HASIL PASIEN: KEMATIAN, LAMA TINGGAL DI RUMAH SAKIT, DAN BIAYA PERAWATAN KESEHATAN DISUSUN OLEH :
• Ahmad Subandriyo F120155032
• Anggi Alhamdini F120155033 • Dhian Rachma M. F120155034 • Endah Trisanti F120155035 DEFINISI • Studi Kohort adalah studi yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dan efek (penyakit atau masalah kesehatan), dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko. • Studi kohort dibedakan menjadi dua yaitu kohort prospektif dan kohort retrospektif. Studi kohort prospektif • Studi kohort disebut prospektif apabila faktor risiko, atau faktor penelitian diukur pada awal penelitian, kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian penyakit dimasa yang akan datang. Lamanya follow up dapat ditentukan berdasarkan lamanya waktu terjadinya penyakit. Studi kohort retrospektif • Pada studi kohort retrospektif, faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa lampau sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui catatan historis. Kelebihan penelitian kohort Pada awal penelitian, sudah ditetapkan bahwa subjek harus bebas dari penyakit, kemudian diikuti sepanjang periode waktu tertentu sampai timbulnya penyakit yang diteliti, sehingga sekuens waktu antara faktor risiko dan penyakit atau efek dapat diketahui secara pasti. Dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi. Dapat menghitung laju insidensi atau kecepatan terjadinya penyakit, karena penelitian dimulai dari faktor risiko sampai terjadinya penyakit. Dapat meneliti paparan yang langka. Kelebihan penelitian kohort Memungkinkan peneliti mempelajari sejumlah efek atau penyakit secara serentak sebuah paparan Dapat memeriksa dan mendiagnosa dengan teliti penyakit yang terjadi. Bias dalam menyeleksi subjek dan menentukan status paparan kecil Hubungan sebab akibat lebih jelas dan lebih meyakinkan. Kelemahan studi kohort Tidak efisien dan praktis untuk mempelajari kasus yang langka Pada studi prospektif, akan memerlukan biaya banyak (mahal), dan membutuhkan banyak waktu. Pada studi retrospektif, membutuhkan ketersediaan catatan yang lengkap dan akurat. Validitas hasil penelitian dapat terancam, karena adanya subjek subjek yang hilang pada saat follow-up. Dapat menimbulkan masalah etika, karena peneliti membiarkan subjek terkena pajanan yang merugikan. Karakteristik studi kohort.
1. Studi kohort bersifat observasional
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat 3. Studi kohort sering disebut sebagai studi insidens 4. Terdapat kelompok kontrol 5. Terdapat hipotesis spesifik 6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif 7. Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder Langkah – langkah Penelitian Kohort
• Merumuskan pertanyaan penelitian dan
hipotesis • Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar • Menentukan Sampel • Pengambilan data dan pencatatan • Pengolahan dan analisis data hasil penelitian Jenis Penelitian
• Penelitian ini merupakan suatu penelitian
kohort retrospektif. Faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa lampau sebelum dimulainya penelitian. • Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui catatan historis. Cara Pengumpulan data & Interpretasi Hasil
• Hasil Infeksi Dengan Antimicrobial -
Resistant Pathogens Gram-Positif • Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA). Dampak resistensi methicillin pada tingkat kematian di antara pasien terinfeksi S. aureus telah dipelajari terutama di pasien dengan bakteremia, dan hasil penelitian bervariasi Cara Pengumpulan data & Interpretasi Hasil
• Ketika data dari semua studi (31 studi kohort termasuk
3963 pasien [34% di antaranya terinfeksi strain resisten methicillin]) dikumpulkan dengan efek acak model, peningkatan yang signifikan dalam kematian terkait dengan Bakteri MRSA, relatif terhadap S. aureus yang rentan terhadap methicillin (MSSA) bakteremia, diamati (OR, 1,93; P! .001). • Dalam subkelompok analisis yang dilakukan untuk mengeksplorasi heterogenitas dalam Analisis gabungan, mortalitas yang terkait dengan infeksi MRSA secara konsisten lebih tinggi, dengan sedikit atau tanpa heterogenitas yang signifikan di masing-masing kelompok Cara Pengumpulan data & Interpretasi Hasil
• Hasil Infeksi Dengan Resistan Pathogen Gram-Negatif
• Pseudomonas aeruginosa yang tahan terhadap antimikroba. • Tidak ada perbedaan dalam mortalitas atau panjang tinggal di rumah sakit antara pasien yang terinfeksi dengan isolat yang resisten pada awal dan mereka yang terinfeksi dengan isolat yang rentan pada awal .Sebaliknya, munculnya resistensi itu terkait dengan risiko kematian 3 kali lebih besar (Pp.02) dan a 1.7 kali durasi tinggal di rumah sakit lebih lama (P! .001). • Perkiraan rata-rata peningkatan durasi rawat inap yang disesuaikan adalah 5,7 hari. Cara Pengumpulan data & Interpretasi Hasil
• Munculnya resistensi juga terkait dengan peningkatan
risiko bakteremia sekunder (14% vs 1,4% pada pasien tanpa munculnya resistensi; RR, 9,0; P! .001). • Munculnya resistensi antimikroba pada spesies Enterobacter menghasilkan secara signifikan peningkatan mortalitas (RR, 5.02), lama rawat di rumah sakit (Peningkatan 1,5 kali lipat), dan biaya rumah sakit (peningkatan 1,5 kali lipat) (ta- ble 4). • Rata-rata lama waktu perawatan di rumah sakit yang disebabkan munculnya resistensi adalah 9 hari, dan rata- rata disebabkan biaya rumah sakit adalah $ 29.379. KESIMPULAN • Pasien dengan infeksi karena organisme yang tahan antimikroba memiliki biaya yang lebih tinggi (∼ $ 6.000– $ 30.000) daripada pasien dengan infeksi karena antimikroba yang dapat diterima organisme; perbedaan dalam biayanya bahkan lebih besar ketika pasien terinfeksi dengan organisme resisten antimikroba dibandingkan dengan pasien tanpa infeksi.