Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nuratul Awaliyah

Rumpun : Ilmu Pendidikan


No. Absen : 23
Hasil Diskusi Kelompok:
1. Apakah experiential learning bisa diterapkan di semua mata pelajaran? Berikan
alasannya!
Jawaban: Menurut saya, experiential learning dapat diterapkan dalam semua jenis mata
pelajaran, karena metode ini menekankan pembangunan pengetahuan melalui
pengalaman nyata, yang mana dapat mendorong kreatifitas peserta didik. Melalui
metode ini, seorang guru SD diharapkan bisa memberikan pembelajaran berbasis
pengalaman yang dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan wawasan dan
keterampilannya, melalui empat tahapan: experiencing, reflecting, thinking, dan acting.

2. Apakah manfaat experiential learning?


Jawaban; Penggunaan metode ini memberikan jalan bagi peserta didik untuk
meningkatkan wawasan dan keterampilan diri sendiri secara komprehensif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Adapun manfaatnya adalah:
a. Meningkatkan rasa percaya diri untuk lebih aktif dalam belajar;
b. Meningkatkan kemampuan komunikasi, perencanaan dan kemampuan
pemecahan masalah yang dilakukan dalam proses pembelajaran;
c. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan untuk berpikir secara
komprehensif ketika menghadapi sebuah permasalahan;
d. Menumbuhkan dan meningkatkan rasa kepercayaan kepada sesame peserta
didik ketika belajar bersama;
e. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerjasama dan kemampuan untuk
berkompromi.
f. Menumbuhkan dan meningkatkan komitmen dan tanggung jawab.
g. Menumbuh dan meningkatkan kemauan untuk memberi dan menerima bantuan.
h. Mengembangkan ketangkasan, kemampuan fisik, dan koordinasi.

3. Bagaimana sekolah bisa mendukung experiential learning? Apa saja tantangan bagi
sekolah?
Jawaban: Bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh sekolah adalah sebagai berikut:
a. Memberikan edukasi atau sosialisasi mengenai experiential learning kepada
guru-guru mata pelajaran, sehingga setiap guru memiliki landasan dan
pemahaman awal mengenai experiential learning;
b. Merancang kurikulum pendidikan yang memuat peluang untuk menerapkan
metode experiential learning, yang mana dapat menjadi acuan bagi setiap guru
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran;
c. Menyediakan sarana dan prasarana yang tepat untuk penerapan metode
experiential learning.
Tantangan yang mungkin dihadapi sekolah saat menerapkan experiential learning
adalah sebagai berikut:
a. Guru belum menemukan atau merancang model pembelajaran yang tepat.
Inovasi pembelajaran sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran yang aktif, efektif dan efisien, yang
mana dapat menerapkan metode experiential learning;
b. Kondisi setiap sekolah berbeda dalam hal keadaan peserta didik dan guru-
gurunya. Oleh karena itu, perbedaan proses dan efektifitas penggunaan metode
experiential learning mungkin akan berbeda di setiap satuan pendidikan,
sehingga hasil yang didapatkan mungkin tidak sama;
c. Kegiatan non-akademik sekolah yang terlalu banyak juga menjadi salah satu
faktor guru belum maksimal mengelola waktu menyiapkan pembelajaran yang
optimal.

4. Apakah karakteritik peserta didik bisa mempengaruhi peneraan pembelajaran


experiential learning? Jelaskan! Bagaimana menghadapi kendala tersebut?
Jawaban: Experiential learning adalah suatu proses belajar mengajar yang
mengaktifkan peserta didik untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta
nilai-nilai juga sikap melalui pengalamannya secara langsung. Penggunaan metode ini
akan lebih efektif ketika peserta didik ikut serta secara aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, sehingga karakteristik peserta didik, sedikit banyak akan berpengaruh
terhadap penerapan pembelajaran experiential learning.
Ada beberapa cara dalam menghadapi kendala tersebut antara lain:
a. Pengelolaan kelas yang baik, terutama dalam menghadapi banyaknya peserta
didik dengan karakteristik yang berbeda-beda;
b. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik, sehingga efektifitas penggunaan metode experiential
learning dapat dioptimalkan;
c. Pendidik harus kreatif dan kerja keras dalam membuat media dan model
pembelajaran yang berhasil disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, dan
dapat menggunakan pengalaman-pengalaman belajar yang pernah dilalui
semasa mengenyam pendidikan dasar sebagai bahan acuan;
d. Tidak lupa untuk melakukan evaluasi dan refleksi atas setiap proses
pembelajaran yang telah dilakukan, untuk mencari kekurangan yang ada agar
bisa diperbaiki di pertemuan selanjutnya.

5. Pada kondisi daring (online), bagaimana penerapan experiential learning?


Jawaban: Secara ringkas, pembelajaran daring adalah pemindahan proses pembelajaran
yang biasanya dilakukan di dalam ruangkan kelas asli menuju ruangan kelas virtual
yang disediakan oleh keberadaan teknologi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menerapkan experiential learning secara daring adalah:
a. Menerapkan kegiatan diskusi secara online. Misalnya: membentuk kelompok-
kelompok yang terdiri dari beberapa peserta training, kemudian memberikan
materi pada tiap-tiap kelompok dan berisi permasalahan-permasalahan untuk
diselesaikan.
b. Menggunakan platform belajar online yang mendukung seperti Google
Classroom, Zoom, WA, dan Google Meet
c. Live Streaming: Fitur ini mulai banyak dipakai oleh pengguna media sosial
seperti Youtube, Tiktok, Instagram, atau Facebook. Pembelajaran experiential
learning dapat dilakukan melalui sesi live streaming, dimana para penonton bisa
langsung memberikan tanggapan atas hal-hal yang dibahas

Anda mungkin juga menyukai