Anda di halaman 1dari 7

Nama : Choirul Imsa Hastuti

NIM : 22221299204
JURNAL REFLEKSI PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Nama Matakuliah Pembelajaran Sosial Emosional


Review Review pengalaman belajar pada masa kuliah Pembelajaran Sosial
pengalaman Emosional pada semester 2 terdapat 5 topik bahasan yang dipelajari
belajar. yaitu Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum; Kompetensi Sosial
Emosional berdasar Kerangka Collaborative for Academic, Social, and
Emotional Learning (CASEL), Peran Guru sebagai Teladan
Pembelajaran Keterampilan Sosial Emosional (CASEL), Experiential
Learning, Experiential Learning untuk Pembelajaran Emosional, dan
School Well-being.

A. Topik 1
Pada topik ini mahasiswa diharapkan untuk mengelola aspek sosial
dan emosional. Mengelola kemampuan sosial-emosional dalam
lingkup kelas, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Pembelajaran
emosional adalah bagian penting dalam pendidikan dan dalam relasi
sosial manusia pembelajaran sosial-emosional adalah proses untuk
membantu individu (anak dan dewasa) mengembangkan kemampuan
dasar untuk hidup dengan baik. Dalam hal ini individu tidak hanya
fokus pada diri sendiri ataupun hanya pada keterampilan,
kompetensi, tetapi juga pada relasi yang baik dengan orang lain dan
lingkungan.

Komponen pembelajaran sosial-emosional menjadi 5 komponen


yaitu:
1. Self-awareness (Kesadaran diri)
Kemampuan untuk memahami emosi, pemikiran, dan nilai-nilai yang
mempengaruhi perilaku dalam berbagai situasi.
2. Self -management (Manajemen diri)
Kemampuan untuk mengatur emosi, pemikiran dan perilaku secara
efektif pada situasi yang berbeda.
3. Responsible decision making (Pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab)
Membuat pilihan yang tepat dan konstruktif pada situasi tertentu
4. Social awareness (kesadaran sosial)
Kemampuan memahami perspektif yang berbeda termasuk
berempati
terhadap kondisi individu dengan latar belakang yang berbeda.
5. Relationship skills (keterampilan sosial)
Kemampuan menjalin dan mempertahankan hubungan/relasi yang
sehat dan efektif dengan individu dari latar belakang yang berbeda.
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang
dilakukan
secara kolaboratif pada komunitas sekolah. Pembelajaran sosial dan
emosional dapat diajarkan:
1. Secara rutin; situasi atau kondisi ditentukan kemudian. Biasanya
dilakukan di luar jam belajar akademik.
2. Terintegrasi dalam mata pelajaran tertentu; pembelajaran sosial-
emosional juga dapat terintegrasi pada pelajaran tertentu. Peserta
didik dapat berdiskusi dengan kasus tertentu, kerja kelompok, role
play, atau aktivitas lainnya.

Budaya: menjadi budaya dalam lingkungan sekolah, misalnya


membiasakan untuk menyelesaikan masalah dengan damai,
menghargai pendapat orang lain, dan lain sebagainya.

B. Topik 2
Mengapa guru memerlukan pembelajaran sosial emosional?
Novick, Kress, & Elias (2002) menjelaskan tiga hal yang perlu
diingat oleh guru sebagai pendidik dan agen perubahan:

• Kepedulian (caring relationship) sebagai dasar pembelajaran


Selama pembelajaran, hubungan antara peserta didik dengan
guru, mentor, instruktur adalah hal yang penting. Hubungan ini
akan membuat peserta didik bisa mengeksplorasi, berani
bertanya, mengemukakan pendapat bahkan mengekpresikan
diri.
• Emosi mempengaruhi suasana belajar dan bagaimana
pembelajaran dapat diterima peserta didik. Peserta didik yang
belajar dengan situasi yang menyenangkan, merasakan
lingkungan kelas yang menyenangkan dan kondusif akan
cenderung bisa menikmati kelasnya,
• Tujuan yang mau dicapai dan pemecahan masalah
mengarahkan individu (guru atau peserta didik) dan juga
memberikan motivasi/energi untuk melakukan pembelajaran.
Adanya tujuan dan pemecahan masalah yang terjadi di kelas
dan lingkungan sekolah akan membantu guru dan peserta didik
untuk mengarahkan dirinya mencapai tujuan dengan tepat.
Misalnya guru mengetahui tujuan pembelajaran dan
mengetahui fungsi aktivitas yang dilakukan, maka guru dapat
menikmati proses mengajar. Begitu juga peserta didik yang
mengetahui tujuan pembelajaran dan aktivitas yang ada akan
lebih termotivasi karena mengetahui tujuan aktivitas tersebut.
kompetensi yang diperlukan dalam pendidikan dan relasi sosial yaitu
EMC2 atau Empathy, Compassion, Mindfulness, dan Critical Inquiry.
Program pendidikan yang didasari oleh kerangka kerja EMC2 terbukti
membangun situasibelajar yang positif.
Keempat kompetensi tersebut perlu diasah oleh seorang guru agar
proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Empathy
merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki dalam memahami
peserta didik secara mendalam baik dalam situasi pribadi maupun
sosial serta peduli dan perhatian terhadap emosi yang
dimiliki oleh peserta didik yang ditunjukkan melalui perilaku mereka.
Perlu diketahui bahwa keterampilan empathy juga dapat menyebabkan
burn out apabila individu tidak memiliki keterampilan untuk
membatasi diri dari emosi atau perasaan negatif. Oleh karena itu perlu
diimbangi dengan compassion yaitu kemampuan individu dalam
merasakan dan memahami apa yang dirasakan orang lain namun tetap
dengan batasan tertentu. Kemudian juga dibarengi dengan
Mindfulness merupakan kemampuan individu untuk sadar akan
pengalaman yang dimiliki sehingga mau menerima situasi apa pun
tanpa menghakimi diri sendiri. Critical inquiry sebagai kemampuan
individu dalam memperoleh sebuah informasi melalui pengamatan,
pengalaman, pemikiran, penalaran, dan penilaian diri sendiri
kemudian dianalisis untuk dipahami
.
C. Topik 3

