Anda di halaman 1dari 4

TANTANGAN DAN PEMAHAMAN TENTANG PANCASILA SEBAGAI ENTITAS

DAN IDENTITAS BANGSA INDONESIA DAN PERWUJUDAN PROFIL PELAJAR


PANCASILA PADA PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA PESERTA DIDIK
DALAM PENDIDIKAN ABAD KE-21

Aksi Nyata Topik 4 – Filosofi Pendidikan Indonesia


Rizky Ayu Diani – 223113914804
A. tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia
dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada
Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
Entitas adalah sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, yang
tidak harus dalam bentuk fisik. Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki
ciri khas tersendiri yaitu adanya keberagaman nilai yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan Identitas adalah refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga,
gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi. Pancasila berfungsi sebagai Identitas
bangsa Indonesia, maksudnya adalah pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia
menunjukkan adanya ciri khas yang berbeda dari bangsa lain karena seluruh
masyarakat berpedoman pada nilai-nilai yang terkandung di dalam sila pancasila
untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut, Pancasila juga digunakan sebagai dasar filosofis
pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama di Indonesia, yang berkontribusi
bagi kesatuan hidup berbangsa dalam kemajemukan Indonesia. Nilai-nilai Pancasila
menjadi dasar pengembangan paradigma pendidikan untuk melestarikan
kemajemukan budaya, agama, ras dan suku di tengah tantangan dan ancaman
keterpecahan hidup berbangsa. Penerapan Pancasila sebagai entitas dan identitas
bangsa dalam pendidikan dapat diwujudkan sebagai Pendidikan yang berpihak pada
peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21 melalui program Profil Pelajar Pancasila
di sekolah. Profil Pelajar Pancasila. Namun pada kenyataannya terdapat berbagai
tantangan dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak
pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21, tantangan-tantangan tersebut
diantaranya adalah :
a. Kurang maksimalnya peran, dan perhatian orang tua dalam pendidikan
anak.
Tantangan pertama dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 yang telah diajarkan
di sekolah adalah kurang maksimalnya peran, dan perhatian orang tua dalam
pendidikan anak.
Suciati dalam Heriyani (2010) berpendapat bahwa orang tua adalah pendidik
pertama yang ditemui anak di rumah, karena sebelum anak mengenal pendidikan
di sekolah formal orang tualah yang memperkenalkan pendidikan pada anak
mereka. Dalam keluarga ayah dan ibu (orang tua) adalah merupakan pendidik
alamiah karena pada masa awal kehidupan anak, orang tualah yang secara alamiah
dapat selalu dekat dengan anak-anaknya. Oleh karena itu, orang tualah yang
seharusnya paling berkewajiban untuk mendidik anak mereka. Akan tetapi tugas
orang tua tersebut kemudian sebagian terpaksa dilimpahkan kepada orang lain
yang disebut guru, dosen, atau ustadz atau dilimpahkan ke Sekolah. Dari sini
terkadang orang tua lupa untuk ikut terlibat dalam memberikan perhatian
pendidikan kepada anak karena sudah menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak
kepada sekolah. Akibatnya, anak kurang mendapatkan bimbingan, perhatian dan
pendidikan dari orang tua terutama saat mereka berada di rumah atau di luar
sekolah. Karena kurangnya peran dan perhatian orang tua dalam pendidikan anak
tersebut, dan sikap orang tua yang hanya fokus terhadap perkembangan kognitif
atau pencapaian hasil nilai ujian semata anak-anaknya dapat mengakibatkan
kurang maksimalnya penanaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila sebagai
karakter dalam pendidikan anak yang telah diajarkan di sekolah mereka.
b. Pengaruh lingkungan pergaulan peserta didik
Tantangan kedua dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas
Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 yang telah diajarkan di
sekolah adalah pengaruh lingkungan pergaulan peserta didik.
Menurut Muhaimin (2022) Lingkungan merupakan salah satu objek yang
sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang manusia. Terlebih lagi
terhadap pembentukan karakter serta tingkah laku bagi manusia itu sendiri.
Seseorang yang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang baik maka akan baik
pula karakter dan tingkah laku yang terbentuk dalam dirinya. Begitu pula dengan
manusia yang tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang buruk, maka
karakter dan tingkah laku yang terbentuk akan mendominasi pada lingkungan
tempat tinggalnya. Lingkungan pergaulan tempat berkembangannya perilaku
terhadap kebiasaan yang ada di lingkungan. Lingkungan pergaulan yang kurang
baik akan berpengaruh pada perkembangan jiwa seseorang. Hal-hal yang tidak
baik yang diterimanya dalam interaksi menjadi hal yang biasa baginya.
Lingkungan dan pergaulan yang tidak baik dapat mempengaruhi seseorang untuk
melanggar norma-norma yang ada di dalam masyarakat.
Oleh karena itu lingkungan pergaulan anak atau peserta didik sangatlah
mempengaruhi dalam pembentukan karakter anak sehingga hal ini termasuk
menjadi tantangan dalam penghayatan Pancasila dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila yang telah diajarkan di sekolah.
c. Akses Teknologi dan Informasi yang sangat mudah dan luas.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi juga ikut berkembang dengan
begitu pesatnya. Semua informasi yang ingin diketahui dapat diakses dengan
sangat mudah melalui internet oleh orang dari segala usia. Apabila disalah
gunakan oleh anak-anak maka hal tersebut dapat menyebabkan anak-anak kurang
memiliki tata karma dan sopan santun dalam berperilaku. Maka, dalam pendidikan
perlu membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil
Pelajar Pancasila, hendaknya guru berkerja sama dengan orang tua dalam
memberikan arahan dan batasan dalam mengakses informasi khususnya dari dunia
digital.
B. Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil
Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).
Penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia dapat diterapkan dalam ekosistem sekolah (kelas) melalui
program Profil
Pelajar Pancasila yang di wujudkan dalam Pendidikan yang Berpihak pada Peserta
Didik dalam Pendidikan Abad ke-21. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari 6 dimensi
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, meliputi:
a. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
b. Mandiri
c. Bergotong royong
d. Berkebhinekaan global
e. Bernalar kritis
f. Kreatif
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan yang berpihak pada
peserta didik dalam Pendidikan abad 21 di ekosistem sekolah (kelas) tersebut dapat
dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi 6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila
sebagai berikut ini :
a. Pada dimensi Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Berakhlak
Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
 Membiasakan peserta didik untuk beribadah sesuai dengan agama-agama
masing- masing. Contoh : untuk yang beragama Islam melaksanakan sholat
dhuha dan sholat dhuhur secara berjamah disekolah, merayakan PHBI
(Peringatan Hari Besar Islam), mengikuti lomba-lomba keagaaman, dan lain-
lain.
 Berdoa sebelum dan sesudah belajar.
 Membudayakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) kepada guru dan
kesesama teman.
 Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati teman
atau guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap toleransi kepada semua
warga sekolah

b. Pada dimensi Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut,


yaitu:
 Memasukkan unsur-unsur kearifan lokal dalam pembelajaran. Contoh :
menganalisis bahan-bahan zat aditif yang terkandung dalam sambel pecel khas
Madiun.
 Memperingati hari besar nasional seperti memakai baju adat saat Hari
Peringatan Sumpah Pemuda.

c. Pada dimensi Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
 Guru dan peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi
dan kerja kelompok untuk melatih kerja sama dan semangat gotong peserta
didik
 Mengadakan kegiatan bersih lingkungan sekolah bersama-sama. Contoh :
pada hari jumat para peserta didik diajak untuk bergotong royong dalam
membersihkan lingkungan sekolah

d. Pada dimensi Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:


 Guru memberikan tugas mandiri kepada peserta didik
 Sekolah memberikan wadah untuk mengasah kemandirian peserta didik
melalui organisasi atau ekstrakurikuler.

e. Pada dimensi Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
 Guru memberikan tugas kepada peserta didik yang mampu mengasah
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Contoh : meminta pendapat peserta
didik terkait kejadian nyata yang berhubungan dengan materi yang sedang
dipelajari.
 Guru dan peserta didik melekasanakan pembelajaran yang mampu mengasah
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Contoh : menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning, Guided Inquiry Learning dan lain
sebagainya.

f. Pada dimensi kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:


 Guru memberikan tugas kepada peserta didik yang mampu mengasah
kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Contoh : meminta peserta didik
untuk membuat mind map, peta konsep, atau infografis terkait tugas mereka.

Anda mungkin juga menyukai