JURNAL REFLEKSI
Mata Kuliah Inti
Disusun Oleh
Nurmita Janna
229022485034
PGSD-002
Review Pengalaman belajar yang saya peroleh mempelajari Mata Kuliah Filosofi
pengalaman pendidikan Indonesia dimulai dari:
belajar.
Topik 1 : Perjalanan Pendidikan Indonesia
Hal ini, menjadi landasan untuk memaknai kehidupan sebagai seorang guru.
Akan tetapi saya tidak memiliki dasar filosofis yang cukup kuat untuk saya
berpijak. Sehingga saya sangat tertarik mempelajari tentang perjalanan
pendidikan nasional berdasarkan perpektif bapak Pendidikan Ki Hajar
Dewantara saya memahami bahwa perjalanan pendidikan nasional telah melalui
sebuah perjalanan panjang yang pada intinya menciptakan sebuah kemerdekaan
belajar dari segala bentuk perbudakan.
Selama ini saya beranggapan bahwa dalam mengajar di kelas, cara belajar
peserta didik, tingkah laku mereka, pendekatan, model dan metode seperti
apa yang sebaiknya dipilih dalam mendidik dan mengajar agar semua peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan saya. Saya kurang
menyadari bahwa peserta didik didik memiliki kodrat yang berbeda, tentu
saja karakter merekapun berbeda. Di samping itu, nilai saya anggap sebagai
tolak ukur akan kesuksesan belajar peserta didik, hingga dengan sadar saya
berpikiran menjadikan nilai sebagai tuntutan bagi mereka. Padahal sejatinya
pengetahuan peserta didik satu dengan lainnya tidaklah sama. Alhasil
pemikiran ini menyadarkan akan keberagaman potensi serta keunikan
karakteristik peserta didik yang seharusnya dapat dituntun untuk
berkembang secara optimal tanpa pengecualian.
Mulai dari Diri membuat sebuah tulisan reflektif untuk mengenal pemikiran-
pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan menjawab pertanyaan panduan
disediakan. Hal ini, menjadi sebuah panduan untuk berdialog dengan pemikiran
Ki Hadjar Dewantara.
Analisis Artefak pembelajaran pada topik 2 yang mendukung hasil refleksi pengalaman
artefak belajar sesuai tentang Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang terdiri
pembelajaran dari mulai dari diri, demontrasi kontekstual, koneksi antar materi dan aksi nyata
https://drive.google.com/drive/folders/1oMlOFKfxaWzTbFYR8denyt4WRcvo
QTI?usp=share_link
Mulai Dari Diri, terdapat pertanyaan refletif kritis terkait konsep pemikiran Ki
Hadjar Dewantara tentang pendidikan. respon yang diberikan menjadi
pemahaman awal terkait topik ini.
Pembelajaran Setelah mempelajari refleksi diri terhadap pengalaman belajar pada mata kuliah
Bermakna Filosofi Pendidikan Indonesia, saya akan memperbaiki diri untuk terus
(Good menerapkan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik karena dalam
Practice) pradigma baru diutamakan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik.
Review Pengalaman belajar pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan
pengalaman Pembelajarannya dimulai dengan mempelajari:
belajar.
Topik 1: Teori Belajar Dan Motivasi Belajar Anak,
Refleksi Pengalaman belajar yang dipilih pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta
pengalaman Didik dan Pembelajarannya yaitu pada topik 4: Kerangka Strategi.
belajar yang
dipilih Melalui pembahasan kerangka strategi perlu disadari bahwa setiap peserta didik
merupakan individu yang unik, maka sebagai pendidik harus bertanggung jawab
untuk meningkatkan kualitas masing-masing peserta didik berdasarkan profiling
yang telah dilakukan. Profiling peserta didik merupakan bagian penting bagi
peserta didik untuk mengetahui dengan jelas bagaimana gambaran peserta didik
yang ada dalam kelas agar pembelajaran menjadi efektif. hal ini akan membantu
saya apabila berhasil memetakan kondisi peserta didik di kelas. Oleh karena itu,
sebagai pendidik kita perlu memahami karakteristik dari peserta didik dalam
kelas. Untuk menghadapi setiap karakteristik tersebut diperlukan strategi-
strategi yang tepat guna untuk dapat mendorong para peserta didik mencapai
kualitas terbaik, seperti Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally
appropiriate practice), Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive
pedagogy) dan Pengajaran sesuai Level (teaching at the right level).
1. Topik tersebut penting untuk dipelajari karena peserta didik memiliki
karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga seorang guru
hendaknya dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat dan dapat
diterapkan supaya mampu mencapai tujuan pembelajaran. Pada topik ini
disebutkan bahwa terdapat strategi yang tepat guna untuk dapat mendorong
para peserta didik mencapai kualitas yang terbaik, seperti Pembelajaran
Berdiferensiasi (developmentally appropiriate practice), Pengajaran yang
Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy) dan Pengajaran sesuai
Level (teaching at the right level). Pendekatan tersebut tentu memberikan
gambaran bagi saya bahwa untuk menghadapi keragaman peserta didik di
kelas menggunakan pendekatan tersebut.
