Anda di halaman 1dari 3

Bima Fauzul Adhim

2008220172
PPG Prajabatan UNJ

JURNAL REFLEKSI MATA KULIAH

Nama Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia


Pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia, saya telah mempelajari
berbagai macam hal yaitu sebagai berikut.
Topik 1 : Perjalanan Pendidikan Nasional
Topik ini berisi refleksi diri mengenai alasan menjadi guru, pemikiran
terhadap sosok Ki Hadjar Dewantara, kontekstualisasi perjalanan
pendidikan nasional (tokoh-tokoh pendidikan nasional), argumen kritis dan
reflektif tentang perjalanan pendidikan di Indonesia sebelum kemerdekaan
hingga saat ini.
Topik 2 : Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Topik ini berisi argumen kritis dan reflektif tentang esensi pendidikan
berdasarkan dasar-dasar pemikiran filosofis pendidikan Ki Hadjar
Dewantara, menelaah nilai luhur sosial budaya sebagai tuntunan dan
pengaruhnya terhadap pendidikan, refleksi diri terhadap pemikiran Ki
Hadjar Dewantara tentang kodrat manusia dalam mewujudkan pendidikan
yang berpihak pada peserta didik dan memerdekaan peserta didik, menelaah
sistem among dalam menuntun kekuatan kodrat anak, serta penerapan
dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Review
Pengalaman Hal paling mendasar yang dapat saya terapkan dalam kelas adalah
Belajar merancang pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan siswa. Seperti
salah satu pokok pikiran Ki Hadjar Dewantara yang menyatakan anak-anak
tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik tak mungkin pendidik
mengubah padi menjadi jagung, atau sebaliknya.
Topik 3 : Identitas Manusia Indonesia
Topik ini berisi argumen diri mengenai manusia Indonesia, identitas
manusia Indonesia, keterkaitan topik ini dengan materi topik I dan 2, serta
penghayatan Pancasila di sekolah tempat PPL yang menguatkan identitas
manusia Indonesia.
Pengalaman belajar pada topik ini juga menyangkut, keragaman atau
kebhinekaan yang merupakan salah satu struktur hakiki atau karakter
keindonesiaannya yang amat khas. Keragamaan (kebhinekaan) itu
merupakan pengalaman yang secara hakiki membentuk identitas
keindonesiaan sejak Indonesia belum diakui sebagai sebuah Negara.
Mereka yang berjuang untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia adalah
orang-orang yang sejak semula hidup dalam pengalaman relasi dengan latar
belakang perbedaan dan keragaman agama (kepercayaan), ras, suku, warna
kulit, dan bahasa dalam konteks ribuan pulau, tradisi, ritual, mitos, legenda,
simbolisme bangunan, hasil bumi, dan flora-fauna. Kebhinekatunggalikaan
menjadi kekuatan bangsa Indonesia memaknai keberagaman sosio-kultural
dan nilai-nilai luhur yang ada pada setiap daerah. Akar-akar budaya merajut
keberagaman untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia.
Pancasila menjadi perekat keberagaman nilai-nilai luhur budaya yang
membentang luas dari Sabang sampai Merauke.
Topik 4 : Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia
Topik ini berisi argumen diri mengenai Pancasila dan Profil Pelajar
Pancasila (PPP), Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia, Pancasila
sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan perwujudan PPP pada
pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21
di ekosistem sekolah. Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang
diibaratkan sebuah rumah, apabila dasar/pondasi rumah itu tidak ada, maka
rumah itu akan cepat runtuh, begitu juga dengan negara, apabila tidak
memiliki dasar negara, maka negara itu akan cepat runtuh pula, makanya
pancasila bisa disebut sebagai pondasi negara.
Topik 5 : Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan
Topik ini berisi argumen diri mengenai pendidikan yang berpihak pada
peserta didik dan memerdekakan peserta didik, kontekstualisasi pendidikan
yang memerdekakan (media visual), refleksi sejauh mana pendidikan yang
berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 dapat diimplementasikan pada pendidikan nasional
dan sekolah tempat PPL, aksi nyata praktik baik berupa projek perubahan
pendidikan yang memerdekakan peserta didik di sekolah tempat PPL, serta
refleksi pribadi terkait Pancasila sebagaimana tampak dalam iklim dan
suasana belajar di sekolah.
Pendidikan yang memerdekakan peserta didik bisa diaplikasikan ke dalam
bentuk pembelajaran yang dinamis serta proporsional berdasarkan minat
dan bakat peserta didik.
Pengalaman belajar yang saya pilih adalah pada topik 5 tentang Telaah
Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan. Topik tersebut menurut saya
penting untuk dipelajari karena sebagai pendidik perlu menerapkan
pendidikan yang merdeka serta berpusat pada peserta didik. Hal tersebut
dikarenakan peserta didik memiliki perbedaan kebutuhan, kemampuan, dan
Refleksi potensinya masing-masing. Guru sebagai seorang pendidik harus bisa
Pengalaman menuntun segala perbedaan peserta didik sesuai dengan kodratnya agar
Belajar yang dapat berkembang secara maksimal. Pada pembelajaran abad ke-21, hal
Dipilih
tersebut sesuai dengan penerapan kurikulum merdeka yang didalamnya
terdapat nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dimana kegiatan belajar
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingga lingkungan
belajar menjadi lebih menyenangkan. Hal ini membuktikan bahwa peserta
didik merdeka dalam hal belajar. Suasana belajar Yang menyenangkan
sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa guru menuntun peserta
didik untuk membangun pengetahuannya sendiri. Guru hanya berperan
sebagai penuntun agar peserta didik tidak kehilangan arah namun tetap
mengedepankan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik (student
centered). Melalui pembelajaran yang demikian, diharapkan peserta didik
dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya. Selain
itu, peserta didik juga diharapkan mempunyai karakter dan kepribadian
yang kuat dan teguh sehingga bisa dijadikan dasar sebagai manusia
berakhlak mulia.
Link Artefak Pembelajaran:
bit.ly/ArtefakFPIBimaFauzulAdhim
Berikut adalah artefak pembelajaran yang saya cantumkan dalam bentuk
link google drive, terkait tugas-tugas LMS yang saya kerjakan pada topik 5
Filosofi Pendidikan Indonesia yang membangun pengetahuan saya,
Analisis Artefak sehingga saya bisa mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran. Topik ini
Pembelajaran berkaitan dengan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan
memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad ke-21. Sebagai
pendidik harus menyadari bahwa pendidik adalah pamong yang bertugas
menuntun peserta didik untuk dapat belajar sesuai potensi dalam diri anak
serta mengikuti perkembangan lingkungan dan zamannya. Sehingga
pendidik harus berpihak kepada peserta didik dan keberagaman anak.
Pengalaman yang saya dapatkan dari mata kuliah Filosofi Pendidikan
Indonesia yaitu sebagai calon guru professional, saya harus memahami
Perjalanan Pendidikan Ki Hajar Dewantara mulai dari perjalanan
pendidikan nasional, dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, identitas
manusia indonesia, pancasila sebagai fondasi pendidikan indonesia, hingga
telaah praktik baik pendidikan yang memerdekakan. Hal tersebut sangat
diperlukan untuk pengembangan pembelajaran pada saat ini dengan tetap
menganut teori-teori yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara. Setiap
peserta didik memiliki kebutuhan dan karakteristik yang bervariasi sesuai
Pembelajaran
Bermakna (Good dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Sehendaknya guru dapat menjadi
Practices) fasilitator yang dapat menuntun peserta didik sesuai dengan perkembangan
dan kemampuannya untuk mencapai tujuan hidupnya. Guru juga sebaiknya
bisa mencontohkan hal- hal yang baik, agar secara tidak langsung peserta
didik dapat mencontohnya pada kehidupan sehari-hari. Pondasi yang guru
tanamkan juga tetap berpegang teguh pada Pancasila yang telah ditetapkan
juga di kurikulum merdeka. Guru juga harus mengikuti perkembangan
IPTEK saat ini agar kesenjangan dengan peserta didik tidak terlalu jauh dan
pembelajaran akan berjalan dengan menyenagkan. Pembelajaran yang
memanfaatkan media pembelajaran interaktif juga akan memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai