Anda di halaman 1dari 3

KONEKSI ANTAR MATERI

TOPIK 4

Nama : Rizky Ayu Diani

No. Absen / NIM : 25 / 223113914804

Kelas : PGSD-6

Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan


pemahaman dari Topik IV dengan Topik I, Topik II dan Topik III. Sejauh mana topik
tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21.

Jawaban :

Pada topik I dan topik II membahas tentang perjalanan pendidikan di Indonesia mulai
dari zaman penjajahan hingga zaman merdeka dan sosos Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar
Dewantara merupakan salah satu pahlawan yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia. Ki
Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pada topik II
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat
alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di
mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.

Dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia, Ki Hajar Dewantara juga selalu


memberikan pemikiran-pemikiran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
salah satunya yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri
Handayani. Semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo bermula dari bahasa Jawa, ing ngarso artinya
di depan, sung tulodo artinya menjadi tauladan. Yang apabila dialihkan ke dalam Bahasa
Indonesia maka singkatnya memiliki arti yakni jika di depan menjadi seorang tauladan. Jika
diposisikan dalam sebuah pendidikan maka seorang guru atau pengajar menduduki seorang
pemimpin yang menjadi panutan atau tauladan bagi para muridnya.

Ing Madyo Mangun Karso menurut Tappil & Tri dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa ing madya memiliki arti di tengahtengah, mangun berarti membangkitkan atau
menggugah dan karsa diartikan bentuk kemauan atau niat. Ing madya mangun karsa memiliki
arti bahwa seorang pendidik ketika berada di tengah-tengah peserta didik di harapkan dapat
menumbuhkan semangat dan arahan bagi peserta didik. Sedangkan Tut Wuri memiliki arti
mengikuti dari belakang dan Handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan
semangat. Sehingga arti Tut Wuri Handyani adalah seseorang harus memberikan dorongan
moral dan semangat kerja dari belakang.

Indonesia dikenal dengan negara yang sangat menjunjung tinggi toleransi dan
persatuan walaupun memiliki banyak keragaman seperti bahasa, agama, suku, budaya, dan
lainnya. Salah satu bukti tingginya persatuan dan kesatuan di Indonesia yaitu adanya
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila sebagai salah satu pilar kebangsaan
menjadi entitas dan identitas bangsa Indoenesia. Sebagai masyarakat Indonesia yang
memiliki etnis dan budaya beragam, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sangat
sesuai untuk meggambarkan banyaknya keberagaman tersebut yang disatukan dalam
kebhinekaan. Memaknai nilai-nilai pancasila, meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kemasyarakatan dan sebuah keadilan adalah sesuatu yang perlu diterapkan sejak
dalam keluarga dan berlanjut pada lingkungan sekolah agar masyarakat Indonesia dapat
menjadi manusia Pancasila sesungguhnya yang religius, berkemanusiaan, adil, dan berguna
bagi dirinya, orang lain, bangsa dan negara.

Penerapan nilai-nilai tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan karakter sesuai


konsep pencasila. Pendidikan karakter juga ditujukan untuk mengahadapi bagaimana
kemajuan dan tantangan pada pendidikan abad ke -21 ini. Pendidikan abad ke-21 ini tentu
berbeda dengan konsep pendidikan terdahulu yang masih berpusat pada guru, berorientasi
pada hasil, mengutamakan pada kompetisi dan sebagainya. Saat ini pembelajaran
dikonsepkan agar dapat berpusat pada anak, berorientasi pada proses dan mengembangkan
pada kemampuan kolaborasi, bukan kompetisi. Untuk mengimbangi perbedaan tersebut,
maka dapat diwujudkan melalui profil pelajar pancasila.

Jadi dari ketiga topik tersebut dapat diambil pelajaran bahwa sebagai seorang guru
harus bisa melihat kompetensi yang ada pada peserta didik dan harus memahami bahwa
peserta didik memiliki perbedaan baik sifat, karakter, minat, dan lainnya. Sehingga sebagai
seorang guru harus bisa memberikan pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan
perbedaan yang ada pada peserta didik, buka menuntut peserta didik untuk menjadi sama atau
disamakan. Setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda, sehingga sebagai seorang
guru juga harus bisa mngembangkan karakter peserta didik yang baik, dalam
mengembangkan karakter pada peserta didik tersebut dapat diwujudkan melalui program
profil pelajar pancasila.

Anda mungkin juga menyukai