2. Saya mempelajari setiap topik pada mata kuliah Pemahaman tentang Peserta
Didik dan Pembelajarannya Topik 4: Kerangka Strategi melalui alur
MERDEKA yang disediakan pada LMS (Learning Management System) :
Mulai dari Diri menjawab pertanyaan reflektif mengenai pengalaman
belajar saat jenjang SD dulu.
Aksi Nyata berupa refleksi terhadap topik yang telah dipelajari dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan serta menuliskan rancangan/rencana aksi
nyata terkait dengan ketiga konsep pendekatan tersebut.
Selain itu, dalam mempelajari topik ini, juga melalui kajian literatur seperti
artikel/jurnal, melakukan diskusi sesama rekan calon guru serta dosen
pengampu guna bertukar pendapat serta argumentasi agar dapat diperoleh
pemahaman yang mendalam mengenai topik tersebut.
3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut
adalah melakukan refleksi pada diri sendiri melalui “ Mulai dari Diri”
dimana terdapat pertanyaan-pertanyaan mengenai pengalaman yang telah
diperoleh sebelumnya. Eksplorasi konsep yang tersaji kajian teori tentang
prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropiriate
practice), Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive
pedagogy) dan Pengajaran sesuai Level (teaching at the right level).
Kemudian saling berkolaborasi dengan teman sejawat dengan menganalisis
beberapa pertanyaan dan mendemonstrasikan pemerolehan pengetahuan
yang telah dibangun. Selanjutnya yaitu aksi nyata dengan menjawab
pertanyaan refleksi tersebut supaya dapat diterapkan di kelas. Selain itu.
Dengan mempelajari topik ini, saya juga mencari sumber belajar yang nisa
saya dapatkan baik dari artike, jurnal, dan diskusi sebagai penunjang proses
belajar.
Analisis Artefak pembelajaran pada topik 4 yang mendukung hasil refleksi pemngalaman
artefak belajar saya yaitu berupa ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, koneksi
pembelajaran anatar materi dan aksi nyata.
https://drive.google.com/drive/folders/1bbLrHKQ5f_LQZfPqefYfvF0xPe0oiO
Nr?usp=share_link
Nama
Matakuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif 1 di SD
Review Pengalaman belajar pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Assesmen yang
pengalaman Efektif 1 di SD dimulai dengan mempelajari
belajar.
Topik 1: Telaah Perencanaan Pembelajaran dan Perencanaan Asesmen untuk
Pendidikan di SD
Pada topik saya mempelajari teori belajar yakni teori belajar behavioristik, teori
belajar kognitif sosial, dan teori belajar konstruktivisme, beserta motivasi
belajar dan pola pikir pada peserta didik. Materi tersebut penting untuk dipahami
untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan. Adapun tahapan dalam
perencanaan pembelajaran dan assesmen antara lain menganalisis capaian
pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan asesmen diagnostic,
mengembangkan modul ajar, menyesuaikan proses pembelajaran dengan tahap
capaian dan karakteristik peserta didik, merencanakan, melaksanakan, dan
mengolah asesmen formatif dan sumatif, melaporkan hasil belajar dan
mengevaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran paradigma baru yang
berpusat pada peserta didik (student-centered teaching and learning) dimana
guru memiliki kebebasan dalam merumuskan rencana pembelajaran dan
asesmen yang akan dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
Topik 4: Lingkungan Kelas yang Aman , Nyaman dan Berpihak pada ekosistem
pembelajaran SD
Melalui pembahasan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada
ekosistem pembelajaran SD memiliki keterkaitan dengan topik sebelumnya
yaitu pembelajaran berdiferensiasi, dimana guru memfasilitasi peserta didik
sesuai dengan kebutuhannya karena setiap peserta didik mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak dapat diperikan perlakuan yang
sama. Dalam menerpkan pembelajaran berdiferensisasi guru perlu memikirkan
tindakan yang masuk akal yang anatinya akan diambil, karena pembelajaran
tersebut bukan berarti pembelajaran yang memberikan perlakuan atau tindakan
yang berbeda untuk setiap peserta didik ataupun pembelajaran yang
membedakan antara peserta didik yang pintar dan kurang pintar. Untuk itu, guru
harus mampu menciptakan lingkungan yang aman , nyaman dan berpihak pada
ekosistem pembelajaran agar peserta didik berhasil dalam belajar dengan segala
keragamannya.
Pada topik ini saya memahami bahwa refleksi dalam pembelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam bentuk
penilaian tertulis dan lisan oleh guru untuk peserta didik dan oleh peserta didik
untuk guru untuk mengekspresikan kesan konstruktif, pesan, harapan, dan
kritik terhadap proses pembelajaran. Dengan adanya refleksi, akan diperoleh
informasi positif tentang bagaimana guru dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, serta menjadi bahan sejauh mana hasil belajar tercapai. Adapun
beberapa langkah dan cara yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Peserta didik mengungkapkan segala bentuk rasa dan kesan setelah
pembelajaran dipresentasikan.
2. Peserta didik didorong untuk dapat mengungkapkan segalanya dengan
jujur dan terbuka.
3. Peserta didik mengungkapkan apa saja hal positif dan negatif dari
aktivitas pembelajaran.
4. Peserta didik memberikan apa saja yang diinginkan dan diharapkan
pada aktivitas pembelajaran selanjutnya.
5. Peserta didik bisa memberikan pesan yang pribadi kepada guru
apakah kritik dan saran yang mereka ungkapkan bisa dipublikasikan
(diumumkan) atau tidak
Guru akan melihat setiap lembar refleksi untuk melakukan evaluasi yang
berkelanjutan. Teknik atau alat ungkapan/ekspresi ini dapat berupa: refleksi
dengan lisan, refleksi melalui jurnal, refleksi dengan video, dan refleksi
menggunakan catatan. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan
memperhatikan beberapa prinsip berikut, yakni:
1. Ada kesadaran bersama pendidik dan peserta didik untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Penilaian oleh peserta didik dilakukan dengan sangat kritis.
3. Penilaian dilaksanakan sejak awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran.
4. Hasil penilaian oleh peserta didik dijadikan masukan oleh pendidik
untuk perbaikan pembelajaran.
Beberapa manfaat refleksi bagi guru dan peserta didik yang saya pahami
adalah:
1. Manfaat refleksi bagi guru
Manfaat refleksi bagi guru dapat berguna sebagai peninjauan pada sebuah
kelompok atau kelas untuk menggambarkan situasi dan kondisi dari sebuah
kelas, sehingga potensi setiap individu dan sebuah grup bisa lebih terlihat. Hal
ini juga bisa dilakukan untuk meningkatkan kegiatan evaluasi yang berlanjut
dan berjenjang.
2. Manfaat refleksi bagi peserta didik
Aktivitas refleksi dapat berguna untuk menyalurkan ungkapan dari proses
pembelajaran yang berlangsung dan telah dilakukan. Peserta didik dapat
mengungkapkan, apakah proses pembelajaran berlangsung baik atau tidak.
Refleksi Pengalaman belajar yang dipilih pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan
pengalaman Asesmen yang Efektif 1 di SD yaitu pada topik 4: : Lingkungan Kelas yang
belajar yang Aman , Nyaman dan Berpihak pada ekosistem pembelajaran SD
dipilih 1. Topik tersebut penting untuk dipelajari karena mengingat untuk menciptakan
pembelajaran yang kondusif diperluakan suasana yang aman, nyaman dan
berpihak pada ekosistem pembelajaran. Sebagai seorang pendidik perlu
mempertimbangkan hal tersebut dalam merancang dan
mengimplementasikannya karena dalam peserta didk memiliki karakteristik
yang berbeda-beda sehingga guru perlu mengakomodir masing-masing
kebutuhan peserta didik.
2. Saya mempelajari setiap topik pada mata kuliah Prinsip Pengajaran dan
Asesmen yang Efektif 1 di SD yaitu pada topik 4: Lingkungan Kelas yang
Aman , Nyaman dan Berpihak pada ekosistem pembelajaran SD melalui alur
MERDEKA yang disediakan pada LMS (Learning Management System)
yaitu:
Demonstrasi Kontekstual terdapat lembar kerja untuk mengetahui definisi
tentang Aman, Nyaman dan Berpihak pada Ekosistem Pembelajaran dan
bagaimana cara dalam merancang lingkungan yang aman, nyaman dan
berpihak pada ekosistem pembelajaran.
Koneksi Antar Materi yang membahas mengenai pelajaran apa yang dapat
diambil dari materi merancang lingkungan kelas yang aman, nyaman dan
berpihak pada ekosistem pembelajaran serta mengaitkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Aksi Nyata pada topik ini membahas untuk membaut produk rancangan
lingkungan kelas yang aman, nayaman dan berpihak pada ekosistem
pembelajaran.
Selain itu, dalam mempelajari topik ini, juga melalui kajian literatur seperti
artikel/jurnal, melakukan diskusi sesama rekan calon guru serta dosen
pengampu guna bertukar pendapat serta argumentasi agar dapat diperoleh
pemahaman yang mendalam mengenai topik tersebut
3. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-topik tersebut
adalah dengan melengkapi lembar kerja yang harus dikerjakan dengan
membaca artikel/jurnalilmiah tentang lingkungan kelas yang aman, nyaman
dan berpihak pada ekosistem pembelajaran, selain itu. Berdiskusi dan tanya
jawab dengan teman sejawat menjadi hal penting sebagai sarana bertukar
pikiran terkait pertanyaa-pertanyaanyang oerlu dijawab. Materi pada topik
ini, memiliki keterkaitan dengan mata kuliah lain sehingga terdapat tempat
untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga informasi
yang diperoleh dapat diimplementasikan di kelas bersama peserta didik.
Analisis Artefak pembelajaran pada topik 4 yang mendukung hasil refleksi pengalaman
artefak belajar saua tentang lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada
pembelajaran ekosistem pembelajaran di SD yang terdiri dari demonstrasi kontekstual,
elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata.
https://drive.google.com/drive/folders/1zKBXW9qSaVkHeuwbXwhor_9fgXN
dTdrM?usp=share_link
Koneksi Antar Materi berupa refleksi pengalaman belajar yang dapat diambil
dari materi merancang lingungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada
ekosistem pembelajaran serta mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Beradasarkan topik 4 Lingkungan Kelas yang Aman, Nyaman dan Berpihak
Bermakna Pada Ekosistem Pembelajaran SD yang menjelaskan kemampuan untuk
(Good merancang dan menciptakan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak
Practice) pada peserta didik . hal tersebut memberikan pemahaman bagi saya dalam
penerapan merdeka belajar sebagai pendidik. Peserta didik yang memiliki
keragaman tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam proses pembelajaran,
sehingga perlu menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman dan berpihak
pada peserta didik. Saya ingin mempelajari lebih lanjut dalam menciptakan
kegiatan pembelajaran sebagai penerapan lingkungan belajar yang aman.
nyaman dan berpihak pada ekosistem pembelajaran dan mampu
mempertahankan keadaan tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Nama Proyek Kepemimpinan 1
Matakuliah
Review Pengalaman belajar pada mata kuliah Proyek Kepemimpinan 1 dimulai dari
pengalaman mempelajari:
belajar.
Topik 1: Visi Guru Profesional
Pada topik ini, saya memahami bahwa konsep merdeka berprofil pelajar
pancasila mengacu pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara, menurutnya manusia
merdeka adalah manusia yang secara lahir bebas dan secara batin mandiri.
Pendidikan menurut KHD adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan
yang merupakan sebuah peradaban, cita-cita masyarakat yang ingin dibentuk
oleh sebuah bangsa, mimpi sebagai bangsa, di mana semua disemaikan
benihnya, dimulai pengerjaannya, dari apa yang dikerjakan di Pendidikan. Pada
periode ini, dunia pendidikan Indonesia telah merumuskan sebuah harapan besar
mengenai manusia dengan profil seperti apa yang akan ditumbuhkan lewat
layanan pendidikan di Indonesia. Kita menyebutnya sebagai Profil Pelajar
Pancasila. Inilah hasil yang diharapkan dari benih yang disemai dalam lahan
ekosistem pendidikan Indonesia. Rumusan Profil Pelajar Pancasila tersebut
berupaya menerjemahkan tujuan pendidikan nasional ke dalam wujud karakter
seorang manusia Indonesia yang merdeka.
Bagian perencanaan peran dan tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan
pekerjaan apa saja yang akan dilakukan di dalam projek. Dalam konteks
kelompok kerja di projek kepemimpinan ini, alur/kegiatan projek dapat
memandu kelompok dalam menelaah aset dan kekuatan masing-masing
anggotanya. Saat peran dan tanggung jawab tiap anggota di kelompok sudah
terpetakan, maka perlu juga kita kelola alur komunikasi dalam tiap dan antar tim
kerja yang ada dalam kelompok.
Refleksi Pengalaman belajar pada mata kuliah Proyek Kepemimpinan 1 yang dipilih
pengalaman yaitu pada Topik 1: Visi Guru Profesional melalui visi guru profesional
belajar yang merupakan topik awal dimana visi yang kuat akan menggambarkan diri sebagai
dipilih seorang guru profesional. Dalam hal ini, setiap mahasiswa akan
mempresentasikan visi pribadi mereka kemudian didiskusikan bersama teman
satu kelompok untuk selanjutnya dijadikan visi kelompok.
1. Topik tersebut penting untuk dipelajari karena mengingat menjadi guru
profesional dimasa mendatang, memerlukan tekad dan kemauan yang kuat
untuk menuntun ke arah pendidikan yang lebih baik. Visi manifesto yang
disusun akan menciptakan rasa optimisme sebagai guru profesional yang
mendarmabaktikan ilmu dan keahlian yang dimiliki kepada peserta didik,
guru dapat menumbuhkan karakter peserta didik yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila dan dapat berdaptasi dengan perkembangan zaman.
2. Saya mempelajari mata kuliah Proyek Kepemimpinan 1 yaitu pada Topik 1
: Visi Guru Profesional melalui alur MERDEKA yang disediakan pada LMS
(Learning Management System) dimulai dari
Mulai Dari Diri, merefleksikan kondisi pendidikan Indonesia dan
melengkapi kalimat paragraf untuk mengartikulasikan harapan dan ide-ide
menehenai keadaan peserta didik dan sekolah yang diimpikan.
Eksplorasi Konsep terdapat kajian teori memahami filosofi dan konsep
yang melandasi upaya transformasi positif di dunia pendidikan Indonesia.
Ruang kolaborasi sebagai ruang untuk saling berbagi visi/manifesto pribadi
untuk dikolaborasikan dengan kelompok, sehingga dapat menghasilkan visi
kelompok.
Analisis artefak Artefak pembelajaran pada topik 1 yang mendukung hasil refleksi pengalaman
pembelajaran belajar saya yaitu berupa hasil ruang kolaborasi mengenai visi individu dan
kelompok, koneksi antar materi dan aksi nyata.
https://drive.google.com/drive/folders/1Osa2rNMkS_3rpxt9tdnRxFLfDNP8t3I
h?usp=share_link
Koneksi Antar Materi pada topik 1 berupa refleksi dari pengalaman belajar
yang diperoleh dengan mengaitkan visi pribadi dengan konsep materi lain dan
inisiatif-inisiatif perubahan yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran peserta didik. Selain itu, merefleksikan pembelajaran apa yang
dapat mereka ambil dari proses belajar merumuskan visi dan apa kaitannya
dengan topik-topik lain yang mereka pelajari di program PPG.
Aksi Nyata pada topik 1 berupa tugas akhir individu dengan merumuskan ulang
visi yang telah diperoleh dengan memperbaiki menggunakan diksi yang tepat.
Pembelajaran Berdasarkan topik 1: visi guru profesional, saya mendapatkan pengetahuan dan
Bermakna wawasan untuk menyusun sebuah visi pribadi yang kemudian diteruskan
(Good Practice) menjadi visi kelompok. Selain itu, saya juga belajar bekerja sama dan berdiskusi
dengan teman sejawat dalam merumuskan sebuah visi yang berpihak pada
peserta didik sebagai calon guru profesional. Keberadaan visi tersebut
berorientasi pada aktualisasi peserta didik dalam mengembangkan kecerdasan
intelektual kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual. Serta menjadi guru yang mampu menghadapi tantangan di era
modernisasi dan globalisasi di masa depan tanpa meninggalkan nilai-nilai
budaya bangsa, serta bermanfaat untuk murid, keluarga dan masayarakat luas.
Nama
Matakuliah Praktik Pengalaman Lapangan I
Review Pada mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan I terdapat lima topik yang
pengalaman dipelajari, yaitu:
belajar. 1. Topik 1 Orientasi PPL I (menuliskan hambatan, tantangan dan solusi PPL 1)
Sebelum melakukan kegiatan observasi, saya mengikuti kegiatan orientasi
yang dimaksudkan untuk mengenalkan berbagai hal terkait sekolah, di
antaranya manajemen pendidikan yang berlaku di sekolah tersebut, kultur
sekolah serta berbagai kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan non akademik
lainnya yang diterapkan di sekolah mitra lokasi. Kegiatan orientasi dilakukan
pada hari pertama dilaksanakannya PPL I di sekolah dan orientasi PPL
diberikan oleh Kepala Sekolah atau Penanggungjawab PPL PPG Prajabatan
di sekolah.
https://drive.google.com/drive/folders/1FInB5sLSYix7BlDBdthIc1tNiPuwf9z
D?usp=share_link
Review Pada mata kuliah pembelajaran sosial emosional terdapat lima topik yang
pengalaman dipelajari, yaitu:
belajar.
1. Topik 1: Kompetensi Sosial Emosional berdasar Kerangka Collaborative for
Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL)
Pada topik ini saya mempelajari tentang kompetensi sosial berdasarkan
kerangka CASEL. Pembelajaran sosial emosional merupakan
Pembelajaranberbasis keterampilan dalam mendidik yang dibutuhkan anak
untuk dapatbertahan dalam masalah dan memiliki kemampuan memecahkan
masalah,Guru mendidik hati dan jiwa si anak untuk menjadi lebih baik dan
nyamandalam menerima pembelajaran serta merasa terlindungi oleh guru
dalamlingkungan pembelajaran maupun lingkungan sekolah. DalamCASEL ini
terdapat komponen-komponen yang harus guru pahami diantara lain adalah :
1) Self-awareness (kesadaran diri)Kemampuan untuk memahami emosi,
pemikiran, dan nilai-nilaiyang mempengaruhi perilaku dalam berbagai
situasi.
2) Self-management (manajemen diri) Kemampuan untuk mengatur emosi,
pemikiran dan perilaku secaraefektif pada situasi yang berbeda.
3) Responsible decision making (pengambilan keputusan yangbertanggung
jawab)Membuat pilihan yang tepat dan konstruktif pada situasi tertentu.
4) Social awareness (kesadaran sosial)Kemampuan memahami perspektif
yang berbeda termasukberempati terhadap kondisi individu dengan
latar belakang yangberbeda.
5) Relationship skill (keterampilan sosial) Kemampuan menjalin dan
mempertahankan hubungan/relasi yangsehat dan efektif dengan individu
dari latar belakang yang berbeda.
Adapula Teknik yang telah saya pelajari untuk dapat mengatur social
emosial saat proses belajar mengajar adalah dengan STOP. STOP
sendirimerupakan singkatan dari;
S = Stop (Berhenti sejenak)
T = Take a breath (Ambil nafas sejenak)
O = Observasi
P = Proceed (Lanjutan).
Refleksi Topik yang paling berkesan bagi saya yakni topik 2 tentang peran guru sebagai
pengalaman teladan pembelajaran keterampilan sosial emosional (CASEL). Dalam topik
belajar yang tersebut saya belajar mengenai pentingnya guru dalam kemampuan mengelola
dipilih emosi, teknik mindfulness, macam-macam kompetensi EMC2 (Empathy,
Compassion, Mindfulness, Critical Inquiry) serta pentingnya keterampilan
sosial emosional dalam pembelajaran. Melalui pembahasan topik 2 ini, saya
menjadi tahu bahwa menjadi guru memerlukan pembelajaran emosional, yaitu
karena guru sebagai pendidik dan agen perubahan, sehingga perlunya
mengingat tiga hal dalam pembelajaran sosial emosional yaitu kepedulian
(caring relationship) sebagai dasar pembelajaran, emosi mempengaruhi suasana
belajar dan bagaimana pembelajaran dapat diterima peserta didik dan tujuan
yang mau dicapai dan pemecahan masalah mengarahkan individu (guru atau
peserta didik ) dan juga memberikan motivasi untuk melakukan pembelajaran.
1. Topik tersebut penting untuk dipelajari karena kita dapat mengetahui
bagaimanan cara mengontrol emosi, agar kelak jika kita mengajar maka kita
dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif, selain itu,
dengan mempelajari topik 2 ini, saya mengetahui bahawa guru sebagai agen
perubahan memerlukan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran sosial
emosionla, sehingga proses pelaksanaan pembelajaran dapat menyesuaikan
dengan kondisi peserta didik.
2. Saya mempelajari materi-materi pada topik 2 melalui alur MERDEKA yang
disediakan pada LMS saya mempelajari macam-macam kompetensi EMC2
(Empathy, Compassion Mindfulles, Critical Inquiry) serta pentingnya
keterampilan sosial emosionla dalam pembelajaran. Apabila terdapat materi
yang kurang saya pahami dan mengerti maka saya akan bertanya kepada
teman satu kelas atau kepada dosen. Hal-hal yang saya lakukan untuk
mempelajari topik pada mata kuliah Pembelajaran Sosial Emosional adalah
dengan mengikuti alur MERDEKA.
Mulai dari Diri yaitu menjawab pertanyaan pemantik sebagai refleksi
sebelum mempelajari lebih jauh mengenai peran guru sebagai teladan
pembelajaran keterampilan sosial emosional (CASEL).
Aksi nyata yaitu melakukan refleksi dan menuliskan rancangan aksi yata
terkait konsep SEL dan membuat modul ajar. Selain itu, saya juga mencari
berbagai sumber belajar yang bisa saya dapatkan dalam bentuk artikel, buku,
jurnal online dan diskusi sebagai penunjang proses belajar.
3. Menurut saya sangat penting, hal ini karena dengan mempelajari materi yang
sudah dapat dijadikan pedoman ketika sudah mengajar secara langsung di
kelas. Sehingga bisa menjadi acuan dalam menerapkan pembelajaran sosial
emosional di dalam kelas.
Analisis Artefak pembelajaran pada mata kuliah pembelajaran sosial emosional topik 2
artefak peran guru sebagai teladan pembelajaran keterampilan sosial emosional
pembelajaran (CASEL), yaitu berupa demonstrasi kontestual, koneksi antar materi, dan aksi
nyata.
https://drive.google.com/drive/folders/1yrn95alfe8DmCAlwCXFTiYfQEDqpc
1dx?usp=share_link
Aksi Nyata berupa refleksi setelah mempelajari topik ini. Kemudian membuat
modul ajar yang memuat kompetensi pembelajaran sosial emosional.
Pembuatan mosul ajar tersebut memberikan gambaran bagi saya untuk
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan kompetensi sosial emosional.
Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, saya akan berusaha mengembangkan kemampuan
Bermakna saya dalam mengelola emosi. Salah satunya adalah dengan menerapkan tekni
(Good mindfulleness. Guru sebagai agen perubahan hendaknya perlu memiliki
Practice) kecerdasan emosional yang baik. apabila guru memiliki kecerdasan emosional
yang baik , maka guru tersebut dapat menciptkan lingkungan dan suasana belajar
yang nyaman bagi peserta didik. Sebaliknya, jika gru tidak dapat mebgontrol
emosi, maka suasana dalam belajar akan kurang menyenangkan dan membuat
peserta didik bosan dan merasa tertekan.
Review Pada mata kuliah Proyek Kepemimpinan II ini menyediakan kesempatan kepada
pengalaman mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinannya melalui
belajar. kegiatan service learning berbasis sekolah atau komunitas dalam bentuk proyek.
Proyek Kepemimpinan II ini juga lanjutan dari rencana yang disiapkan pada
Proyek Kepemimpinan I. Dalam pelaksanaan proyek kepemimpinan II ini,
diharapkan dapat membuka kesempatan berkolaborasi dengan mitra atau para
pihak, baik yang telah bekerja sama dengan kampus, maupun dengan yang baru
baik sekolah, komunitas maupun lembaga sosial lainnya.
Fokus utama fase ini adalah menghasilkan rencana bersama yang dapat mendatangkan
sebesar mungkin manfaat bagi peningkatan kualitas belajar anak. Diharapkan
kelompok mahasiswa dapat menggunakan model pengelolaan Inkuiri Apresiatif
(5D atau BAGJA) untuk merevisi dan menguatkan rencana aksi nyata yang sudah
disusun oleh kelompok, serta berkoordinasi dengan Dosen pendamping untuk
mengkonfirmasi program yang akan dilaksanakan serta melakukan revisi yang
diperlukan. Kelompok telah mentransformasikan rencana yang telah dibuat dalam
Proyek Kepemimpinan I menjadi rencana milik bersama dengan
sekolah/komunitas sasaran. Kelompok mahasiswa juga telah memaparkan kemudian
mendiskusikan tujuan dan langkah prakarsa perubahan agar dapat menggalang
kontribusi bersama demi meningkatkan manfaat atau pencapaian projek sekaligus
mengelola resikonya sehingga menghasilkan rencana bersama yang dapat
mendatangkan sebesar mungkin manfaat bagi sekolah, tenaga pendidik, berserta peserta
didik dalam meminimalisir tindakan bullying di sekolah.
Dari Proyek kepemimpinan ini diharapkan dapat memberi dampak yang besar bagi
sekolah dalam mengantisipasi kasus bullying yang tejadi di sekolah. Dengan adanya
informasi baru terkait bagaimana mencegah perilaku bullying di sekolah, diharapkan
warga sekolah mampu menciptakan lingkungan sekolah yang aman dari perilaku
bullying. Serta kelompok dapat menghasilkan laporan proses dan pencapaian Proyek
Kepemimpinan II yang akan dikumpulkan sebagai tagihan tugas LMS
Refleksi Topik yang saya pilih yaitu topik 2 “Atur dan Mulai Eksekusi” pada topik ini
pengalaman mulai menyamakan pemahaman akan peran-peran yang diperlukan dalam
belajar yang pencapaian tujuan projek. Mahasiswa dapat menempatkan diri sebagai bagian
dipilih dari sekolah/komunitas yang memberdayakan para pemangku kepentingan agar
saat masa projek usai, tindakan yang diperlukan untuk menjaga dan
mengembangkan manfaat dari projek kepemimpinan ini terus berkelanjutan.
Oleh karena itu, setiap kelompok melakukan refleksi serta dokumentasi
sehingga proses sekaligus hasil projek dapat dikemukakan dan digunakan ketika
merumuskan pembelajaran yang telah didapatkan.
Analisis Artefak pembelajaran pada mata kuliah Proyek Kepemimpinan II yaitu topik 2
artefak Atur dan Mulai Eksekusi tersedia pada link dibawah ini.
pembelajaran
Link artefak pembelajaran:
https://drive.google.com/drive/folders/1zAk7Jk4SxSpnu4iZW9ip_C6qnHMMiRY?us
p=sharing
Ruang Kolaborasi Fase 2. Atur dan Mulai Eksekusi Rencana, hasil diskusi,
kesulitan, hambatan, tantangan dan solusi dalam mengatasi tantangan pada
saat Fase 2. Atur dan mulai eksekusi rencana, khususnya dalam mengeksekusi
Rencana PK-II, dan mendokumentasi proses/hasil/dampak PK-II terhadap
peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik.
Pembelajaran Dalam mempelajari proyek kepemimpinan II ini membuat calon guru untuk bisa
Bermakna merencanakan dan menyusun kegiatan diluar aktivitas sekolah. Karena pada
(Good dasarnya guru itu harus memiliki sikap kepemimpinan baik didalam maupun
Practice) diluar lingkungan sekolah.
Review Mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen yang efektif II merupakan mata
pengalaman kuliah yang wajib ditempuh di semester 2. Adapaun materi pada mata kuliah ini
belajar. terdapat dua siklus dimana masing-masing topik terdiri dari enam topik. Pada
siklus 1 mempelajari tentang Teachinf At The Right Level kemudian pada siklus
2 mempelajari Culturally Responsive Learning berikut topik pada siklus 1:
Kegiatan selanjutnya, mencermati fungsi dan jenis asesmen, untuk itu kami
diminta membuat asesmen pembelajaran dengan menggunakan panduan tabel
5. Menyusun evaluasi/asesmen pembelajaran. Mengevaluasi pembelajaran dan
asesmen artinya melakukan refleksi tentang apa yang telah dilakukan selama
proses pembelajaran dan asesmen. Oleh karena itu, dibutuhkan identifikasi
kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran dan
asesmen.
Refleksi merupakan upaya melihat kembali apa yang telah dilakukan sehingga
kita dapat melihat kelebihan dan kekurangannya dari komponen perangkat
pembelajaran yang sudah dibuat, melalui pengisian tabel 9. Refleksi
Penyusuanan Perangkat Pembelajaran Pendekatan Teaching at The Right
Level mempermudah dalam menyusun perangkat pembelajaran dengan
pendekatan Teaching at The Right Level.
Refleksi merupakan upaya melihat kembali apa yang telah dilakukan sehingga
kita dapat melihat kelebihan dan kekurangannya. Melalui table 18:
Refleksi Penyusunan Perangkat Pembelajaran Pendekatan Culturally
Responsive Teaching mengarahkan untuk melakukan refleksi hasil evaluasi
pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan.
Aktivitas tindak lanjut dapat kita mulai dari merancang perbaikan rencana
pembelajaran, mengidentifikasi upaya-upaya mengoptimalkan proses
pembelajaran, dan kemudian merancang pembelajaran remedial. Dengan
perbaikan yang dilakukan, kualitas proses pembelajaran juga akan menjadi
lebih baik dibanding sebelumnya. Tabel berikut akan mempermudah
melakukan Rencana Tindak Lanjut pada perangkat pembelajaran. Tabel
Rencana Tindak Lanjut.
Setelah melakukan refleksi dan menyusun rencana tindak lanjut, Anda perlu
melakukan analisis koneksi antarmateri untuk memudahkan melakukan
pembelajaran tambahan atau pembelajaran remedial. Lakukanlah pemetaan
koneksi antarmateri dengan membuat peta konsep/mind map dan infografis,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Tugas 15. Temukan Koneksi
Antar Materi
Tugas 18: Buatlah laporan hasil belajar peserta didik sesuai dengan kelas yang
diampu oleh Anda di sekolah masing-masing. Setelah Anda berdiskusi dan
berpengalaman menyusun perencanaan pembelajaran, maka langkah
selanjutnya mengerjakan TUGAS PROJEK yaitu menyusun perencanaan
pembelajaran atau modul ajar dengan menerapkan model pembelajaran
pendekatan Culturally Responsive Teaching.
Refleksi Topik yang saya pilih yaitu topik 1 pada siklus 1 tentang “Menyusun
pengalaman Perencanaan Pembelajaran Dan Asesmen Yabg Efektif II Dengan Pendekatan
belajar yang Teaching at The Right Level di Sekolah Dasar”. Topik 1 merupakan topik awal
dipilih untuk membuka pengetahuan mengenai pendekatan Teaching at The Right Level
yang mempelajari lebih dalam mengenai bagaimana merancang dan proses
asesmen yang digunakan dalam menerapkan pendekatan ini.
1. Pada topik tersebut saya memahami dan mengetahui Teaching at The
Right Level sebagai pendekatan yang mengacu pada tingkat capaian
peserta didik. Dalam topik ini saya juga membuat rancangan
pembelajaran menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level,
sehingga nantinya pada saat proses mengajar dapat membuat proses
pembelajaran yang berpihak dan menyesuaikan dengan tingkat
kemampuan peserta didik.
2. Hal-hal yang saya lakukan untuk mempelajari topik pada mata kuliah
Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II di SD adalah dengan
mengikuti alur MERDEKA yang terdiri dari kegiatan mulai dari diri dan
eksplorasi konsep.
Mulai dari Diri berupa kegiatan untuk merefleksi RPP yang
menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level, RPP yang telah
disediakan di LMS.
https://drive.google.com/drive/folders/1vvizPR7_1ChJEmduhedx3d2VPlA1xc
yk?usp=share_link
https://drive.google.com/drive/folders/1NFf8KksYy1TRCJNqxu1UGetFw
wKge0j?usp=sharing