Anda di halaman 1dari 4

SEMINAR PENDIDIKAN PROFESI GURU

REFLEKSI MATA KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si

Oleh :
Cici Putri Rahmawati

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
SEMINAR PENDIDIKAN
Refleksi Mata Kuliah Filosofi Pendidikan

Nama Matakuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Review Mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia mencakup hal-hal yang menjadi
pengalaman filsafat/landasan/ acuan di kembangkannya Pendidikan di Indonesia. Mata
belajar. kuliah ini mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dikuasai mahasiswa dalam memaknai dan menghayati dasar-dasar
Pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD) sebagai sebuah filosofi
pengembangan Pendidikan Nasional. Mata kuliah ini juga melatih
mahasiswa untuk secara reflektif, kritis dan kolaboratif menelaah
perjalanan Pendidikan nasioanla dengan landasan pemikiran-pemikiran
KHD dan bagaimana strateginya dalam mewujudkan Pendidikan yang
berpihak pada peserta didik sesuai dengan karakteristik serta keberagaman
konteks sosial budaya dan nilai-nilai luhur Indonesia.

Refleksi Pada mata kuliah ini saya dapat mengetahui bahwa sistem pendidikan
pengalaman Indonesia terus mengalami perubahan dengan tujuan perbaikan, dari yang
belajar yang semula menerapkan Pendidikan yang tidak memerdekakan peserta didik
dipilih dan kini sudah mencoba untuk memerdekakan peserta didik dengan
menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Salah satunya dengan
menerapkan pembelajaran paradigma baru, dimana pembelajaran menitik
beratkan pada pengembangan bakat, minat dan kemampuan peserta didik.
Hal tersebut sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa
pendidikan harus dapat menuntun tumbuh kembangnya anak sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan harus berorientasi pada
kebutuhan anak sehingga dapat berkembang sesuai dengan minat dan
bakatnya, dalam hal ini pendidk di ibaratkan seorang petani yang mana
seorang pendidik harus dapat melayani segala bentuk kebutuhan metode
belajar yang berbeda-beda (berorientasi pada anak). Guru memberikan
kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif,
mengembangkan minat/bakat peserta didik (merdeka belajar). Peserta didik
bukan lagi diibaratkan kertas kosong yang mana bisa diisi oleh guru dengan
berbagai makna, namun disini peserta didik diibaratkan dengan kertas yang
mana sudah berisi guratan-guratan halus seperti goresan dan guru
berkewajiban tetap menjaga goresan tersebut serta menebalkannya.
Dengan begitu guru tetap memfasilitasi keanekaragaman peserta didik
sesuai karakteristiknya masing-masing.
Pada mata kuliah ini di setiap tiap topiknya memberikan penguatan bahwa
Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat. Karena pendidikan itu
menuntun maka tugas utama sebagai pendidikan adalah menuntun. Dalam
proses menuntun, saya memahami tentang manusia Indonesia melalui
pemahaman dan memaknai tentang Pancasila sebagai identitas dan entitas
manusia Indonesia. Sebagai manusia Indonesia, memiliki identitas bangsa
salah satu nya Pancasila. Pancasila selain sebagai identitas juga sebagai
pondasi Pendidikan yang implementasinya dengan cara memunculkan 6
elemen profil pelajar pancasila yang merupakan suatu prinsip yang menjadi
landasan praktik pendidikan yang memerdekakan adapun ke enam elemen
tersebut antara lain 1). Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan Berahlak Mulia 2). Berkebhinekaan Global; 3). Bergotong Royong 4).
Mandiri 5). Bernalar Kritis 6). Kreatif. Elemen-elemen Profil pelajar
Pancasila ini dimasukan dalam proses pembelajaran dimaksudkan agar bisa
menamkan semua aspek Profil Pancasila dalam kehidupan.
Mata kuliah ini saya pelajari dengan lebih matang melalui kolaborasi
kelompok, topik topik tersebut menurut saya penting di pelajari karena
dapat di implementasikan kedalam pembelajaran yang mana saya perlu
menerapkan paradigma baru serta melaksanakan pembelajaran
berdiferensiasi sehingga pembelajaran harus disesuaikan dengan keunikan,
karakter dan latar belakang peserta didik masing masing.
Analisis artefak Artefak-Artefak pembelajaran yang telah dilakukan disajikan dalam
pembelajaran berbagai bentuk selama mengikuti pembelajaran pada Mata Kuliah Filosofi
Pendidikan Indonesia. Berikut link kumpulan artefak yang telah di buat :

https://drive.google.com/drive/folders/1SeebYxWw9-IDbUY-KXEcin-
k85XVQgGx?usp=share_link

Salah satu bukti pembelajaran pada mata kuliah ini adalah dengan membuat
beberapa jejak tugas, seperti pada koneksi antar materi berupa infografis
yang menggambarkan keterkaitan materi dari topik yang dipelajari, tugas
lain berupa video materi saat berkolaborasi mendiskusikan suatu
permasalahan yang berkaitan dengan topik tertentu, dan beberapa bentuk
tugas lainnya seperti yang ada dalam link di atas.

Pembelajaran Hal bermakna (good practices) yang saya peroleh setelah mempelajari
bermakna (good mata kuliah ini adalah memahami konsep dasar-dasar pendidikan Ki Hajar
practices) Dewantara seperti pendidikan yang menuntun, kodrat alam dan kodrat
zaman, budi pekerti dan sistem among. Dalam hal ini, pendidikan yang
menuntun bermakna bahwa guru membimbing dan mengarahkan perilaku
dan pertumbuhan peserta didik agar tetap terarah dan tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang ada. Dasar pendidikan selanjutnya adalah kodrat
alam dan kodrat zaman yang membentui karakteristik unik setiap anak.
Dasar Pendidikan tersebut saya implementasikan dengan menerapkan
pembelajaran paradigma baru dan pembelajaran berdiferensiasi, hal ini
saya lakukan dengan harapan bisa mengakomodir dan memfasilitasi
macam-macam karakteristik peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai