Anda di halaman 1dari 50

SEMINAR PENDIDIKAN PROFESI GURU

JURNAL REFLEKSI
Mata Kuliah Inti

Disusun Oleh

Nurmita Janna
229022485034
PGSD-002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
Jurnal Refleksi Mata Kuliah Inti Semester I

Nama Filosofi pendidikan Indonesia


Matakuliah

Review Pengalaman belajar yang saya peroleh mempelajari Mata Kuliah Filosofi
pengalaman pendidikan Indonesia dimulai dari:
belajar.
Topik 1 : Perjalanan Pendidikan Indonesia
Hal ini, menjadi landasan untuk memaknai kehidupan sebagai seorang guru.
Akan tetapi saya tidak memiliki dasar filosofis yang cukup kuat untuk saya
berpijak. Sehingga saya sangat tertarik mempelajari tentang perjalanan
pendidikan nasional berdasarkan perpektif bapak Pendidikan Ki Hajar
Dewantara saya memahami bahwa perjalanan pendidikan nasional telah melalui
sebuah perjalanan panjang yang pada intinya menciptakan sebuah kemerdekaan
belajar dari segala bentuk perbudakan.

Topik 2: Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara.


Setelah belajar mengenai dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya
menyadari akan peran dan fungsi seorang pendidik, ternyata pandangan saya
terhadap peran pendidik selama ini belum sesuai dengan filosofi pendidikan
Ki Hajar Dewantara. Masih sangat banyak hal yang harus saya perbaiki
dalam menjalankan tugas saya nanti sebagai pendidik yang sesuai dengan
harapan Ki Hajar Dewantara.

Selama ini saya beranggapan bahwa dalam mengajar di kelas, cara belajar
peserta didik, tingkah laku mereka, pendekatan, model dan metode seperti
apa yang sebaiknya dipilih dalam mendidik dan mengajar agar semua peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan saya. Saya kurang
menyadari bahwa peserta didik didik memiliki kodrat yang berbeda, tentu
saja karakter merekapun berbeda. Di samping itu, nilai saya anggap sebagai
tolak ukur akan kesuksesan belajar peserta didik, hingga dengan sadar saya
berpikiran menjadikan nilai sebagai tuntutan bagi mereka. Padahal sejatinya
pengetahuan peserta didik satu dengan lainnya tidaklah sama. Alhasil
pemikiran ini menyadarkan akan keberagaman potensi serta keunikan
karakteristik peserta didik yang seharusnya dapat dituntun untuk
berkembang secara optimal tanpa pengecualian.

Dalam filosofi Ki Hajar Dewantara dijelaskan bahwa pendidikan memberi


tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki peserta didik agar
ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki
Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan
dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan
“sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat
zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Kedua kodrat ini berkaitan
dengan nilai-nilai dan sifat-sifat kemanusiaan peserta didik. Pendidik hanya
dapat menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada
peserta didik. Sekarang saya paham bahwa tugas pendidik yang sebenarnya
adalah memberi tuntunan dan arahan agar peserta didik tidak kehilangan
arah, dan tanpa mengubah kodrat peserta didik

Topik 3: Identitas Manusia Indonesia.


Pada topik ini saya dapat memahami bahwa pendidikan dan pengajaran tidak
dapat dipisahkan dari identitas kita sebagai manusia Indonesia. Hal ini karena
identitas manusia Indonesia merupakan muara dari proses pendidikan yang
seharusnya berlangsung di Indonesia. Sebagai manusia Indonesia yang memiliki
keberagaman suku dan budaya kita diikat erat oleh tali kebhineka tunggal ika.
Sebuah prinsip yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Tanpa kita sadari
manusia Indonesia telah lahir, hidup, dan berkembang dalam
kebhinekatunggalikaan. Manusia Indonesia juga memiliki prinsip Pancasila
sebagai jiwa bangsa Indonesia. Selain itu, manusia Indonesia juga merupakan
manusia yang religius.

Topik 4: Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia.


Pada topiki ini saya memahami bahwa Pancasila sebagai fondasi pendidikan
Indonesia maka harus terciptanya pelajar dengan profil Pancasila. Adapun
profil pelajar Pancasila tersebut yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan Berakhlak Mulia. Kemudian mandiri, bernalar kritis, berkebhinekaan
global, bergotong royong, dan yang terakhir adalah kreatif. Semua profil pelajar
pancasila tersebut menjadi tujuan dimana pendidikan adalah kendaraan agar
pelajar dengan profil Pancasila dapat terwujud.

Topik 5: Telaah Praktik Pendidikan yang Memerdekakan.


Pada topik ini saya memahami bahwa pendidikan yang memerdekaan di
sekolah-sekolah mulai dilakukan di beberapa tempat diIndonesia. Contoh yang
dihadirkan melalui video pembelajaransungguh sangat menginspirasi. Apabila
seluruh sekolah menerapkan hal ini maka arah masa depan bangsa ini akan
menuju kepada kemerdekaan sejati yakni menjadi bangsa yang berdaulat dan
kuat. Hal tersebut tentu dimulai dari membentuk benih-benih individu yang
merdeka melalui pendidikan yang merdeka.
Refleksi Pengalaman belajar yang berkesan pada mata kuliah Filosofi Pendidikan
pengalaman Indonesia yaitu pada topik 2: Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
belajar yang
dipilih 1) Mengapa topik-topik tersebut penting dipelajari?
Topik membahas tentang dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara
menjadi penting untuk dipelajari oleh calon guru. Sebab, dalam dasar-dasar
pendidikan Indonesia yang bersumber dari pemikiran KHD ini memberikan
guru tuntunan mengenai makna dan tujuan dari pendidikan dan pengajaran
itu sendiri. Di samping itu, pemikiran KHD juga memberikan gambaran
mengenai peran serta tanggung jawab yang melekat pada guru dalam
posisinya pada kegiatan pendidikan peserta didik serta pada usaha untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Beberapa pemikiran KHD
yang sangat penting untuk dipahami oleh para guru meliputi makna
pendidikan dan pengajaran, bagaimana pendidikan yang seharusnya berpihak
pada peserta didik, proses pendidikan yang harus menyesuaikan kodrat alam
dan kodrat zaman, peran guru yang tidak hanya sebatas mengajar tetapi juga
mendidik yang bukan melalui hukuman keras tak bermakna melainkan
melalui pemberian contoh dan teladan baik yang dapat diikuti oleh peserta
didik, serta fungsi pendidikan yang tidak hanya untuk mencerdasakan
intelektual tetapi juga pembentukan Budi Pekerti

2. Bagaimana saya mempelajari topik-topik yang ada pada mata kuliah


tersebut?
Saya mempelajari topik pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia
Topik 2: Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara melalui alur MERDEKA
yang disediakan pada LMS (Learning Management System) :

Mulai dari Diri membuat sebuah tulisan reflektif untuk mengenal pemikiran-
pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan menjawab pertanyaan panduan
disediakan. Hal ini, menjadi sebuah panduan untuk berdialog dengan pemikiran
Ki Hadjar Dewantara.

Eksplorasi konsep tersedia materi Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar


Dewantara materi tersebut memberikan pengetahuan baru bagi saya terkait
bagaimana konsep dasar pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan

Ruang kolaborasi mendiskusikan bersama rekan kerja terkait nilai-nilai luhur


sosial budaya di daerah asal Anda dalam upaya menebalkan konteks diri
(kekuatan kodrat) peserta didik sebagai manusia dan anggota
masyarakat. Indonesia memiliki keberagaman sosial budaya yang dapat
menjadi kekuatan dalam menuntun proses pendidikan peserta didik. Hasil
kolaborasi dalam menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya menjadi dasar
pengetahuan dan pengalaman baru dalam merefleksikan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.

Demonstrasi kontekstual, mendesain sebuah strategi dalam mewujudkan


pemikiran KHD ‘Pendidikan yang Berpihak pada Murid’ dalam sebuah karya
(video pendek, komik, lagu, puisi, dll) dan mempublikasikan sebagai wujud
pemahaman, pemaknaan dan penghayatan yang dipraktekkan dari pemikiran
filosofis Ki Hadjar Dewantara.

Elaborasi Pemahaman, menjawab pertanyaan reflektif terkait pemahaman


mengenai pemikiran filosofis KHD.
Koneksi Antar Materi, meninjau ulang keseluruhan materi dari pembelajaran
1 hingga pembelajaran 6 dan membuat sebuah koneksi pemikiran dengan Mata
Kuliah Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan Indonesia dan membuat
sebuah koneksi antar materi yang sudah dipelajari.

Aksi Nyata, mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki


Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah (Lokasi PPL 1) sebagai pusat
pengembangan karakter. Hal ini merupakan perwujudan dari perubahan konkret
dalam proses pembelajaran.

Dalam mempelajari dasar-dasar pendidikan KHD ini, juga melalui kajian


literatur, kemudian telaah mengenai praktik baik implementasi pemikiran
KHD dalam pendidikan di sekolah tempat PPL, melakukan diskusi sesama
rekan calon guru serta dosen pengampu guna bertukar pendapat serta
argumentasi kritis agar dapat diperoleh pemahaman yang mendalam
mengenai topik tersebut.

3) Apakah strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik


tersebut penting bagi saya? Mengapa?
Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik dasar-dasar
pendidikan KHD tersebut penting bagi saya. Hal ini karena melalui strategi
belajar tersebut dapat membantu saya memperkuat pemahaman mengenai
dasar-dasar pendidikan serta pemikiran KHD yang melandasinya. Melalui
studi literature yang diiringi telaah praktik implementasi serta diskusi
bersama rekan sejawat dan dosen pengampu memberikan saya kesempatan
untuk dapat melihat berbagai sudut pandang yang berbeda yang pada
akhirnya dapat membuat pemahaman saya mengenai topik tersebut menjadi
semakin kuat.

Analisis Artefak pembelajaran pada topik 2 yang mendukung hasil refleksi pengalaman
artefak belajar sesuai tentang Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang terdiri
pembelajaran dari mulai dari diri, demontrasi kontekstual, koneksi antar materi dan aksi nyata

Link artefak pembelajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/1oMlOFKfxaWzTbFYR8denyt4WRcvo
QTI?usp=share_link

Mulai Dari Diri, terdapat pertanyaan refletif kritis terkait konsep pemikiran Ki
Hadjar Dewantara tentang pendidikan. respon yang diberikan menjadi
pemahaman awal terkait topik ini.

Demonstrasi Kontekstual, mendesain sebuah strategi dalam mewujudkan


pemikiran KHD yakni “Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Murid” dalam
bentuk video.
Koneksi Antar Materi, berupa peninjauan kembali keseluaruhan materi
pembelajaran 1 hingga pembelajaran 6 dengan mengaitkan pemikiran KHD
dengan mata kuliah perspektif sosio kultural dalam pendidikan Indonesia dalam
bentuk video.

Aksi Nyata, mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan pemikiran KHD


di kelas dan sekolah (lokasi PPL 1) sebagai pusat pengembangan karakter, hal
ini merupakan perwujudan dari perubahan konkret dalam proses pembalajarn
sesuai dengan pemikiran KHD dengan konteks sosial dan budaya.

Pembelajaran Setelah mempelajari refleksi diri terhadap pengalaman belajar pada mata kuliah
Bermakna Filosofi Pendidikan Indonesia, saya akan memperbaiki diri untuk terus
(Good menerapkan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik karena dalam
Practice) pradigma baru diutamakan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik.

Selain itu, sebagai seorang calon pendidik perlu memiliki pemahaman,


kesadaran, dan panggilan jiwa mengapa ingin menjadi seorang pendidik yang
dapat dijadikan sebagai landasan utama. Seorang guru harus mampu memahami
bagaimana perbedaan karakteristik dan kebutuhan peserta didik agar dapat
merancang pembelajran yang sesuai. Selain itu, perlu memiliki kemampuan
dalam menciptakan pembelajran yang menyenangkan dan berpihak pada peseta
didik. Peserta didik harus memiliki kemerdekaan dalam belajar sehingga dapat
berkembang sesuai dengan kodrat, bakat, minat, dan potensi mereka masing-
masing.
Saya berusaha untuk menerapkan apa yang telah saya dipelajari di mata kuliah
ini ke dalam proses pelaksanaan PPL di sekolah mitra yaitu SD Inpres 6/86
Biru. Selain itu, saya akan berusaha memberikan contoh yang baik kepada anak
didik saya karena mereka akan mencontoh dan meniru apa yang dilakukan oleh
gurunya sehingga saya sebisa mungkin menjadi suri tauladan bagi mereka.
Saya akan meletakkan dasar-dasar pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
perilaku yang mencerminkan profil pelajar Pancasila pada peserta didik sesuai
dengan minat dan bakat mereka sehingga mereka mampu menentukan gaya dan
belajarnya sendiri.
Inovasi Inovasi yang akan saya lakukan adalah berusaha menerapkan proses
pembelajaran pembelajaran yang menyesuaikan kodrat alam dan kodrat zaman. Dimana
kodrat alam harus mengetahui karakteristik peserta didik baik dari dilihat dari
latar belakang dan budaya, gaya belajar, tingkat kemampuan, minat serta bakat
yang dimiliki peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan
pendekatan secara personal atau melakukan asesemen kognitif maupun non
kognitif diawal pembelajaran. Dari hasil asesemen, saya juga akan
mempertimbangkan umpan balik dari peserta didik untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran.
Sedangkan kodrat zaman, guru dituntut untuk menerapkan pembelajaran yang
mengacu pada abad 21. Guru dituntut untuk mengenalkan literasi digital dan
teknologi pada peserta didik agar mereka dapat menerapkan teknologi dengan
baik dan positif serta tidak terjebak pada dampak negatif dari perkembangan
teknologi saat ini. Adapun inovasi yang saya lakukan adalah mengintegrasikan
teknologi dan media pembelajaran yang interaktif untuk membuat proses
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik namun tetap
diusahakan sesuai keadaan di lapangan.

Dalam mengintegrasikan teknologi dan media pembelajaran yang interaktif,


inovasi ini juga sejalan dengan prinsip pendidikan yang inklusif dan berbasis
teknologi informasi yang telah diusung oleh pemerintah Indonesia. Dalam hal
ini, penting untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan tidak hanya
menarik dan menyenangkan, tetapi juga efektif dalam meningkatkan
pembelajaran peserta didik.
Rencana Oleh karena itu, untuk rencana tindak lanjut saya akan melakukan asesmen terhadap
Tindak Lanjut peserta didik untuk mengetahui karakteristik potensi dan kebutuhannya sebelum proses
pembelajaran berlangsung dan merancang kegiatan belajar sesuai dengan umpan balik
dari asesemen tersebut

Nama Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya


Matakuliah

Review Pengalaman belajar pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan
pengalaman Pembelajarannya dimulai dengan mempelajari:
belajar.
Topik 1: Teori Belajar Dan Motivasi Belajar Anak,

Melalui pembelajaran di topik ini saya dapat memiliki pemahaman tentang


peserta didik dan pembelajarannya yang menjadi tanggung jawab utama sebagai
seorang guru saat pembelajaran di kelas. Pada topik ini, saya mempelajari teori-
teori belajar seperti teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif sosial, dan
teori belajar konstruktivisme

Topik 2: Teori Perkembangan (Kognitif, Psikososial, Emosional, Sosial-


Konteks).
Pada topik ini, mempelajari tentang tahap-tahap perkembangan peserta didik
dan indikatornya yang berkaitan dengan belajar dan konteks sosial budaya
peserta didik. Melalui topik ini, saya mendapatkan pengalaman observasi terkait
perkembangan peserta didik meliputi perkembangan fisiologis, kognitif, emosi,
sosial, moral, dan motivasi belajar

Topik 3: Profilling Peserta Didik.


Topik ini fokus mengkaji tentang karakteristik peserta didik meliputi etnik,
kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya
belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan
moral, serta perkembangan motorik. Melalui topik ini, saya mendapatkan
pengalaman melakukan pengamatan langsung dan membuat profiling peserta
didik yang ringkas dan informatif.

Topik 4: Kerangka Strategi,


Pada topik ini, saya mempelajari tiga kerangka strategi yang dapat digunakan
dalam pembelajaran di kelas, yaitu pembelajaran berdiferensiasi, pengajaran
responsif kultur (culturally responsive pedagogie) dan pengajaran sesuai level
(Teaching at the Right Level). Kerangka strategi ini memusatkan pembelajaran
kepada peserta didik, sehingga tercipta pembelajaran yang bermaknadan
menyenangkan bagi peserta didk.

Topik 5: Pengukuran Pemahaman Belajar Peserta Didik (Assesment).


Pada topik ini, saya memperoleh pengalaman belajar tentang fungsi asesmen,
tujuan asesmen, serta jenis asesmen yang digunakan dalam pembelajaran. Selain
itu, melalui studi kasus yang ada di topik ini, saya dapat menentukan solusi yang
tepat dan berfikir reflektif dalam memecahkan masalah.

Topik 5: Lesson Planning Dalam Penyusunan, Evaluasi Dan Refleksi.


Pada topik ini, saya memperlajari cara merencanakan pembelajaran yang baik,
mulai dari persiapan, pelaksanaan dan refleksi/rencana tindak lanjut. Topik ini
memberikan pengalaman langsung membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan teori-teori yang telah didapatkan dari topik-topik sebelumnya.

Refleksi Pengalaman belajar yang dipilih pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta
pengalaman Didik dan Pembelajarannya yaitu pada topik 4: Kerangka Strategi.
belajar yang
dipilih Melalui pembahasan kerangka strategi perlu disadari bahwa setiap peserta didik
merupakan individu yang unik, maka sebagai pendidik harus bertanggung jawab
untuk meningkatkan kualitas masing-masing peserta didik berdasarkan profiling
yang telah dilakukan. Profiling peserta didik merupakan bagian penting bagi
peserta didik untuk mengetahui dengan jelas bagaimana gambaran peserta didik
yang ada dalam kelas agar pembelajaran menjadi efektif. hal ini akan membantu
saya apabila berhasil memetakan kondisi peserta didik di kelas. Oleh karena itu,
sebagai pendidik kita perlu memahami karakteristik dari peserta didik dalam
kelas. Untuk menghadapi setiap karakteristik tersebut diperlukan strategi-
strategi yang tepat guna untuk dapat mendorong para peserta didik mencapai
kualitas terbaik, seperti Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally
appropiriate practice), Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive
pedagogy) dan Pengajaran sesuai Level (teaching at the right level).
1. Topik tersebut penting untuk dipelajari karena peserta didik memiliki
karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga seorang guru
hendaknya dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat dan dapat
diterapkan supaya mampu mencapai tujuan pembelajaran. Pada topik ini
disebutkan bahwa terdapat strategi yang tepat guna untuk dapat mendorong
para peserta didik mencapai kualitas yang terbaik, seperti Pembelajaran
Berdiferensiasi (developmentally appropiriate practice), Pengajaran yang
Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy) dan Pengajaran sesuai
Level (teaching at the right level). Pendekatan tersebut tentu memberikan
gambaran bagi saya bahwa untuk menghadapi keragaman peserta didik di
kelas menggunakan pendekatan tersebut.
2. Saya mempelajari setiap topik pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta
Didik dan Pembelajarannya Topik 4: Kerangka Strategi melalui alur
MERDEKA yang disediakan pada LMS (Learning Management System) :
Mulai dari Diri menjawab pertanyaan reflektif mengenai pengalaman
belajar saat jenjang SD dulu.

Eksplorasi Konsep terdapat materi tentang ketiga pendekatan tersebut yang


akan membantu dalam menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik: 1) Pembelajaran Berdiferensiasi
(developmentally appropiriate practice), 2) Pengajaran yang Responsif
Kultur (culturally responsive pedagogy) dan 3) Pengajaran sesuai Level
(teaching at the right level) dimana materi tersebut memberikan pengetahuan
baru bagi saya mengenai pendekatan belajar, setelah mengetahu pendekatan
tersebut saya ingin mengetahui lebih dalam mengenai rancangan
pembelajarannya.

Ruang kolaborasi terdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab


sesuai kelompok yang kemudian diunggah pada unggahan ruang kolaborasi.
Demonstrasi Kontekstual digunakan untuk mendemonstrasikan hasil
desminasi teori pendekatan secara berkelompok.

Elaborasi pemahaman digunakan untuk memperdalam pemahaman


tentang prinsip: 1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally
appropiriate practice), 2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally
responsive pedagogy) dan 3) Pengajaran sesuai Level (teaching at the right
level).

Koneksi Anatar Materi yaitu untuk menghubungkan ketiga prinsip


pendekatan tersebut dengan topik lain yang berkaitan dengan mata kuliah ini
atau matak kuliah lain atau dengan kehidupan sehari-hari yang berkaitan.

Aksi Nyata berupa refleksi terhadap topik yang telah dipelajari dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan serta menuliskan rancangan/rencana aksi
nyata terkait dengan ketiga konsep pendekatan tersebut.
Selain itu, dalam mempelajari topik ini, juga melalui kajian literatur seperti
artikel/jurnal, melakukan diskusi sesama rekan calon guru serta dosen
pengampu guna bertukar pendapat serta argumentasi agar dapat diperoleh
pemahaman yang mendalam mengenai topik tersebut.
3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut
adalah melakukan refleksi pada diri sendiri melalui “ Mulai dari Diri”
dimana terdapat pertanyaan-pertanyaan mengenai pengalaman yang telah
diperoleh sebelumnya. Eksplorasi konsep yang tersaji kajian teori tentang
prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropiriate
practice), Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive
pedagogy) dan Pengajaran sesuai Level (teaching at the right level).
Kemudian saling berkolaborasi dengan teman sejawat dengan menganalisis
beberapa pertanyaan dan mendemonstrasikan pemerolehan pengetahuan
yang telah dibangun. Selanjutnya yaitu aksi nyata dengan menjawab
pertanyaan refleksi tersebut supaya dapat diterapkan di kelas. Selain itu.
Dengan mempelajari topik ini, saya juga mencari sumber belajar yang nisa
saya dapatkan baik dari artike, jurnal, dan diskusi sebagai penunjang proses
belajar.
Analisis Artefak pembelajaran pada topik 4 yang mendukung hasil refleksi pemngalaman
artefak belajar saya yaitu berupa ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, koneksi
pembelajaran anatar materi dan aksi nyata.

Link artefak pembelajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/1bbLrHKQ5f_LQZfPqefYfvF0xPe0oiO
Nr?usp=share_link

Ruang Kolaborasi berupa hasil diskusi dengan teman sejawat dengan


menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi
(developmentally appropiriate practice), Pengajaran yang Responsif Kultur
(culturally responsive pedagogy) dan Pengajaran sesuai Level (teaching at the
right level).

Demonstrasi Kontekstual berupa hasil desiminasi teori pendekatan secara


berkelompok.

Koneksi Antar Materi dijelaskan masing-masing prinsip pembelajaran yang


memihak pada peserta didik yang dikaitakan dengan mata kuliah atau
pengalaman yang pernah dialami. Setiap prinsip pembelajaran memiliki
keterkaitan dengan mata kuliah lain.

Aksi Nyata berupa hasil refleksi tentang prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi


(developmentally appropiriate practice), Pengajaran yang Responsif Kultur
(culturally responsive pedagogy) dan Pengajaran sesuai Level (teaching at the
right level) dan menuliskan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan dalam
penerapan pendekatan tersebut.

Pembelajaran Berdasarkan topik 4. Kerangka strategi yang menjelaskan mengenai prinsip


bermakna Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropiriate practice),
(Good Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy) dan
Practice) Pengajaran sesuai Level (teaching at the right level) memberikan pengetahuan
bagi saya dalam penerapan merdeka belajar sebagai pendidik. Peserta didik
memiliki keragaman tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam proses
pembelajaran, sehingga ketiga pendekatan tersebut akan melengkapi proses
pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan peserta didik. Saya ingin
mempelajari lebih lanjut penerapan pembelajaran tersebut dan merancang
perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karrakteristik peserat didik
sehingga dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar.

Nama
Matakuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif 1 di SD

Review Pengalaman belajar pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Assesmen yang
pengalaman Efektif 1 di SD dimulai dengan mempelajari
belajar.
Topik 1: Telaah Perencanaan Pembelajaran dan Perencanaan Asesmen untuk
Pendidikan di SD
Pada topik saya mempelajari teori belajar yakni teori belajar behavioristik, teori
belajar kognitif sosial, dan teori belajar konstruktivisme, beserta motivasi
belajar dan pola pikir pada peserta didik. Materi tersebut penting untuk dipahami
untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan. Adapun tahapan dalam
perencanaan pembelajaran dan assesmen antara lain menganalisis capaian
pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan asesmen diagnostic,
mengembangkan modul ajar, menyesuaikan proses pembelajaran dengan tahap
capaian dan karakteristik peserta didik, merencanakan, melaksanakan, dan
mengolah asesmen formatif dan sumatif, melaporkan hasil belajar dan
mengevaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran paradigma baru yang
berpusat pada peserta didik (student-centered teaching and learning) dimana
guru memiliki kebebasan dalam merumuskan rencana pembelajaran dan
asesmen yang akan dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik.

Topik 2: Implementasi Prinsip dan Strategi Pembelajaran Paradigma Baru


dalam Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen untuk SD
Pada topik ini saya mempelajari tentang merancang pembelajaran dan asesmen.
Sebelum melakukan perancangan perlu dipahami prinsip pembelajaran dan
prinsip asesmen agar dalam pelaksanaannya dapat terarah dan mampu mencapai
target dan tujuan yang jelas.Untuk merancang pembelajaran saya juga harus
mempertimbangkan beberapa hal seperti karakteristik siswa yang akan kita ajar
agar memudahkan untuk mendesain perencanaan pembelajaran

Topik 3: Analisis Capaian Pembelajaran Berdasarkan Karakteristik Peserta


Didik (Anak Usia Sekolah Dasar)
Pada topik ini saya mempelajari prinsip kesesuaian perencanaan pembelajaran
dengan tingkat capaian dan karakteristik peserta didik yang menunjukkan bahwa
seorang guru harus memahami sejauh mana tingkat capaian peserta didik.
prinsip kesesuaian perencanaan pembelajaran dengan karakteristik peserta
didik, mengindikasikan bahwa seorang guru harus mengenal siapa peserta didik
yang akan ia ajar dengan terlebih dahulu melakukan observasi. Selain itu saya
juga mempelajari pentingnya asesmen diagnostic pada peserta didik,
Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level)
adalah pendekatan belajar yang berpusat pada kesiapan belajar murid, bukan
pada tingkatan kelas. Fase atau tingkatan perkembangan adalah capaian
pembelajaran yang harus dicapai murid, yang disesuaikan dengan karakteristik,
potensi, serta kebutuhannya, Pada jenjang SD terdpat 3 fase yaitu Fase A
(Kelas1-2), Fase B (kelas 3-4), dan Fase C (kelas 5-6)

Topik 4: Lingkungan Kelas yang Aman , Nyaman dan Berpihak pada ekosistem
pembelajaran SD
Melalui pembahasan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada
ekosistem pembelajaran SD memiliki keterkaitan dengan topik sebelumnya
yaitu pembelajaran berdiferensiasi, dimana guru memfasilitasi peserta didik
sesuai dengan kebutuhannya karena setiap peserta didik mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak dapat diperikan perlakuan yang
sama. Dalam menerpkan pembelajaran berdiferensisasi guru perlu memikirkan
tindakan yang masuk akal yang anatinya akan diambil, karena pembelajaran
tersebut bukan berarti pembelajaran yang memberikan perlakuan atau tindakan
yang berbeda untuk setiap peserta didik ataupun pembelajaran yang
membedakan antara peserta didik yang pintar dan kurang pintar. Untuk itu, guru
harus mampu menciptakan lingkungan yang aman , nyaman dan berpihak pada
ekosistem pembelajaran agar peserta didik berhasil dalam belajar dengan segala
keragamannya.

Topik 5: Implementasi Prinsip dan Strategi Pembelajaran Pradigma Baru dalam


Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen yang Efektif di SD.
Pada topik ini telah dipelajari bahwa pembelajaran dan asesmen kurikulum
merdeka merupakan aktivitas yang menjadi kesatuan dalam proses
pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar
pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. Untuk itu, perlu saya
pahami bagaimana cara melaksanakan asesmen formatif pada peserta didik
secara efektif dan efisien dalam PJJ Blended, dimana terdapat tahapan yang
perlu dilakukan yaitu perencanaan dengan memberikan asesmen awal,
menganalisis KD, merancang strategi, melakukan sosialisasi. Pada tahap
asesmen formatif, terdapat secara luring dan daring. Pada asessment formatif
luring terdiri dari LKS minimal (mind map, proyek, portofolio, diskusi dan
tanya jawab) sedangkan pada asesmen formatif daring terdiri dari diskusi
melalui Whatsapp Group, aplikasi penilaian daring seperti google form, Ms.
form, pemanfaatan portal pembelajaran dan sumber belajar online. Dengan
mengacu pada prinsip pembelajaran, prinsip asesemen, serta tahap capaian
peserta didik.

Adapun jenis-jenis penilaian yang dapat dilakukan dalam pembelajaran


meliputi penilaian berbasis kinerja yang merujuk pada konteks dunia nyata,
dimana peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan serta
keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan.
Penilaian projek (project assessment) yang dilakukan terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu, penilaian portofolio
merupakan kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai
sebagai hasil kerja peserta didik, penilaian tes tertulis berupa soal dan jawaban
yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan, penilaian diri
merupakan teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya atau berbagai hal. Penilaian antar teman
dilaksanakan dengan cara meminta peserta didik untuk menilai terkait dengan
sikap dan perilaku keseharian peserta didik yang lain. Penilaian Ipsative dan
Jurnal (Catatan Guru) merupakan catatan yang dibuat guru selama proses
pembelajaran berisi informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
terkait dengan kinerja ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara
deskriptif. Penilaian proses dan hasil pembelajaran, penilaian hasil belajar
peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah
diterapkan. Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan
penilaian autentik (authentic assement) yang menilai kesiapan peserta didik,
proses, dan hasil belajar secara utuh.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam evaluasi hasil belajar,


diperlukan instrumen atau alat pengukuran. Alat yang digunakan sangat
tergantung pada tujuan pengukuran. Alat yang digunakan mengukur aspek
kognitif berbeda dengan alat pengukur aspek afektif dan psikomotor. Guru
dapat menggunakan berbagai alat pengukuran secara komplementer (saling
melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai (kognitif, afektif, dan
psikomotor)

Topik 6: Laporan Praktik Pembelajaran dan Asesemen yang Efektif dalam


Konteks Pendidikan di SD
Pada topik ini saya memahami seperti apa praktik pembelajaran dan asesmen
yang efektif. Praktik pembelajaran yang efektif termasuk merancang
pembelajaran secara baik seperti mencocokkan materi yang sesuai dengan
metode yang sesuai pula, selain mengajarkan materi, guru mengajarkan pula
budi pekerti walaupun tidak secara verbal, guru memberikan
penguatan/menguji pemahaman atau mengajak anak berdiskusi dan
berkomunikasi seperti dengan cara bertanya, mengajar peserta didik turut
mengambil peran dalam pembelajaran. Topik ini memberikan fasilitas untuk
melatih dan mengembangkan kemampuan keprofesionalan sebagai guru yang
memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik yang dilakukan dalam setting
authentic (real teaching) di sekolah mitra. Kegiatan PPL meliputi kegiatan:
1. Penguasaan pengetahuan prinsip pengajaran dan asesmen yang
efektif,
2. Perancangan perangkat pembelajaran,
3. Praktik pengajaran,
4. Praktik persekolahan (non pembelajaran),
5. Praktik kehidupan bermasyarakat dan penguatan karakter

Topik 7: Refleksi Praktik Pembelajaran dan Asesmen dalam Konteks


pendidikan di SD.

Pada topik ini saya memahami bahwa refleksi dalam pembelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam bentuk
penilaian tertulis dan lisan oleh guru untuk peserta didik dan oleh peserta didik
untuk guru untuk mengekspresikan kesan konstruktif, pesan, harapan, dan
kritik terhadap proses pembelajaran. Dengan adanya refleksi, akan diperoleh
informasi positif tentang bagaimana guru dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, serta menjadi bahan sejauh mana hasil belajar tercapai. Adapun
beberapa langkah dan cara yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Peserta didik mengungkapkan segala bentuk rasa dan kesan setelah
pembelajaran dipresentasikan.
2. Peserta didik didorong untuk dapat mengungkapkan segalanya dengan
jujur dan terbuka.
3. Peserta didik mengungkapkan apa saja hal positif dan negatif dari
aktivitas pembelajaran.
4. Peserta didik memberikan apa saja yang diinginkan dan diharapkan
pada aktivitas pembelajaran selanjutnya.
5. Peserta didik bisa memberikan pesan yang pribadi kepada guru
apakah kritik dan saran yang mereka ungkapkan bisa dipublikasikan
(diumumkan) atau tidak
Guru akan melihat setiap lembar refleksi untuk melakukan evaluasi yang
berkelanjutan. Teknik atau alat ungkapan/ekspresi ini dapat berupa: refleksi
dengan lisan, refleksi melalui jurnal, refleksi dengan video, dan refleksi
menggunakan catatan. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan
memperhatikan beberapa prinsip berikut, yakni:
1. Ada kesadaran bersama pendidik dan peserta didik untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Penilaian oleh peserta didik dilakukan dengan sangat kritis.
3. Penilaian dilaksanakan sejak awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran.
4. Hasil penilaian oleh peserta didik dijadikan masukan oleh pendidik
untuk perbaikan pembelajaran.
Beberapa manfaat refleksi bagi guru dan peserta didik yang saya pahami
adalah:
1. Manfaat refleksi bagi guru
Manfaat refleksi bagi guru dapat berguna sebagai peninjauan pada sebuah
kelompok atau kelas untuk menggambarkan situasi dan kondisi dari sebuah
kelas, sehingga potensi setiap individu dan sebuah grup bisa lebih terlihat. Hal
ini juga bisa dilakukan untuk meningkatkan kegiatan evaluasi yang berlanjut
dan berjenjang.
2. Manfaat refleksi bagi peserta didik
Aktivitas refleksi dapat berguna untuk menyalurkan ungkapan dari proses
pembelajaran yang berlangsung dan telah dilakukan. Peserta didik dapat
mengungkapkan, apakah proses pembelajaran berlangsung baik atau tidak.
Refleksi Pengalaman belajar yang dipilih pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan
pengalaman Asesmen yang Efektif 1 di SD yaitu pada topik 4: : Lingkungan Kelas yang
belajar yang Aman , Nyaman dan Berpihak pada ekosistem pembelajaran SD
dipilih 1. Topik tersebut penting untuk dipelajari karena mengingat untuk menciptakan
pembelajaran yang kondusif diperluakan suasana yang aman, nyaman dan
berpihak pada ekosistem pembelajaran. Sebagai seorang pendidik perlu
mempertimbangkan hal tersebut dalam merancang dan
mengimplementasikannya karena dalam peserta didk memiliki karakteristik
yang berbeda-beda sehingga guru perlu mengakomodir masing-masing
kebutuhan peserta didik.
2. Saya mempelajari setiap topik pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan
Asesmen yang Efektif 1 di SD yaitu pada topik 4: Lingkungan Kelas yang
Aman , Nyaman dan Berpihak pada ekosistem pembelajaran SD melalui alur
MERDEKA yang disediakan pada LMS (Learning Management System)
yaitu:
Demonstrasi Kontekstual terdapat lembar kerja untuk mengetahui definisi
tentang Aman, Nyaman dan Berpihak pada Ekosistem Pembelajaran dan
bagaimana cara dalam merancang lingkungan yang aman, nyaman dan
berpihak pada ekosistem pembelajaran.

Koneksi Antar Materi yang membahas mengenai pelajaran apa yang dapat
diambil dari materi merancang lingkungan kelas yang aman, nyaman dan
berpihak pada ekosistem pembelajaran serta mengaitkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Aksi Nyata pada topik ini membahas untuk membaut produk rancangan
lingkungan kelas yang aman, nayaman dan berpihak pada ekosistem
pembelajaran.
Selain itu, dalam mempelajari topik ini, juga melalui kajian literatur seperti
artikel/jurnal, melakukan diskusi sesama rekan calon guru serta dosen
pengampu guna bertukar pendapat serta argumentasi agar dapat diperoleh
pemahaman yang mendalam mengenai topik tersebut
3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut
adalah dengan melengkapi lembar kerja yang harus dikerjakan dengan
membaca artikel/jurnalilmiah tentang lingkungan kelas yang aman, nyaman
dan berpihak pada ekosistem pembelajaran, selain itu. Berdiskusi dan tanya
jawab dengan teman sejawat menjadi hal penting sebagai sarana bertukar
pikiran terkait pertanyaa-pertanyaanyang oerlu dijawab. Materi pada topik
ini, memiliki keterkaitan dengan mata kuliah lain sehingga terdapat tempat
untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga informasi
yang diperoleh dapat diimplementasikan di kelas bersama peserta didik.
Analisis Artefak pembelajaran pada topik 4 yang mendukung hasil refleksi pengalaman
artefak belajar saua tentang lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada
pembelajaran ekosistem pembelajaran di SD yang terdiri dari demonstrasi kontekstual,
elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata.

Link artefak pembelajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/1zKBXW9qSaVkHeuwbXwhor_9fgXN
dTdrM?usp=share_link

Demonstrasi Kontekstual terdapat LK 15 mengenai definisi Aman, Nyaman


dan Berpihak pada Ekosistem Berdasarkan analisis tersebut bahwa ketiganya
memiliki makna yang berbeda. Setelah mengetahui definisi tersebut , maka
sebagai pendidik dapa menerapkan sesuatu yang harus dilakuakn supaya dapat
mencapai keadaan yang aman, nyaman dan berpihak paada ekosistem
pembelajaran sehingga mampu menciptakan lingkungan kelas yang aman,
nyaman dan berpihak pada peserta didik.

Elaborasi Pemahaman terdapat LK 16 yang sudah disusun beberapa


pertanyaan dan jawaban sesuai dengan pemahaman yang telah diiperoleh

Koneksi Antar Materi berupa refleksi pengalaman belajar yang dapat diambil
dari materi merancang lingungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada
ekosistem pembelajaran serta mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Aksi Nyata terdapat LK 18 yang berisi dokumentasi sebagai implementasi


nyata dalam menerapkan pembelajaran di lingkungan kelas yang mana, nyaman
dan berpihak pada ekosistem pembelajaran di SD lokasi PPL I.

Pembelajaran Beradasarkan topik 4 Lingkungan Kelas yang Aman, Nyaman dan Berpihak
Bermakna Pada Ekosistem Pembelajaran SD yang menjelaskan kemampuan untuk
(Good merancang dan menciptakan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak
Practice) pada peserta didik . hal tersebut memberikan pemahaman bagi saya dalam
penerapan merdeka belajar sebagai pendidik. Peserta didik yang memiliki
keragaman tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam proses pembelajaran,
sehingga perlu menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman dan berpihak
pada peserta didik. Saya ingin mempelajari lebih lanjut dalam menciptakan
kegiatan pembelajaran sebagai penerapan lingkungan belajar yang aman.
nyaman dan berpihak pada ekosistem pembelajaran dan mampu
mempertahankan keadaan tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Nama Proyek Kepemimpinan 1
Matakuliah

Review Pengalaman belajar pada mata kuliah Proyek Kepemimpinan 1 dimulai dari
pengalaman mempelajari:
belajar.
Topik 1: Visi Guru Profesional
Pada topik ini, saya memahami bahwa konsep merdeka berprofil pelajar
pancasila mengacu pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara, menurutnya manusia
merdeka adalah manusia yang secara lahir bebas dan secara batin mandiri.
Pendidikan menurut KHD adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan
yang merupakan sebuah peradaban, cita-cita masyarakat yang ingin dibentuk
oleh sebuah bangsa, mimpi sebagai bangsa, di mana semua disemaikan
benihnya, dimulai pengerjaannya, dari apa yang dikerjakan di Pendidikan. Pada
periode ini, dunia pendidikan Indonesia telah merumuskan sebuah harapan besar
mengenai manusia dengan profil seperti apa yang akan ditumbuhkan lewat
layanan pendidikan di Indonesia. Kita menyebutnya sebagai Profil Pelajar
Pancasila. Inilah hasil yang diharapkan dari benih yang disemai dalam lahan
ekosistem pendidikan Indonesia. Rumusan Profil Pelajar Pancasila tersebut
berupaya menerjemahkan tujuan pendidikan nasional ke dalam wujud karakter
seorang manusia Indonesia yang merdeka.

Menumbuhkan manusia merdeka berprofil Pelajar Pancasila membutuhkan


usaha sadar dan terencana, sekaligus upaya yang disengaja untuk menyediakan
contoh keteladanan dan pembiasaan sistemik yang konsisten. Guru adalah
teladan, mereka adalah pemimpin di dunia pendidikan. Merekalah yang menjadi
ujung tombak upaya menyediakan layanan pembelajaran berkualitas bagi
peserta didik. Dengan begitu, sikap melayani dalam diri guru perlu terus
dibiasakan dan ditumbuhkan dengan sengaja.

Setelah mempelajari konsep merdeka berprofil pelajar pancasila, saya


mengaitkan dengan visi pribadi saya sebagai guru profesional di masa
mendatang adapun visi saya adalah menjadi guru yang bermanfaat bagi peserta
didik, keluarga dan masyarakat luas. Menjadi guru yang mampu berbagi dan
menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik maupun lingkungan
masyarakat sehingga mampu memberikan kegiatan belajar lebih baik dan
meningkatkan kodratnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan konsep
pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan
yang melibatkan keluarga, sekolah dan masyarakat untuk membentuk manusia
yang unggul, berbudi pekerti dan cerdas.

Topik 2: Pemetaan tantangan dan kekuatan komunitas/sekolah dalam


meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik.
Perubahan ke dalam sebuah sistem, penting sekali kita melakukan analisis para
pemangku kepentingan dengan baik. Ada beberapa alat bantu yang dapat kita
gunakan agar lebih fokus dalam upaya kita memahami sistem yang ada dalam
komunitas, salah satunya yaitu Sustainability NEWS. Sustainability NEWS
akan mendorong pengungkapan tentang bagaimana aset/potensi yang ada saling
terhubung dan berinteraksi dalam rangkaian sistem yang kompleks, serta
bagaimana berbagai dimensi yang ada telah/dapat mempengaruhi komunitas
sasaran projek kita.

Pemetaan tantangan dan kekuatan projek perubahan yang kompleks dapat


direncanakan dan dibawakan dengan atmosfer yang positif dapat dilakukan
dengan konsep BAGJA yang merupakan pendekatan perubahan berbasis potensi
yang berfokus upaya kooperatif menentukan nilai positif dalam diri seseorang
pada suatu organisasi atau lingkungan di masa lalu, masa kini, maupun masa
depan. Tahapan-tahapan BAGJA adalah: 1. Buat Pertanyaan. 2. Ambil
Pelajaran. 3. Gali Mimpi. 4. Jabarkan Rencana. 5. Atur Eksekusi

Topik 3 Perencanaan Implementasi dan Manajaemen Projek


Pada topik ini, kami melakukan konsep rencana proyek yang akan dilaksanakan
meliputi identitas proyek mencakup nama proyek, lokasi, waktu pelaksanaan
dan koordinator. Alur kegiatan mencakup tahap: urutan kegiatan, kegiatan:
aktivitas yang akan dilakukan di setiap tahap, output: jumlah kegiatan, outcome:
hasil yang akan diperoleh/diciptakan dari setiap kegiatan, target: perkiraan
waktu, jumlah, frekuensi, dan lain-lain yang diharapkan dapat dicapai atau
dilaksanakan. Dari alur/urutan kegiatan kemudian melakukan telaah rencana
anggaran yang diperlukan. Perencanaan berikutnya adalah penentuan standar
kualitas. Bagian ini adalah kelompok harus menentukan apa yang dapat
dijadikan sebagai bukti untuk menentukan dan memverifikasi sejauh mana
projek/kegiatan itu sukses atau berkualitas.

Bagian perencanaan peran dan tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan
pekerjaan apa saja yang akan dilakukan di dalam projek. Dalam konteks
kelompok kerja di projek kepemimpinan ini, alur/kegiatan projek dapat
memandu kelompok dalam menelaah aset dan kekuatan masing-masing
anggotanya. Saat peran dan tanggung jawab tiap anggota di kelompok sudah
terpetakan, maka perlu juga kita kelola alur komunikasi dalam tiap dan antar tim
kerja yang ada dalam kelompok.

Topik 4: Projek Monitoring, Evaluasi, dan Laporan Akhir


Pada topik ini, sebagai anggota kelompok yang kontributif, menelaah rencana
yang telah dibuat kelompoknya dari tiga segi (waktu, kualitas, dan anggaran)
sehingga dapat terbayang bagaimana pemantauannya dapat direncanakan.
Kemudian merefleksikan dengan memberikan respon terkait apa yang perlu
disesuaikan dengan memperhatikan template-template yang disajikan pada
topik ini. Poin mana saja yang relevan dengan projek kelompok, dan bagaimana
bentuk template yang dapat digunakan kelompok. Dilanjutkan dengan
memperhatikan bagian-bagian kolom rekomendasi perbaikan. Apa yang dapat
kelompok manfaatkan dari kerangka berpikir kesinambungan sehingga dapat
mendorong dampak yang diperoleh peserta didik/anak di sekolah/komunitas
sasaran dari projek ini berlangsung terus seiring waktu.
Topik 5: Proposal Projek dan Strategi Komunikasi
Pada topik ini, kelompok kami menentukan strategi dan implementasi
komunikasi suatu projek yang akan dilakukan dalam enam kegiatan utama.
1) Merumuskan isu/topik/tema/hasil kegiatan yang akan dikomunikasikan.
2) Mengidentifikasi siapa saja calon penerima informasi.
3) Merumuskan tujuan melakukan komunikasi.
4) Memilih dan membuat justifikasi atas media apa yang akan digunakan.
5) Menyusun pesan dengan melakukan kontekstualisasi pesan sesuai jenis
media yang digunakan.
6) Merencanakan anggaran serta detail pelaksanaan strategi komunikasi.
Tahap ini, kami memperhatikan template garis besar dan rincian rencana
komunikasi kemudian menyesuaikan dengan konteks projek kelompok kami.

Setelah itu, menyusun strategi dan implementasi komunikasi berdasarkan peran


dan pekerjaan saya dalam projek kelompok. Memikirkan kontribusi yang dapat
saya berikan ke tim kerja secara khusus atau ke kelompok projek secara
keseluruhan. Menjalankan semua kegiatan untuk menentukan strategi dan
implementasi komunikasi projek: merumuskan apa isu/topik/tema/hasil
kegiatan yang akan dikomunikasikan oleh tim kerja, mengidentifikasi siapa saja
calon penerima informasi dari tim kerja, merumuskan tujuan tim kerja
kelompok, melakukan komunikasi, memilih dan membuat justifikasi atas media
apa yang akan tim kerja gunakan, menyusun pesan-pesan sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan jenis media yang tim kerja gunakan, merencanakan
anggaran serta detail pelaksanaan strategi komunikasi yang tim kerja perlukan.

Refleksi Pengalaman belajar pada mata kuliah Proyek Kepemimpinan 1 yang dipilih
pengalaman yaitu pada Topik 1: Visi Guru Profesional melalui visi guru profesional
belajar yang merupakan topik awal dimana visi yang kuat akan menggambarkan diri sebagai
dipilih seorang guru profesional. Dalam hal ini, setiap mahasiswa akan
mempresentasikan visi pribadi mereka kemudian didiskusikan bersama teman
satu kelompok untuk selanjutnya dijadikan visi kelompok.
1. Topik tersebut penting untuk dipelajari karena mengingat menjadi guru
profesional dimasa mendatang, memerlukan tekad dan kemauan yang kuat
untuk menuntun ke arah pendidikan yang lebih baik. Visi manifesto yang
disusun akan menciptakan rasa optimisme sebagai guru profesional yang
mendarmabaktikan ilmu dan keahlian yang dimiliki kepada peserta didik,
guru dapat menumbuhkan karakter peserta didik yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila dan dapat berdaptasi dengan perkembangan zaman.
2. Saya mempelajari mata kuliah Proyek Kepemimpinan 1 yaitu pada Topik 1
: Visi Guru Profesional melalui alur MERDEKA yang disediakan pada LMS
(Learning Management System) dimulai dari
Mulai Dari Diri, merefleksikan kondisi pendidikan Indonesia dan
melengkapi kalimat paragraf untuk mengartikulasikan harapan dan ide-ide
menehenai keadaan peserta didik dan sekolah yang diimpikan.
Eksplorasi Konsep terdapat kajian teori memahami filosofi dan konsep
yang melandasi upaya transformasi positif di dunia pendidikan Indonesia.
Ruang kolaborasi sebagai ruang untuk saling berbagi visi/manifesto pribadi
untuk dikolaborasikan dengan kelompok, sehingga dapat menghasilkan visi
kelompok.

Demonstrasi Kontekstual yaitu dengan melakukan presentasi kelompok


terkait visi. Manifesto dan memberikan tanggapan pada setiap penampilan
presentasi kelompok.

Elaborasi Pemahaman dengan menyimpulkan serta menjawab pertanyaan


pemantik secara berkelompok dan berdiskusi.

Koneksi Antar Materi yaitu mampu mereflesikan pembelajaran yang telah


diperoleh serta mengidentifikasi ketertarikan visi guru dengan materi lain
dan inisiatif perubahan yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran peserta didik dengan Profil Pelajar Pancasila.
3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut
dengan melengkapi setiap pertanyaan reflektif yang disajikan, memahami
setiap teori pada eksplorasi konsep, merumuskan visi individu dengan
menyesuaikan kondisi pendidikan di masa mendatang, bekerja sama dan
berdiskusi dengan teman sejawat, sehingga mampu merumuskan visi
kelompok berdasarkan kolaborasi setiap visi individu.

Analisis artefak Artefak pembelajaran pada topik 1 yang mendukung hasil refleksi pengalaman
pembelajaran belajar saya yaitu berupa hasil ruang kolaborasi mengenai visi individu dan
kelompok, koneksi antar materi dan aksi nyata.

Link artefak pembelajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/1Osa2rNMkS_3rpxt9tdnRxFLfDNP8t3I
h?usp=share_link

Ruang Kolaborasi pada topik 1 merupakan bagian pengkolaborasian visi antar


individu yang kemudian berdasarkan visi tersebut dapat dirumuskan visi
kelompok. Visi kelompok kami adalah

Koneksi Antar Materi pada topik 1 berupa refleksi dari pengalaman belajar
yang diperoleh dengan mengaitkan visi pribadi dengan konsep materi lain dan
inisiatif-inisiatif perubahan yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran peserta didik. Selain itu, merefleksikan pembelajaran apa yang
dapat mereka ambil dari proses belajar merumuskan visi dan apa kaitannya
dengan topik-topik lain yang mereka pelajari di program PPG.

Aksi Nyata pada topik 1 berupa tugas akhir individu dengan merumuskan ulang
visi yang telah diperoleh dengan memperbaiki menggunakan diksi yang tepat.

Pembelajaran Berdasarkan topik 1: visi guru profesional, saya mendapatkan pengetahuan dan
Bermakna wawasan untuk menyusun sebuah visi pribadi yang kemudian diteruskan
(Good Practice) menjadi visi kelompok. Selain itu, saya juga belajar bekerja sama dan berdiskusi
dengan teman sejawat dalam merumuskan sebuah visi yang berpihak pada
peserta didik sebagai calon guru profesional. Keberadaan visi tersebut
berorientasi pada aktualisasi peserta didik dalam mengembangkan kecerdasan
intelektual kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual. Serta menjadi guru yang mampu menghadapi tantangan di era
modernisasi dan globalisasi di masa depan tanpa meninggalkan nilai-nilai
budaya bangsa, serta bermanfaat untuk murid, keluarga dan masayarakat luas.

Nama
Matakuliah Praktik Pengalaman Lapangan I

Review Pada mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan I terdapat lima topik yang
pengalaman dipelajari, yaitu:
belajar. 1. Topik 1 Orientasi PPL I (menuliskan hambatan, tantangan dan solusi PPL 1)
Sebelum melakukan kegiatan observasi, saya mengikuti kegiatan orientasi
yang dimaksudkan untuk mengenalkan berbagai hal terkait sekolah, di
antaranya manajemen pendidikan yang berlaku di sekolah tersebut, kultur
sekolah serta berbagai kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan non akademik
lainnya yang diterapkan di sekolah mitra lokasi. Kegiatan orientasi dilakukan
pada hari pertama dilaksanakannya PPL I di sekolah dan orientasi PPL
diberikan oleh Kepala Sekolah atau Penanggungjawab PPL PPG Prajabatan
di sekolah.

2. Topik 2 Pengamatan PPL I (melakukan observasi dan wawancara


berdasarkan panduan yang telah disediakan).
Kegiatan observasi bertujuan agar mahasiswa memiliki keterampilan
menangkap dan memaknai kejadian, fenomena, dan gejala yang nampak
selama proses pembelajaran yang berpotensi mempengaruhi keberhasilan
proses pembelajaran. Selain itu, observasi juga bertujuan agar mahasiswa
memiliki pemahaman yang utuh tentang lingkungan akademik dan non
akademik di sekolah tempat PPL I. Observasi ini dilakukan terhadap fakta,
kejadian, gejala atau perubahan di sekolah dengan menggunakan panca
indera. Hasil observasi selanjutnya dirumuskan dalam bentuk
inferensi/kesimpulan sementara. Oleh karena itu sebelum melakukan
observasi, saya perlu mendapatkan pembekalan tentang bagaimana
melakukan observasi yang baik. Pembekalan materi observasi ini dilakukan
sebelum terjun ke sekolah. Kegiatan observasi akademik dan non akademik
yang wajib dilakukan.
3. Topik 3 Asistensi Mengajar
Asistensi mengajar merupakan kegiatan mahasiswa PPG membantu GP
melaksanakan tugas keguruan di sekolah. Pada kegiatan asistensi ini
mahasiswa mengambil peran yang lebih sedikit dibanding GP dalam
melaksanakan setiap tahapan pembelajaran. Secara detail langkah kegiatan
asistensi mengajar adalah sebagai berikut:
1) Mendapatkan informasi tentang tugas guru pamong di sekolah,
2) GP dan DPL menetapkan mata pelajaran dan kelas yang akan
digunakan mahasiswa melakukan
3) GP dalam beberapa hal berikut: asistensi mengajar,
4) Melaksanakan kegiatan asistensi mengajar dengan membantu
▪ Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kelas VI beserta
lampirannya kemudian dipraktikkan oleh guru kelasnya)
▪ Mempersiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta alat
evaluasi, dan
▪ Melaksanakan pembelajaran di kelas atau di luar kelas, misalnya
membantu GP mengatur kelompok belajar,
▪ Membagikan Lembar Kerja Siswa, atau mengoreksi hasil tes
peserta didik.
5) Mencatat dan mendokumentasikan semua bentuk kegiatan asistensi
mengajar yang dilakukan,
6) Melakukan refleksi atas hasil kegiatan asistensi mengajar dan
mendiskusikannya dengan GP dan DPL untuk membuat RTL.

4. Topik 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing PPL I (membuat tiga RPP beserta


instrumen untuk diajarkan pada kelas VI)
Pada praktik pembelajaran terbimbing mahasiswa PPG berlatih mengajar di
bawah bimbingan intensif GP dan atau DPL. Setiap mahasiswa minimal
melakukan tiga siklus praktik pembelajaran terbimbing dengan
menggunakan format Lesson Study, melalui siklus Plan (merancang
pembelajaran), Do/See (melaksanakan pembelajaran & observasi), dan
Refleksi & Tindak Lanjut. Adapun kelas yang digunakan untuk praktik
pembelajaran terbimbing adalah kelas 6.

5. Topik 5: Diskusi Refleksi Akhir


Bersama Guru Pamong, DPL dan teman sejawat melakukan refleksi praktik
pembelajaran yang telah dilakukan selama 3 siklus kemudian melakukan
diskusi terkait :
1) Sejauh mana pemahaman Anda tentang PPL? Adakah hal-hal yang
menarik untuk Anda dan di luar dugaan?
2) Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam pengelolaan
kelas setelah melaksanakan PPL I?
3) Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami dan paling
menarik PPL I?
4) Bagaimana strategi Anda mengatasi kesulitan selama Pelaksanaan
kegiatan PPL I mulai dari Orientasi, Observasi sampai pelaksanaan
praktik pembelajaran mandiri terbimbing?
5) Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?
6) Hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki .
Refleksi Pengalaman belajar pada mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan I yang
pengalaman dipilih yaitu pada topik 2 Pengamatan PPL I (melakukan observasi dan
belajar yang wawancara berdasarkan panduan yang telah disediakan).
dipilih 1. Topik 2 adalah kunci keberhasilan suatau pembelajaran dan adaptasi yang
baik. karena sebelum melakukan proses pembelajaran guru harus tahu
karakteristik peserta didik, tahu apa yang harus dilakukan dalam kelas, hal-
hal yang tidak boleh dilakukan dalam kelas saat kegiatan observasi.
2. Kegiatan pembelajaran dilakukan langsung dengan sekoloah mitra dengan
mengobservasi dan wawancara menggunakan panduan firmat yang telah
disediakan di LMS.
3. Dengan melihat panduan format observasi yang disediakan memudahkan
melakukan observasi terkait apa yang akan ditanyakan, kegiatan observasi
dan wawancara juga lebih terstruktur dan tahu arahannya.
Analisis Artefak pembelajaran pada mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan I yaitu
artefak topik 2 pengamatan PPL I mencakup hasil observasi karakteristik peserta didik,
pembelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, manajemen
kelas, lingkungan belajar. Hal ini dikemas dalam bentuk laporan hasil observasi
PPL I.

Link artefak pembelajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/1FInB5sLSYix7BlDBdthIc1tNiPuwf9z
D?usp=share_link

Unggah Laporan Observasi PPL I yang mencakup hasil observasi


karakteristik peserta didik, perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dan non akademik: manajemen sekolah dan lingkungan belajar di
sekolah berdasarkan format observasi yang telah disediakan.
Pembelajaran Guru sebelum membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran harus mengetahui
Bermakna karakteristik peserta didik terlebih dahulu, agar rencana pembelajaran yang
(Good dibuat dapat mencapai tujuan pembelajaran. Ketika kita adalah individu baru
Practice) (guru) dalam satu sekolah kita harus mengetahui bagaimana manajemen sekolah
tersebut, bagaimana gurunya, dan bagaimana lingkungannya. Hal ini, perlu
diketahui agar kita mampu beradaptasi dan melakukan perubahan
pengembangan diri untuk perkembangan sekolah tersebut dengan melakukan
observasi dan wawancara.

Jurnal Refleksi Mata Kuliah Inti Semester II

Nama Pembelajaran Sosial Emosional


Matakuliah

Review Pada mata kuliah pembelajaran sosial emosional terdapat lima topik yang
pengalaman dipelajari, yaitu:
belajar.
1. Topik 1: Kompetensi Sosial Emosional berdasar Kerangka Collaborative for
Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL)
Pada topik ini saya mempelajari tentang kompetensi sosial berdasarkan
kerangka CASEL. Pembelajaran sosial emosional merupakan
Pembelajaranberbasis keterampilan dalam mendidik yang dibutuhkan anak
untuk dapatbertahan dalam masalah dan memiliki kemampuan memecahkan
masalah,Guru mendidik hati dan jiwa si anak untuk menjadi lebih baik dan
nyamandalam menerima pembelajaran serta merasa terlindungi oleh guru
dalamlingkungan pembelajaran maupun lingkungan sekolah. DalamCASEL ini
terdapat komponen-komponen yang harus guru pahami diantara lain adalah :
1) Self-awareness (kesadaran diri)Kemampuan untuk memahami emosi,
pemikiran, dan nilai-nilaiyang mempengaruhi perilaku dalam berbagai
situasi.
2) Self-management (manajemen diri) Kemampuan untuk mengatur emosi,
pemikiran dan perilaku secaraefektif pada situasi yang berbeda.
3) Responsible decision making (pengambilan keputusan yangbertanggung
jawab)Membuat pilihan yang tepat dan konstruktif pada situasi tertentu.
4) Social awareness (kesadaran sosial)Kemampuan memahami perspektif
yang berbeda termasukberempati terhadap kondisi individu dengan
latar belakang yangberbeda.
5) Relationship skill (keterampilan sosial) Kemampuan menjalin dan
mempertahankan hubungan/relasi yangsehat dan efektif dengan individu
dari latar belakang yang berbeda.

Tujuan dari pembelajaran sosial emosional adalah supaya dapat mengenalidan


mengelola emosi, menyelesaikan masalah, mengembangkan relasisosial yang
baik, dapat berempati, membuat keputusan yang tepat dandapat bertanggung
jawab.Pada topik ini saya juga mempelajaribagaimana menyusun sebuah
modul ajar atau RPP berdasarkan denganCASEL.

Adapula Teknik yang telah saya pelajari untuk dapat mengatur social
emosial saat proses belajar mengajar adalah dengan STOP. STOP
sendirimerupakan singkatan dari;
S = Stop (Berhenti sejenak)
T = Take a breath (Ambil nafas sejenak)
O = Observasi
P = Proceed (Lanjutan).

2. Topik 2 membahas mengenai peran guru sebagai teladan pembelajaran


keterampilan sosial emosional (CASEL)
Dalam topik tersebut saya belajar mengenai pentingnya guru dalam kemampuan
mengelola emosi, teknik mindfulness, macam-macam kompetensi EMC2
(Empathy, Compassion, Mindfulness, Critical Inquiry) serta pentingnya
keterampilan sosial emosional dalam pembelajaran. Melalui pembahasan topik
2 ini, saya menjadi tahu bahwa menjadi guru memerlukan pembelajaran
emosional, yaitu karena guru sebagai pendidik dan agen perubahan, sehingga
perlunya mengingat tiga hal dalam pembelajaran sosial emosional yaitu
kepedulian (caring relationship) sebagai dasar pembelajaran, emosi
mempengaruhi suasana belajar dan bagaimana pembelajaran dapat diterima
peserta didik dan tujuan yang mau dicapai dan pemecahan masalah
mengarahkan individu (guru atau peserta didik ) dan juga memberikan motivasi
untuk melakukan pembelajaran.

3. Topik 3 Experiential Learning.


Pentingnya pembelajaran melalui pengalaman (experiential learning): topik ini
menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam pembelajaran. Dengan
melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan nyata, mereka memiliki
kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan sosial
emosional secara praktis. Hal ini membantu siswa mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam dan mempersiapkan mereka untuk
menghadapi situasi kehidupan nyata.

4. Topik 4: Experiential Learning Untuk Pembelajaran Emosional.


Pada pembelajaran dengan model experiential learning, guru perlu memahami
gaya belajar peserta didiknya. Memang tidak bisa memperhatikan satu-
persatu, namun variasi dalam pemberian materi dan tugas yang disesuaikan
dengan gaya belajar dapat memotivasi peserta didik. Pada topik sebelumnya
telah dipelajari experiential learning dan sudah memahami adanya 4 siklus
pembelajaran dari Kolb, yaitu mengalami (experiencing), refleksi (reflecting),
berpikir (thinking), dan melakukan/berperilaku (acting). Berdasarkan siklus
pembelajaran tersebut, Kolb kemudian mengidentifikasi beberapa gaya
belajar:
1. Diverging (Divergen), gaya ini merupakan kombinasi elemen Pengalaman
Konkrit dan Observasi Reflektif. I
2. Assimilating (Asimilasi), gaya yang merupakan kombinasi konseptualisasi
abstrak dan observasi reflektif. mengeksplorasi ide.
3. Converging (Konvergen), merupakan kombinasi Konseptualisasi Abstrak
dan Eksperimen Aktif.
4. Accommodating (Akomodasi), merupakan kombinasi pengalaman konkrit
dan eksperimentasi aktif.
Ketika mempelajari gaya belajar, saya juga bisa menerapkan pembelajaran
sosial-emosional. Dengan memahami gaya belajar yang berbeda sebagai guru
sayabisa memotivasi peserta didik, membuat situasi belajar lebih kondusif dan
menyenangkan.

5. Topik 5: School Well Being


Topik ini menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang
mendukung kesejahteraan siswa dan guru secara holistik. Refleksi dalam
konteks ini dapat mengarah pada evaluasi kebijakan sekolah, praktik pengajaran,
dan interaksi sosial yang dapat mempengaruhi kesejahteraan siswa. Dengan
merenungkan pengalaman dilingkungan sekolah, siswa dapat memahami faktor-
faktor yang mempengaruhi kesejahteraan mereka dan berkontribusi pada
menciptakan lingkungan yang lebih positif dan inklusif.

Pembelajaran emosional adalah bagian penting dalam pendidikan dan dalam


relasi sosial manusia. CASEL menjelaskan bahwa pembelajaran sosial
emosional adalah proses untuk membantu individu mengembangkan
kemampuan dasar untuk hidup dengan baik. Dalam hal ini individu tidak hanya
fokus pada diri sendiri ataupun hanya pada keterampilan, kompetensi tetapi juga
pada relasi yang baik dengan orang lain dan lingkungan. Oleh karena itu,
pembahasan pada topik ini akan memberikan pengetahuan dan implementasi
dalam pembelajaran mengenai upaya untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam berinteraksi dengan orang lain terhadap kemampuan social
emosionalnya.

Refleksi Topik yang paling berkesan bagi saya yakni topik 2 tentang peran guru sebagai
pengalaman teladan pembelajaran keterampilan sosial emosional (CASEL). Dalam topik
belajar yang tersebut saya belajar mengenai pentingnya guru dalam kemampuan mengelola
dipilih emosi, teknik mindfulness, macam-macam kompetensi EMC2 (Empathy,
Compassion, Mindfulness, Critical Inquiry) serta pentingnya keterampilan
sosial emosional dalam pembelajaran. Melalui pembahasan topik 2 ini, saya
menjadi tahu bahwa menjadi guru memerlukan pembelajaran emosional, yaitu
karena guru sebagai pendidik dan agen perubahan, sehingga perlunya
mengingat tiga hal dalam pembelajaran sosial emosional yaitu kepedulian
(caring relationship) sebagai dasar pembelajaran, emosi mempengaruhi suasana
belajar dan bagaimana pembelajaran dapat diterima peserta didik dan tujuan
yang mau dicapai dan pemecahan masalah mengarahkan individu (guru atau
peserta didik ) dan juga memberikan motivasi untuk melakukan pembelajaran.
1. Topik tersebut penting untuk dipelajari karena kita dapat mengetahui
bagaimanan cara mengontrol emosi, agar kelak jika kita mengajar maka kita
dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif, selain itu,
dengan mempelajari topik 2 ini, saya mengetahui bahawa guru sebagai agen
perubahan memerlukan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran sosial
emosionla, sehingga proses pelaksanaan pembelajaran dapat menyesuaikan
dengan kondisi peserta didik.
2. Saya mempelajari materi-materi pada topik 2 melalui alur MERDEKA yang
disediakan pada LMS saya mempelajari macam-macam kompetensi EMC2
(Empathy, Compassion Mindfulles, Critical Inquiry) serta pentingnya
keterampilan sosial emosionla dalam pembelajaran. Apabila terdapat materi
yang kurang saya pahami dan mengerti maka saya akan bertanya kepada
teman satu kelas atau kepada dosen. Hal-hal yang saya lakukan untuk
mempelajari topik pada mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional adalah
dengan mengikuti alur MERDEKA.
Mulai dari Diri yaitu menjawab pertanyaan pemantik sebagai refleksi
sebelum mempelajari lebih jauh mengenai peran guru sebagai teladan
pembelajaran keterampilan sosial emosional (CASEL).

Eksplorasi Konsep yaitu paparan materi konsep untuk lebih mendalami


topik 2 dengan disajikan video-video pembelajaran sosial emosional yang
medasari teori pada topik 2.

Ruang kolaborasi yaitu sebagai tempat untuk berdiskusi dengan teman


sekelompok mengenai beberapa permasalahan dalam pembelajaran sosial
emosional . Selain itu, disajikan pula beberapa film Indonesia/luar negeri
yang masih memiliki keterkaitan dengan peran guru dalam pembelajaran
sosial emosional. Berdasarkan film-film tersebut, terdapat banyak
pengajaran seperti adanya guru sebagai wujud dari egen perubahan.

Demosntrasi Kontekstual yaitu mengunggah hasil diskusi kelompok yang


mempresentasikan mengenai guru sebagai agen perubahan dalam film laskar
pelangi. Demonstrasi kontekstual disajikan dalam bentuk video yang
diunggah di You tube yang mengulas pesan film laskar pelangi dalam
kompetensi pembelajaran sosial emosional.

Elaborasi Pemahaman yaitu membuat pertanyaan yang belum dipahami


dalam bentuk forum diskusi antar mahasiswa dan dosen pembimbing.

Koneksi Antar Materi yaitu membuat peta konsep/infografis yang


berkaitan misalnya menghubungka SEL (Social Emotional Learning)
dengan hubungan interpersonal, dengan kebahagiaan dengan metode
pembelajaran.

Aksi nyata yaitu melakukan refleksi dan menuliskan rancangan aksi yata
terkait konsep SEL dan membuat modul ajar. Selain itu, saya juga mencari
berbagai sumber belajar yang bisa saya dapatkan dalam bentuk artikel, buku,
jurnal online dan diskusi sebagai penunjang proses belajar.
3. Menurut saya sangat penting, hal ini karena dengan mempelajari materi yang
sudah dapat dijadikan pedoman ketika sudah mengajar secara langsung di
kelas. Sehingga bisa menjadi acuan dalam menerapkan pembelajaran sosial
emosional di dalam kelas.

Analisis Artefak pembelajaran pada mata kuliah pembelajaran sosial emosional topik 2
artefak peran guru sebagai teladan pembelajaran keterampilan sosial emosional
pembelajaran (CASEL), yaitu berupa demonstrasi kontestual, koneksi antar materi, dan aksi
nyata.

Link artefak pembelajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/1yrn95alfe8DmCAlwCXFTiYfQEDqpc
1dx?usp=share_link

Demonstrasi Kontekstual membuat bahan presentasi (video) mengenai review


salah satu film yang dikaitkan dengan pembelajaran sosial emosional yaitu film
laskar pelangi.
Koneksi Antar Materi berupa infografis yang menggambarkan konsep SEL
dan kaitannya dalam proses pembelajaran, serta refleksi pembelajaran topik 2.

Aksi Nyata berupa refleksi setelah mempelajari topik ini. Kemudian membuat
modul ajar yang memuat kompetensi pembelajaran sosial emosional.
Pembuatan mosul ajar tersebut memberikan gambaran bagi saya untuk
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan kompetensi sosial emosional.
Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, saya akan berusaha mengembangkan kemampuan
Bermakna saya dalam mengelola emosi. Salah satunya adalah dengan menerapkan tekni
(Good mindfulleness. Guru sebagai agen perubahan hendaknya perlu memiliki
Practice) kecerdasan emosional yang baik. apabila guru memiliki kecerdasan emosional
yang baik , maka guru tersebut dapat menciptkan lingkungan dan suasana belajar
yang nyaman bagi peserta didik. Sebaliknya, jika gru tidak dapat mebgontrol
emosi, maka suasana dalam belajar akan kurang menyenangkan dan membuat
peserta didik bosan dan merasa tertekan.

Nama Proyek Kepemimpinan II


Matakuliah

Review Pada mata kuliah Proyek Kepemimpinan II ini menyediakan kesempatan kepada
pengalaman mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinannya melalui
belajar. kegiatan service learning berbasis sekolah atau komunitas dalam bentuk proyek.
Proyek Kepemimpinan II ini juga lanjutan dari rencana yang disiapkan pada
Proyek Kepemimpinan I. Dalam pelaksanaan proyek kepemimpinan II ini,
diharapkan dapat membuka kesempatan berkolaborasi dengan mitra atau para
pihak, baik yang telah bekerja sama dengan kampus, maupun dengan yang baru
baik sekolah, komunitas maupun lembaga sosial lainnya.

Topik 1: Revisi dan Konfirmasi Rencana

Fokus utama fase ini adalah menghasilkan rencana bersama yang dapat mendatangkan
sebesar mungkin manfaat bagi peningkatan kualitas belajar anak. Diharapkan
kelompok mahasiswa dapat menggunakan model pengelolaan Inkuiri Apresiatif
(5D atau BAGJA) untuk merevisi dan menguatkan rencana aksi nyata yang sudah
disusun oleh kelompok, serta berkoordinasi dengan Dosen pendamping untuk
mengkonfirmasi program yang akan dilaksanakan serta melakukan revisi yang
diperlukan. Kelompok telah mentransformasikan rencana yang telah dibuat dalam
Proyek Kepemimpinan I menjadi rencana milik bersama dengan
sekolah/komunitas sasaran. Kelompok mahasiswa juga telah memaparkan kemudian
mendiskusikan tujuan dan langkah prakarsa perubahan agar dapat menggalang
kontribusi bersama demi meningkatkan manfaat atau pencapaian projek sekaligus
mengelola resikonya sehingga menghasilkan rencana bersama yang dapat
mendatangkan sebesar mungkin manfaat bagi sekolah, tenaga pendidik, berserta peserta
didik dalam meminimalisir tindakan bullying di sekolah.

Topik 2: Prosedur Pelaksanaan Projek Kepemimpinan II

Pada topik ini calon Guru bersama kelompoknya melakukan Persiapan,yaitu :

1. Rencana Proyek Kepemimpinan II “Webinar Gerakan Anti Bullying di


Sekolah Dasar”
2. Peta peran/tanggung jawab Proyek Kepemimpinan II (Rencana Proyek
Kepemimpinan II yang telah dipetakan peran serta tanggung jawab
dari kelompok dan para pemangku kepentingan
disekolah/komunitas sasaran).

Adapun tahapan-tahapan rencana kegiatannya secara garis besar yaitu


1. Menyusun SK kepanitiaan, menyiapkan pemateri, membuat surat
pelaksanaan kegiatan, dan berkoordinasi dengan pemangku
kepentingan disekolah/komunitas sasaran (UPT SD INPRES 6/86
BIRU)
2. Eksekusi Rencana PK-II, dan dokumentasi proses/hasil/dampak PK-II
terhadap Gerakan Anti Bullying di Sekolah Dasar. .

Dari Proyek kepemimpinan ini diharapkan dapat memberi dampak yang besar bagi
sekolah dalam mengantisipasi kasus bullying yang tejadi di sekolah. Dengan adanya
informasi baru terkait bagaimana mencegah perilaku bullying di sekolah, diharapkan
warga sekolah mampu menciptakan lingkungan sekolah yang aman dari perilaku
bullying. Serta kelompok dapat menghasilkan laporan proses dan pencapaian Proyek
Kepemimpinan II yang akan dikumpulkan sebagai tagihan tugas LMS

Topik 3 Prosedur Penilaian Projek Kepemimpinan II


Topik ini membahas bagaimana mahasiswa sebagai calon Guru harus
menyerahkan laporan progress dan jurnal refleksi individu yang menerapkan
kerangka reflektif 5M, yaitu :1. Mendeskripsikan (Reporting) Menggambarkan
secara umumkemajuan dan tantangan proyek.2. Merespon (Responding)
Menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam menghadapi peristiwa yang
diceritakan,3. Mengaitkan (Relating) Menghubungkan antara peristiwa
denganpengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain dalam lingkup
Proyek Kepemimpinan II yang dikerjakan.4. Menganalisis (Reasoning) Menganalisis
dengan detail alas an terjadinya peristiwa, lalu mengambil beberapa perspektif
lain,seperti teori atau peristiwa sejarah.5. Merancang ulang (Reconstructing)
Menuliskan rencana tindak lanjut atau alternatif merespon peristiwa
tersebut..Laporan progress akan direspon oleh Dosen pendamping dengan sesi
konsultasi, dialog dan diskusi, yang selalu akan ditutup dengan tindakan nyata apa yang
akan dilakukan kelompok dan tidak diberikan skor

Refleksi Topik yang saya pilih yaitu topik 2 “Atur dan Mulai Eksekusi” pada topik ini
pengalaman mulai menyamakan pemahaman akan peran-peran yang diperlukan dalam
belajar yang pencapaian tujuan projek. Mahasiswa dapat menempatkan diri sebagai bagian
dipilih dari sekolah/komunitas yang memberdayakan para pemangku kepentingan agar
saat masa projek usai, tindakan yang diperlukan untuk menjaga dan
mengembangkan manfaat dari projek kepemimpinan ini terus berkelanjutan.
Oleh karena itu, setiap kelompok melakukan refleksi serta dokumentasi
sehingga proses sekaligus hasil projek dapat dikemukakan dan digunakan ketika
merumuskan pembelajaran yang telah didapatkan.

1. Pentingnya memilih topik ini, mahasiswa memiliki penempatan diri


sebagai bagian dari komunitas yang mampu memberdayakan
kepentingan sebuah proyek, tindakan atau upaya yang dilakukan perlu
menjaga dan mengembangkan manfaat dari proyek kepemimpinan
secara berlanjut.
2. Cara mempelajari topik tersebut, dilakukan secara berkelompok dan
menentukan sebuah kegiatan untuk bisa diimplementasikan pada sebuah
komunitas. Pada topik ini calon Guru memahami bahwa tujuan
Proyek Kepemimpinan II adalah mengimplementasikan dan
mengkomunikasikan proses serta hasil proyek dengan menerapkan
prinsip:1. Keputusan dan inovasi berbasis data/fakta/kenyataan
tentangkekuatan/potensi sekolah/komunitas.2. Perencanaan pengelolaan
proyek yang komprehensif, relevan, dan kontekstual.3. Pemaparan
laporan yang efektif dan efisien.4. Storytelling dan rasa syukur
(apresiatif) dalam refleksi setiap anggota terkait proses dan hasil kerja
kelompok.Pada topik ini diharapkan dapat menyamakan pemahaman
dengan harapan mahasiswa mampu menempatkan diri sebagai
bagian dari sekolah atau komunitas agar dapat melakukan tindakan
yang diperlukan untuk menjaga dan mengembangkan manfaat dari
proyek kepemimpinan yang berkelanjutan. Dalam fase ini tiap
kelompok harus terus melakukan refleksi serta dokumentasi
sehingga proses sekaligus hasil dari proyek dapat dikemukakan
dan digunakan ketika merumuskan pembelajaran yang telah didapatkan
3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik tersebut
penting bagi saya, karena kami mampu bekerja sama dalam kelompok
untuk membuat sebuah kegiatan yang berawal dari perencanaan,
penyusunan proposal, menentukan peran.tanggung jawab, dan
melakukan diskusi dengan teman kelompok dan dosen mata kuliah
Proyek Kepemimpinan II

Analisis Artefak pembelajaran pada mata kuliah Proyek Kepemimpinan II yaitu topik 2
artefak Atur dan Mulai Eksekusi tersedia pada link dibawah ini.
pembelajaran
Link artefak pembelajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/1zAk7Jk4SxSpnu4iZW9ip_C6qnHMMiRY?us
p=sharing

Laporan Kemajuan Kelompok Fase 2, berupa respon oleh DPP hasil


konsultasi , dialog dan diskusi bersifat coaching yang dikemas dalam bentuk
tindakan nyata apa yang akan dilakukan dan pembelajaran yang diperoleh
kelompok.