Experiential learning adalah proses yang melibatkan konstruksi


pengetahuan dimana guru sebagai agen harus kreatif dan juga harus
bisa mendorong kreativitas peserta didik. Guru juga harus bisa
memberikan materi sesuai dengan tuntutan zaman. Guru adalah
FASILITATOR. Proses pembelajaran ini melibatkan siklus dasar
yaitu mengalami (experiencing), refleksi diri (reflecting), berpikir
(thinking), melakukan (acting). Pengalaman konkret adalah dasar
observasi dan refleksi diri. Experiential Learning melibatkan dua cara
mendapatkan pengetahuan yaitu Concrete experience (pengalaman
konkret) dan Abstract Conceptualization (Konseptualisasi abstrak).
SEL juga melibatkan dua cara transformasi pengetahuan yaitu
Reflective observation (observasi reflektif) dan active
experimentation (Eksperimentasi aktif), dimana individu melakukan
observasi dan bisa menjelaskan peristiwa yang terjadi disertai
pemahaman, dan kemudian aktif mempraktikkan.
D. Topik 4
Experiential learning juga mendorong mereka untuk lebih reflektif
tentang tindakan mereka dan lebih kreatif dalam mencari solusi untuk
suatu masalah. Belajar melalui pengalaman akan membantu siswa
memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka
sendiri serta hasrat, keterampilan, dan minat mereka.
E. Topik 5
School Well-Being dapat diartikan sebagai sekolah yang
seluruh siswanya mempunyai rasa bahagia, kepuasan, tingkat
stres yangrendah, sehat secara fisik dan mental, kualitas hidup
yang baik, kesehatan secara fisik dan mental agar mampu
menyelesaikan tantangan, mencapai kebahagiaan, dan
kepuasan dalam kehidupan.

Refleksi pengalaman A. Mengapa topik tersebut penting dipelajari?


belajar yang dipilih
Menurut saya pembelajaran sosial emosional penting dipelajari agar
ketika guru mengajar disekolah dapat menerapkan dan membantu
peserta didik mengelola emosi dengan baik dan terbangunnya sikap
respek dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan sekolah.
Dengan demikian, terjadi peningkatan perilaku positif dan penurunan
perilaku negatif serta stress yang dialami oleh peserta didik.

B. Bagaimana saya mempelajari topik yang ada pada mata kuliah


tersebut?

Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan: memberikan


pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
(kesadaran diri) menetapkan dan mencapai tujuan positif
(pengelolaan diri) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang
lain (kesadaran sosial).

C. Apakah strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari


topik tersebut penting bagi saya? Mengapa?

Strategi tersebut penting untuk saya karena berdiskusi dengan guru


pamong membantu saya memperoleh informasi dari sesorang yang
telah berpengalaman di lapangan. Diskusi dengan rekan sejawat dan
dosen pengampu membantu menguatkan pemahan saya tentang
sosial emosional anak disekolah.
D. Mengapa topik tersebut penting dipelajari?
Menurut saya pembelajaran sosial emosional penting dipelajari agar
ketika guru mengajar disekolah dapat menerapkan dan membantu
peserta didik mengelola emosi dengan baik dan terbangunnya sikap
respek dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan sekolah.
Dengan demikian, terjadi peningkatan perilaku positif dan penurunan
perilaku negatif serta stress yang dialami oleh peserta didik.

Analisis Berikut adalah hasil artefak yang mendukung refleksi pengalaman


artefak belajar pembelajaran sosial emosional.
pembelajaran Tautan Gdrive :
https://drive.google.com/drive/folders/1Mh3uXmtb1_JHVpAuaPNgcD7
p87J1xsfn?usp=sharing
Pembelajaran Agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan
bermakna efisien maka refleksi perlu dilakukan. Refleksi pembelajaran dapat
(good dilakukan dengan melakukan profiling peserta didik terlebih dahulu
practices) agar pengajar dapat memahami kriteria peserta didiknya dan kemudian
guru dapat menyisipkan pembelajaran sosial emosional dalam setiap
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai