Anda di halaman 1dari 20

1

LAPORAN

REFLEKSI DIRI

SRI INDIRA WIWIANTI GUNU

229022485114

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Juni, 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Laporan Hasil Refleksi” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah seminar
pendidikan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang makna guru bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Laporan refleksi diri ini memuat materi tentang pandangan mahasiswa


tentang paradigma guru, desain invensi atau inovasi, rencana tindak lanjut, dan
pandangan penulis sebelum dan setelah mengikuti perkuliahan tentang makna guru.

Kami berterimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat atas selesainya


kegiatan perkuliahan dan sampai pada pembuatan laporan refleksi diri. Penulis
berharap kemudahan dan kelancaran kegiatan seminar pendidikan hingga selesai.
Tentu laporan ini masih jauh dari kata sempurna, olehnya penulis sangat berharap
masukan dan kritikan yang membangun agar laporan tersebut dapat
disempurnakan.

Makassar, 23 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………… i
Kata Pengantar …………………………………………………………………. ii
Daftar Isi …………………………………………………………………...…… iii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………...……...……1

1. Latar Belakang ……………………………………………………..…….1

2. Tujuan ……………………………………………………………….……3

3. Manfaat …………………………………………………………………..3

BAB II. PEMBAHASAN …………………………………………...…………...4

I. Desain Invensi atau Inovasi Pembelajaran dan RTL ………………………4

a. Pengalaman yang Paling Bermakna ……………………………………...4


b. Desain Invensi atau Inovasi ………………………………………………6
c. Rencana Tindak Lanjut …………………………………………...………7

II. Paradigma tentang makna Guru ……………………………………...….8

BAB III. PENUTUP …………………………………………………..………...10

1. Simpulan ………………………………………………………………..10

2. Saran ……………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….11


LAMPIRAN ……………………………………………………………………12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Belajar mengajar merupakan proses yang kompleks. Seorang guru tidak
cukup hanya berbekal pengalaman saja untuk menjadi profesional dalam
mengola pembelajaran, namun membutuhkan banyak belajar tentang
bagaimana mengajar dan membelajarkan siswa. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru dalam meningkatkan peran dan tanggungjawab profesionalnya
adalah dengan senantiasa melakukan refleksi diri. Melakukan refeleksi atas
praktek praktek profesional guru, terutama belajar dan mengajar merupakan
faktor penting bagi terbentukanya inovasi dan revolusi pembelajaran di kelas.
Salah satu karakter yang perlu dimiliki seorang guru untuk memenuhi
tuntutan sebagai guru profesional adalah reflektif. Guru yang reflektif adalah
guru yang mau ‘melihat’ dirinya sendiri, melakukan refleksi dan introspeksi
diri, khususnya terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Selain
selalu melihat sisi positif dari setiap saran dan kritik orang lain, guru yang
reflektif selalu berusaha mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi
peserta didik dan menelaah apakah pembelajaran yang dilakukan telah
mengantarkan peserta didik menguasai kompetensi yang diharapkan. Guru
yang reflektif tidak dengan mudah merasa puas terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan dan cenderung ingin mencoba hal baru untuk menyempurnakan
pembelajarannya (best practices). Karenanya, guru yang reflektif bersikap
terbuka terhadap perubahan, mau terus belajar, dan menerima nilai-nilai baru
yang bersifat dinamis. Kompetensi refleksi tidak serta merta dapat dimiliki oleh
seorang guru.
Sulipan (dalam Pangestika dan Fitri, 2015) menyatakan bahwa Salah satu
kunci penting dalam membangun kualitas pendidikan adalah guru. Dengan
demikian, sangatlah wajar apabila akhir-akhir ini pengakuan dan penghargaan
terhadap profesi guru semakin meningkat, yang diawali dengan dilahirkannya
undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen, yang segera

1
2

diikuti dengan peraturan perundang-undangan yang terkait. Guru adalah


jabatan profesi sehingga seorang guru harus mampu melaksanakan tugasnya
secara profesional. Seseorang dianggap profesional apabila mampu
mengerjakan tugas dengan selalu berpegang teguh pada etika profesi,
independen, produktif, efektif, efisien, dan inovatif serta didasarkan pada
prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau
teori yang sistematis, kewenangan profesional, pengakuan masyarakat, dan
kode etik yang regulatif.
Kompetensi refleksi perlu dilatihkan, diinisiasikan, dan dibiasakan kepada
calon guru agar karakter reflektif telah menjadi bagian dari dirinya dan siap
diimplementasikan saat mengajar di sekolah. Karenanya, kompetensi berpikir
reflektif telah diajarkan pada sesi akhir setiap mata kuliah inti, selektif, maupun
elektif yang ditempuh. Untuk menguatkan kompetensi refleksi, secara khusus
mahasiswa dilatih melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar seluruh
mata kuliah yang ditempuh selama PPG. Diharapkan, setelah menempuh mata
kuliah Seminar PPG ini, terjadi perubahan ke arah positif paradigma
mahasiswa terhadap makna guru.
Panduan Seminar PPG Prajabatan ini disusun dan dilaksanakan dengan
acuan:
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
4. Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru
5. Permendikbud No 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
6. Perdirjen GTK Nomor 2182/B/PD.00.02/2022 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan
Seminar PPG adalah mata kuliah yang memfasilitasi mahasiswa dalam
meningkatkan kemampuan melakukan refleksi secara logis, kritis, dan
sistematis terhadap proses dan hasil belajar selama mengikuti PPG. Melalui
Seminar PPG mahasiswa diajarkan bagaimana melakukan refleksi
3

pembelajaran sehingga mereka dapat mencerna proses belajar mereka secara


kritis dengan mengaitkan seluruh proses pembelajaran untuk mencapai
pemahaman berbasis data, serta memahami kekurangan dan kelebihan mereka
dalam proses belajar dan cara menindaklanjutinya untuk peningkatan
berkelanjutan.

II. Tujuan
Tujuan umum Seminar PPG adalah agar mahasiswa terampil melakukan
refleksi secara logis, kritis, dan sistematis terhadap proses dan hasil
pembelajaran selama mengikuti Program PPG. Adapun tujuan dari laporan
hasil refleksi ini adalah sebagai berikurt:
a. Mahasiswa dapat terampil melakukan refleksi secara logis, kritis dan
sistematis terhadap proses dan hasil pembelajaran selama mengikuti
program PPG.
b. Mahasiswa melakukan refleksi terhadap setiap mata kuliah dan kaitanya
dengan mata kuliah yang ditempuh selama mengikuti program PPG, baik
mata kuliah inti, selektif maupun elektif dengan memanfaatkan artefak-
artefak pembelajaran mata kuliah tersebut.

III. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan hasil refleksi sebagai berikut :
a. Memperoleh pengalaman dan keterampilan pada kegiatan refleksi sehingga
kelak dapat merefleksikan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b. Melalui kegiatan refleksi dapat mengembangkan diri mahasiswa sebagai
calon guru profesional
BAB II
PEMBAHASAN

I. Desain Invensi atau Inovasi Pembelajaran dan Rencana Tindak Lanjut


A. Pengalaman yang Palin Bermakna (Best Practice)
Jika diterjemahkan best practice berarti praktik terbaik. Sebagai guru, saat
kita menulis best practice artinya kita sedang dalam proses mengembangkan
keprofesionalan sebagai guru. Pada era sekarang ini semua kegiatan didasarkan
pada teknologi, mulai bidang pendidikan, ekonomi, hingga transportasi sudah
memanfaatkan teknologi modern dalam penggunaannya. Untuk itu, penting
bagi masyarakat untuk belajar menggunakan teknologi yang terus maju. Di
bidang pendidikan, guru dituntut untuk menguasai empat kompetensi yaitu
kompetensi pendadodik, sosial, profesional, dan individual. Dalam kompetensi
pendagogik dijelaskan bahwa guru harus mampu menggunakan dan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam melaksanakan
pembelajaran. Oleh karena itu guru tidak boleh terpaku pada model
pembelajaran tatap muka di kelas, namun juga harus dapat menggunakan
media yang memudahkannya untuk menyampaikan materi pelajaran.
Setelah saya merefleksi mata kuliah yang telah saya tempuh, saya memiliki
berbagai pengalaman dalam mempelajari setiap mata kuliah. Pengalaman yang
bermakna muncul ketika saya mempelajari di PPG ini. Saya mendapatkan
pengalaman baik secara teori maupun praktik yang membuat saya mampu
memahami setiap hal yang dipelajari pada mata kuliah di PPG. Pengalaman
tersebut dibangun melalui alur MERDEKA di setiap topik,di mana pada alur
tersebut diberikan berbagai kegiatan yang mengasah kemampuan dalam
berpikir kritis, berkolaborasi, mendemosnstrasikan, mengkoneksikan,serta
merealisasikan berupa aksi nyata.
Refleksi yang telah saya kerjakan memberikan gambaran bahwa telah
banyak hal yang saya pelajari dan diterapkan untuk menjadi guru
professional. Berdasarkan berbagai refleksi tersebut, terdapat mata kuliah yang
sangat memberikan pengalaman bermakna, yaitu mata kuliah selektif/elektif

4
5

Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran. Pada mata kuliah


tersebut saya belajar banyak hal bahwa Pendidikan di abad ke-21 ini
merupakan Pendidikan yang sudah semestinya mengintegrasikan teknologi
dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Melalui mata kuliah tersebut saya
belajar mengenai peran guru dalam penggunaan teknologi multimedia
untuk media pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat
menjadi lebih menyenangkan.
Refleksi pada mata kuliah Teknologi Baru dalam Pengajaran dan
Pembelajaran tepatnya pada topik 7 merupakan pengaplikasian teknologi
dalam pembelajaran serta saya memperoleh pengalaman dalam
pemanfaatan teknologi Pendidikan yang berimplikasi pada penggunaan
berbagai media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran bermakna setelah mempelajari topik 7 ini saya merasa
bahwa penggunaan teknologi pada pembelajaran memberikan perubahan dan
dampak yang siginifikan terhadap keefektifan pembelajaran. Penggunaan
teknologi pembelajaran pada abad-21 memberikan pemahaman baru bahwa
pembelajaran harus mengikuti kodrat zaman, dimana harus mengikuti adanya
transformasi Pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penggunaan teknologi pembelajaran akan saya terapkan di kelas untuk
menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan berpihak pada ekosistem
pembelajaran.
Setelah mengikuti mata kuliah ini saya banyak belajar, antara lain saya lebih
tahu tentang perkembangan teknologi saat ini dan saya juga bisa beradaptasi
dengan pembelajaran abad 21. Selain itu, saya mengetahui berbagai lingkungan
digital dan penggunaannya dalam belajar mengajar, yang dapat saya gunakan
dan terapkan pada siswa. Saya juga membaca tentang topik perencanaan
pembelajaran dengan bantuan perangkat digital, dimana kita tetap harus
menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa ketika menggunakan
perangkat digital, sehingga guru tidak hanya mempertimbangkan keinginan
pribadi mereka ketika menyusun perangkat pembelajaran, selain juga
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, agar pembelajaran lebih bermakna.
6

B. Desan Invensi atau Inovasi dan Rencana Tindak Lanjut


Terdapat beberapa hal yang dapat saya tarik sebagai pembelajaran yang
bermakna, yaitu dimana saya menerapkan hal yang telah saya pelajari
dalam pembelajaran. Tepatnya pada mata kuliah Teknologi Barudalam
Pengajaran dan Pembelajaran tepatnya pada topik 7 yang membahas
mengenai meningkatkan pembelajaran dengan multimedia, berdasarkan
artefak pembelajaran yang telah saya kerjakan, bahwa dalam penerapan
multimedia dalam pembelajaran di kelas sangat penting, di mana guru
dapat melakukan pembelajaran dengan melibatkan berbagai perangkat
teknologi dan media pembelajaran berbasis audio, video, teks, dan visual.
Penggunaan multimedia telah saya lakukan di kelas dengan menggunakan
media pembelajaran digital berupa aplikasi Canva dan youtube sebagai
wujud dari pembelajaran yang merdeka sesuai dengan paradigma
pembelajaran abad 21. Penerapan media tersebut sangat membuat peserta didik
menjadi antusias dalam belajar, semangat dalam bekerjasama, dan
meningkatkan motivasi belajar. Berdasarkan hal tersebut, terdapat desain
invensi atauinovasi pembelajaran yang dapat saya lakukan sesuai dengan hasil
refleksi saya pada mata kuliah Teknologi Baru dalam Pengajaran dan
Pembelajaran dalam penerapan multimedia sebagai media pembelajaran
kreatif.
Desain invensi atau inovasi pembelajaran tersebut yaitu:
1. Memaksimalkan perangkat digital yang tersedia disekolah untuk
membangkitkan penggunaan perangkat pembelajaran, seperti LCD
proyektor, speaker, dll.
2. Memaksimalkan aplikasi canva untuk mendukung kegiatan pembelajaran
nantinya. Serta membuat channel youtube yang berisikan media
pembelajaran.
Melalui desain invensi atau inovasi, diharapkan peserta didik lebih
konsentrasi terhadap pembelajaran dan menjadi sangat antusias dalam
belajar. Peserta didik diharapkan berani dalam menyampaikan hasil
tebakannya saat kelompoknya ditunjuk. Hal ini dapat membuat jiwa
7

kompetiif peserta didk keluar dan akhirnya mereka terbawa suasana untuk
lebih konsentrasi lagi terhadap pembelajaran yang menyenangkan.
Selanjutnya sebagi guru, melihat jika konsentrasi siswa akan tumbuh jika
kelas itu dirasa menyenangkan, alangkah baiknya jika terus
mengembangkan metode dan media pembelajaran inovatif lainnya.

C. Rencana Tindak Lanjut


Setelah melaksanakan serangkai kegiatan praktek dilapangan langkah
penting selanjutnya adalah refleksi terhadap kegiatan tersebut. Hal ini perlu di
lakukan dengan tujuan untuk perubahan kearah perbaikan terhadap kegiatan
tersebut dimasa yang akan datang. Agar dapat melihat kekurangan dan
kelebihan dari kegiatan untuk diperbaiki dan mempertahankan hal-hal positif,
maka dipandang perlu untuk membuat rencana tindak lanjut setelah
melaksanakan refleksi. Rencana tindak lanjut merupakan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan setelah melaksanakan refleksi dan evaluasi dari
kegiatan sebelumnya.
Rencana tindak lanjut ini merupakan suatu program sebagai jaminan bagi
keberlangsungan dan keberlanjutan dari program yang sebelumnya telah
dilaksanakan. Rencana Tindak Lanjut membutuhkan perencanaan secara
matang karena berkaitan dengan program yang akan dilaksanakan selanjutnya,
termasuk di dalamnya ada koordinasi dan kolaborasi dengan pihak lain yang
akan terlibat. Rencana tindak lanjut merupakan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan setelah melaksanakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan
sebelumnya. Rencana tindak lanjut ini merupakan suatu program sebagai
jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan dari program yang
sebelumnya telah dilaksanakan. Rencana Tindak Lanjut membutuhkan
perencanaan secara matang karena berkaitan dengan program yang akan
dilaksanakan selanjutnya, termasuk di dalamnya ada koordinasi dan kolaborasi
dengan pihak lain yang akan terlibat.
Setelah menyusun desain invensi atau inovasi maka rencana tindak lanjut
yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut :
8

a. Berkoordinasi dengan sekolah untuk lebih memanfaatkan perangkat


supaya dapat digunakan secara maksimal. Hal ini akan meningkatkan
kualitas SDM guru untuk mengintegrasikan teknologi dalam setiap
pembelajarannya.
b. Membuat media pembelajaran berupa video pembelajaran dan LKPD pada
platform digital canva agar penyajian materi pembelajaran lebih menarik.
Serta membuat akun pada platform youtube agar dapat memudahkan
peserta didik dalam belajar.
II. Perubahan Paradigma Baru Terhadap Makna Guru
Perubahan paradigma guru saat ini merupakan salah satu bentuk adaptasi
terhadap perubahan yang terjadi. Pergeseran pembelajaran yang membawa
perubahan cara mempersiapkan pembalajaran, cara melaksanakan
pembelajaran, cara memberi tugas, cara menjelaskan, cara mengevaluasi, dan
yang lainnya. Keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam kelas, salah satunya
bergantung pada bagaimana guru menempatkan posisi atau menjalankan
peran.mKetika kita bertindak sebagai fasilitator dan manager, maka para siswa
diperlakukan sebagai subjek yang otonom. Dengan itu, proses pembelajaran
lebih banyak berpusat pada peserta didik dan berorientasi melayani kebutuhan
peserta didik.
Dengan demikian, sebetulnya praktek pembelajaran selama ini, secara
umum sudah sesuai dengan spirit Pembelajaran Paradigma Baru. Setidaknya,
aktivitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sudah diterapkan. Hal
itu dilihat dari proses penyusunan materi dan dinamika dalam kelas yang lebih
banyak mendorong dan merangsang siswa untuk terlibat aktif, berpikir kritis,
kreatif, dan berkolaborasi.
Setelah mempelajari mata kuliah ini. tentunya ada perubahan paradigma
yang saya rasakan sebagai calon guru profesional. Adapun perubahan
paradigma terhdadap makna guru yaitu:
a. Guru sebagai Fasilitator dan Pendamping
Guru bukan hanya sebagai pengajar saja, melainkan sebagai motivator dan
fasilitator dalam belajar. Hal penting adalah guru memahami keberagaman
9

