Anda di halaman 1dari 53

Implementasi

Kurikulum Merdeka
Disampaikan pada:
Seminar Pendidikan
Lembaga Pendidikan Insan Cendekia Mandiri
12 Februari 2022
Kurikulum menurut Sisdiknas

“Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan”

2
Esensi Kurikulum = Perubahan
Aksioma Kurikulum (Oliva, 1997)

1. Kurikulum bukan hanya merefleksikan waktunya, tetapi juga produknya.

2. Perubahan kurikulum dihasilkan dari perubahan manusia.

3. Perencana kurikulum memulai dari mana kurikulum itu berada, seperti halnya

guru memulai dari mana siswa berada.

Sumber: Dinn Wahyudin(2021)


Kurikulum Nasional  Kurikulum Mikro
Filosofis, sosiologis, budaya (Universal, netral, academic truth)
META
UNESCO : Sustainable Development Goals, Global citizenship
Pemerintah, DPR, Yudikatif
MAKRO
KURIKULUM NASIONAL : Undang-undang  Permen, Kepmen
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, DPRD
MESO
MUATAN LOKAL: Perda  Pedoman

Satuan Pendidikan
MIKRO
KUR OPERASIONAL: Analisis konteks  Bahan ajar

Sumber: Dinn Wahyudin(2021)

4
Kenapa Perubahan Kurikulum
Merespon Perkembangan Fokus pada
Perbaikan
dinamika sains dan orientasi
berkelanjutan
masyarakat teknologi pelanggan

Akuntabilitas Kebijakan Efisiensi dan


organisasi Pemerintah Efektivitas

Sumber: Dinn Wahyudin(2021)

5
Koneksi RPJMN dan Renstra Kemdikbud 2020-2024 terkait Kurikulum

RPJMN Renstra Kemdikbud


Arah Kebijakan dan Strategi Permasalahan Kurikulum
4. Meningkatkan pemerataan layanan Pendidikan • Kurikulum yang berlaku di Indonesia sering
berkualitas dipandang kaku dan terfokus pada konten. Tidak
4.1) Peningkatan kualitas pengajaran dan banyak kesempatan tersedia untuk betul-betul
pembelajaran memahami materi dan berefleksi terhadap
a) penerapan kurikulum dengan memberikan pembelajaran
penguatan pengajaran berfokus pada • kurikulum juga dianggap terlalu teoretis, sulit bagi
kemampuan matematika, literasi dan sains di guru untuk menerjemahkannya secara praktis dan
semua jenjang operasional dalam materi pembelajaran dan
7. Meningkatkan produktivitas dan daya saing aktivitas kelas.
7.1) Pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis
Kerjasama industri
a) peningkatan peran dan kerjasama
industri/swasta dalam penyelarasan program
studi/bidang keahlian dan pola pembelajaran
inovatif
Koneksi RPJMN dan Renstra Kemdikbud 2020-2024 terkait Kurikulum

RPJMN Renstra Kemdikbud


Sasaran, Target, dan Indikator Kebijakan
Konsolidasi Demokrasi
Profil Pelajar Pancasila

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar


sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI

KEBIJAKAN KURIKULUM UNTUK


MEMBANTU PEMULIHAN
PEMBELAJARAN

Januari 2022
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
1 Kebijakan Kurikulum

2 Karakteristik Umum Kurikulum Merdeka


AGENDA

3 Dukungan Bagi Sekolah Pengguna Kurikulum Merdeka

4 Manajemen Perubahan s.d. tahun 2024

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 10
Krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun

Studi-studi nasional maupun internasional,


salah satunya PISA, menunjukkan bahwa
banyak siswa kita yang tidak mampu
memahami bacaan sederhana atau
menerapkan konsep matematika dasar.

Skor PISA tidak mengalami peningkatan


yang signifikan dalam 10 sampai 15 tahun
terakhir. Sekitar 70% siswa usia 15 tahun
berada dibawah kompetensi minimum
membaca dan matematika.

Studi tersebut memperlihatkan adanya


kesenjangan besar antar wilayah dan
antar kelompok sosial-ekonomi dalam
hal kualitas belajar. Setelah pandemi,
krisis belajar ini menjadi semakin parah.

Sumber: OECD (2018)


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 11
Kurikulum prototipe adalah bagian dari upaya sistemik untuk mengatasi
krisis belajar: rendahnya kompetensi dasar dan ketimpangan yang tinggi.
● Indonesia telah berhasil
meningkatkan secara signifikan
Persebaran Skor AKSI (2019)
akses (angka partisipasi),
terutama pada jenjang
Kalimantan pendidikan dasar.
Sumatra • B. Indonesia (I) 49,0 -6%
• I 48,0 -8% • Matematika (M) 39,5 -8% ● Namun data berbagai survei
• IPA (S) Sulawesi
43,0 -5%
• M 39,2 -9%
• I 46,4 -11% nasional dan internasional, serta
• S 42,5 -6%
• M 37,7 -12% Papua dan Maluku trend skor Ujian Nasional
• I 46,7 -11%
• S 41,3 -9% mengindikasikan bahwa dalam
• M 36,9 -14%
DKI Jakarta &
• S 40,9 -10%
15-20 tahun terakhir, hasil
Jawa (non-DKI dan
DI Yogyakarta
52,3 DIY) 50,2 -5% belajar tidak mengalami
• I 4,1 • I 41,2 -5% Bali peningkatan.
• M • M 44,0 Nusra
46,5 -11%
45,4 -4%
• S • S • I 3,8 -12% ● Survei AKSI juga menunjukkan
• M 41,2 -9% adanya ketimpangan besar antar
• S
daerah dalam hasil belajar
Legenda xx Skor AKSI (SMP) xx % perbedaan rata-rata skor AKSI antara DKI Jakarta dan DI Yogyakarta murid.
:

Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 12
Riset menunjukkan bahwa pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran
(learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan

Indikasi learning loss: berkurangnya kemajuan belajar dari


kelas 1 ke kelas 2 SD.
▪ Sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu
Literasi tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk
literasi dan 78 poin untuk numerasi.
-52

(6 bulan) ▪ Setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1


berkurang secara signifikan (learning loss).

▪ Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6


bulan belajar.
Numerasi ▪ Untuk numerasi, learning loss tersebut setara
-44 dengan 5 bulan belajar.

(5 bulan) (Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/Kota


di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021)
SEBELUM Indikasi SESUDAH
(TA 19/20) Learning Loss (TA 20/21)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 13


Sebagai bagian dari mitigasi learning loss, sekolah diberi opsi untuk menggunakan kurikulum
yang disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar

Satuan pendidikan diberi tiga pilihan kurikulum Kemendikbud Ristek menyusun modul literasi dan
(Kepmendikbud Nomor 719/P/2020) % numerasi untuk membantu guru menerapkan
pengguna* kurikulum. Juga tersedia modul untuk orang tua
yang dapat digunakan di rumah.

Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh 59,2%

Menggunakan “Kurikulum Darurat”


(Kurikulum 2013 yang disederhanakan 31,5%
Kemendikbud Ristek)

Melakukan penyederhanaan kurikulum secara


mandiri 8,9%

Di samping itu, terdapat 0,4% satuan pendidikan menggunakan kurikulum lainnya

* Sumber: Survei Pembelajaran di Masa Pandemi Jenjang Dikdasmen, BSKAP Kemendikbud Ristek, Juli 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 14
Penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat)
efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pademi COVID-19

Hasil belajar siswa 12 bulan pembelajaran di masa pandemi COVID-19

Proyeksi jika tidak ada 522


learning loss
Sekitar 31,5%
Learning loss sekolah
Pada sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 5 bulan menggunakan
482 kurikulum darurat
semasa pandemi
COVID-19

Learning loss 1
bulan
Pada sekolah yang menggunakan Kurikulum 517
Darurat

Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kab/kota Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi learning loss
dari 8 provinsi menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan numerasi dan literasi, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi
antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 15


Kurikulum Darurat efektif memitigasi learning loss karena membantu guru untuk
fokus pada materi esensial dan menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam
untuk mengembangkan karakter dan kompetensi dasar

Penyederhanaan tergambar pada jumlah Data kualitatif mengonfirmasi bahwa guru merasa terbantu untuk melihat
kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia materi yang esensial, sehingga bisa merancang dan menerapkan pembelajaran
yang mengalami penurunan antara 42% (SMA yang lebih baik. Modul literasi-numerasi dari Kemendikbud Ristek juga sering
peminatan) sampai 68% (SMP). disebutkan sebagai alat bantu yang bermanfaat untuk penerapan kurikulum.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 16


Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya
perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih
komprehensif

Rancangan dan
Arah Perubahan Kurikulum:
Implementasi Kurikulum Saat Ini:

Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam pelajaran Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam pelajaran
ditentukan per minggu ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu untuk Fokus pada materi yang esensial, Capaian Pembelajaran
melakukan pembelajaran yang mendalam dan yang sesuai diatur per fase, bukan per tahun
dengan tahap perkembangan peserta didik
Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan
Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan
sehingga guru kurang leluasa dalam mengembangkan karakteristik peserta didik
pembelajaran kontekstual
Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru
Teknologi digital belum digunakan secara sistematis untuk untuk dapat terus mengembangkan praktik mengajar
mendukung proses belajar guru melalui berbagi praktik secara mandiri dan berbagi praktik baik.
baik

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi17


Hasil Evaluasi Dokumen Kurikulum 2013

Kompetensi yang ditetapkan dalam Kurikulum 2013 terlalu luas, detil, sehingga sulit
a. dipahami dan diimplementasikan oleh guru.

Kurikulum yang dirumuskan secara nasional sulit disesuaikan dengan situasi dan
b. kebutuhan satuan pendidikan, daerah, dan peserta didik, karena materi wajib yang sudah
sangat padat dan struktur yang detil dan mengunci.

Pengaturan jam belajar menggunakan satuan minggu (per minggu) tidak memberikan
c. keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengatur pelaksanaan mata pelajaran dan
menyusun kalender pendidikan.

Pendekatan tematik (jenjang PAUD dan SD) dan mata pelajaran (jenjang SMP, SMA,
d. SMK, Diktara, dan Diksus) merupakan satu-satunya pendekatan dalam Kurikulum 2013
tanpa ada pilihan pendekatan lain.

Mapel informatika bersifat pilihan, padahal kompetensi teknologi merupakan salah satu
e. kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik pada abad 21.

Struktur kurikulum pada jenjang SMA kurang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk
f. memilih selain peminatan IPA, IPS, atau Bahasa. Gengsi peminatan juga dipersepsi
hirarkis dan tidak adil bagi yang berminat IPS dan Bahasa.

Sumber: Dokumen Laporan Hasil Evaluasi Kurikulum 2013, Puskurbuk 2021 (https://s.id/Kur2021-11-20) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 18
Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan
kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih

Pilihan 1 Pilihan 2 Pilihan 3

Kurikulum 2013 Kurikulum Darurat Kurikulum


yaitu Kurikulum 2013 yang
secara penuh disederhanakan Merdeka

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 19


Pengembangan dan penetapan kurikulum prototipe sebagai kebijakan nasional dilakukan
secara bertahap untuk memastikan bahwa desainnya sudah tepat untuk mendorong
transformasi pembelajaran di sekolah dan daerah yang beragam.

Pemulihan
Pandemi Pandemi
Pra pandemi pembelajaran 2024
2020 - 2021 2021 - 2022
2022 - 2024

Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, Penentuan kebijakan
Kurikulum Darurat Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Darurat, kurikulum nasional
(Kur-2013 yang Kurikulum Prototipe di dan Kurikulum berdasarkan evaluasi
disederhanakan) SP dan SMK PK Prototipe sebagai opsi terhadap kurikulum
bagi semua satuan pada masa pemulihan
pendidikan pembelajaran

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 20


1 Kebijakan Kurikulum

2 Karakteristik Umum Kurikulum Merdeka


AGENDA

3 Dukungan Bagi Sekolah Pengguna Kurikulum Merdeka

4 Manajemen Perubahan s.d. tahun 2024

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 21
Benang Merah Pengembangan Kurikulum

Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan


kurikulum sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk
mengembangkan murid secara holistik, mencakup
kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi
kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum
dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin
dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau materi
tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang
sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal)
dan kebutuhan murid.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 22


Keunggulan Kurikulum Merdeka

1 Lebih Sederhana dan Mendalam


Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta didik pada
fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam,
bermakna, tidak terburu-buru dan
menyenangkan.
Fokus pada Materi Esensial

Materi yang terlalu padat Kurikulum Merdeka berfokus


Pembelajaran yang pada materi esensial di tiap
akan mendorong guru
mendalam (diskusi, kerja mata pelajaran, untuk
untuk menggunakan
kelompok, pembelajaran memberi ruang/waktu bagi
ceramah satu arah atau
berbasis problem dan pengembangan kompetensi
metode lain yang efisien
projek, dll.) perlu waktu - terutama kompetensi
dalam mengejar
ketuntasan penyampaian mendasar seperti literasi dan
materi numerasi - secara lebih
mendalam

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 24


Melanjutkan prinsip penyederhanaan, Kurikulum Merdeka juga lebih
berfokus pada materi esensial di tiap mata pelajaran

Perbandingan jumlah kompetensi K-13 dan Kurikulum Sebagai ilustrasi:


Merdeka (contoh 3 mapel di SD, SMP, dan SMA)
● Rata-rata jumlah kompetensi Kurikulum
Merdeka untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia mengalami pengurangan
57% dari rata-rata jumlah KD Kurikulum
2013
57% 28% 19%
● Rata-rata jumlah kompetensi Kurikulum
Merdeka untuk mata pelajaran
Matematika mengalami pengurangan
28% dari rata-rata jumlah KD Kurikulum
2013

● Rata-rata jumlah kompetensi Kurikulum


Merdeka untuk mata pelajaran Sains
mengalami pengurangan 19% dari
rata-rata jumlah KD Kurikulum 2013

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 25


Fase Capaian Pembelajaran

Fase A Fase B Fase C


Umumnya Umumnya Umumnya
Kelas I-II SD Kelas III-IV SD Kelas V-VI SD

Fase D Fase F
Fase E
Umumnya Umumnya
Umumnya
Kelas VII-IX Kelas X SMA
Kelas XI-XII
SMP SMA

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi26


Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 pembelajaran Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.

Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan dan
Menyimak informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang berkaitan
dengan tujuan berkomunikasi.

Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan
Membaca & Memirsa puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang
dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Capaian pembelajaran dalam bentuk
KI KD sangat banyak dan terpisah- Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume
dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan
pisah. menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun
Berbicara & dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan bantuan
Mempresentasikan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau
didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan
lingkungan.

Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
Menulis diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan


mudah dipahami sebagai satu kesatuan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 27


Penerapan Kurikulum Merdeka (PSP)
di SMP Negeri 4 Poco Ranaka, Manggarai Timur
Implementasi Profil Pelajar
Setiap perubahan membutuhkan proses Pancasila mengasah kerja
adaptasi. Mulanya guru mengeluhkan sama dan kreativitas
perubahan menuju Sekolah Penggerak. guru. Projek pertama yang
Mereka tampak kebingungan dengan dilakukan SMPN 4 Poco
implementasi modul ajar dan bagaimana Ranaka dilaksanakan
menyiasati program digitalisasi sekolah. dengan menggabungkan
beberapa materi ajar
Namun proses adaptasi itu mengalami seperti Pendidikan
kemajuan. Sejak menjadi sekolah Kewarganegaraan, Bahasa
penggerak, para guru di SMPN 4 Poco Indonesia, IPS, dan Seni
Gb 1. Ruang kelas sederhana yang didesain Ranaka menjadi terbiasa dengan Budaya menjadi satu
untuk membuat proses belajar lebih interaktif
penerapan teknologi dan proses aktivitas yaitu berkunjung
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih ke rumah adat.
menarik dengan berbasis diskusi. Siswa
dilatih untuk berpikir kritis dan berani Tokoh adat menjelaskan
mengemukakan pendapat dalam dengan antusias
menanggapi permasalahan yang bagaimana sejarah dan
dihadirkan oleh guru untuk tugas budaya di Desa Watu
kelompok. Lanur.
Guru terdorong lebih optimal SMPN 4 Poco Ranaka
memahami karakteristik siswa, melaksanakan projek
sehingga mengetahui bagaimana harus yang berbeda setiap
menghadapi minat siswa yang berbeda- bulan. Antusiasme guru
beda. Guru juga sering melakukan refleksi Gb 3. Aktivitas Projek Penguatan Profil dan siswa dalam
di ruang guru. Pelajar Pancasila bersama guru dan Tokoh
pelaksanaan projek
Adat
Gb 2. Siswa mencari sinyal di pohon mangga memang sangat terlihat.
untuk mengerjakan PR yang berbasis digital

Sumber: Studi Etnografi Monev PSP, PSKP-BSKAP, Sept-Nov 2021 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Keunggulan Kurikulum Merdeka

2 Lebih Merdeka
Peserta didik: Tidak ada program peminatan di SMA,
peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat,
bakat, dan aspirasinya.

Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian dan


perkembangan peserta didik.

Sekolah: memiliki wewenang untuk mengembangkan


dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas X Program Sekolah Penggerak
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
Alokasi per tahun Alokasi Projek per Total JP Per
(minggu) tahun Tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Seperti halnya di SMP, di kelas 10
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 SMA:
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Biologi;
● IPS terdiri dari Sosiologi, Ekonomi,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Sejarah, dan Geografi
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia
Pendidikan Pancasila 54 (2) *** 18 72 digabung menjadi “Sejarah”
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 144
Matematika 108 (3) 36 144 Minimal 25% jam pelajaran dari setiap
mata pelajaran wajib dialokasikan
IPA: Fisika, Kimia, Biologi (masing-masing 2 JP) 216 (6) 108 324 untuk projek kokurikuler
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi (masing-masing 2 JP) 288 (8) 144 432
Bahasa Inggris 54 (2) *** 18 72 ***opsional. Satuan Pendidikan dapat
PJOK 72 (2) 36 108 mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
Informatika (KTSP: TIK) 72 (2) 36 108 kegiatan projek.
Pilihan minimal 1:
a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater,
54 (2) *** 18 72
d) Seni Tari, e) Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya,
Pengolahan)
Muatan Lokal*** 72 (2) ** - 72**
Total 1098 (32) 486 1584
Alokasi waktu mata pelajaran SMA Kelas XI Program Sekolah Penggerak
Asumsi 36 minggu/tahun
K13 Alokasi per tahun Alokasi Projek per Total JP Per Tahun
(minggu) tahun

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 Pembelajaran reguler tidak
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 penuh 36 minggu untuk
memenuhi alokasi projek
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 (hanya 27 minggu)Total
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 3 jp/minggu = 44
72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108 22 jp dialokasikan untuk
mapel pilihan dari kelompok
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 3 72 (2) 36 108
IPA, IPS, Bahasa dan Budaya,
Pendidikan Pancasila* 2 54 (2) *** 18 72 dan Vokasi
Bahasa Indonesia 4 108 (3) 36 144 Hanya mapel kelompok
Matematika 4 108 (3) 36 144 umum (highlighted hijau
dalam tabel) yang
Bahasa Inggris 2 54 (2) *** 18 72 diintegrasikan dengan projek
Seni, minimal 1 dari pilihan berikut: a)Seni Musik, b) Seni Rupa, c) kokurikuler
2 72 (2) 36 108
Seni Teater, d) Seni Tari
PJOK 3 *Pilih salah satu
54 (2) *** 18 72
Sejarah 2 54 (2) *** 18 72 **
Jumlah jp mapel umum 22 576 (18) 216 792 ***Diselenggarakan bila
Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika Lanjutan Satuan Pendidikan memiliki
sumberdaya yang
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi
mencukupi. Jika sekolah
720 (20) -
Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan membuka kelompok ini,
22 792
Sastra Inggris, Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Muatan Lokal, siswa wajib mengambil
dsb.*** minimal 1 mapel dari tiap
Kelompok: Prakarya (pilihan: Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, kelompok
72 (2) -
Pengolahan)/Vokasi (membatik, servis elektronik, dsb.)***
Muatan Lokal 2 72(2)***
Contoh ilustrasi untuk pemilihan mata pelajaran SMA kelas 11-12
sesuai minat, bakat, dan aspirasi pelajar, tidak ada program peminatan di SMA

Ani ingin kuliah kedokteran, berikut mata pelajaran Wayan masih menimbang apakah ia kuliah Bisnis atau Teknik Sipil,
maka berikut mata pelajaran yang ia ambil di kelas 11 dan kelas 12:
yang ia ambil di kelas 11 dan kelas 12:

Kelompok Mata Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelompok Mata Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Pelajaran Umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pelajaran Umum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
18 JP/minggu Bahasa Indonesia 18 JP/minggu Bahasa Indonesia
(wajib diambil) Bahasa Inggris (wajib diambil) Bahasa Inggris
Matematika Matematika
Seni Musik Seni Teater
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Sejarah Sejarah

Kelompok Mata Biologi


Pelajaran MIPA Kimia Kelompok Mata Fisika
10 JP/minggu Pelajaran MIPA Matematika Peminatan
10 JP/minggu

Kelompok Mata Sosiologi


Pelajaran IPS Kelompok Mata Ekonomi
5 JP/minggu Pelajaran IPS Geografi
10 JP/minggu

Kelompok Mata Bahasa Inggris tingkat lanjut


Pelajaran Bahasa
Wayan mengambil mata pelajaran dari 2 kelompok,
dan Budaya
5 JP/minggu sebagaimana syarat minimum, meskipun sekolahnya membuka
3 kelompok mata pelajaran pilihan.
32
Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi
Menyesuaikan materi berdasarkan tingkat kesiapan, Kegiatan-kegiatan bermakna yang
minat, dan gaya belajar. dilakukan peserta didik di kelas
1. Memberikan materi yang bervariasi. Menerapkan kontrak dibedakan berdasarkan kesiapan,
belajar. minat, dan gaya belajar peserta didik.
2. Menggunakan model pembelajaran kelompok. Kegiatan yang dilakukan harus
3. Menyajikan materi dengan berbagai model pembelajaran. memenuhi kriteria sebagai berikut.
4. Menyediakan berbagai sistem yang mendukung. 1. Baik, yaitu kegiatan yang menggunakan
KONTEN PROSES keterampilan informasi yang dimiliki
peserta didik.
2. Berbeda dalam hal tingkat kesulitan dan
cara pencapaiannya.

LINGKUNGAN
PRODUK
BELAJAR
Penataan ruang kelas secara personal, sosial, dan fisik Menunjukkan pencapaian
disesuaikan dengan kesiapan peserta didik dalam pengetahuan, keterampilan, dan
belajar, minat, dan gaya belajar agar memiliki motivasi pemahaman peserta didik setelah
yang tinggi dalam belajar menyelesaikan satu unit pelajaran.
1. Guru merancang produk yang akan
dikerjakan oleh peserta didik
2. Guru menentukan kriteria penilaian
dalam bentuk rubrik

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi

Pemetaan Peserta
didik
• Kognitif secara kolaborasi
• Non Kognitif dipimpin oleh
Salah satu contoh
kepala sekolah dan
pemetaan adalah
tim kurikulum
pemetaan
berdasarkan gaya
belajar visual,
kinestetik dan Pemetaan
Asesmen Diagnostik
audio. Kurikulum

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi
Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar

Konten Kelas Mental Math untuk Di kelas 1, peserta didik Di kelas 5, salah satu
kelas 5 dibagi sesuai mewawancarai orang aktivitas pembelajarann ya
dengan kemampuan awal dengan profesi berbeda di menggunakan menu
peserta didik. Untuk yang lingkungan sekolah (suster, permainan seperti Tic Tac
masih awal ditekankan tukang kebun, satpam, Toe, dimana selama 40
pada kelancaran kepala sekolah, guru) untuk menit sesi kelas peserta
penjumlahan dan mencari tahu konsep didik masing- masing bisa
pengurangan. Untuk yang kewajiban dan peran dalam memilih beberapa atau
sudah mulai lancar suatu organisasi. semua dari 9 aktivitas. Di
penjumlahan, akan masing-masing pilihan
meningkatkan kelancaran terdapat aktivitas
perkalian. Untuk yang menceritakan masalah
kemampuannya sudah matematika dengan komik
tinggi menekankan pada (visual), menggunakan
perkalian dan pembagian 3 benda sekitar (kinestetik),
digit. dan membuat lagu tentang
konsep matematika (audio).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi
Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar

Proses Berdasarkan kesiapan anak Di kegiatan Matematika Di kegiatan IPA kelas 5


yang didapatkan dari pre- kelas 2 mengenai satuan mengenai alat reproduksi,
asesmen, guru ukur, peserta didik peserta didik dapat
mengenalkan perkalian mengukur panjang meja menggali informasi
dalam beberapa cara: menggunakan objek yang mengenai alat reproduksi
penjumlahan berulang mereka miliki di dalam dari beberapa media
menggunakan tabel angka kotak pensilnya atau yang seperti: alat peraga, buku
untuk peserta didik yang berkaitan dengan bacaan atau artikel, dan
masih awal, menggunakan kegemarannya. Peserta video.
pola dari hitung lompat didik menjelaskan
untuk yang sudah mulai bagaimana mereka
lancar penjumlahan, dan mengukur meja dengan
menggunakan beberapa objek tersebut dan
strategi mental math untuk menjelaskan tantangan
mulai lancar perkalian. dalam mengukur
menggunakan objek
tersebut.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi
Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar

Produk Dalam Bahasa Indonesia Siswa diberikan Peserta didik menunjukkan


kelas 4, peserta didik kemerdekaan untuk pemahaman dan sikap
diminta menemukan pokok memilih produk dan media empati berkaitan dengan
pikiran dan kalimat utama yang akan digunakan tema pubertas lewat
dari sebuah artikel. Peserta dalam menunjukkan kampanye. Peserta didik
didik yang kemampuan pemahamannya atas materi harus menjelaskan proses
bahasanya sudah lebih yang sudah dipelajari. terjadinya pubertas dan
tinggi diberikan bacaan bagaimana menyikapinya.
yang memiliki paragraf Mereka dapat membuat
yang lebih tinggi infografik, membuat cerita,
bahasanya. atau membuat video yang
menceritakan proses
pubertas dan bagaimana
menyikapinya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi
Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar

Lingkungan Ruang kelas yang fleksibel Kelas dilengkapi sentra Kelas menyediakan pilihan
Belajar memungkinkan peserta yang bisa digunakan tempat duduk yang
didik dapat mengatur posisi peserta didik saat belajar menghadap jendela untuk
duduk sesuai dengan atau setelah menyelesaikan peserta didik yang mudah
kesiapannya. Peserta didik tugasnya. Di pojok baca teralihkan oleh gerakan
yang memerlukan bantuan peserta didik dapat memilih temannya. Karpet dan sofa
guru/ teman dapat duduk sendiri buku dari dapat dipilih peserta didik
berkelompok bersama guru/ perpustakaan untuk yang membutuhkan ruang
teman saat peserta didik diletakkan di kelas. Pojok untuk bergerak. Peserta
yang sudah siap video/ komputer tempat didik yang mudah teralihkan
mempresentasikan dimana peserta didik dapat oleh suara di sekitarnya
pemahamannya. menonton video/ memilih diizinkan menggunakan
musik. Pojok hands-on headphone.
berisi kertas, perlengkapan
menggambar dan beberapa
papan permainan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


Fleksibilitas Perancangan Kurikulum Sekolah

Saat Ini Kurikulum Merdeka

● Kerangka kurikulum saat ini ● Kurikulum Merdeka


mengunci tujuan menetapkan tujuan belajar
pembelajaran per tahun. per fase (2-3 tahun) untuk
memberi fleksibilitas bagi
guru dan sekolah.

● Struktur kurikulum saat ini ● Kurikulum Merdeka


mengunci jam pelajaran per menetapkan jam pelajaran
minggu. per tahun agar sekolah
dapat berinovasi dalam
menyusun kurikulum dan
pembelajarannya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 39


Struktur yang lebih fleksibel mendorong sebagian sekolah untuk menerapkan
cara alternatif dalam mengorganisasikan pembelajaran

Hasil wawancara studi implementasi:

● Pada bulan November 2021,


pengorganisasian pembelajaran di sekolah
juga sudah lebih beragam. Pemahaman guru
terkait keragaman karakteristik siswa juga
mulai tumbuh, yang ditandai dengan upaya
guru mengumpulkan informasi siswa.

● Meskipun adaptasi kurikulum sudah terjadi


pada sebagian besar satuan pendidikan,
namun sebagian guru dan sekolah masih
memerlukan penguatan kapasitas dalam
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
(PSP), terutama dalam memanfaatkan
informasi karakteristik keragaman peserta didik
untuk melakukan pembelajaran terdiferensiasi.

Sumber: Survei Monev Implementasi Kurikulum SP, PSKP-BSKAP, November 2021 KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 4040
Proses memahami dan menerapkan Kurikulum Merdeka (PSP) membutuhkan
waktu, namun dapat dilakukan oleh sekolah dengan beragam tingkatan.

Sumber: Survei Monev Implementasi Kurikulum SP, PSKP-BSKAP, November 2021 KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 4141
Keunggulan Kurikulum Merdeka

3 Lebih Relevan dan Interaktif


Pembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas kepada
peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi
isu-isu aktual misalnya isu lingkungan,
kesehatan, dan lainnya untuk mendukung
pengembangan karakter dan kompetensi Profil
Pelajar Pancasila.
Pengembangan Karakter

Dalam struktur Kurikulum


Merdeka, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan untuk pengembangan karakter
karakter Profil Pelajar karena:
Pancasila melalui a) memberi kesempatan untuk
pembelajaran berbasis belajar melalui pengalaman
projek. (experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
Kurikulum 2013 sudah esensial yang dipelajari peserta
menekankan pada
didik dari berbagai disiplin ilmu
pengembangan
karakter, namun belum
c) struktur belajar yang fleksibel
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 43


Adaptasi Kurikulum Merdeka (PSP)
di SD NU Al-Mustaniroh, Gresik, Jawa Timur
● Di tengah keterbatasan sarana prasarana dan pemahaman mengenai Kurikulum Merdeka (PSP),
guru tetap membuat modul ajar dan menerapkan di kelas. Guru menggunakan metode
diskusi kelompok, peragaan di halaman sekolah dan mulai menggunakan laptop, video, dan
proyektor dalam pengajaran.

● Siswa terlihat semangat ketika pembelajaran menggunakan proyektor untuk menyajikan materi.
Siswa juga lebih semangat melakukan pembelajaran di luar kelas dibanding di dalam kelas.

● Di kelas 1, guru menggunakan media kartu yang dibuat oleh guru untuk menjelaskan angka-
angka dan melaksanakan pembelajaran di halaman sekolah dengan menggelar tikar. Suasana pembelajaran dengan metode
diskusi kelompok di kelas 4
● Dalam pelaksanaan PSP ini, siswa terlihat tertarik dengan bahan ajarnya yang menampilkan
gambar yang menarik. Bagi siswa kelas 1 cara ini mendorong antusiasme mereka untuk
berpikir kritis mengenai gambar yang ada di bahan ajar tersebut.

“Sekolah menjadi lebih baik melalui pembelajaran-pembelajaran yang memberikan guru ruang
berinovasi. Sebenarnya di buku guru itu sudah ada petunjuk untuk melakukan apa, namun kita diberi
kebebasan untuk melakukan hal lain. Kami juga dapat menentukan metode sendiri untuk
pembelajaran”

(Wawancara Guru Ima, SD NU Al-Mustaniroh, 18/09/2021) Suasana pembelajaran


di luar ruangan pada kelas 1

Sumber: Studi Etnografi Monev PSP, PSKP-BSKAP, Sept-Nov 2021 KementerianPendidikan,


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 4444
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
Kegiatan bermain sebagai Penguatan kompetensi yang Penyesuaian dengan Program peminatan/ Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran
proses belajar yang utama mendasar dan pemahaman perkembangan teknologi penjurusan tidak pengembangan pembelajaran pendidikan khusus dibuat
holistik: digital, mata pelajaran diberlakukan hanya untuk yang memiliki
Penguatan literasi dini Informatika menjadi mata Struktur lebih sederhana dengan hambatan intelektual
dan penanaman karakter • Untuk memahami pelajaran wajib Di kelas 10 pelajar dua kelompok mata pelajaran, yaitu
melalui kegiatan bermain- lingkungan sekitar, mata menyiapkan diri untuk Umum dan Kejuruan. Persentase Untuk pelajar di SLB yang
belajar berbasis buku pelajaran IPA dan IPS Panduan untuk guru menentukan pilihan mata kelompok kejuruan meningkat tidak memiliki hambatan
bacaan anak digabungkan sebagai Informatika disiapkan untuk pelajaran di kelas 11. Mata dari 60% ke 70% intelektual, capaian
mata pelajaran Ilmu membantu guru-guru pemula, pelajaran yang dipelajari pembelajarannya sama
Fase Fondasi untuk Pengetahuan Alam dan sehingga guru mata pelajaran serupa dengan di SMP Penerapan pembelajaran berbasis dengan sekolah reguler
meningkatkan kesiapan Sosial (IPAS) tidak harus berlatar belakang projek dengan mengintegrasikan yang sederajat, dengan
bersekolah pendidikan informatika Di kelas 11 dan 12 pelajar mata pelajaran terkait. menerapkan prinsip
• Integrasi computational mengikuti mata pelajaran dari
Pembelajaran berbasis modifikasi kurikulum
thinking dalam mata Pembelajaran berbasis Kelompok Mapel Wajib, dan
projek untuk penguatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
pelajaran Bahasa projek untuk penguatan profil memilih mata pelajaran dari
profil Pelajar Pancasila menjadi mata pelajaran wajib Sama dengan pelajar di
Indonesia, Matematika, Pelajar Pancasila dilakukan kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
dilakukan melalui kegiatan minimal 6 bulan (1 semester). sekolah reguler, pelajar di
dan IPAS minimal 3 kali dalam satu dan Keterampilan Vokasi
perayaan hari besar dan SLB juga menerapkan
tahun ajaran sesuai minat, bakat, dan
perayaan tradisi lokal • Bahasa Inggris sebagai Pelajar dapat memilih mata pembelajaran berbasis
aspirasinya pelajaran di luar program projek untuk menguatkan
mata pelajaran pilihan
keahliannya Pelajar Pancasila dengan
Pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis mengusung tema yang
projek untuk penguatan profil
projek untuk penguatan profil Alokasi waktu khusus projek sama dengan sekolah
Pelajar Pancasila dilakukan
Pelajar Pancasila dilakukan penguatan profil pelajar reguler, dengan kedalaman
minimal 3 kali dalam satu
minimal 2 kali dalam satu Pancasila dan Budaya Kerja materi dan aktivitas sesuai
tahun ajaran, dan pelajar
tahun ajaran untuk peningkatan soft skill dengan karakteristik dan
menulis esai ilmiah sebagai
(karakter dari dunia kerja) kebutuhan pelajar di SLB
syarat kelulusan

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi 45
Teknologi
1 Kebijakan Kurikulum

2 Karakteristik Umum Kurikulum Merdeka


AGENDA

3 Dukungan Bagi Sekolah Pengguna Kurikulum Merdeka

4 Manajemen Perubahan s.d. tahun 2024

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 46
Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam perangkat ajar
serta pelatihan dan pendampingan bagi guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.

● Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum operasional
Penyediaan Perangkat sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila disediakan melalui
01 ajar: buku teks dan
bahan ajar pendukung
platform digital bagi guru. Sekolah dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri
dengan BOS reguler atas dukungan Pemda dan yayasan
● Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS melalui SIPLah atau cetak mandiri

● Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui micro learning di aplikasi digital.
● Menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan Kurikulum Merdeka. Misalnya, melalui
Pelatihan dan pengimbasan dari Sekolah Penggerak.
02 pendampingan guru,
kepala sekolah, dan pemda
ff ● Berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk e-book, video, podcast dll., yang dapat
diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk).
● Guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam adopsi
Kurikulum Merdeka, baik di sekolah maupun di komunitasnya

Jaminan jam mengajar ● Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru

03 dan tunjangan profesi


guru
● Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan
Kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut
Selain itu, penerapan Kurikulum Merdeka
juga didukung oleh Platform Merdeka
Mengajar.
Platform Merdeka Mengajar membantu guru
dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan
pemahaman untuk menerapkan Kurikulum
Merdeka.
1 Kebijakan Kurikulum

2 Karakteristik Umum Kurikulum Prototipe


AGENDA

3 Dukungan Bagi Sekolah Pengguna Kurikulum Merdeka

4 Manajemen Perubahan s.d. tahun 2024

KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi
Teknologi 49
Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
secara bertahap sesuai kesiapan masing-masing

Sejak Tahun Ajaran 2021/2022 Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 satuan Tiga pilihan yang dapat diputuskan satuan
Kurikulum Merdeka telah pendidikan dapat memilih untuk pendidikan tentang implementasi Kurikulum
diimplementasikan di hampir 2.500 mengimplementasikan kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023:
sekolah yang mengikuti Program berdasarkan kesiapan masing-masing
● Menerapkan beberapa bagian dan prinsip
Sekolah Penggerak (PSP) dan 901 mulai TK B, kelas I, IV, VII, dan X.
Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti
SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) kurikulum satuan pendidikan yang sedang
sebagai bagian dari pembelajaran Pemerintah menyiapkan angket untuk diterapkan (Merdeka Belajar)
dengan paradigma baru. membantu satuan pendidikan menilai ● Menerapkan Kurikulum Merdeka
tahap kesiapan dirinya untuk menggunakan menggunakan perangkat ajar yang sudah
Kurikulum ini diterapkan mulai dari Kurikulum Merdeka. disediakan (Merdeka Berubah)
TK-B, SD & SDLB kelas I dan IV, SMP ● Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan
& SMPLB kelas VII, SMA & SMALB mengembangkan sendiri berbagai perangkat
dan SMK kelas X. ajar(Merdeka Berbagi).
Tiga Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan angket kesiapan Implementasi Kurikulum Prototipe yang
mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar. Adanya pilihan yang
paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi kurikulum
prototipe
Pilihan 1: Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip kurikulum prototipe, tanpa mengganti kurikulum satuan
pendidikan yang sedang diterapkan

Pilihan 2: Mandiri Berubah


Menerapkan kurikullum prototipe menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan untuk
diperlakukan pada satuan pendidikan PAUD 5-6, kelas 1, 4, 7, dan 10

Pilihan 3: Mandiri Berbagi


Menerapkan kurikulum prototipe dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 51


Teori Difusi Inovasi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 52


Terima kasih

53

Anda mungkin juga menyukai