PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan dijadikan sebagai bekal untuk meningkatkan kualitas hidup dan kelangsungan
kehidupan bangsa ini. Pendidikan merupakan sebuah usaha terencana dan sadar yang
bertujuan meningkatkan dan mewujudkan suasana pembelajaran dan proses pembelajaran
supaya siswa menjadi aktif dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk
memiliki ilmu pengetahuan agama (religius), pengendalian masing-masing orang terhadap
dirinya sendiri, kepribadian yang baik, kecerdasan, akhlak yang mulia dan baik, serta
keterampilan yang diperlukan bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-
Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Selain itu ada beberapa siswa kelas II SD Muhammadiyah Karang Ploso yang kurang
disiplin dalam melaksanakan aktivitas saat proses belajar dan mengajar. Karakter
kedisiplinan beberapa siswa rendah karena beberapa masalah seperti siswa yang asik
sendiri saat proses belajar mengajar dengan mengobrol bersama teman, bermain sendiri,
dan tidak memperhatikan guru saat menjelaskan. Selain itu karakter kedisiplinan beberapa
siswa rendah karena menyepelekan proses pembelajaran dengan tidak mematuhi aturan
yang sudah ditetapkan. Diharapkan dengan dilaksanakannya model pembelajaran PBL
yang sistematis maka siswa dapat meningkakan karakter kedisiplinannya.
Saat kegiatan belajar mengajar masih ditemukan guru sebagai pengajar yang
memposisikan siswa sebagai objek belajar saja, bukan sebagai individu yang harus
dikembangkan potensi yang dimilikinya. Model pembelajaran berbasis masalah (PBL)
berbeda dengan model pembelajaran yang lainnya, dalam model pembelajaran ini, peranan
guru adalah memberikan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi
investigasi serta dialog. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan
topik masalah yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan topik
masalah apa yang harus dibahas. Hal yang paling utama adalah guru menyediakan perancah
atau kerangka pendukung yang dapat meningkatkan kemampuan penyelidikan dan
intelegensi peserta didik dalam berpikir. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu
menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi
jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu
sendiri merupakan tempat pertukaran ide-ide siswa dalam menanggapi berbagai masalah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi
masalahnya, sebagai berikut:
1. Beberapa siswa kurang berminat dan bersemangat dalam melaksanakan proses
belajar mengajar
2. Beberapa siswa melakukan tindakan kurang disiplin seperti kesadaran dalam
menjalankan tata tertib sekolah
3. Pelaksanan pembelajaran cenderung monoton dengan kurang menyertakan
model maupun metode pembelajaran lain
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat beberapa permasalahan. Dalam
penelitian ini dibatasi permasalahannya berupa cara meningkakan karakter
kedisiplinan dan minat belajar siswa dengan menerapkan salah satu model
pembelajaran yaitu Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis
masalah. Model pembelajaran ini terintegrasi dengan pendidikan karakter
kedisiplinan untuk mengatasi rendahnya minat belajar siswa. Model pembelajaran
PBL dipilih karena dapat meningkatkan karakter kedisiplinan dan minat belajar
siswa melalui solusi permasalahan yang disajikan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditetapkan dan dijabarkan, maka
rumusan masalahnya, sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa Kelas II SD Muhammadiyah
Karang Ploso melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah?
2. Bagaimana peningkatan karakter kedisiplinan siswa Kelas II SD
Muhammadiyah Karang Ploso melalui penerapan model pembelajaran
berbasis masalah?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan dan dijabarkan, maka dapat
diklasifikasikan tujuan penelitian diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa Kelas II SD Muhammadiyah Karang
Ploso melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah
2. Untuk meningkatkan karakter kedisiplinan siswa Kelas II SD Muhammadiyah
Karang Ploso melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah
F. Definisi Operasional
1. Aspek minat belajar yang dipilih yaitu siswa kelas II SD Muhammadiyah
Karang Ploso yang mampu meningkatkan minat belajar yang dimiliki
2. Aspek kedisiplinan yang dipilih yaitu siswa kelas II SD Muhammadiyah Karang
Ploso yang mampu melaksanakan karakter kedisiplinan saat proses belajar
mengajar
3. Model pembelajaran yang dipilih yaitu Problem Based Learning
4. Untuk kelas II SD Muhammadiyah Karng Ploso Kelas II
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah ilmu pengetahuan bidang ilmu pendidikan dan dijadikan sebagai bahan
pertimbangan meningkatkan karakter kedisiplinan dan minat belajar siswa melalui
model pembelajaran PBL, serta dapat di jadikan sebagai acuan sumber referensi
untuk melakukan penelitian sejenis dalam rangka menyempurnakan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
b. Bagi Siswa
Untuk memberdayakan siswa dalam aktivikas belajar dan meningkatkan
pembentukan nilai karakter siswa sehingga pengetahuan tentang peningkatan
karakter kedisiplinan dan minat belajar siswa melalui model pembelajaran PBL
sehingga memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
c. Bagi Sekolah
d. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti selanjutnya yaitu penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi pada penelitiannya khususnya untuk meningkatkan karakter
kedisiplinan dan minat belajar siswa melalui model pembelajaran PBL.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Sikap Kedisiplinan
1.1 Pengertian Disiplin
Menurut bahasa, disiplin adalah tata tertib (di sekolah, kemiliteran
dan sebagainya); ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib dan
sebagainya.10 Sedang menurut Hadari Nawawi, disiplin diartikan bukan
hanya sekedar pemberian hukuman atau paksaan agar setiap orang
melaksanakan peraturan atau kehendak kelompok orang-orang tertentu
yang disebut pimpinan. Dalam menanamkan kedisiplinan pada siswa,
guru sebagai pendidik harus bertanggungjawab untuk mengarahkan apa
yang baik, menjadi tauladan, sabar dan penuh pengertian. Guru harus
mampu menumbuhkan dalam peserta didik, terutama disiplin diri.
Untuk kepentingan tersebut guru harus mampu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Membantu mengembangkan pola perilaku dalam dirinya.
b. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.
c. Menggunakan pelaksanaan aturan sekolah sebagai alatuntuk
menegakkan disiplin. disiplin, anak didik bersedia untuk tunduk dan
mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu.
Kesediaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar
diterima dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau
memelihara tugas-tugas sekolah
1.2 Macam- macam Kedisiplinan
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan
belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai
pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang
memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan
Ilmu kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi
sopan santun dan erosi disiplin. Macam-macam bentuk disiplin juga
terbagi menjadi:
a. Disiplin dalam menggunakan waktu. Maksudnya bisa
menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat
berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa
menggunakan waktu dengan baik
b. Disiplin diri pribadi Apabila dianalisi maka disiplin menganung
beberapa unsur yaitu adanya sesuatu yang harus ditaati atau
ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal
tersebut. Disiplin diri merupakan kunci bagi kedisiplinan pada
lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu
tidak perna meninggalkan ibadah kepada Tuhan YME
c. Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam
kaitannya dengan masyarakat atau dalam hubunganya dengan.
Contoh perilaku disiplin sosial hádala melaksanakan siskaling verja
bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan sebagaiannya.
d. Disiplin Nasional
Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang
diuraikan dalam disiplin nasional untuk mendukung pembangunan
nasional. Disiplin nasional diartikan sebagai status mental bangsa
yang tercemin dalam perbuatan berupa keputusan dan ketaatan.
Baik secara sadar maupun melalui pembinaan terhadap norma-
norma kehidupan yang berlaku.
1.3 Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan akan sangat
berpengaruh terhadap hasil dari proses menerapkan kedisiplinan
tersebut. Faktor-faktor yang dapat memepengaruhi kedisiplinan peserta
didik antara lain :
a. Faktor pendidikan. usaha sadar serta sistematis yang berlangsung seumur
hidup pada rangka mengalihkan pengetahuaa n kepada sesorang terhadap
orang lain.
b. Faktor genetik, yaitu segala sesuatu dibawa pada setiap individu sejak lahir
dan terdapat pula keturunan/ warisan dari orang tua.
c. Faktor lingkungan yang memiliki peranan yang begitu mempengaruhi
terhadap kedisplinan setiap orang. Sifat kedisiplinan setiap orang selain
dapat dipengaruhi dari faktor genetik juga dapat dipengaruhi dari faktor
lingkungan, karena jika lingkungan berkondisikan baik, maka pengaruh
yang diambil seseorang tersebutjuga baik dan sebaliknya.
1.4 Indikator sikap kedisiplinan
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:137) dalam penelitiannya tentang
kedisiplinan membagi tiga macam indikator yaitu:
1) kedisiplinan di dalam kelas,
2) kedisiplinan di luar kelas di lingkungan sekolah, dan
3) perilaku kedisiplinan di rumah
Disiplin dimaknai sebagai upaya pengembalian diri dan sikap mental
individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan
ketaatan terhadap aturan dan tatatertib berdasarkan dorongan dan
kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Disiplin dapat diaplikasikan
pada beberapa situasi yaitu:
(1) Disiplin dalam taat
(2) disiplin dalam menggunakan waktu
(3) disiplin diri
(4) disiplin sikap
(5) disiplin menegakan aturan
(6) disiplin beribadah
2. Minat Belajar
2.1 Pengertian Minat Belajar
1) Pengertian Minat
Kata minat secara etimologi berasal dari bahasa inggris “
interest” yang berarti kesukaan, perhatian (kecenderungan hati pada
sesuatu), keinginan. Jadi dalam proses belajar siswa harus
mempunyai minat atau kesukaan untuk mengikuti kegiatan belajar
yang berlangsung, karena dengan adanya minat akan mendorong
siswa untuk menunjukan perhatian, aktivitasnya dan partisipasinya
dalam mengikuti belajar yang berlangsung.
Menurut Slameto (2003:180), “minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan”. Sedangkan menurut Djaali (2008: 121) “minat adalah
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh”. Sedangkan menurut Crow&crow (dalam
Djaali, 2008: 121) mengatakan bahwa “minat berhubungan dengan
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”.
2) Pengertian Belajar
Menurut Djamarah (2011: 13) belajar adalah “serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasi dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”.
Sedangkan menurut Khodijah (2014; 50) belajar adalah sebuah
proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk
kompetensi, ketrampilan, dan sikap yang baru melibatkan proses-
proses mental internal yang mengakibatkan perubahan perilaku dan
sifatnya relative permanen.
1) Faktor internal
Adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi dua aspek, yakni:
a) Aspek fisiologis
Kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang
menandai tingkat kebugaran tubuh siswa, hal ini dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam
pembelajaran.
b) Aspek psikologis
Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa
yang terdiri dari, intelegensi, bakat siswa, sikap siswa, minat
siswa, motivasi siswa.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan social
dan faktor lingkungan nonsosial
D. Hipotesis Tindakan
METODE PENELITIAN
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS
Pengamatan
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Karang Ploso
yang beralamatkan di Karang Ploso, Sitimulyo, Kec. Piyungan, Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55792. Peneliti mengadakan penelitian di
SD Muhammadiyah Karang Ploso dengan mempertimbangkan belum
dilakukan penelitian dengan judul yang sama.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada
semester ganjil tahun 2020/2021.