karakteristik peserta didik untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Serta


menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna dengan penggunaan
teknologi pembelajaran.
b. Guru Tidak Akan Terganti
Guru menyentuh perasaan atau jiwa peserta didik dengan empatinya yang
hal ini tidak dapat digantikan dengan teknologi penunjang pembelajaran
lain. Proses memanusiakan manusia akan mengisi kekosongan hati peserta
didik sehingga ia kan sejahtera dalam dalam belajar.
c. Mindset yang Bertumbuh
Guru harus percaya dan yakin bahwa peserta didik adalah individu-individu
yang unik dan dengan potensi yang beragam, sehingga guru bisa membawa
kemajuan dari setiap potensi yang ada.
d. Keterampilan yang sesuai dengan zaman
Pengajaran tidak hanya memberikan pengetahuan kepada peserta didik,
tetapi membekali mereka dengan keterampilan -ketrampilan abad 21 yaitu
character (karakter), citizenship (kewarganegaraan), critical thinking
(berpikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi), dan
communication (komunikasi) dan tentunya juga life skill yang dibutuhkan
dalam menghadapai tantangan zaman.
Perubahan paradigma juga terjadi dalam proses pembelajaran yang
awalnya berpusat pada peranan guru dalam kelas (techer centred) menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa (learning centred) diiharapkan
mampu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun
pengetahuan, sikap dan prilaku. Melalui proses pembelajaran dengan
keterlibatan aktif siswa ini berarti guru tidak mengambil hak anak untuk
belajar dalam arti yang sesungguhnya. Dalam proses pembelajaran yang
berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitasi untuk
membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh
pemahaman yang mendalam (deep learning), dan pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu kualitas siswa.
BAB III
PENUTUP

I. Simpulan
Setelah merefleksikan, saya memaknai bahwa guru bukan hanya
mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik tetapi sebagai motivator
dan fasilitator yang mengarahkan peserta didik ke arah yang lebih baik. Guru
perlu memahami keberagaman peserta didik sehingga mengetahui apa yang
dibutuhkan peserta didiknya sehingga dapat terjadi pembelajaran yang
bermakna dengan menggunanakn teknologi yang sesuai dengan zamannya
mereka.
Harapannya, dengan adanya teknologi Abad 21 hal ini bisa
mengembangkan keterampilan dan komptensi guru dalam mengajar dengan
menggunakan metode, teknologi dan pendekatan yang inovatif sehingga akan
meningkatkan efektivitas mengajar.

II. Saran
Sebagai seorang guru yang telah melakukan refleksi diri, jika ditanya apa
yang akan dilakukan jika harus mengajarkan ulang materi yang sama kepada
siswa yang sama di waktu mendatang, maka guru itu dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dilakukan. Oleh karena itu
refleksi perlu dilatihkan atau dituntun secara kontinyu pada guru dan siswa
untuk menjalin komunikasi positif guru agar menjadi suatu kebiasaan
bermakna dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, guru akan senantiasa
memperbaiki diri dalam pembelajaran, yang pada gilirannya akan meningkan
hasil belajar siswa. Dengan demikian, mutu pendidikan pun akan meningkat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Andajani, Kusubakti. Modul Mata Kuliah Inti Seminar Pendidikan Profesi Guru.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Jakarta, 2022
Pangestika, ratna rosita & Fitri Alfarisa. 2015. Pendidikan profesi guru (PPG) :
Strategi pengembangan profesionalitas guru dan menignkatkan mutu
pendidikan Indonesia.

11
LAMPIRAN
Aplikasi Pembelajaran Kreatif

12
13

Bahan Presentasi (PPT)


14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai