Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah: SMP Negeri 30 Mapel: IPS Sub Materi: Kegiatan Alokasi waktu: 2 x 40 meniit
Banjarmasin Kelas: VII/Genap Ekonomi
Kompetensi Dasar Indikator
3.3. Memahami konsep interaski antara manusia dengan ruang 3.3.1. mendeskripsikan kegiatan ekonomi
sehingga menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, 3.3.2. menganalisis permaslahan kegiatan ekonomi
distribusi, konsumsi, permintaan dan penawaran) dan interaksi 3.3.3. menganalisis solusi dari permaslahan kegiatan ekonomi
antarruang untuk keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, 4.3.1 menyajikan hasil analisis permasalahan dan solusi
dan budaya Indonesia kegiatan ekonomi
4.3. Menjelaskan hasil analisis tentang konsep konsep interaski
antara manusia dengan ruang sehingga menghasilkan berbagai
kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, permintaan
dan penawaran) dan interaksi antarruang untuk
keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya
Indonesia.
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui model Problem Base Learning, peserta didik diharapkan mampu: mendeskripsikan kegiatan ekonomi,
menganalisis permaslahan kegiatan ekonomi, menganalisis solusi dari permaslahan kegiatan ekonomi,
menyajikan hasil analisis permasalahan dan solusi kegiatan ekonomi.
B. Media dan Sumber Belajar
Media dan alat : laptop, papan tulis, PPT dan video. Sumber Belajar: Buku Siswa IPS kelas VII Revisi 2017,
tanggui, dan internet
C. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi kegiatan
Pendahuluan (15 menit) Melakukan salam pembuka, berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran dan
kesiapan peserta didik sebagai sikap disiplin
Guru memberikan apresepsi, motivasi dan tujuan,
Guru memberitahukan garis besar materi pelajaran yang akan dibahas
Kegiatan Inti (50 menit) Critical thinking
Tahap-1 Orientasi peserta Guru menanyangkan gambar, slide presentasi
didik pada masalah (https://drive.google.com/file/d/13auUqiAehOo61sxZym3bIObZpm_2H1Hp/view?usp=share_link)
dan video mengenai “perajin tanggui” dengan link
https://www.youtube.com/watch?v=i4XVq8KSV9E
Peserta didik diminta untuk memberikan respon
Tahap-2 Mengorganisasi Collaboration
peserta didik Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil
Guru membagikan LKPD dan menyampaikan instruksi kerja
Tahap-3 Membimbing Critical thinking and problem solving
Penyelidikan Peserta didik mencari informasi untuk pemecahan masalah
Guru membimbing peserta didik dan melakukan proses penilaian kegiatan diskusi kelompok
Tahap-4 Mengembangkan Collaboration
dan Menyajikan hasil Karya Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok dan peserta didik lain dapat menanggapi
kelompok yang lain
Tahap-5 Menganalisis dan Communication
Mengevaluasi proses Guru mereviu pemecahan masalah yang telah dilakukan dan memberi penguatan
pemecahan masalah
Penutup (15 menit) Guru bersama pesserta didik membuat kesimpulan
Guru memberikan menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya, serta diakhiri salam penutup.
D. Penilaian
Penilaian sikap: non tes (observasi, jurnal)
Penilaian pengetahuan: tes tertulis, penugasan LKPD
Penilaian keterampilan: non tes (unjuk kerja kegiatan diskusi, presentasi)
Banjarmasin, 31 Januari 2023
Mahasiswa PPL

