Abstrak
Jiwa kewirausahaan ini dipandang sebagai satu ciri karakter yang memiliki kekuatan
pribadi dalam menghadapi tantangan dunia. Seorang dengan karakter wirausaha diharapkan
mampu menjadi penggerak kemajuan bangsa. Kegiatan market day berfungsi melatih jiwa
entrepreneur, memahami dunia bisnis, melatih kreativitas dan inovasi pada anak. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan market day dalam upaya menumbuhkan nilai-nilai
kewirausahaan pada anak usia dini di TK Islam Sabilina.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari
penelitian ini adalah bahwa kegiatan market day dapat dijadikan cara untuk menanamkan nilai
kewirausahaan bagi anak usia dini. TK Sabilina sejak tahun 2011 memiliki program “Kecil-Kecil
Jadi Wirausahawan” yang merupakan sebuah program unggulan untuk menumbuhkan nilai
kewirausahaan sejak dini. Anak diajarkan untuk mengolah produk yang hendak dijual dari awal
hingga kegiatan pemasaran yang disesuaikan dengan pembelajaran dikelas dan pada puncak
temanya yaitu berrupa kegiatan market day, guru dilibatkan sebagai fasilitator (pendamping) dan
orang tua sebagai pembelinya. Dengan kegiatan ini maka akan muncul nilai kewirausahaan bagi
anak, yaitu dalam 6 hal : mandiri, kreatif, pengambil risiko, kepemimpinan, orientasi ada
tindakan, dan kerja keras.
Kata Kunci: kewirausahaan, market day, anak usia dini
anak dilatih untuk memiliki mental dan oleh guru secara continue lambat laun akan
karakter diri yang kokoh. Hal ini anak tertanam di mindset anak untuk lebih
diajari untuk mengenali diri sendiri, menghargai dan memanfatkan barang bekas
mengendalikan emosi dan stres, mengelola dan kemudian anak akan mempunyai sikap
waktu, komunikatif dan luwes dengan pantang menyerah dan tidak takut akan
berbagai situasi, serta mampu memilih dan resiko yang akan dihadapinya di kemudian
membuat keputusan. Membangun jiwa hari (Asmani, 2011). Dalam menerapkan
kewirausahaan pada anak usia dini lebih atau menumbuhkan jiwa kewirausahaan di
kepada bagaimana membangun sifat dan dalam diri anak, pada umumnya sekolah-
karakter yang mandiri, bertanggung jawab sekolah menggunakan metode yang biasa
melalui pendidikan wirausaha secara teoritis digunakan yakni melalui kegiatan yang
maupun praktis, serta contoh konkrit, karena menyenangkan seperti market day, outbond,
pembentukan mental memerlukan waktu dan cooking day, dan lain sebagainya.
proses panjang. Salah satu kegiatan yang digunakan
Berdasarkan pendapat Muhammad adalah Market day yang berfungsi untuk
Saroni (2012), dengan memberikan melatih jiwa entrepreneur, memahami dunia
kompetensi wirausaha seperti kegiatan bisnis, melatih kreativitas dan inovasi pada
produktif kepada peserta didik menjadikan anak. Pada kegiatan Market Day anak
mereka sebagai sosok efektif dalam biasanya terlibat langsung dalam proses
kehidupan. Maka aspek keterampilan pembelajaran. Anak berperan sebagai
berwirausaha merupakan bekal yang penjual dan pembeli. Namun pada
aplikatif untuk mengurangi angka kenyataannya kegiatan market day jarang
pengangguran di negeri ini. Jika peserta digunakan di Taman Kanak-Kanak karena
didik mempunyai yang lebih bertanggung tenaga pendidik belum banyak yang
jawab atas kehidupannya secara pribadi mengetahui tentang kegiatan market day.
maupun sosial. Hal ini sangat penting karena Hal tersebut, membuat kami tertarik
sebagai makhluk sosial peserta didik tidak untuk melihat lembaga pendidikan yang
mungkin kesulitan saat harus berkiprah sudah menerapkan kegiatan market day
dalam hidupnya. ditingkat Taman Kanak-Kanak. Salah
Jadi pendidikan kewirausahaan satunya adalah TK Islam Sabilina yang
diharapkan dapat mengubah pola pikir merupakan TK percontohan di daerah kota
peserta didik. Pendidikan kewirausahaan Bekasi. Dimana peneliti melihat adanya
mendorong para peserta didik agar mulai perkembangan dan pertumbuhan bagi
mengenal danm membuka usaha atau lulusan TK tersebut dengan memiliki
berwirausaha. Pola berpikir yang selalu karakter atau jiwa wirausaha yang tinggi.
berorientasi menjadi karyawan dirubah Berdasarkan permasalahan diatas,
menjadi berorientasi untuk mencari maka peneliti ingin melihat sejauhmana
karyawan (pengusaha). Maka jiwa kegiatan market day dalam upaya
kewirausahaan sebaiknya dimunculkan sejak menumbuhkan nilai kewirausahaan bagi
dini karena jika kewirausahaan diberikan anak usia dini.
Maka orang tualah yang banyak sistem nilai sebuah budaya, seorang
memberikan pengaruh dan warna wirausahawan mendapat tempat
kepribadian terhadap seseorang anak. terhormat dalam budaya tersebut.
Dengan demikian mengingat Budaya tersebut akan menjadi tempat
pentingnya pendidikan di lingkungan diproduksinya para wirausaha.Dengan
keluarga maka pengaruh di lingkungan kata lain bahwa apabila lingkungan
keluarga terhadap anak dapat telah menempatkan budaya wirausaha
mempengaruhi apa yang diminati sebagai bagian dari pembentukan
anak. karakter, maka akan lahir usahawan-
Keluarga yang memainkan peranan usahawan handal tidak lagi tergantung
penting dalam menghasilkan kepada orang lain tetapi dapat
keputusan untuk memulai usaha menciptakan lapangan kerja sendiri.
sendiri. Menumbuhkan pembelajaran 5. Lembaga/Sekolah
wirausaha akan lebih efektif apabila Pendidikan di sekolah menjadi
ditanamkan sejak usia dini. Lihatlah tanggung jawab guru. Jadi pada
misalnya di China, mereka sudah dasarnya yang berpengaruh terhadap
mendidik anak-anaknya sejak usia perkembangan anak yaitu proses
kanak-kanak untuk menjadi wirausaha pendidikan di sekolah sebagai bekal
yang memiliki mental yang baik, untuk diterapkan dalam kehidupan di
cerdas dan kreatif, rajin bangun pagi, lingkungan masyarakat. Seorang guru
memiliki semangat, pandai menguasai dalam proses pendidikan juga dapat
masalah, memiliki memberikan motivasi dan dorongan
pembelajaranpantang mundur dan kepada anak dalam menumbuhkan
percaya diri. Tanggungjawab, minatnya. Oleh karena itu
kreativitas dan mampu menegambil menumbuhkan pembelajaran
keputusan adalah sifat yang akan wirausaha (entrepreneurship) harus
muncul pada anak jika ditanamkan oleh pendidik di sekolah
pembelajaranwirausaha ditumbuhkan ketika anak-anak masih dalam usia
sejak dini. Sifat tersebut merupakan dini. Kewirausahaan ternyata lebih
modal bagi keberhasilan hidup anak kepada menggerakkan perubahan
saat dewasa kelak. mental. Seperti pengenalan diri
4. Lingkungan terhadap diri sendiri (selfawareness),
Lingkungan mempunyai peran yang kreatif, mampu berfikir kritis, mampu
signifikan dalam pembentukan memecahkan permasalahan (problem
pembelajaran kewirausahaan. Di solving), dapat berkomunikasi, mampu
antara beberapa faktor lingkungan membawa diri di berbagai lingkungan,
yang berperan besar dalam menghargai waktu, empati, mau
membentuk pembelajaran berbagi dengan orang lain ,mampu
kewirausahaan adalah budaya. Tatkala mengatasi stres, bisa mengendalikan
kewirausahaan dianggap mulia dalam emosi dan mampu membuat
15. Rasa ingin tahu yaitu sikap dan tindakan intelektual, bahasa dan prilaku
yang selalu berupaya untuk mengetahui (psikologi dan emosional)
secara mendalam dan luas dari apa yang 4. Anak terbiasa menggunakan seluruh
dipelajari, dilihat, dan di dengar. aspek panca indranya sehingga terlatih
16. Komunikatif merupakan tindakan yang dengan baik.
memperlihatkan rasa senang berbicara, 5. Secara alamiah memotivasi anak untuk
bergaul, dan bekerjasama dengan orang mengetahui sesuatu lebih mendalam
lain lagi.
17. Motivasi kuat untuk sukses yaitu sikap TK mengembangkan diri anak secara
dan tindakan selalu mencari solusi menyeluruh. Bagian dari diri anak yang
terbaik. dikembangkan meliputi bidang fisik
C. Pembelajaran Anak Usia Dini motorik, intektual, moral, social, emosional,
Prinsip pembelajaran pada anak usia kreativitas dan bahasa. Tujuannya ialah agar
dini adalah belajar sambil bermain, bermain kelak anak berkembang menjadi manusia
seraya belajar. Jadi prinsip belajar sambil yang utuh yang memilki kepribadian dan
bermain ini mengandung arti bahwa setiap akhlak yang mulia, cerdas dan terampil,
kegiatan pembelajaran harus menyenangkan, mampu bekerja sama dengan orang lain dan
bebas, aktif gembira dan demokratis. Setiap mampu hidup berbangsa dan bernegara serta
kegiatan pembelajaran harus menjiwai bermasyarakat.
esensi bermain. Memang betul bahwa Menurut Piaget (1972) anak usia 5-6
permainan baik untuk membelajarkan anak, tahun sedang berada dalam tahap
tetapi permainan tersebut harus diberi perkembangan kognitif fase pra operational.
muatan edukatif sehingga anak dapat Anak belajar terbaik melalui benda-benda
belajar. Melalui bermain anak diajak untuk nyata. Mengajarkan angka 1, 2, 3 akan lebih
bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, baik jika berkoresponden dengan benda,
objek-objek yang dekat dengannya sehingga misalnya satu dengan satu biji, dua dengan
pembelajaran menjadi bermakna dua biji, dan tiga dengan tiga biji. Pada
Bermain bagi anak berdasarkan tahap ini objek pemanency sudah mulai
pengamatan, pengalaman, dan hasil dapat berkembang. Anak dapat belajar
penelitian para ahli dapat dikatakan bahwa mengingat benda-benda, jumlah dan cirri-
bermain mempunyai arti sebagai berikut : cirinya meskipun bendanya sudah tidak ada.
1. Anak memperoleh kesempatan Anak juga mulai mampu menghubungkan
mengembangkan potensi-potensi yang sebab akibat yang berdampak lansung.
ada padanya. Misalnya anak dapat menebak apa yang
2. Anak akan mnemukan dirinya yaitu terjadi jika suatu beban ditambahkan pada
kelemahan dan kekuatan dirinya, salah satu sisi timbangan (naik atau turun).
kemampuannya, serta minat dan Anak juga dapat membuat prediksi
kebutuhannya. berdasarkan hubungan sebab akibat yang
3. Memberikan peluang bagi anak untuk telah diketahuinya.
berkembang seutuhnya, baik fisik,
saat Market Day pengunjung dari luar dan inovasi pada siswa. Market day juga
sekolah juga diundang. Bahkan jauh-jauh dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada
hari siswa sudah terlibat menyiapkan anak, meningkat kemampuan komunikasi
rencana perdagangannya. Selain para guru, anak dan melatih kecerdasan bisnis anak.
tentu saja orang tua juga terlibat menyiapkan Orangtua dapat memanfaatkan kegiatan
barang-barang dagangan. Terutama ibu-ibu Market Day untuk menunjukkan
yang bertugas membuat makanan atau dukungannya atas proses pendidikan anak-
minuman untuk dijual. Umumnya yang jadi anaknya, sementara guru dan sekolah dapat
pembeli adalah siswa, guru, dan orang tua. memanfaatkan wahana Market Day untuk
Setiap kelas umumnya memiliki lapak memperkuat soliditas komunitas sekolah.
dagangannya sendiri. Kadang-kadang setiap Jika Market Day berlangsung dengan
kelas menyajikan tema dan barang optimal, maka sekian banyak manfaat untuk
dagangannya yang khas. kepentingan pendidikan di sekolah, bisa
Pada ajang Market Day, produk sekaligus diraih.
karya siswa juga dapat dipajang dan coba III. METODE PENELITIAN
untuk dijual kepada khalayak yang hadir. A. Metode dan Desain Penelitian
Saat pelaksanaan Market Day, suasana Penelitian ini bertujuan untuk
dibuat menjadi riang gembira. Beberapa mengungkapkan kondisi aktual tentang
atraksi kesenian atau performance siswa pembelajaran market day untuk anak usia
juga ditampilkan. Sebagian siswa bertugas dini di TK Islam Sabilina. Penelitian ini
menjajakan barang dagangan, sebagian termasuk penelitian kualitatif dengan
siswa melayani pembelian dan sebagian lagi metode studi kasus. Penelitian kualitatif
menerima pembayaran. Sebagian besar merupakan suatu penelitian untuk
siswa pada hari itu juga dibekali uang jajan memahami suatu fenomena tentang apa
yang lebih banyak dari biasanya. Tujuannya yang dialami oleh subjek penelitian
supaya ikut berbelanja makanan, minuman, misalnya, prilaku, persepsi, motivasi,
souvenir atau mainan yang dijual di Market tindakan dan lain-lain, secara holistik dan
Day. Uang hasil penjualan biasanya dengan cara deskriftif dalam bentuk kata-
digunakan sebagai dana untuk membiayai kata dan bahasa dalam suatu konteks khusus
kegiatan kelas, bisa juga sebagian disimpan yang alamiah dan dengan memanfaatkan
ditabungan anak-anak yang ada di sekolah. berbagai metode alamiah (Moleong, 2007).
Dengan kegiatan Market Day ini, Metode yang digunakan dalam
anak-anak diharapkan teredukasi sejak dini penelitian ini adalah study kasus yaitu
bagaimana cara berjualan yang baik. Anak- penelitian mendalam mengenai unit sosial
anak akan terbiasa dengan konsep kejujuran tertentu yang hasilnya merupakan gambaran
misalnya dalam timbangan, takaran, barang yang lengkap dan terorganisasi dengan baik
mana yang baik dan mana yang rusak. mengenai unit tersebut (Suryabrata, 2003 :
Tujuan diadakannya Market Day 80).
adalah menumbuhkan jiwa entrepreneur, Pendekatan yang digunakan adalah
memahami dunia bisnis, melatih kreativitas restrospective cross sectional study, yaitu:
B. Nilai-nilai kewirausahaan di TK
Islam Sabilina
Kegiatan pembelajaran kewirausahaan
direncanakan secara khusus dan diikuti oleh
Gambar 4.3
siswa. Dalam program kewirausahaan,
Proses olahan pasca panen dan
perencanaan dan pelaksanaan pendidikan
pengemasan
kewirausahaan di TK Islam Sabilina
dilakukan melalui kegiatan market day, dan
orangtua ikut terlibat dalam kegiatan market
day, orang tua terlibat sebagai fasilitator
dalam menampilkan hasil karya/prodak anak
yang akan dipamerkan, dan orang tua
mengeksplorasi dengan bertanya bagaimana
Gambar 4.4
proses pembuatan dari prodak yang anak
Proses pemasaran
tampilkan, hal ini dilakukan agar anak dapat
menjelaskan pada orang dewasa produk
yang telah mereka buat, dan juga
mengajarkan pembelajaran kewirausahaan
bahwa apa yang telah mereka buat dapat
menghasilkan karya anak dan uang. Dalam
prakteknya orang tua berperan sebagai
pembeli.
Berikut ini nilai-nilai kewirausahaan
yang dikembangkan melalui kegiatan market
day: