakan kurang asyik sampai ada yang mengatakan tidak
asyik. Alasan mereka yakni tidak suka diceramahi guru. Ada berbagai hal
yang mereka kemukakan yaitu, ada yang ingin belajar sambil cerita, belajar
sambil bermain, dan belajar sambil bernyanyi. Hanya ada satu siswa yang
tentang Tuhan Yesus dan ingin tau lebih banyak tentang pelajaran agama.
Peneliti bertanya lagi, apakah siswa kelas IV memahami apa yang guru
karena guru PAK hanya menggunakan satu metode belajar yaitu metode
40
kelompok agar bisa ngobrol dan bermain dengan teman, ada yang menyukai
Tapi jika guru bertanya tentang pembelajaran hari itu, ada yang menjawab
ada juga yang tidak menjawab karena kurang memahami penjelasan guru.
membawa bahan ajar dan RPP untuk pedoman mengajar. Pada saat
yang lain. Di akhir pembelajaran, guru bertanya kepada setiap peserta didik
mengenal seluruh siswanya dengan baik, terutama siswa kelas IV. Hanya
saja pada saat mengajar, metode mengajar yang guru gunakan masih belum
karena guru PAK lebuh fokus menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab. Maka sering diadakan rapat hanya untuk membahas rancangan yang
dengan gelar minimal sarjana Strata 1. Dalam hal ini dapat diperoleh
Kompetensi memang sudah tertanam dalam diri setiap orang, namun tidak
pendidikan.
mewawancarai informan.
IV di kelas
a. Faktor pendukung
pengajar.
(3) Guru PAK membuat situsi belajar mengajar cukup efektif dan efisien
(4) Pada saat siswa tidak mengerjakan PR, guru memberi peringatan
b. Faktor penghambat
(2) Siswa kurang memahami teori yang guru sampaikan, karena guru
(3) Ruang perpustakaan hanya ada satu ruangan kecil karena diberi
papan pembatas dari ruangan guru dan dapur guru. Buku yang ada di
Ada beberapa buku yang memang terlihat baru, hanya saja kurang
kelas IV. Guru mengajar dengan menggunakan bahan ajar dan RPP sebagai
pedoman. Melihat dari cara guru mengajar di kelas, guru terlihat berusaha
mengajak siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan
pada saat guru selalu bertanya kembali apakah siswa mengerti tentang
materi yang dijelaskannya. Jika siswa kurang mengerti, guru selalu berusaha
44
yaitu ceramah, kerja kelompok dan tanya jawab, akan tetapi lebih dominan
guru terlihat semangat dan menyampaikan secara rinci materi ajar. Guru
selalu membuka pertanyaan bagi siswa yang kurang paham. Maka jika
bangga kepada siswa yang berani bertanya dalam bentuk pujian seperti
yang sangat menarik. Guru dan siswa saling bertanya jawab dan timbulnya
komunikasi yang akrab antara guru dan siswa. Hal ini membuat proses
tersebut hanya terjadi antara guru dan siswa yang aktif saja. Siswa yang
lainnya cenderung tidak aktif dan diam saja. Lingkungan belajar sangat
hasrat dan keinginan untuk berhasil. Selain itu, dengan persiapan mengajar
seperti bahan ajar, guru berharap dapat membuat siswa terdorong dalam
belajar.
menggunakan pedoman mengajar seperti bahan ajar dan juga RPP. Guru
PAK selalu bertanya kepada siswa apakah sudah mengerti materi yang
yang sudah disampaikan dan memuji siswa yang bertaya. Jika ada siswa
yang kurang aktif, maka guru yang bertanya kepada siswa tersebut agar
Informan kedua adalah siswa kelas IV yang terdiri dari enam orang.
materi yang disampaikan oleh guru PAK tidak dapat sepenuhnya dipahami.
Hal ini disebabkan karena siswa kelas IV kurang menyukai cara guru
jawab, hanya saja siswa kelas IV kurang memahami apa yang guru tanyakan
dan ada yang suka bertanya karena tidak mengerti. Hanya ada satu siswa
bernama susan, dia sangat menyukai pelajaran PAK dan selalu mendapat
nilai yang lumayan bagus pada saat UTS, UAS, dan ulangan harian.
46
memiliki cita-cita dan harapan yang tinggi di masa depan. Guru juga
mengatakan bahwa upaya yang dilakukan guru PAK jika dilihat dari
perubahannya ke arah yang lebih baik. Karena dapat dipahami juga kondisi
guru PAK yang memang bertugas bukan pada keahliannya. Guru PAK tidak
hanya memanfaatkan bimbingan singkat dari para guru yang lain di sekolah
ini. Ada beberapa hal yang dapat memperkuat bukti bahwa perkembangan
siswa kelas IV tidak terlalu kentara ke arah yang lebih baik. Pertama dapat
47
dilihat dari perkembangan sikap kemauan untuk tekun dalam belajar. Pada
saat UTS atau UAS nilai siswa kelas IV ada yang memang mendapat nilai
yang bagus dan itu hanya satu siswa saja. Sedangkan yang lain
mendapatkan nilai yang sangat merosot rendah, hal ini dapat membuktikan
kebutuhan belajarnya pun tidak terdorong karena rasa malas dan tidak
memiliki keinginan untuk tekun belajar. Hal ini terjadi karena pembawaan
guru nya yang kurang maksimal. Karena sebenarnya tugas utama seorang
C. Pembahasan
PAK yaitu:
Mulai dari latar belakang dan identitas peserta didik sampai pada karakter
48
menggunakah bahan ajar dan RPP sebagai bahan ajar. Guru PAK
dibahas pada pekan sebelumnya dan membahas tugas yang sudah diberikan.
reward dalam bentuk pujian. Saat siswa bertanya guru selalu memberi
untuk belajar.
seluruh hasil wawancara dari berbagai sumber yaitu guru PAK, siswa Kelas
IV, dan Ibu Kepala sekolah dengan hasil yaitu: Guru PAK mengatakan telah
didik dengan mengenal lebih dalam latar belakang peserta didik agar
pembelajaran dengan menyiapkan bahan ajar dan juga RPP serta metode
bahan ajar dan metode ajar, merancang dan melaksanakan evaluasi dengan
meberikan PR, ulangan harian, dan menanyakan kembali apa yang dibahas
yang ingin belajar sambil bernyanyi, bermain, bercerita. Hanya ada satu
siswa kelas IV yang menyukai pelajaran PAK karena ingin tahu banyak
tentang Tuhan Yesus. Informan selanjutnya yaitu Ibu kepala sekolah. Beliau
yaitu SMA (Sekolah Menengah Atas). Hanya saja sering diberi arahan
melalui bimbingan singkat pada saat rapat guru, agar guru PAK mendapat
dalam pembelajaran.
dimilikinya, maka seorang guru harus memikirkan metode apa yang harus
baik.
berada di dalam kelas. Maka dari itu, guru harus menyiapkan rancangan
pembelajaran dengan metode yang cocok dengan materi. Jika guru kurang
Alhasil siswa kurang bisa memahami apa yang guru sampaikan. Sedangkan
50
mengidentifikasikan bekal ajar awal peserta didik. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengenal identitas atau latar belakang dari peserta didik tersebut.
proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar, dan
kelas IV
a. Faktor Pendukung
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengerti dan memperoleh hasil
51
Situasi dalam proses belajar mengajar cukup efektif karena siswa kelas
efisien, berpegang teguh kepada kode etik profesi. Dari ketiga hal
penyampaian evaluasi.
b. Faktor penghambat
mengajar di kelas.
kelas lain maka ruangan menjadi sangat sempit, begitu juga dengan kelas
Katolik.
digunakan guru PAK yaitu ceramah dan tanya jawab. Guru terlihat
siswa yang kurang mengerti. Jika siswa bertanya, guru selalu menjelaskan
kembali apa yang ditanyakan peserta didik. Melalui pertanyaan yang siswa
yang sangat menarik dalam proses pembelajaran. Guru dan siswa saling
seluruh hasil wawancara dari berbagai sumber yaitu guru PAK dan Ibu
Kepala sekolah dengan hasil yaitu: guru PAK mengatakan bahwa sulit
54
metode yang lebih menarik agar siswa semangat dalam belajarnya. Guru
cita-citanya di masa depan. Selain itu, guru PAK juga berharap siswa kelas
yang sangat berpengaruh bagi motivasi belajar siswa. Seorang guru pula,
membawa peserta didik ke arah yang lebih baik untuk mencapai motivasi
belajarnya. Jalinan yang kuat antara guru dan peserta didik tidak hanya
hubungan antara orang tua dan anak atau hubungan persahabatan. Maka
A. Kesimpulan
tanggal 8 Januari - 8 Maret dan setelah dilakukan analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa:
kelas yang membuat usaha yang dilakukan guru tidak sepenuhnya berhasil.
2. Faktor yang menjadi pendukung guru PAK dalam memotivasi belajar siswa
belajar mengajar cukup efektif, dan siswa tidak ribut saat belajar di dalam
56
57
guru PAK kesulitan dalam memperoleh sumber untuk membuat bahan ajar
B. Saran
1. Bagi Guru
metode lain yang sesuai dengan materi misalnya menggunakan metode kerja
a. Diharapkan agar peserta didik lebih giat dalam belajar di rumah agar
59
60
LAMPIRAN
PEDOMAN OBSERVASI
No Indikator Keterangan
1 Peran kompetensi pedagogik guru
dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa
a. Guru sudah memahami peserta Guru telah memahami peserta didik
didik secara mendalam dengan mengenal karakter masing-
masing siswa. Mulai dari latar belakang
dan nama masing-masing siswa
terkhususnya kelas IV itu sendiri.
b. Guru sudah merancang persiapan Guru Pendidikan Agama Katolik selalu
pembelajaran merancang kegiatan pembelajaran,
sebelum kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan dengan menyiapkan RPP,
bahan ajar sebagai pedoman mengajar
dan juga metode pembelajaran.
c. Guru sudah melaksanakan Guru Pendidikan Agama Katolik
pembelajaran di kelas melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab dan menyampaikan materi ajar
menggunakan bahan ajar dan RPP.
d. Guru sudah merancang dan Guru Pendidikan Agama Katolik
melaksanakan evaluasi melaksanakan evaluasi dengan cara
memberikan tugas dalam bentuk PR,
ulangan harian dan bertanya kembali
tentang materiajar di awal atau di akhir
pembelajaran.
e. Guru sudah mengembangkan Guru Pendidikan Agama Katolik
pribadi setiap peserta didik mengembangkan pribadi setiap peserta
didik dengan cara memberikan reward
kepada setiap peserta didik dalam bentuk
pujian.
2 Faktor pendukung dan penghambat
dalam memotivasi belajar siswa di
kelas IV
a. Faktor pendukung a. Guru PAK melaksanakan perannya
sebagai seorang guru yaitu menjalankan
kompetensi pedagogik, karena diberikan
arahan melalui pendidikan singkat yang
diadakan oleh kepala sekolah dan juga
telah memenuhi persyaratan administrasi
dengan membuat
RPP,Prota,Promes,silabus Dll.
b. Situasi belajar mengajar cukup efektif
dan efisien
62
63
pertama yaitu Ibu Genta Mina sebagai guru Pendidkan agama Katolik,
kelas yaitu ceramah, Tanya jawab. Tentu banyak sekali hal yang harus
Yesus dan murid-murid Nya, gambar Bunda Maria, dan Santo Santa.
Guru mengajar hanya menggunakan bahan ajar dan RPP. Ibu GM juga
mengatakan bahwa menjadi guru itu tidak cukup jika hanya tamat
pelajaran dengan metode yang baik agar membuat siswa tidak bosan
Ada metode yang memang disukai siswa dan ada juga metode
empat ini masih berada di fase di mana mereka masih sangat ingin
ceramah, namun sangat sulit bagi saya untuk menemukan ide untuk
kelas?
tidak cukup jika hanya tamat SMA (Sekolah Menengah Atas) untuk
b. Apakah ibu merasa peserta didik sudah terbantu dengan metode yang
dari raut muka siswa yang lesu dan tidak bersemangat. Jika
Kabupaten Ketapang
Katolik?
Akan tetapi berasal dari dalam diri guru yaitu memiliki kemampuan
guru yang tamatan Strata 1 (S1). Hal itu sangat dimaklumi karena
dan rasa tidak ingin melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar.
Lain halnya jika guru menggunakan metode tanya jawab. Siswa terasa
68
motivasi belajar siswa jika dilihat dari sikap setiap peserta didik?
kepada guru, tidak melawan dan mengikuti perintah guru, takut untuk
tidak masuk sekolah (meskipun dalam keadaan sakit). Jika dilihat dari
keinginan siswa untuk belajar terasa sangat masih kurang karena siswa
motivasi belajar?
karena keterbatasan dari segala sisi. Tidak ada listrik, sinyal ditambah
formal. Dengan cara yang formal melalui rapat guru atau bimbingan
guru. Dengan cara yang non formal Misalnya pada ngobrol sesama
guru di kantor, Masak dan makan bersama. Hal ini bertujuan untuk
mengikat tali persaudaran antara sesama guru. Antara guru satu dengan
yang lain tidak segan satu sama lain. Tujuannya agar mempermudah
“Kurang asyik”.
b. Mengapa
belajar di kelas?
“Tidak terlalu”.
b. Mengapa?
“Memperhatikan”
71
“kadang-kadang bercerita”
“Kurang asyik”
b. Mengapa
“Karena tidak pernah belajar sambil bermain”
c. Pernahkah guru bercerita saat pelajaran berlangsung?
“Pernah, tapi jarang”
d. Apakah kamu suka sama ceritanya?
“Suka”
belajar di kelas?
“Tidak terlalu”.
b. Mengapa?
“kurang memperhatikan”
“kadang-kadang bercerita”
“Kurang asyik”.
b. Mengapa
“Suka”
belajar di kelas?
“Tidak terlalu”.
b. Mengapa?
“tidak terlalu”
“Tidak pernah”
74
f. Mengapa?
“Bercerita”
Sumber 4: Susan
75
“Asyik”.
b. Mengapa
“Suka sekali”
belajar di kelas?
“Sangat suka”.
b. Mengapa?
“Memperhatikan”
“Mengerti”
“Suka bertanya”
76
f. Mengapa?
“Kurang asyik”.
b. Mengapa
“suka”
belajar di kelas?
“Tidak terlalu”.
b. Mengapa?
“memperhatikan”
“Kadang-kadang bertanya”
78
f. Mengapa kadang-kadang?
“Tidak pernah”
“Kurang asyik”.
f. Mengapa?
belajar di kelas?
“Tidak terlalu”.
b. Mengapa?
“kadang-kadang bertanya”
80
“Tentang pelajaran”
DAFTAR GAMBAR
81
1. Keterangan 1: SDN 37 Simpang Hulu Kab. Ketapang, Pukul 09:05, dokumentasi kegiatan
belajar mengaja
2. Keterangan 2: SDN 37 Simpang Hulu Kab. Ketapang, Pukul 09:08, dokumentasi keadaan
sekolah
82
3. Keterangan 3: SDN 37 Simpang Hulu Kab. Ketapang, Pukul 9:30, dokumentasi pertemuan
dengan guru PAK dan Kepala Sekolah
4. Ke
ter
angan 4: SDN 37 Simpang Hulu Kab. Ketapang, Pukul 10:00, dokumentasi visi-misi sekolah
83
5. Keterangan 5: SDN 37 Simpang Hulu Kab. Ketapang, Pukul 10:11, dokumentasi kantor guru
84
6. Keterangan 6: SDN 37 Simpang Hulu Kab. Ketapang, Pukul 10:13, dokumentasi keadaan
perpustakaan sekolah
7. Keterangan 8: SDN 37 Simpang Hulu Kab. Ketapang, Pukul 08:32, Kegiatan belajar
mengajar PAK siswa kelas IV
85