Mutia Amanda Putri


NIM. 2230111721683
Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong

Prof. Dr. Bambang Subiyakto, M.Hum Siti Munadiyah, S.Pd


NIP. 195602091988111001 NIP. 197303051999032004
Lampiran 1 Bahan Ajar

1. Kegiatan Ekonomi
Setiap hari manusia melakukan kegiatan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Kegiatan
yang dilakukan manusia tergantung dari tuiuan masing-masing individu. Kegiatan tersebut akan terus
dilakukan oleh karena kebutuhan manusia semakin bertambah dengan dihadapkan pada alat pemuas
kebutuhan yang terbatas. Kegiatan ekonomi dalam sehari-hari terdiri atas produksi, distribusi, dan
konsumsi.
A. Kegiatan Produksi
Pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan barang/jasa atau kegiatan menambah nilai
guna barang/jasa. Berdasarkan pengertian produksi tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai guna suatu
barang akan bertambah bila barang tersebut diolah lagi dan menghasilkan barang lain. Setiap barang
memiliki nilai guna (utilitas) yang berbeda. Perbedaan nilai guna tersebut dapat dilihat dari :
a. Nilai guna bentuk (form utility) yaitu suatu barang akan memiliki nilai guna apabila telah mengalami
perubahan bentuk.
b. Nilai guna tempat (place utility), nilai guna suatu barang akan lebih tinggi karena perbedaan tempat.
c. Nilai guna waktu (time utility), nilai guna suatu barang akan bertambah kalau barang tersebut
digunakan pada saat yang tepat.
d. Nila guna kepemilikan (ownership utility), nilai guna barang akan bertambah apabila barang tersebut
telah berpindah kepemilikannya.
Orang atau lembaga yang menghasilkan barang atau menambah kegunaan barang disebut
produsen. Produsen adalah orang yang melakukan kegiatan produksi. Produksi memerlukan faktor-faktor
produksi atau sumber daya ekonomi. Faktor produksi dapat dibedakan menjadi 4 faktor produksi, yaitu
faktor alam, tenaga kerja, faktor modal dan kewirausahaan. Faktor alam dan tenaga kerja disebut faktor
produksi asli karena dengan dua faktor tersebut, manusia sudah dapat menghasilkan barang. Faktor modal
dan kewirausahaan disebut faktor produksi turunan karena faktor ini sebagai hasil dari faktor produksi
asli. Keempat faktor ini akan menentukan berhasil tidaknya kegiatan produksi.
B. Kegiatan Distribusi
Kegiatan distribusi adalah kegiatan untuk menyalurkan barang/jasa dari produsen kepada
konsumen. Selain pengertian tersebut distribusi juga merupakan usaha untuk menambah nilai guna
barang/jasa. Siapa yang melakukan kegiatan distribusi? Kegiatan distribusi bisa dilakukan oleh
perorangan atau lembaga distribusi (perantara). Lembaga atau perorangan yang melakukan distribusi
disebut distributor. Tujuan distribusi antara lain sebagai berikut.
a. Menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen.
b. Agar hasil produksi lebih berguna bagi masyarakat.
c. Kebutuhan masyarakat akan barang/jasa terpenuhi.
d. Agar kontinuitas produksi terjamin.
C. Kegiatan Konsumsi
Konsumsi adalah setiap kegiatan memakai,menggunakan atau menghabiskan kegunaan setiap
barang baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus habis. Barang yang digunakan secara berangsur-
angsur contohnya antara lain buku pelajaran, tas, baju seragam, sepeda, mobil, Barang lain yang
digunakan langsung habis contohnya, makanan dan minuman.
Kegiatan pokok ekonomi produksi dilakukan oleh produsen dalam rangka menghasilkan barang
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh produsen. Konsumen sebagai pemakai barang hasil produksi. Dari ketiga pelaku kegiatan
ekonomi yaitu: produsen, distributor, dan konsumen saling ketergantungan satu sama lain. Tidak mungkin
hanya produsen saja tapa ada konsumen. Begitu juga konsumen tidak akan memperoleh barang yang
dibutuhkan tapa ada distributor.
Lampiran 2 LKPD

Hidup Segan Mati Tak Mau Para Pengrajin Tanggui

BAGAI kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau. Kehidupan penuh nelangsa dan bertahan
di deru waktu harus dijalani para pengrajin tanggui. Topi berbentuk caping penutup kepala khas
wanita-wanita Banjar itu, sekarang terus bergerak menyepi. Mereka bertahan hanya demi
mempertahankan warisan budaya leluhur.

SEBARAN para pengrajin tanggui di Kota Banjarmasin, kini hanya bisa dihitung dengan jari.
Usai para pengrajin di Kelurahan Alalak Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, tak lagi
menghasilkan produk yang pernah berjaya di era kolonial Belanda, dan tahun 1990-an, kini
tersisa hanya di beberapa kampung.

Sebut saja, di Kelurahan Alalak Selatan, meski jumlah pengrajin mencapai ratusan orang, namun
mereka hanya bisa bertahan di dua rukun tetangga (RT) yakni RT 1 dan 2. Sisanya, tersebar di
Kelurahan Kuin Utara dan Kuin Selatan.

“Kami belajar ototidak, tak pernah berguru. Hanya berbekal melihat dan mengikuti pola,
akhirnya bisa sendiri. Dulu, banyak acil-acil yang pertama kali memperkenalkan tradisi membuat
tanggui ini,” cerita Arbainah (64 tahun) saat berbincang dengan jejakrekam.com, di Dermaga
Pasar Terapung Kuin, Jalan Alalak Selatan RT 2, Banjarmasin, Minggu (11/2/2018).

“Biasanya, daun nipah ini diantar ke sini. Ya, dijual dalam satu babat (berisi 100 helai daun)
seharga Rp 3 ribu. Kalau yang pendek seharga Rp 2 ribu per babat,” ujar Arbainah.

Tangannya yang sudah cekatan dan terasah sejak 1975, Arbainah pun memang sangat mahir,
walau dengan penghilatan yang kurang. Menurut Arbainah, beberapa pengrajin di Kelurahan
Alalak Selatan, hanya membuat bakalan, bukan tanggui dalam bentuk utuh. “Istilahnya, kami
hanya membuat bingkai atau barang setengah jadi. Nantinya, untuk perakitan tanggui secara utuh
dilakukan pengrajn lainnya seperti di Kuin Utara dan Kuin Selatan. Ada juga pengrajin serupa
dari Jelapat, Kabupaten Batola,” tutur Arbainah.

Sistem ijon atau alias dipinjam uang terlebih dulu oleh para juragan atau pengepul, diakui
Arbainah membuat dirinya dan kawan-kawan hanya bisa menikmati upah atau keuntungan
berkisar Rp 50 ribu per pekan. Kecil memang, tapi Arbainah tak bisa berbuat banyak karena
kemahirannya hanya membuat tanggui.

“Biasanya, tanggui ini laris manis saat musim panen. Untuk bakalan tanggui dibeli seharga Rp
170 ribu per 100 bakalan yang sudah kering. Atau kalau yang pendek hanya Rp 150 ribu per 100
bakalan tanggui,” paparnya.

Namun, Arbainah mengaku tetap berbangga hati, ternyata bakalan tanggui hingga menjadi
produk utuh itu masih bisa menembus pasar di luar Banjarmasin, seperti ke Palangka Raya dan
Samarinda. Dalam sehari, jika Arbainah tak sakit-sakitan, bisa menghasilkan 25 bakalan tanggui.
Apakah Anda pernah mendapat bantuan modal atau sebagainya dari Pemkot Banjarmasin?
Arbainah mengaku pernah, namun tak pernah berkelanjutan. Bahkan, dia mengaku tak berani
mengajukan utang ke bank, karena usianya kini tak masuk dalam kategori yang berhak menerima
kucuran dana. “Ya, terpaksa meminjam kepada juragan. Nanti, dipotong dari penghasilan Rp 100
ribu, misalkan sisanya Rp 50 ribu saya dapat dalam seminggu,” papar Arbainah.

Sementara itu, seorang pengepul dan pemodal daun nipah untuk bahan tanggui, Acil Sinah
mengakui memilih membeli bahan utama pembuat topi khas Banjar itu, dikarenakan tak ingin
melibat ibu-ibu yang sudah tua di Alalak Selatan, tak punya kerjaan.

Dia mengaku membeli satu ikat daun nipah itu seharga Rp2.500, dan kemudian dijual kepada
para pengrajin seharga Rp 3.000. Selisih Rp 500 perak ini, jadi keuntungan Acil Sinah.
“Daripada tidak ada kerjaan, lebih baik mereka tetap membuat tanggui,” katanya.

Aktivis kemasyarakatan Alalak Selatan, Iberahim pun mengaku miris dengan rendahnya
perhatian Pemkot Banjarmasin atau instansi terkait terhadap kehidupan para pengrajin tanggui.
“Bantuan yang diberikan itu hanya sesaat, tak berkelanjutan. Padahal, tanggui itu merupakan
warisan budaya Banjar. Nah, jika mereka telah tak ada, maka generasi penerusnya akan
terputus,” tutur Iberahim.

Menurut dia, selama ini, para pembuat tanggui itu hanya menjadi objek pelengkap Pasar
Terapung Kuin, tak diberdayakan secara serius sebagai sebuah komunitas yang menghasil
produk unggulan, layaknya kain sasirangan atau sejenisnya. “Mereka dibiarkan tumbuh dan mati
secara alami, ya seperti peribahasa hidup segan mati tak mau,” ucap jebolan Fakultas Hukum
Universitas Achmad Yani Banjarmasin ini.

Sumber: https://jejakrekam.com/2018/02/11/hidup-segan-mati-tak-mau-para-pengrajin-tanggui/
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Kelompok:
Kelas:
Nama Anggota Kelompok:

1. Setelah mengamati tanyangan video https://www.youtube.com/watch?v=i4XVq8KSV9E dan


artikel” Hidup Segan Mati Tak Mau Para Pengrajin Tanggui”. Tentukan masalah apa saja yang
dihadapi perajin Tanggui di Alalak Selatan dan berikan solusi dari permasalahan tersebut!

No. Permasalahan Solusi


1

2.

3.
Lampiran 3 Penilaian

1. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang Dinilai Skor
Jumlah Kode
No Nama Siswa Sika
BS JJ TJ DS Skor Nilai
p
1 … … … … … … … …
2 … ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai =
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
2. Penilaian Pengetahuan
a. TesTertulis
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan memberikan nilai benar pada jawaban dari
pertanyaan yang diberikan secara lisan, tertulis, atau penugasan.

Format dari rubrik penilaian pengetahuan tertlampir.

b. Observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan

Pernyataan
Pengungkapan Ketepatan
Kebenara
gagasan yang penggunaan Lainnya
n Konsep
Nama Siswa orisinal istilah
Tidak

Tidak

Tidak

Tidak
Ya

Ya

Ya

Ya
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian Kinerja

Rubrik Penilaian Kinerja


No Aspek yang diamati Hasil
1 Berpartisipasi dalam mempersiapkan bahan diskusi
2 Memberikan pendapat dalam memecahkan masalah
3 Memberikan komentar terhadap hasil kerja kelompok lain
4 Mengajukan pertanyaan ketika belajar di kelas
Menulis dengan rapi dengan menggunakan bahasa yang sesuai engan
5
EYD

4. Pengayaan
Pengayaan dilaksanakan sebagai tindak lanjut analisis hasil penilaian.
Pengayaan dilakukan dengan cara peserta didik diminta untuk membuat tulisan
tentang kegiatan ekonomi perajin tanggui. Pengayaan juga dapat dilakukan dengan cara
peserta didik dapat membaca buku teks lain atau browsing internet terkait dengan
materi kegiatan ekonomi

5. Remedial
Tindak lanjut bagi pesa didik yang belum mencapai KKM adalah diberikan
program remedial. Program remedial dapat dilakukan pada pengetahuan, keterampilan
ataupun penilaian sikap. Kegiatan untuk program remedial dapat melibatkan beberapa
pihak baik guru Bimbingan Konseling, Wali Kelas, ataupun Orang Tua/Wali.

Langkah-langkah yang dilakukan pada program remedial adalah sebagai berikut.


a. Identifikasi permasalahan pembelajaran
b. Perencanaan program remedial
c. Pelaksanaan program remedial
d. Penilaian Autentik

Anda mungkin juga menyukai