Pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia, saya telah mempelajari berbagai macam hal yaitu sebagai berikut. Topik 1 : Perjalanan Pendidikan Nasional Topik ini berisi refleksi diri mengenai alasan menjadi guru, pemikiran terhadap sosok Ki Hadjar Dewantara, kontekstualisasi perjalanan pendidikan nasional (tokoh-tokoh pendidikan nasional), argumen kritis dan reflektif tentang perjalanan pendidikan di Indonesia sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Topik 2 : Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Topik ini berisi argumen kritis dan reflektif tentang esensi pendidikan berdasarkan dasar-dasar pemikiran filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara, menelaah nilai luhur sosial budaya sebagai tuntunan dan pengaruhnya terhadap pendidikan, refleksi diri terhadap pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang kodrat manusia dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekaan peserta didik, menelaah sistem among dalam menuntun kekuatan kodrat anak, serta penerapan dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Review Pengalaman Hal paling mendasar yang dapat saya terapkan dalam kelas adalah Belajar merancang pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan siswa. Seperti salah satu pokok pikiran Ki Hadjar Dewantara yang menyatakan anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik tak mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung, atau sebaliknya. Topik 3 : Identitas Manusia Indonesia Topik ini berisi argumen diri mengenai manusia Indonesia, identitas manusia Indonesia, keterkaitan topik ini dengan materi topik I dan 2, serta penghayatan Pancasila di sekolah tempat PPL yang menguatkan identitas manusia Indonesia. Pengalaman belajar pada topik ini juga menyangkut, keragaman atau kebhinekaan yang merupakan salah satu struktur hakiki atau karakter keindonesiaannya yang amat khas. Keragamaan (kebhinekaan) itu merupakan pengalaman yang secara hakiki membentuk identitas keindonesiaan sejak Indonesia belum diakui sebagai sebuah Negara. Mereka yang berjuang untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia adalah orang-orang yang sejak semula hidup dalam pengalaman relasi dengan latar belakang perbedaan dan keragaman agama (kepercayaan), ras, suku, warna kulit, dan bahasa dalam konteks ribuan pulau, tradisi, ritual, mitos, legenda, simbolisme bangunan, hasil bumi, dan flora-fauna. Kebhinekatunggalikaan menjadi kekuatan bangsa Indonesia memaknai keberagaman sosio-kultural dan nilai-nilai luhur yang ada pada setiap daerah. Akar-akar budaya merajut keberagaman untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Pancasila menjadi perekat keberagaman nilai-nilai luhur budaya yang membentang luas dari Sabang sampai Merauke. Topik 4 : Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia Topik ini berisi argumen diri mengenai Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila (PPP), Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia, Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan perwujudan PPP pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 di ekosistem sekolah. Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang diibaratkan sebuah rumah, apabila dasar/pondasi rumah itu tidak ada, maka rumah itu akan cepat runtuh, begitu juga dengan negara, apabila tidak memiliki dasar negara, maka negara itu akan cepat runtuh pula, makanya pancasila bisa disebut sebagai pondasi negara. Topik 5 : Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan Topik ini berisi argumen diri mengenai pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik, kontekstualisasi pendidikan yang memerdekakan (media visual), refleksi sejauh mana pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 dapat diimplementasikan pada pendidikan nasional dan sekolah tempat PPL, aksi nyata praktik baik berupa projek perubahan pendidikan yang memerdekakan peserta didik di sekolah tempat PPL, serta refleksi pribadi terkait Pancasila sebagaimana tampak dalam iklim dan suasana belajar di sekolah. Pendidikan yang memerdekakan peserta didik bisa diaplikasikan ke dalam bentuk pembelajaran yang dinamis serta proporsional berdasarkan minat dan bakat peserta didik. Pengalaman belajar yang saya pilih adalah pada topik 5 tentang Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan. Topik tersebut menurut saya penting untuk dipelajari karena sebagai pendidik perlu menerapkan pendidikan yang merdeka serta berpusat pada peserta didik. Hal tersebut dikarenakan peserta didik memiliki perbedaan kebutuhan, kemampuan, dan Refleksi potensinya masing-masing. Guru sebagai seorang pendidik harus bisa Pengalaman menuntun segala perbedaan peserta didik sesuai dengan kodratnya agar Belajar yang dapat berkembang secara maksimal. Pada pembelajaran abad ke-21, hal Dipilih tersebut sesuai dengan penerapan kurikulum merdeka yang didalamnya terdapat nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dimana kegiatan belajar dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingga lingkungan belajar menjadi lebih menyenangkan. Hal ini membuktikan bahwa peserta didik merdeka dalam hal belajar. Suasana belajar Yang menyenangkan sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa guru menuntun peserta didik untuk membangun pengetahuannya sendiri. Guru hanya berperan sebagai penuntun agar peserta didik tidak kehilangan arah namun tetap mengedepankan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik (student centered). Melalui pembelajaran yang demikian, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya. Selain itu, peserta didik juga diharapkan mempunyai karakter dan kepribadian yang kuat dan teguh sehingga bisa dijadikan dasar sebagai manusia berakhlak mulia. Link Artefak Pembelajaran: bit.ly/ArtefakFPIBimaFauzulAdhim Berikut adalah artefak pembelajaran yang saya cantumkan dalam bentuk link google drive, terkait tugas-tugas LMS yang saya kerjakan pada topik 5 Filosofi Pendidikan Indonesia yang membangun pengetahuan saya, Analisis Artefak sehingga saya bisa mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran. Topik ini Pembelajaran berkaitan dengan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad ke-21. Sebagai pendidik harus menyadari bahwa pendidik adalah pamong yang bertugas menuntun peserta didik untuk dapat belajar sesuai potensi dalam diri anak serta mengikuti perkembangan lingkungan dan zamannya. Sehingga pendidik harus berpihak kepada peserta didik dan keberagaman anak. Pengalaman yang saya dapatkan dari mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia yaitu sebagai calon guru professional, saya harus memahami Perjalanan Pendidikan Ki Hajar Dewantara mulai dari perjalanan pendidikan nasional, dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, identitas manusia indonesia, pancasila sebagai fondasi pendidikan indonesia, hingga telaah praktik baik pendidikan yang memerdekakan. Hal tersebut sangat diperlukan untuk pengembangan pembelajaran pada saat ini dengan tetap menganut teori-teori yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara. Setiap peserta didik memiliki kebutuhan dan karakteristik yang bervariasi sesuai Pembelajaran Bermakna (Good dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Sehendaknya guru dapat menjadi Practices) fasilitator yang dapat menuntun peserta didik sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya untuk mencapai tujuan hidupnya. Guru juga sebaiknya bisa mencontohkan hal- hal yang baik, agar secara tidak langsung peserta didik dapat mencontohnya pada kehidupan sehari-hari. Pondasi yang guru tanamkan juga tetap berpegang teguh pada Pancasila yang telah ditetapkan juga di kurikulum merdeka. Guru juga harus mengikuti perkembangan IPTEK saat ini agar kesenjangan dengan peserta didik tidak terlalu jauh dan pembelajaran akan berjalan dengan menyenagkan. Pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran interaktif juga akan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.