Atur dan Mulai Eksekusi Rencana-Peta dan Peran/Tanggung Jawab PK-


II, berupa tindak lanjut rencana PK-II dari hasil fase I rencana PK-II tersebut
kemudian dikuatkan dengan komitmen, dukungan, dan kontribusi aktif dari para
pemangku kepentingan, sehingga tergambar pemetaan peran serta tanggung
jawab dari kelompok dan para pemangku kepentingan di sekolah/komunitas
sasaran.

Ruang Kolaborasi Fase 2. Atur dan Mulai Eksekusi Rencana, hasil diskusi,
kesulitan, hambatan, tantangan dan solusi dalam mengatasi tantangan pada
saat Fase 2. Atur dan mulai eksekusi rencana, khususnya dalam mengeksekusi
Rencana PK-II, dan mendokumentasi proses/hasil/dampak PK-II terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik.

Laporan Kemajuan Kelompok Fase 2, berupa respon oleh DPP hasil


konsultasi , dialog dan diskusi bersifat coaching yang dikemas dalam bentuk
tindakan nyata apa yang akan dilakukan dan pembelajaran yang diperoleh
kelompok setelah mengeksekusi proyek.

Fase 2. Atur dan Mulai Eksekusi Rencana - Laporan Proses dan


Pencapaian PK-II, bersama kelompok mengeksekusi rencana PK II
dilanjutkan dengan penyusunan laporan proses serta pencapaian projek
kelompok. Kelompok mahasiswa harus dapat menangkap dan
mendokumentasikan proses/hasil/dampak dari PK-II terhadap peningkatan
kualitas pembelajaran anak di sekolah/komunitas sasaran.
Jurnal Refleksi Individu - Fase 2, refleksi ini dibuat setiap melakukan sesi
konsultasi dengan Dosen Pembimbing Projek (DPP) berupa reflektif
memanfaatkan kerangka refleksi 5M.

Pembelajaran Dalam mempelajari proyek kepemimpinan II ini membuat calon guru untuk bisa
Bermakna merencanakan dan menyusun kegiatan diluar aktivitas sekolah. Karena pada
(Good dasarnya guru itu harus memiliki sikap kepemimpinan baik didalam maupun
Practice) diluar lingkungan sekolah.

Nama Prinsip Pengajaran dan Asesemen yang Efketif II di SD


Matakuliah

Review Mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen yang efektif II merupakan mata
pengalaman kuliah yang wajib ditempuh di semester 2. Adapaun materi pada mata kuliah ini
belajar. terdapat dua siklus dimana masing-masing topik terdiri dari enam topik. Pada
siklus 1 mempelajari tentang Teachinf At The Right Level kemudian pada siklus
2 mempelajari Culturally Responsive Learning berikut topik pada siklus 1:

Topik 1: Menyusun Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen yang Efektif


Dengan Pendekatan Teaching at The Right Level di Sekolah Dasar.
Pada topik ini telah dipelajari konsep dan langkah-langkah penyusunan
perencanaan pembelajaran. Seperti yang kita ketahui bahwa perencanaan
merupakan unsur penting dan strategis yang akan memberikan arah dalam
pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang
diharapkan. Adapun penyusunan perangkat yang dilakukan berdasarkan prinsip
pendekatan Teaching at The Right Level dengan baik. Pada topik ini juga
membahas tentang pembelajaran paradigma baru, asesmen diagnostik, unsur-
unsur tertentu dalam pembuatan bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja
peserta didik, asesmen pembelajaran dan tahapan pembuatan perangkat
pembelajaran berdasarkan Panduan Pembelajaran dan Asesmen dari Pusat
Asesmen dan Pembelajaran, Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2021.
Penyusunan perangkat pembelajaran ini disesuaikan tujuan pembelajaran yang
akan digunakan pada PPL II. (RPP, Bahan Ajar, Media, LKPD, Asesmen
Pembelajaran)

Topik 2: Melaksanakan Pembelajaran dengan Menerapkan Prinsip Pengajaran


Dan Asesmen Yang Efektif, serta mampu Menciptakan Lingkungan Kelas Yang
Aman, Nyaman Dan Berpihak Pada Peserta Didik.
Pada topik ini dilaksanakan pembelajaran metode berdiskusi dengan teman
sejawat secara berkelompok dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Saling
bergantian mempresentasikan dan memberikan masukan terhadap perangkat
pembelajaran yang telah disusun. Menjelaskan dan melakukan penyesuaian
perangkat pembelajarannya sesuai masukan dari teman sejawatnya. Sebagai
bahan kajian dalam membuat produk perangkat pembelajaran, kami
mempelajari prinsip-prinsip pengembangan dalam merancang perangkat
pembelajaran berasal dari silabus yang dikembangkan dikemas dari segi
pembagian materi dan alokasi waktu yang lebih jelas dan terperinci untuk
mempermudah guru dalam pelaksanaannya (Trianto, 2010:201-202), harus
memenuhi beberapa prinsip di bawah ini.

1) Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan termasuk kegiatan


yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan dan
pembelajaran, harus benar, dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
2) Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki cakupan sistematikanya
atau urutan penyajiannya.
3) Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus
maupun perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran.
4) Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi
dasar. Indikator, materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan
sistem penilaian.
5) Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber
belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
6) Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7) Fleksibel yaitu keseluruhan komponen silabus maupun rencana
pelaksanaan pembelajaran harus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah
dan tuntutan masyarakat.
8) Menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan pembelajaran
harus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotorik
Topik 3: Mengevaluasi Pembelajaran dan Asesmen Yang telah dilaksanakan di
SD
Pada topik ini secara berkelompok mencermati perangkat pembelajaran sesuai
dengan pendekatan Teaching at The Right Level. Kemudian melakukan diskusi
bersama dosen di kelas pertemuan tatap muka/daring setelah selesai, kemudian
kelompok peers yang lain memberikan tanggapan/masukan. Perangkat
pembelajaran yang sudah didiskusikan disempurnakan agar mendapatkan
perangkat pembelajaran yang lebih baik lagi. Untuk membantu penilaian,
digunakan alternatif format instrumen sekaligus rubrik penilaian pada (LK. 3).

Kegiatan selanjutnya, mencermati fungsi dan jenis asesmen, untuk itu kami
diminta membuat asesmen pembelajaran dengan menggunakan panduan tabel
5. Menyusun evaluasi/asesmen pembelajaran. Mengevaluasi pembelajaran dan
asesmen artinya melakukan refleksi tentang apa yang telah dilakukan selama
proses pembelajaran dan asesmen. Oleh karena itu, dibutuhkan identifikasi
kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran dan
asesmen.

Bentuk evaluasi/asesmen lain yang dapat dipertimbangkan oleh guru, dalam


rangka mengukur ranah (kognitif, afektif, psikomotor) sebagai panduan
membuat teknik penilaian dapat digunakan tabel 6. Penilaian ranah sikap,
pengetahuan dan psikomotorik. Berdasarkan pemahaman pendalaman materi
dan pengalaman menyusun asesmen, kami diminta untuk menyusun
evaluasi/asesmen pembelajaran yang ideal untuk melengkapi perangkat
pembelajaran

Setelah menyusun perencanaan pembelajaran/modul ajar dan perangkat


pembelajaran/perangkat maka secara individu diminta untuk melakukan
simulasi pembelajaran menggunakan prinsip penerapan pendekatan Teaching at
The Right Level, hasil telaah yang diperoleh dapat dijadikan panduan untuk
menyempurnakan perangkat pembelajaran dengan mengikuti rambu-rambu di
bawah ini.

Topik 4: Mengevaluasi Pembelajaran dan Asesmen Yang telah dilaksanakan di


SD
Pada topik ini, saya melaksanakan refleksi melalui diskusi dengan teman
sejawat, dosen, guru pamong/guru penggerak/praktisi pendidikan untuk
menemukan permasalahan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Sekaligus
memberikan masukan dan mengatasi permasalahan yang dialami pada
mahasiswa. Selain itu, dalam aktivitas ini juga membahas tentang perangkat
pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan pendekatan Teaching at
The Right Level agar lebih matang atau lebih baik lagi sehingga memberikan
kemudahan dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya.
Kegiatan refleksi dilakukan dengan mengacu pada Visible Thinking
Routine “Stop Light” dengan kriteria sebagai berikut:
1) Hal apa saja yang sudah baik dan tetap harus dilaksanakan (lampu
hijau),
2) Masih diperlukan dukungan untuk dilaksanakan dan ditingkatkan
(lampu kuning), dan
3) Hal apa yang harus dihentikan (lampu merah) mengenai tantangan
yang ditemukan ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas
(rencana, tujuan, evaluasi, dan assessment pembelajaran

Refleksi merupakan upaya melihat kembali apa yang telah dilakukan sehingga
kita dapat melihat kelebihan dan kekurangannya dari komponen perangkat
pembelajaran yang sudah dibuat, melalui pengisian tabel 9. Refleksi
Penyusuanan Perangkat Pembelajaran Pendekatan Teaching at The Right
Level mempermudah dalam menyusun perangkat pembelajaran dengan
pendekatan Teaching at The Right Level.

Selanjutnya merefleksikan pada penerapan pembelajaran untuk mempermudah


pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan mengisi Lembar
Kerja (LK) sebagai berikut. Tabel 10. Refleksi Pelaksanaan
Pembelajaran Teaching at The Right Level.Berdasarkan hasil evaluasi diri
terhadap kendala pada pembelajaran yang telah dilakukan, saya mengetahui
apakah pembelajaran yang telah dilakukan berhasil atau gagal. Keberhasilan
dan kegagalan dalam suatu pembelajaran tentunya akan ada solusi yang
ditawarkan untuk memperbaiki pembelajaran tersebut.

Topik 5: Mengevaluasi Pembelajaran dan Asesmen Yang telah dilaksanakan di


SD
Pada topik ini, saya melakukan diskusi reflektif dan melakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan terhadap
karakteristik materi, karakteristik peserta didik yang nantinya akan digunakan
untuk menyusun perencanaan pembelajaran yang akan datang, membuat
laporan singkat terkait materi yang dibahas berdasarkan hasil diskusi reflektif,
dan menyusun RTL dengan memperhatikan pendekatan Teaching at The Right
Level.

Setelah menemukan koneksi antar materi selanjutnya, membuat laporan singkat


hasil refleksi materi dengan memperhatikan struktur laporan seperti pada
format TUGAS 8. Laporan Hasil Refleksi Terkait Topik yang Dibahas. Untuk
mempermudah laporan hasil refleksi materi terkait topik yang dibahas, maka
saya mengacu pada rubrik penilaian laporan pada LK. 8. Instrumen Penilaian
Laporan.

Setelah mempelajari berbagai materi tentang prinsip pengajaran dan asesmen


yang efektif dan mengerjakan rangkaian pelaksanaan pembelajaran dengan
baik, kegiatan yang saya lakukan membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk
melaksanakan tahapan kegiatan selanjutnya. Rencana tindak lanjut yang saya
lakukan berdasarkan hasil refleksi kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, maka saya menuangkan ide-ide/gagasan dalam Rencana Tindak
Lanjut (RTL) melalui format LK. 9 Menyusun Rencana Tindak Lanjut

Topik 6: Mengevaluasi Pembelajaran dan Asesmen Yang telah dilaksanakan di


SD
Pada topik ini mahasiswa diharapkan mampu mengevaluasi pembelajaran dan
asesmen yang efektif yang telah dilaksanakan. Dengan pendekatan Teaching at
The Right Level,
Adapun kegiatan yang dialkukan pada topik ini adalah:
1) Menyusun laporan hasil belajar peserta didik yang mencerminkan
kompetensi masing-masing peserta didik.
Laporan hasil belajar merupakan laporan keseluruhan dari proses dan akhir
pembelajaran. Laporan hasil belajar merupakan hasil analisis pendidik
terhadap perkembangan belajar peserta didik. Laporan hasil belajar biasanya
diberikan di akhir semester dan akhir tahun ajaran. Sekolah menentukan
format hasil belajar sesuai dengan kebutuhan, fungsi, nilai, dan budaya
masing-masing sekolah
2) Menyusun perencanaan pembelajaran pada tujuan pembelajaran yang lain,
berdasarkan hasil diskusi dan pengalaman penyusunan perangkat
pembelajaran sebelumnya

Kegiatan selanjutnya, menyusun rubrik penilaian keterampilan dengan


menerapkan model pembelajaran pendekatan Teaching at The Right Level,
melalui rambu-rambu yang telah ditentukan (TUGAS PROJEK: . menyusun
rubrik penilaian keterampilan sebagai bagian dari asesmen formatif peserta
didik)

Kemudian“TUGAS PROJEK 2” yaitu mengembangkan perangkat


pembelajaran dengan pendekatan Teaching at The Right Level. Berdasarkan
pada langkah-langkah kegiatan yang sudah dilakukan mengikuti tahapan-
tahapan dalam alur modul yang sudah dipelajari.

Adapun topik pembahasan pada Siklus 2 mencakup:

Topik 1: Menyusun Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen yang efektif II


Culturally Responsive Teaching di Sekolah Dasar

Pada topik ini, saya mulai menyusun perencanaan pembelajaran dengan


menerapkan pendekatan Culturally Responsive Teaching. Untuk
mempermudah kegiatan pembelajaran ini, maka saya merespon pertanyaan
pada LK.10. Asesmen Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
dengan Culturally Responsive Teaching. Pendekatan Culturally Responsive
Teaching merupakan pendidikan multikultural yang diterapkan di dalam kelas,
mencakup pendidikan keragaman budaya dalam masyarakat, bisa juga
diartikan sebagai pendidikan yang menawarkan ragam model untuk
keragaman budaya dalam masyarakat, dan terkadang juga dimaknai sebagai
pendidikan untuk membina sikap peserta didik agar menghargai keragaman
budaya masyarakat.

Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mencermati konsep-


konsep Culturally Responsive Teaching, selanjutnya mengisi pernyataan pada
Lembar Kerja 11: Refleksi Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Culturally
Responsive Teaching. Kemudian mencari contoh perencanaan pembelajaran,
selanjutnya melakukan analisis dari contoh perencanaan pembelajaran tersebut
dengan mengisi Lembar Kerja 12. Unduh LK.12. Instrumen Analisis
Perencanaan Pembelajaran Culturally Responsive Teaching.Hasil analisis
rencana pembelajaran digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Culturally Responsive
Teaching pada rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam PPL II.

Kegiatan selanjutnya melakukan Refleksi dan Analisis terhadap perencanaan


pembelajaran untuk menemukan kekurangan dan kelebihan dari perencanaan
pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh karena itu, saya menuangkan hasil
analisis kekuatan dan apa yang perlu ditingkatkan dari perencanaan
pembelajaran yang telah dikembangkan melalui LK.13: Menemukan kekuatan
dan hal-hal yang perlu ditingkatkan dari perencanaan pembelajaran yang sudah
Anda susun dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching.

Topik 2: Melaksanakan Pembelajaran dengan Menerapkan Prinsip Pengajaran


dan Asesmen yang Efektif, serta Mampu Menciptakan Lingkungan Kelas yang
Aman, Nyaman dan Berpihak pada Peserta Didik di Sekolah Dasar

Pada topik ini, membahas pelaksanaan pembelajaran diarahkan pada


pendekatan Culturally Responsive Teaching yaitu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada keterkaitan antara pendidikan dan dimensi sosial budaya
peserta didik. Mahasiswa mampu melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan sistem pengajaran dan asesmen yang efektif, serta mampu
menciptakan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta
didik.

Pada Ruang Kolaborasi, dilakukan kegiatan diskusi dalam kelompok


membahas perangkat pembelajaran dengan pendekatan Teaching at the Right
Level dan asesmen yang efektif yang telah dilakukan.
Selanjutnya mencermati penyusunan perangkat pembelajaran dengan
pendekatan Culturally Responsive. Para mahasiswa dalam kelompoknya
mempraktekan cara mengajar dengan menggunakan internalisasi CTR.
Kelompok yang mengamati melakukan telaah. Kelompok yang melakukan
praktik harus mengumpulkan dokumen rencana pembelajaran dan
menyerahkannya kepada kelompok pengamat. Adapun bantuan rubrik
penilaian kegiatan tersedia pada tabel di bawah ini. LK 15. Mencermati
Internalisasi Pembelajaran dengan Pendekatan Teaching at The Right Level.

Menuliskan masukan dari teman sejawat hasil diskusi tentang perangkat


pembelajaran menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching yang
sudah kami buat dengan menggunakan visible thinking routine “What makes
you say that. Selanjutnya membuat kesimpulan dari masukan teman tersebut.
Menyusun perencanaan pembelajaran harusnya terfokus pada tujuan
pembelajaran, karena tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan
kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah
melakukan proses pembelajaran.

Topik 3: Mengevaluasi Pembelajaran Dan Asesmen Yang Telah Dilaksanakan


Di Sekolah Dasar

Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen merupakan bagian yang sangat


penting dalam proses pembelajaran dan tidak dapat lepas dari kegiatan
pembelajaran itu sendiri. Evaluasi atau asesmen ditujukan untuk meningkatkan
kualitas belajar dan pengajaran. Makna sebenarnya dari asesmen tidak hanya
menyangkut penyediaan informasi tentang hasil belajar dalam bentuk nilai, akan
tetapi hal yang terpenting adalah adanya proses yang telah terjadi selama
pembelajaran itu berlangsung.

Pada topik ini, mahasiswa diharapkan mampu mengevaluasi pembelajaran


dan asesmen yang efektif yang telah dilaksanakan dengan menemukan media
pembelajaran berupa video yang mendemonstrasikan secara kontekstual
mengenai pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Culturally
Responsive Teaching . Untuk mengetahui apakah perencanaan pembelajaran
sudah sesuai kompeten yang sudah ditetapkan maka, kami berikan penilaian
menggunakan alternatif format instrumen pada LK.16. Pengamatan
Perencanaan Pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive
Teaching.

Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen artinya melakukan refleksi


tentang apa yang telah dilakukan selama proses pembelajaran dan asesmen.
Oleh karena itu, dibutuhkan identifikasi kegiatan apa saja yang telah
dilaksanakan selama proses pembelajaran dan asesmen. Selanjutnya,
menemukan contoh tes formatif berdasarkan materi yang telah dipelajari.
Bentuk asesmen lain dalam rangka mengukur ranah (kognitif, afektif,
psikomotor) sebagai panduan membuat teknik penilaian digunakan Tabel 17.
Aspek Penilaian Pengetahuan, Sikap, dan Psikomotor.
Berdasarkan pada tabel di atas, kami memperoleh data hasil belajar peserta
didik, selanjutnya melakukan analisis terhadap hasil belajar peserta didik.
Kegiatan selanjutnya menyusun penilaian yang ideal dilengkapi dengan
instrumen dan rubrik penilaiannya yaitu meliputi aspek ranah pengetahun,
sikap, dan psikomotor pada LK.17. Aspek Penilaian Ranah Pengetahuan,
Sikap, dan Keterampilan.

Setelah menyusun berbagai penilaian di atas selanjutnya yaitu


mensimulasikan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan perbaikan hasil
diskusi yang sudah dilaksanakan.

TUGAS PROJEK : Video Pelaksanaan Pembelajaraan

Membuat projek berupa video pelaksanaan pembelajaran. Hasil


menganalisis kegiatan pembelajaran yang diperoleh dapat dijadikan acuan
untuk melakukan penyempurnaan perangkat pembelajaran dengan mengikuti
lima rambu-rambu yang sudah ditentukan. Untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan di dalam melaksanakan proses pelaksanaan pembelajaran, saya
mengisi rubrik di bawah ini. Unduh LK. 18. Instrumen Penilaian Simulasi
Pembelajaran Sebagai bahan refleksi untuk membuat perencanaan
pembelajaran/modul ajar berikutnya, saya melakukan penilaian terhadap video
praktik pembelajaran yang telah didiskusikan dengan merujuk pada instrumen
pembuatan video pembelajaran yang tertera pada LK. 19. Instrumen
Penilaian Video Simulasi Pembelajaran.

Topik 4: Mengevaluasi Pembelajaran Dan Asesmen Yang Telah Dilaksanakan


Di Sekolah Dasar
Melalui refleksi yang telah dilakukan diperoleh informasi positif tentang
bagaimana guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dengan harapan
capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran peserta didik akan tercapai.
Dalam pembahasan topik ini mahasiswa akan lebih memperdalam kemampuan
melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen efektif yang telah dievaluasi.

Pada kegiatan “Elaborasi Pemahaman” diawali dengan menyampaikan


paparan tentang kegiatan merefleksi perangkat pembelajaran yang sudah
dibuat dan dipersiapkan untuk diberi masukan lagi oleh teman sejawat, dosen,
guru pamong/guru penggerak/praktisi pendidikan, dimulai dengan menyimak
dan mencermati tayangan video pembelajaran yang dipresentasi. Selanjutnya
masing-masing saling memberikan masukan atau memberi tanggapan terhadap
tayangan video pembelajaran tersebut untuk dijadikan acuan mempersiapkan
perangkat dan pembelajaran selanjutnya.

Membuat pertanyaan-pertanyaan mengenai hasil penyusunan perencanaan


pembelajaran sampai dengan simulasi pelaksanaan pembelajaran yang belum
dipahami dari presentasi kelompok lain. Pertanyaan ini didiskusikan guna
menambah masukan untuk menjadikan produk yang telah dibuat menjadi
semakin lebih baik lagi. Untuk mempermudah melaksanakan kegiatan diskusi
ini menggunakan Visible Thinking Routine “Traffic Light Reflection”.

Refleksi merupakan upaya melihat kembali apa yang telah dilakukan sehingga
kita dapat melihat kelebihan dan kekurangannya. Melalui table 18:
Refleksi Penyusunan Perangkat Pembelajaran Pendekatan Culturally
Responsive Teaching mengarahkan untuk melakukan refleksi hasil evaluasi
pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan.

Selanjutnya merefleksi penerapan perencanaan pembelajaran yang


diimplementasikan pada simulasi pelaksanaan pembelajaran. Untuk
mempermudah simulasi pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan berikutnya
sudah disediakan tabel refleksi Pelaksanaan Pembelajaran
Pendekatan Culturally Responsive Teaching. Tabel 19. Refleksi Pelaksanaan
Pembelajaran Pendekatan Culturally Responsive Teaching.

Setelah melaksanakan refleksi pada pembuatan perangkat pembelajaran dan


pelaksanaan pembelajaran, saya mengetahui kendala pada kegiatan tersebut.
Selanjutnya melakukan diskusi secara kooperatif dengan teman sejawat,
dosen, guru pamong/guru penggerak/praktisi pendidikan untuk mendapatkan
masukan sebagai landasan pada kegiatan selanjutnya. Melalui Tabel 20.
Refleksi Tantangan Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap ini, saya membuat beberapa alternatif perbaikan berdasarkan


masukan hasil diskusi atau masukan dari teman sejawat, dosen, guru
pamong/guru penggerak/praktisi Pendidikan, dengan mengisi Lembar Kerja
21. Unduh LK. 21. Alternatif Perbaikan Perencanaan Pembelajaran,
Pelaksanaan Pembelajaran, dan Perbaikan Evaluasi Pembelajaran.

Topik 5: Mengevaluasi Pembelajaran Dan Asesmen Yang Telah Dilaksanakan


Di Sekolah Dasar

Rencana Tindak Lanjut (RTL) merupakan rencana kegiatan yang dilakukan


pada tahap akhir proses pembelajaran dan dinyatakan dalam satu rangkaian yang
berkelanjutan, termasuk di dalamnya adalah perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan, selaras dengan perubahan kebutuhan dan masalah yang akan
dihadapi pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Pada Koneksi antar Materi mahasiswa berdiskusi mengenai Rencana Tindak


Lanjut (RTL). Setelah mengkaji beberapa tahapan materi yang dibahas
diharapkan mampu membuat rencana tindak lanjut pembelajaran dan asesmen
berdasarkan hasil refleksi. Agar memiliki pemahaman yang holistik tentang
penyusunan perencanaan dan perangkat pembelajaran serta asesmen yang
efektif, sebagai bahan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran maka perlu
dipelajari lebih mendalam konsep serta komponen yang terkait dengan
pendekatan Culturally Responsive Teaching.

Setelah itu, melakukan analisis hubungan antara karakteristik materi,


karakteristik peserta didik untuk membantu menyusun rencana tindak lanjut.
Untuk memudahkan proses koneksi antar materi, langkah yang dilakukan
mengisi tabel 21. Karakteristik Peserta Didik dan Karakteristik Materi.
Berdasarkan tabel tersebut, kita dapat mengetahui hubungan antara
karakteristik peserta didik dengan materi pembelajaran. Selanjutnya,
berdasarkan materi atau IPK yang belum tuntas, dan dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi,
kemudian dapat menyusun rencana tindak lanjut.

Aktivitas tindak lanjut dapat kita mulai dari merancang perbaikan rencana
pembelajaran, mengidentifikasi upaya-upaya mengoptimalkan proses
pembelajaran, dan kemudian merancang pembelajaran remedial. Dengan
perbaikan yang dilakukan, kualitas proses pembelajaran juga akan menjadi
lebih baik dibanding sebelumnya. Tabel berikut akan mempermudah
melakukan Rencana Tindak Lanjut pada perangkat pembelajaran. Tabel
Rencana Tindak Lanjut.

Setelah melakukan refleksi dan menyusun rencana tindak lanjut, Anda perlu
melakukan analisis koneksi antarmateri untuk memudahkan melakukan
pembelajaran tambahan atau pembelajaran remedial. Lakukanlah pemetaan
koneksi antarmateri dengan membuat peta konsep/mind map dan infografis,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Tugas 15. Temukan Koneksi
Antar Materi

Setelah menyelesaikan kegiatan pembuatan Rencana Tindak Lanjut,


selanjutnya membuat “Laporan sederhana” dari hasil refleksi terkait topik
yang dibahas dengan memperhatikan struktur laporan yang baik. Laporan
adalah sebuah karya tulis yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan tujuan sebagai bukti pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang
diberikan. Tugas 16. Laporan Hasil Refleksi Terkait Topik yang Dibahas

Untuk mempermudah pembuatan laporan pada alur MERDEKA “Koneksi


Antar Materi” ini dapat mengacu pada rubrik penilaian
pada LK.22. Instrumen Penilaian Laporan. Sebagai referensi, rencana tindak
lanjut apa dilakukan berdasarkan hasil refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dibuat. Rencana Tindak Lanjut (RTL) ini sebagai acuan untuk
melanjutkan dan menerapkan praktik mengajar pada kegiatan
selanjutnya. LK.23. Temukan Rencana Tindak Lanjut.

Topik 6: Mengevaluasi Pembelajaran Dan Asesmen Yang Telah Dilaksanakan


Di Sekolah Dasar
Hasil belajar adalah sebagai bagian terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
peserta didik yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan, yang disampaikan setelah akhir proses pembelajaran yang
dituangkan dalam bentuk laporan. Laporan hasil belajar peserta didik
merupakan rangkuman hasil evaluasi peserta didik yang berupa angka, atau nilai
yang telah dicapai seorang peserta didik dari pembelajaran yang telah
dilakukan. Setelah mempelajari bahasan materi pada topik ini diharapkan
mahasiswa dapat Menyusun laporan peserta didik sesuai dengan standar laporan
yang berlaku saat ini.

Penilaian proses dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung.


Penilaian proses merupakan penilaian yang menitikberatkan sasaran penilaian
pada tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian
tujuan pengajaran.

Setelah mempelajari beberapa kriteria laporan penilaian hasil belajar peserta


didik, tentunya saya semakin menyadari pentingnya memiliki kemampuan
menyusun laporan hasil belajar yang baik. Untuk membuat pelaporan hasil
belajar peserta didik, alternatif yang dapat digunakan untuk melakukan
pelaporan peserta didik dapat mencermati Tabel Format Penilaian.

Selanjutnya membuat laporan hasil belajar peserta didik berdasarkan


pemahaman konsep teori yang telah dipelajari, dan pengalaman melaksanakan
pembelajaran, dan hasil diskusi dengan sejawat, dosen, guru pamong/guru
penggerak/praktisi pendidikan.

TUGAS PROJEK: Menyusun rubrik penilaian keterampilan (praktik/


projek/portofolio) pilih salah satu sebagai bagian dari asesmen
formatif dengan menerapkan pendekatan Culturally Responsive
Teaching. Rubrik Penilaian Projek Membuat Infografis mengenai Sel. Setelah
menjawab beberapa pertanyaan dan menyelesaikan tugas di atas, maka
langkah selanjutnya mengisi . LK. 24. Asesmen Analisis Pencapaian
Kompetensi Peserta Didik

Untuk menggambarkan bahwa telah paham dalam membuat asesmen yang


baik dan memuat aspek-aspek yang berguna bagi peningkatan kemampuan
peserta didik dan sebagai bahan acuan untuk membuat rapor hasil belajar
peserta didik, maka memberikan respon dari pertanyaan yang terdapat pada
Tabel 22. Unduh Tabel 22. Umpan Balik Asesmen Proses Pembelajaran
Individual

Tugas 18: Buatlah laporan hasil belajar peserta didik sesuai dengan kelas yang
diampu oleh Anda di sekolah masing-masing. Setelah Anda berdiskusi dan
berpengalaman menyusun perencanaan pembelajaran, maka langkah
selanjutnya mengerjakan TUGAS PROJEK yaitu menyusun perencanaan
pembelajaran atau modul ajar dengan menerapkan model pembelajaran
pendekatan Culturally Responsive Teaching.

TUGAS PROJEK: Temukan perencanaan pembelajaran/modul ajar dengan


menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching. Pada bagian akhir
dari aktivitas alur MERDEKA ini, merefleksi kegiatan pembelajaran sebagai
bentuk “Aksi Nyata” dari penyelesaian kegiatan pembelajaran dengan
merespon dari beberapa pertanyaan pada Unduh Refleksi.

Refleksi Topik yang saya pilih yaitu topik 1 pada siklus 1 tentang “Menyusun
pengalaman Perencanaan Pembelajaran Dan Asesmen Yabg Efektif II Dengan Pendekatan
belajar yang Teaching at The Right Level di Sekolah Dasar”. Topik 1 merupakan topik awal
dipilih untuk membuka pengetahuan mengenai pendekatan Teaching at The Right Level
yang mempelajari lebih dalam mengenai bagaimana merancang dan proses
asesmen yang digunakan dalam menerapkan pendekatan ini.
1. Pada topik tersebut saya memahami dan mengetahui Teaching at The
Right Level sebagai pendekatan yang mengacu pada tingkat capaian
peserta didik. Dalam topik ini saya juga membuat rancangan
pembelajaran menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level,
sehingga nantinya pada saat proses mengajar dapat membuat proses
pembelajaran yang berpihak dan menyesuaikan dengan tingkat
kemampuan peserta didik.
2. Hal-hal yang saya lakukan untuk mempelajari topik pada mata kuliah
Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II di SD adalah dengan
mengikuti alur MERDEKA yang terdiri dari kegiatan mulai dari diri dan
eksplorasi konsep.
Mulai dari Diri berupa kegiatan untuk merefleksi RPP yang
menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level, RPP yang telah
disediakan di LMS.

Eksplorasi Konsep tentang pembelajaran pradigma baru, asesmen


diagnostik unsir-unsur tertentu dalam pembuatan bahan ajar, media
pembelajaran. Lembar kerja peserta didik, asesmen pembelajaran dan
tahapan pembuatan perangkat pembelajaran. Pada jenjang pendidikan
sekolah dasar pradigma baru ini, memastikan bahwa praktik
pembelajaran berpusat pada peserta didik yang pembelajarannya
merupakan satu siklus yang berawal dari pemetaan standar kompetensi,
perencanan proses pembelajaran dan pelaksaan asesmen untuk
memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran pradigma baru memberikan
keleluasaan bagi peserta didik untuk merumuskan rancangan
pembelajaran dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik (Teaching at The Right Level). Sehingga untuk
mempelajari eksplorasi konsep terdapat kegiatan menganalisis beberapa
hal seperti bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, hingga evaluasi
sesuai dengan format yang disediakan di LMS. Selain itu, saya juga
mencari berbagai sumber belajar yang bisa saya dapatkan baik dalam
\bentuk artikel, buku, jurnal di Google Schoolar, ebook dan diskusi
sevagai penunjang proses belajar mengenai pendekatan Teaching at The
Right Level.
3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik
tersebut penting karena hal tersebut memberikan pengetahuan dan solusi
bagi saya. Pada topik ini saya dapat berdiskusi dengan teman secara
berkelompok dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Saya saling
berkolaborasi dalam memberikan masukan terhadap perangkat
pembelajaran yang telah disusun. Setelah itu, saya dapat melakukan
penyesuaian perangkat pembelajarannya sesuai masukan dari teman.
Sehingga penyususnan RPP akan lebih maksimal dan dapat
dilaksanakan secara efektif di kelas nanti. Dalam mempelajari topik
tersebut saya belajar bersama rekan mahasiswa dan dosen berdiskusi
mengenai bagaimana cara untuk menyusun rencana pembelajaran
menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level. Setelah itu saya
dapat melakukan penyesuaian perangkat pembelajarannya sesuai
masukan dari teman , sehingga penysunan RPP akan lebih maksimal dan
dapat dilaksanakan secara efektif di kelas nanti.
Analisis Artefak pembelajaran pada mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen yang
artefak efektif II di SD siklus 1 topik 1 “Menyusun Perencanaan Pembelajaran Dan
pembelajaran Asesmen yang efektif II dengan pendekatan Teaching at The Right Level di
sekolah Dasar” yaitu berupa unggah mulai dari diri dan unggah eksplorasi
konsep.

Link artefak pembelajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/1vvizPR7_1ChJEmduhedx3d2VPlA1xc
yk?usp=share_link

Mulai dari Diri menganalisis rancangan pembelajaran yaitu berupa analisis


perancangan pembelajaran Teaching at The Right Level, refleksi, dan analisis
kekuatan yang perlu ditingkatkan dalam penyusunan pembelajaran.
Berdasarkan hasil tersebut daoat disimpulkan bahwa masih diperlukannya
peningkatan dari perencanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

Eksplorasi Konsep berupa analisis pembuatan bahan ajar, media pembelajaran,


lembar kerja peserta didik, asesmen pembelajaran yang disesuaikan dengan
pradigma baru.

Pembelajaran Setelah mempelajari topik 1 mengenai Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


Bermakna dan Asesmen Yang Efektif II dengan pendekatan Teaching at The Right Level
(Good di sekolah dasar membuat saya lebih memahami bagaimana menyusun
Practice) perangkat perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan TaRL.
Dengan mempelajari topik ini, saya mengetahui pentingnya perencanaan dan
penyusunan modul ajar atau RPP dengan memperhatikan karakter dan
kebutuhan peserta didik. Selai itu, saya dapat mengembangkan dalam menyusun
perangkat pembelajaran berupa modul ajar yang menggunakan pendekatan
TaRL sehingga diharapkan dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif.
Setelah mengerjakan penyusunan modul ajar ini, saya mengerti kesalahan dan
apa yang perlu diperbaiki untuk pembuatan modul ajar selanjutnya yang sesuai
dengan pendekatan TaRL yang dibuat disesuaikan dengan capaian, tingkat
kemampuan, kebutuhan peserta didik, untuk mencapai capaian pembelajaran
yang diharapkan.

Nama Praktik Pengalaman Lapangan II


Matakuliah

Review Topik 1: Orinetasi PPL II


pengalaman Kegiatan orientasi pada PPL II dilakukan untuk memberikan pemahaman
belajar. kepada mahasiswa PPG terkait dengan sekolah, khususnya tentang program dan
kegiatan sekolah, kebijakan dan jadwal pembelajaran pada semester berjalan,
serta berbagai informasi tentang kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan non
akademik lainnya yang diterapkan di sekolah mitra lokasi PPL. Kegiatan
orientasi dilakukan pada hari pertama dilaksanakannya PPL II di sekolah dan
informasi diberikan oleh Kepala Sekolah atau Koordinator PPL II di sekolah

Topik 2: Observasi PPL II


Kegiatan observasi mencakup lingkungan sekolah dan kelas. Tujuan observasi
mencakup tiga fokus: (1) keterampilan melakukan observasi, (2) keterampilan
untuk memahami, mengidentifikasi karakteristik lingkungan sekolah dan kelas,
dan (3) keterampilan menginterpretasikan fenomena kognitif, afektif, dan
psikomotorik peserta didik, sebagai bahan untuk mengembangkan rencana
pembelajaran beserta perangkatnya.

Topik 3: Praktik Pembelajaran Terbimbing PPL II


Setelah melakukan observasi karakteristik peserta didik serta lingkungan
belajarnya. Hasil observasi digunakan untuk membuat rencana pembelajaran di
bawah bimbingan GP dan DPL. Saya melaksanakan 1 (satu) siklus praktik
pembelajaran terbimbing. Praktik pembelajaran terbimbing dilakukan dengan
menggunakan format lesson study dengan siklus Plan, Do & See, Refleksi &
tindak lanjut, seperti telah dijelaskan pada PPL I. Hasil pelaksanaan siklus
pembelajaran terbimbing ini (yang tergambarkan dari hasil refleksi dan RTL)
wajib digunakan mahasiswa sebagai bahan untuk mengembangkan siklus
pembelajaran pada praktik pembelajaran mandiri.

Topik 4: Praktek Pembelajaran Mandiri PPL II


Pada tahap praktik pembelajaran mandiri, mahasiswa diberi kesempatan
mengajar secara mandiri sebanyak lima siklus. Dalam hal ini GP dan DPL
berperan mengecek kesiapan dan kebenaran seluruh perangkat pembelajaran
yang akan digunakan untuk mengajar. Sewaktu-waktu GP dan DPL masuk kelas
untuk melihat praktik pembelajaran mandiri yang dilakukan mahasiswa.
Diharapkan, setiap praktik pembelajaran mandiri dapat dilaksanakan dalam
kerangka Lesson Study. Setiap open class diamati oleh teman sejawat dari
bidang studi yang sama dan atau serumpun, dilanjutkan dilakukan diskusi
refleksi hingga ditemukan lesson learned bagi peserta. GP dan DPL diharapkan
dapat mendampingi pelaksanaan Lesson Study minimal dua kali untuk tiap
mahasiswa.

Pada saat melakukan pembelajaran mandiri, mahasiswa dapat mengambil siklus


pembelajaran untuk digunakan sebagai PTK Kolaboratif. Mahasiswa
mendokumentasikan semua usaha memecahkan berbagai permasalahan di
dalam pembelajaran berbasis penelitian.

Topik: Melaksanakan Kegiatan Non Mengajar


Selama melakukan praktik pembelajaran mandiri, mahasiswa juga wajib
melaksanakan kegiatan non mengajar, seperti: terlibat dalam
manajemen pendidikan sekolah, mengikuti rapat guru, piket sekolah,
berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler (seperti pramuka, kesenian, olah
raga), penanganan kesulitan belajar peserta didik dan menyusun Laporan
Tindakan Kelas. Bukti pelaksanaan semua kegiatan tersebut didokumentasikan
di dalam Jurnal Harian PPL PPG Prajabatan.

Topik 6: Perbaikan Pembelajaran Berkelanjutan melalui PTK Kolaboratif


Pelaksanaan PTK dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Lesson Study
dalam praktik pembelajaran mandiri. Berperan sebagai pengamat adalah Guru
Pamong dan/atau Dosen Pembimbing, serta teman sejawat dari bidang studi
yang sama dan atau serumpun. Dalam hal ini, kegiatan refleksi lebih difokuskan
pada upaya menemukan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan pembelajaran
siklus satu, serta upaya perbaikan pembelajaran untuk dilaksanakan pada siklus
dua. Demikian seterusnya, hingga diperoleh hasil yang sesuai dengan target
yang telah ditetapkan. Diharapkan, PTK yang dilaksanakan peserta dapat
menghasilkan suatu pengembangan model pembelajaran yang kreatif dan
inovatif. Hasil pelaksanaan PTK disampaikan dalam bentuk artikel yang
penulisannya dilakukan dengan arahan DPL dan GP. Analisis data hasil PTK
dilampirkan sebagai bukti dukung PTK Kolaboratif.

Topik 7: Diskusi Refleksi PPL II


Pada topik ini, digunakan sebagai sarana ruang kolaborasi (secara asinkronus)
antara Mahasiswa, Dosen, dan Guru Pamong setelah melakukan serangakaian
kegiatan pada PPL II. Adapun hal-hal yang didiskusikan terkait dengan:
1) Sejauh mana pemahaman tentang PPL II? Adakah hal-hal yang menarik di
luar dugaan?
2) Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir dalam pengelolaan kelas
setelah melaksanakan PPL II?
3) Pengalaman seperti apakah yang pernah dialami dan paling menarik PPL
II?
4) Bagaimana strategi mengatasi kesulitan selama pelaksanaan kegiatan PPL
II mulai dari Orientasi, Observasi sampai pelaksanaan praktik pembelajaran
mandiri terbimbing?
5) Bagaimanakah perasaan ketika mengalami hal-hal tersebut?
6) Hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Pada pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan II ini dilakukan dengan praktik


pembelajaran mandiri, dimana saya melakukan kegiatan pembelajaran secara
individu tidak dengan pendampingan guru pamong. Tujuan dari praktik
pembelajaran mandiri ini memberikan ruang untuk melakukan penelitian
tindakan kelas kolaboratif pada setiap mahasiswa sebagai hasil akhir dari
kegiatan praktik pembelajaran mandiri. Berdasarkan hasil dari penelitian
tindakan kelas kolaboratif, disarankan membuat inovasi sebuah pembelajaran
serta mengimplementasikannya selama praktik pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Contekstual Teaching Learning berbasis
PBL. Adapun penilaian dilakukan dengan teman sejawat, guru pamong, dan
dosen pembimbing lapangan dalam mengarahkan kegiatan penelitian tindakan
kelas kolaboratif.
Refleksi Topik yang saya pilih yaitu topik 4 melaksanakan praktik pembelajaran mandiri
pengalaman selama lima siklus. Dalam hal ini, GP dan DPL berperan mengecek seluruh
belajar yang perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk mengajar oleh mahasiswa
dipilih 1. Pentingnya memilih topik ini, saya melakukan praktik pembelajaran
mandiri sebanyak lima siklus, dari setiap open class, saya diamati oleh
teman sejawat/guru pamong untuk melakukan penilaian dan refleksi
secara bergantian.
2. Cara yang saya lakukan untuk mempelajari mata kuliah ini dengan cara
melakukan pembelajaran secara mandiri dan sharing bersama Guru
Pamong, DPL, teman sejawat melakukan refleksi setelah melaksanakan
praktik pembelajaran mandiri. Selain itu, melengkapi tugas-tugas pada
LMS yaitu pada

Ruang Kolaborasi Praktik Pembelajaran Mandiri, Forum ini digunakan


sebagai sarana ruang kolaborasi (secara asinkronus) antara Mahasiswa, Dosen,
dan Guru Pamong pada kegiatan Praktik Pembelajaran Mandiri untuk
mendiskusikan kesulitan, hambatan, tantangan dan solusi dalam mengatasi
tantangan pada saat Praktik Pembelajaran Mandiri.

Ruang Kolaborasi PTK Kolaboratif, forum ini mendiskusikan tentang


bagaimana menemukan Tema PTK, Apa yang melatar belakangi PTK yang
diambil dan apa hasil yang diinginkan dari PTK ini?

Unggah Praktik Pembelajaran Mandiri Siklus I-siklus V, kegiatan ini,


menyiapkan perangkat yang akan dilakukan Praktik Pembelajaran
Mandiri berupa:
1) RPP
2) perangkat pembelajaran (bahan ajar, media pembelajaran, dan alat
evaluasi
3) Format Lembar Observasi Lesson Study (FLO-ILS) yang sudah diisi
berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran
4) Hasil Refleksi
5) Rencana Tindak Lanjut.
3. Strategi implementasi mempelajari topik ini pada mata kuliah PPL II,
dilakukan secara mandiri artinya setiap penugasan pada topik tersebut
dilakukan secara individu, namun dalam pelaksanaannya terdapat
beberapa pihak yang memberikan umpan balik terkait praktik
pembelajaran yang dilakukan yakni guru pamong atau teman sejawat.
Hal ini, sangat membantu saya dalam merancang pembelajaran yang
lebih baik kedepannya.
Analisis Artefak pembelajaran pada mata kuliah Pratik Pengalamana Lapangan II topik
artefak 4 “Praktik Pembelajaran Mandiri PPL II” yaitu berupa unggahan praktik
pembelajaran pembelajaran mandiri mulai siklus 1 hingga siklus 5.

Link artefak pembelajaran:

https://drive.google.com/drive/folders/1NFf8KksYy1TRCJNqxu1UGetFw
wKge0j?usp=sharing

Ruang Kolaborasi Praktik Pembelajaran Mandiri, forum ini digunakan


sebagai sarana ruang kolaborasi (secara asinkronus) antara Mahasiswa, Dosen,
dan Guru Pamong pada kegiatan Praktik Pembelajaran Mandiri terkait kesulitan,
hambatan, tantangan dan solusi dalam mengatasi tantangan pada saat Praktik
Pembelajaran Mandiri.

Unggah Praktik Pembelajaran Mandiri Siklus I-siklus V, Pada kegiatan ini


Anda diminta mengunggah hasil Praktik Pembelajaran Mandiri Siklus ke-1
ini berupa
1. RPP
2. perangkat pembelajaran (bahan ajar, media pembelajaran, dan alat
evaluasi
3. Format Lembar Observasi Lesson Study (FLO-ILS) yang sudah diisi
berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran
4. Hasil Refleksi
5. Rencana Tindak Lanjut
Dokumen simpan dalam bentuk pdf.
Pembelajaran Selama kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan II memberikan banyak sekali
Bermakna pembelajaran bagi saya terutama dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di
(Good dalam kelas. Selama proses perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan banyak
Practice) sekali kekhawatiran bagi saya. Namun setelah pelaksanaan peserta didik dapat
menerima dan merasakan pembelajaran dengan nyaman dan menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai