Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian SIBI YA UMMI Fatimah Pati

LPIT YA UMMI FATIMAH merupakan sebuah lembaga pendidikan yang menerapkan


pendidikan Aqidah yang lurus, mendasarkan cara berfikir ilmiah dan penanaman akhlakul
karimah dalam kemasan terpadu agar siswa memiliki bekal karakter ulama dan teknokrat ber
aqidah shohihah yang mengemban visi : generasi kholifatul fil ardl.

Yaumi Fatimah Pati adalah yayasan pendidikan Islam yang menyelenggarakan


pendidikan untuk tingkat Batita, Play Group, TK IT dan SD IT. Fasilitas yang dimiliki oleh
Yayasan Yaumi Fatimah antara lain:

12 Ruang kelas

1 Ruang Lab

1 Perpus

1 Mini Market dan

1 Kolam renang syari'ah.

Sekolah yang mulai beroperasi pada tahun 2007 tersebut awalnya hanya menyediakan
pendidikan untuk masyarakat Pati Kota. Karena banyaknya warga baik yang berasal dari Kota
Pati maupun daerah-daerah sekitarnya yang ingin menyekolahkan anaknya di Yaumi Fatimah,
maka dibukalah sekolah-sekolah baru di wilayah lain seperti Juwana, Kudus dan Jepara.

Sekolah Dasar Islam Terpadu adalah lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan
proses pendidikan selama enam ( 6 ) tahun sesuai dengan Kurikulum Nasional dan kurikulum
yayasan yang terpadu dengan nilai nilai Islam.

B. Tujuan Pendirian SDIT YA UMMI FATIMAH PATI


Pendirian Ya Ummi Fatimah mendapatkan respon positif dari masyarakat sekitar

1. Membantu pemerintah untuk ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Membentuk manusia yang utuh dalam penguasaan ilmu kauniyah dan ilmu tanziliyah yang
terintegrasi dalam satu kesatuan.

1
3. Menjaga kesinambungan dan kelangsungan model pendidikan Islam Terpadu tingkat kanak-
kanak yang terlah dirintis Yayasan Ya Ummi Fatimah Kudus.

C. Visi dan Misi

Visi : Sholeh, Cerdas, dan Kuat Serta Berbudaya Lingkungan

Misi

1. Mendidik siswa memahami dasar-dasar Islam dan mengaplikasikan dalam sikap dan
perilaku yang selaras dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

2. Siswa mampu menghafal Al-Quran Juz 30 serta menguasai pelaksanaan ibadah sesuai
sunnah.

3. Mendidik siswa berfikir logis, kritis, dan kreatif.

4. Mendidik siswa memiliki mental dan kepribadian yang tangguh.

5. Mendidik siswa menjadi mandiri dan memiliki jiwa kepemimpinan dasar.

6. Memakmurkan bumi dengan program Adiwiyata.

D. Berwawasan Internasional & Berdaya Saing

Dilandasi Visi dan Misi bahwa orang-orang beriman adalah kholifah fil ardh dan
rahmatan lil a'lamin maka Pendidikan di SIBI SD YAUMI FATIMAH menanamkan kepada
siswa agar berjiwa leadership dan capable dalam mengeksplorasi bumi dan seisinya baik sebagai
ulama, pemimpin, ilmuwan, pengusaha, pegawai maupun warga masyarakat. Oleh karena itu
pemahaman pendidikan, kemandirian, tidak hanya ber-orientasi kepada life skill, namun
berdasarkan leadership life skill.
Sehat kreatif dan memiliki sense of art adalah ciri ciri anak SIBI maka di desain kegiatan
krida untuk memberi ruang dan pengembangan minat bakat siswa terhadap seni dan olahraga
serta dilandasi dengan kajian yang syar'i, diharapkan siwa mampu berkembang secara optimal,
keterampilan fisik (olahraga) dan minatnya terhadap seni.
Halaman dan arena bermain sesuai dengan sifat dasar anak untuk bergerak/bermain.
SDIT Yaumi Fatimah memfasilitasi dengan halaman dan arena yang cukup luas dengat design

2
outbond, rekreatif playing serta nuansa back to nature. Kepastian kondisi bersih, harum, terang,
sehat dan dekat dengan siswa. Dirancang sebagai fasilitas pokok yang mendasari pendidikan
thoharoh di samping mengenalkan sara MCK yang memenuhi higienis dan performis.

E. Target Unggulan
Target unggulan siswa siswi SD IT Yaummi Fatimah :

Kepribadian Islami

1. Menguasai dasar-dasar ajaran Islam

2. Memiliki dasar iman yang kokoh dan bersih dari syirik

3. Mampu membaca Al-Quran dengan fasih dan tartil

4. Mampu menghafal Al-Quran juz ke-30 (Juz Amma)

5. Menguasai ibadah taaluh sesuai dengan sunnah

6. Menguasai doa doa keseharian, hadits, dan ayat-ayat Al-Quran pilihan

7. Memilki akhlaq Islami

Mencintai dan menghormati orang tua, guru, dan orang yang lebih tua

Menyayangi teman dan orang yang lebih muda

Memiliki kencenderungan yang kuat dalam beramal sholeh

Penguasaan IPTEK

1. Mampu menyerap dan menguasai materi pelajaran minimal 60%

2. Memiliki semangat menuntut ilmu, membaca, dan rasa ingin tau atau meneliti
(riset) untuk mencapai kebenaran

3
Ketrampilan dan Keahlian

1. Menguasai bahasa asing

Bahasa Inggris (pengenalan kosa kata dan percakapan sederhana)

Bahasa Arab (pengenalan kosa kata dan shorof)

2. Menguasai dan atau berprestasi pada salah satu cabang olahraga atau kesenian
baik secara individu maupun kelompok

3. Mandiri dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan memiliki jiwa kepemimpinan


dasar

F. Sistem Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam SIBI Yaummi Fatimah, antara lain :

1. Learning by Doing (belajar dengan berkreatifitas,dengar,lihat dan praktek)

Belajar bagi kehidupan manusia menjadi bagian yang sangat penting, karena
manusia diciptakan sebagai pengelola dunia (khalifah fil ardi). Secara bertahap mereka
akan mengalami fase pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman. Pola pengajaran
guru berkaitan erat dengan pilihan metode, jika bahan pelajaran disajikan secara menarik
besar kemungkinan motivasi belajar siswa akan meningkat. Sesuai yang disebutkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa model adalah acuan dari sesuatu yang akan
dibuat atau dihasilkan. Keterkaitan dengan pembelajaran sesuai ungkapan Ngalim
Purwanto dalam Psikologi Pendidikan yang mengutip pendapat Morgan dalam bukunya
Introduction to Psichology mengemukakan Belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman. Metode yang dimaksud didasarkan pada model pembelajaran yang dipakai,
model pembelajaran dalam hal ini diartikan sebagai acuan proses perubahan tingkah laku
yang dihasilkan melalui pengalaman.

4
Keterlibatan langsung anak didik dalam proses edukatif menjadi pengalaman
terarah yang diharapkan mengakar pada diri anak didik. Karena pengalaman memberikan
arah positif pada seleksi dan organisasi terhadap berbagai materi dan metode pendidikan
yang cocok, inilah upaya untuk memberikan arah baru bagi tugas sekolah. Dengan
demikian belajar merupakan proses yang tidak bertujuan mengembangkan secara spontan
segala potensi bawaan, melainkan bertujuan merangsang proses perkembangan yang
berlangsung melalui suatu urutan tahap yang tetap, dengan cara menyajikan berbagai
masalah dan konflik riil yang dapat diatasi atau diselesaikan oleh anak secara aktif by
doing it.

2. Habit Forming (pembiasaan positif harian, sehingga melekat menjadi kepribadian yang
muncul secara reflek)

Metode Pembiasaan (Habit Forming) yang konsisten dan terprogram konsisten,


dalam pembinaan akhlak, kemampuan berbahasa dan ritual ibadah ( pembiasaan : sholat
tertib dan tepat waktu, minggu bahasa, bersikap dan bertutur kata yang sopan)
Terprogram, menjalankan kegiatan pembinaan secara rutin dan periodik ( pembiasaan :
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan).

3. Human Approach (memerhatikan kompetensi sifat dan respon yang berbeda pada setiap
anak)

Digunakan untuk mengatasi permasalahan individu dengan individu maupun


kelompok dalam pergaulan sekolah, pembelajaran klasikal agar tercipta suasana yang
kondusif.

4. Small Group (menjamin terpantaunya kualitas proses belajar dan pengembangan


kepribadian)

Small group discussion adalah metode pembelajaran yang memberikan


kesempatan pada siswa untuk belajar secara lebih aktif dengan bekerja sama dalam
kelompok untuk mencapai sebuah tujuan yang ditetapkan. Dalam small group discussion
siswa dirangsang untuk mengeksplorasi gagasan, meningkatkan pemahaman hal yang
baru, teknik untuk memecahkan masalah, mendorong pengembangan berpikir dan
berkomunikasi secara efektif, memperbaiki kerja sama kelompok, dan meningkatkan dan

5
keterlibatan siswa dalam mengambil keputusan (Djamarah, 2005:159). Metode tersebut
berpijak dari beberapa teori pembelajaran yang menekankan agar siswa dapat mandiri
dan aktif dalam pembelajarannya.

G. Masalah Yang Dihadapi Yaummi dalam Mengajar Anak Didiknya


Faktor Internal

Profesi guru bukanlah tanpa masalah, profesi guru merupakan profesi yang
membutuhkan kreativitas, inovasi, dan visi. Namun demikian guru, harus bisa keluar dari segala
macam permasalahan tersebut, solusi yang dikerjakan merupakan pilihan yang tidak merugikan
anda sebagai guru sekaligus menjadi obat bagi siswa untuk dapat menerima perubahan yang
anda ciptakan.

Yang memudahkan anda menemukan solusi adalah karena permasalahan yang dihadapi
merupakan perulangan dari yang sebelumnya dihadapi. Jadi pada intinya tidak terlalu sulit bagi
guru untuk membuat keputusan yang tepat, efektif dan menemui sasaran.
Lalu apa saja permasalahan yang dihadapi?

1. Karakter siswa
Harus kita akui bahwa masing-masing orang memiliki karakter sendiri, yang tidak dapat
disamakan dengan orang lain, hukum ini juga berlaku pada siswa. Dua puluh orang siswa yang
anda hadapi, maka anda berhadapan dengan dua puluh karakter pula. Guru harus menemukan
sedikit persamaannya untuk menunjang penerapan model dan metode pembelajaran, perumusan
strategi pendekatan yang diterapkan dan lain sebagainya.

2. Sikap dan perilaku


Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter yang dimiliki oleh siswa,
tetapi ini lebih di fokuskan lagi karena dari semua karakter yang dimiliki oleh siswa, sikap dan
perilakulah yang paling berpengaruh dan mempengaruhi budaya siswa di sekolah.

3. Minat dan bakat


Guru diwajibkan untuk menemukan bakat dan minat siswa. Penyaluran bakat dan minat
siswa secara tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaliknya akan menimbulkan

6
masalah bagi guru, sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang terpendam bakat dan minatnya
pada umumnya menjadi siswa yang agresif, melawan dan suka melakukan tindakan-tindakan
negatif yang melanggar tata tertib sekolah. Gejala kenakalan siswa sebaiknya tidak direspon
secara negatif tetapi patut diapresiasi dengan baik dan dilakukan pencegahan sehingga tidak
menimbulkan bentuk kenakalan baru.
4. Daya serap siswa
Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya serap siswa yang rendah
terhadap materi pelajaran akan mengganggu rencana guru, alokasi waktu belajar, dan lain
sebagainya. Jangan terlalu cepat mendiskreditkan siswa karena kelambatannya menerima materi,
namun sedapat mungkin guru menemukan strategi yang tepat yang dapat mendorong siswa
memaksimalkan kemampuannya menerima dan menyerap materi yang diajarkan.

5. Kurangnya disiplin siswa


Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin terhadap
waktu, disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap proses pembelajaran dan lain
sebagainya. Mengajar di kelas yang siswanya memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih
menyenangkan dibandingkan dengan mengajar di kelas yang memiliki disiplin rendah. Akan
tetapi guru tidak boleh menyerah dengan permasalahan ini, guru harus mengembalikan
kedisiplinan siswa agar pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

6. Siswa terlalu pasif


Pernahkah anda menemukan situasi seperti baik ditanya maupun tidak mereka tetap
diam?. Situasi ini menyulitkan guru, guru sulit memastikan bahwa mereka telah mengerti dan
paham materi atau belum. Solusinya tentu saja harus memancing mereka agar menjadi aktif
sehingga anda dapat membaca dan menganalisis sejauh mana tingkat penerimaan mereka
terhadap materi yang diajarkan.

7. Tidak tenang di dalam kelas


Walaupun jumlahnya sangat kecil namun aktivitas ini cukup mengganggu anda dan siswa
lainnya. Anda harus menemukan solusinya, jangan terlalu cepat menyalahkan siswa karena boleh
jadi sumber masalahnya adalah anda. Misalnya anda mengajar terlalu membosankan, cara anda

7
berkomunikasi tidak jelas, materi terlalu padat, atau situasi lain misalnya ruangan terlalu panas,
banyak gangguan dari luar, meja dan kursi tidak menyenangkan dan lain sebagainya.

8. Kepercayaan siswa pada anda


Jangan sepelehkan tentang ini, salah satu keberhasilan pembelajaran antara lain tentang
keyakinan siswa pada anda. Keyakinan dimaksud adalah mereka tidak salah belajar pada anda
karena anda menguasai materi sehingga mendorong mereka mencintai pelajaran yang anda
ajarkan.

9. Pujian
Siswa sebenarnya haus dengan pujian dari anda, saat ini banyak guru mengabaikannya
karena lebih menitikberatkan pada penyelesaian materi pelajaran. Karena kurangnya pujian yang
diperolehnya sehingga mengurangi motivasi belajarnya, sementara motivasi belajar merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.

10. Hanya mengikut saja


Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang, mereka tidak mau menjadi
yang terdepan. Mudah saja menemukan siswa seperti ini, mereka selalu berusaha duduk
dibelakang, tidak mau duduk didepan. Guru akan kesulitan memulai pembelajaran apabila siswa
tidak memiliki inisiatif untuk berbuat, apalagi paradigma pendidikan saat ini telah berubah dari
diberi tahu menjadi mencari tahu.

Faktor Eksternal
a. Faktor Guru
Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan
informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-
batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok.
Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas guru
dengan baik, mampu memotivasi, membimbing dan memberi kesempatan secara luas
untuk memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk

8
mencapai hasil belajar yang diharapkan, namun jika guru tidak dapat melaksanakannya,
siswa akan mengalami masalah yang dapat menghambat pencapaian hasil belajar mereka.
b. Lingkungan Sosial (Teman Sebaya)
Lingkungan sosial dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap siswa. Contoh
seorang siswa bernama Kiki yang terpengaruh teman sebayanya dengan kebiasaan rekan-
rekannya yang baik, maka akan berdampak positif dan sebaliknya.
Pada sisi lain lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh yang positif bagi siswa.
Tidak sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman
sebayanya yang mampu memberi motivasi kepadanya untuk belajar.
c. Kurikulum Sekolah
Kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai rangka atau acuan untuk
mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh aktivitas pembelajaran, maka dipastikan
kurikulum tidak akan mampu memenuhi tuntunan perubahan di mana perubahan
kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah, yaitu : tujuan yang akan dicapai
berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar berubah, dan evaluasi belajar
d. Sarana dan Prasarana
Ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak pada terciptanya iklim
pembelajaran yang kondusif. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan
informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya
motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu sarana dan
prasarana menjadi bagian yang penting untuk tercapainya upaya mendukung terwujudnya
proses pembelajaran yang diharapkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S.B., 2000. Guru dan Anak Didik: Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.

http://jhe-handayani.blogspot.co.id/2013/09/model-model-pembelajaran.html

http://muklis-superband.blogspot.com/2011/04/kendala-kendala-yang-dialami-guru-dalam.html

http://sdityaumifatimah-pati.blogspot.co.id/2015/05/sibi-sd-yaumi-fatimah.html

10
11

Anda mungkin juga menyukai