1
2
MUTU BERAWAL DARI
DIRI KITA SENDIRI
4
PENGERTIAN TENTANG
MANAJEMEN MUTU
TERPADU
Di Rumah Sakit
5
MANAJEMEN MUTU RUMAH
SAKIT
Tanggung jawab siapa ?
Tugas siapa ?
Semua orang yang bekerja di RS ikut
bertanggung-jawab, dan karena itu juga
harus ikut serta dalam pelaksanaannya.
6
7
PENGERTIAN TENTANG
MANAJEMEN MUTU TERPADU (MMT)
ATAU
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
(TQM)
MMT = Total Quality Management (TQM)
Total = Semua Hal/Aspek, dan Oleh Semua Orang
dalam Organisasi.
Manajemen konvensional yang dimanej 3M (Men,
Money, Materials).
Dengan TQM yang dimanej adalah quality atau mutu
dari barang dan/atau jasa yang dihasilkan.
8
MMT adalah suatu pola manajemen yang berisi
prosedur- prosedur kerja agar dalam organisasi setiap
orang mau berusaha bekerja keras secara terus
menerus memperbaiki jalan menuju sukses.
MMT bukanlah seperangkat peraturan dan
ketentuan yang kaku dan harus diikuti, melainkan
seperangkat prosedur dan proses untuk memperbaiki
kinerja dan meningkatkan mutu kerja.
MMT adalah suatu cara lain dalam mengatur kerja
orang banyak, dengan menyelaraskan kerja mereka
sedemikian rupa sehingga orang-orang itu menghadapi
tugasnya dengan penuh semangat dan berpartisipasi
dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan.
9
Tujuan utama MMT adalah meningkatkan mutu
pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan
efisiensi.
12
Pelanggan RS adalah :
A. PELANGGAN EKSTERNAL :
- PRIMER : Kelompok Sasaran Utama: org sakit
- SEKUNDER: Masyarakat luas
B. PELANGGAN INTERNAL :
- Pimpinan RS, Unsur-unsur Pimpinan,
- Pegawai Administrasi - Pegawai teknis.
13
Jasa yang bermutu adalah yang dapat
memberi kepuasan kepada pelanggannya.
YANG TERSIRAT.
16
EMPAT USAHA MENDASAR UNTUK
MENGHASIKAN MUTU :
PELANGGAN PUAS
• KEBUTUHAN
• HARAPAN
• JASA YANG
BERMUTU
PEMBERI JASA
19
20
21
22
23
STRATEGI PENGEMBANGAN MUTU RUMAH SAKIT
MUTU
SUASANA
KONDUSIF
PROSES KERJA
PENGEMBANGAN
RS
24
25
26
PARADIGMA BARU
PENATAAN PENDIDIKAN TINGGI
Evaluasi Diri
Kualitas
Akuntabilitas
Otonomi Akreditasi
Lima komponen yang saling terkait ini perlu dijabarkan
menjadi seperangkat peraturan, pengaturan dan kesepakatan,
yang dapat digunakan sebagai acuan dan panduan dalam
penyelenggaraan pendidikan tinggi serta menjadi acuan dalam 27
Ditjen Dikti / PMU-HEDS /1996 pelaksanaan perguruan tinggi.
28
29