Anda di halaman 1dari 21

Topik 2 : Peran Guru sebagai PEMBELAJARAN

Teladan Pembelajaran Keterampilan SOSIAL EMOSIONALL


Sosial Emosional (CASEL)
T2-3a
Ruang Kolaborasi
Anggota Kelompok:
1. Edi Purnomo (952022G20)
2. Gloria Pirena Abdi (952022G26)
3. Rinda Astutik (952022G48)
01
Pada bagian ini anda akan
diminta untuk berkolaborasi dan
berdiskusi dengan rekan Anda
1. Apa tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/teladan
khususnya dalam hal sosial emosional?
Tantangan bagi guru dalam menerapkan sosial-emosional di lingkungan sekolah
yaitu, guru harus bisa mengelola emosi yang dimilikinya dengan baik. Hal ini
dikarenakan guru merupakan teladan bagi siswa di sekolah. Dengan kata lain,
siswa akan mencontoh atau meneladani setiap perilaku guru. Tidak hanya
meneladani, sikap siswa kepada guru juga akan bergantung bagaimana guru
tersebut memperlakukan siswa. Oleh karena itu, sebagai seorang guru maka
sudah seharusnya dapat memahami dirinya sendiri (self awareness), memiliki
kemampuan mengelola emosi dalam diri (self management), memiliki keterampilan
empati (sosial awareness), keterampilan berhubungan sosial (relationship skills),
dan keterampilan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab (responsible
decision making).
2. Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas berdasarkan
pada pengalaman Anda mengamati proses belajar mengajar
yang pernah Anda ikuti!
Kasus yang pernah saya amati berdasarkan pengalaman saat PPL 1 yaitu
saat guru memberikan penjelasan, terdapat beberapa peserta didik yang
mengobrol sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Menjumpai
fenomena seperti ini, apabila guru tidak memiliki manajemen emosi yang
baik maka cenderung merasa kesal kemudian akan meluapkannya dengan
memarahi peserta didik tersebut. Sebagai guru dengan manajemen yang
baik, maka tidak seharusnya kita memarahi peserta didik tersebut.
Alternatif cara yang dapat dilakukan jika menemukan fenomena tersebut
yaitu dengan memberikan pertanyaan atau menunjuk peserta didik
tersebut sehingga bisa mengembalikan fokusnya kembali ke materi.
3. Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran
sosial-emosional? Apa saja tantangan bagi sekolah?
Hal-hal yang dapat dilakukan sekolah untuk mendukung pembelajaran sosial-emosional
1. Memberikan pelatihan bagi guru-guru
terkait pentingnya pembelajaran sosial-emosional terhadap perkembangan kognitif
peserta didik. Sosial-emosional sendiri tidak hanya penting bagi peserta didik, namun
juga bagi guru yang mengajarkannya.
2. Mengintegrasikan pembelajaran sosial-emosional dalam pembalajaran. Tujuannya
adalah dengan meningkatnya sosial-emosional peserta didik, maka dapat meningkatkan
kemampuan kognitifnya juga.
3. Membiasakan program P5 (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) di lingkungan
sekolah. Melalui program ini dapat membiasakan peserta didik untuk selalu bersikap
baik dan sopan terhadap siapapun sehingga akan terjalin hubungan
yang baik antar warga sekolah.
4. Memberikan fasilitas konseling bagi peserta didik, agar peserta didik dapat
menyalurkan perasaan mereka.
3. Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran
sosial-emosional? Apa saja tantangan bagi sekolah?
Tantangan bagi sekolah:
a. Pembelajaran sosial emosional menjadi hal baru sebagai bentuk praktik baik
sehingga perlu adanya perencanaan dan diskusi bersama guru-guru agar
pembelajaran sosial emosional dapat dilaksanakan tanpa menggangu
pembelajaran yang lain.
b. Minimnya pengetahuan guru mengenai pentingnya pembelajaran sosial-
emosional di samping pembelajaran materi pelajaran inti.
c. Memfasilitasi guru untuk mengikuti kegiatan yang dapat mengasah
keterampilan dalam mengimplementasikan sosial emosional di sekolah
d. Konsisten dengan kegiatan yang mendukung terlaksananya
pembelajaran sosial emosional baik saat pembelajaran maupun di luar
jam pembelajaran
4. Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi
penerapan pembelajaran sosial-emosional? Jelaskan? Bagaimana
menghadapi kendala tersebut?
Karakteristik peserta didik dapat mempengaruhi penerapan pembelajaran sosial-emosional.
Karakteristik yang berbeda bisa dikarenakan beberapa faktor seperti pola asuh orang tua dan
lingkungan tempat tinggal peserta didik yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat menjadikan
peserta didik memiliki kemampuan social-emosional yang berbeda dalam menghadapi suatu
permasalahan. Hal ini akan berkaitan dengan perlakukan yang akan diberikan oleh guru terhadap
peserta didiknya. Cara menghadapi kendala ini yaitu dengan melakukan asesmen diagnostik baik
kognitif maupun non-kognitif. Dengan mengetahui kemampuan awal dan karakter peserta didik,
maka guru dapat menentukan perlakuan yang akan diberikan terhadap peserta didiknya. Dalam
menghadapi karakter peserta didik yang berbeda, guru juga dituntut untuk tetap
memperlakukan peserta didiknya dengan baik, melalui tutus kata dan bahasa
02
Bahan diskusi selanjutnya,
silakan Anda simak tayangan
trailler berikut ini!
FILM
LASKAR
PELANGI
Bila anda sudah menonton film tersebut apa yang bisa anda pelajari
dari film tersebut berhubungan dengan guru yang menjadi agen
perubahan?
Film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata, terinspirasi dari kisah nyata
perjuangan anak-anak Belitung yang ingin sekolah, memiliki tekad yang kuat untuk belajar serta
pengabdian guru di tengah keterbatasan.. Hal yang bisa dipelajari dari film tersebut yaitu:
Bu Muslimah sebagai guru teladan di sekolah perlu memiliki visi dan misi yang
diimplementasikan pada peserta didiknya, Laskar Pelangi mengamanatkan bahwa pendidikan
adalah tindakan memberikan hati pada anak-anak sebagai guru di wilayah 3T yang perlu
mengelola sosiolemosional melihat keterbatasan sekolah tersebut. Keterbatasan sekolah
bukanlah halangan untuk lebih maju bahkan mampu menyaingi sekolahsekolah didaerah
perkotaan. Harapannya tidak ada dilema perbedaan antara pendidikan di daerah kota dan
daerah 3T. Serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan
menyenangkan.
Bu Muslimah mampu memotivasi dan mendorong siswa di sekolah tersebut untuk terus
berusaha dan bercita-cita, meskipun dalam situasi yang serba kekurangan. Guru yang baik
adalah guru yang tetap mampu mendorong peserta didiknya untuk terus berusaha dalam
meraih cita-cita dan mimpinya dalam keadaan apapun. Semangat yang diberikan guru
mampu memberikan energi positif bagi peserta didiknya.
Bu Muslimah memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap peserta didiknya, sehingga
hamper seluruh peserta didiknya dapat akrab dengan beliau. Sebagai guru agen perubahan,
penting untuk memiliki kepedulian yang tinggi terhadap peserta didik. Dengan demikian, maka
guru akan lebih mudah memahami karakteristik peserta didiknya dan peserta didik akan
merasa diperhatikan oleh guru.
FILM
DEAD POETS
SOCIETY
Film Dead Poets Society
Dead Poets Society merupakan sebuah film Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 1989. Film ini
menceritakan tentang seorang pengajar, yaitu Mr. Keating yang merupakan alumni di sekolah
tempat ia mengajar. Sang pengajar tersebut berusaha dalam menginspirasi peserta didiknya
untuk selalu membuat perubahan dalam hidup mereka dengan cara memahami esensi dari puisi.
Sekolah tempat sang guru mengajar merupakan sekolah khusus laki-laki dengan peraturan yang
sangat ketat. Sejak kehadiran Mr. Keating, pembelajaran menjadi menyenangkan dikarenakan ia
menerapkan pembelajaran yang tidak biasa seperti menyuruh peserta didiknya untuk merobek
buku pelajaran dan naik ke atas meja. Film ini juga menginspirasi kita agar berani bertindak untuk
mendapatkan keinginan kita.
Bila anda sudah menonton film tersebut apa yang
bisa anda pelajari dari film tersebut berhubungan
dengan guru yang menjadi agen perubahan?

Sebagai guru agen perubahan, maka Guru yang baik adalah yang bisa
kita harus berani mengambil langkah memahami karakteristik peserta
berani dalam melaksanakan didiknya melalui pendekatan secara
pembelajaran. Jika dirasa model individu. Dengan demikian maka guru
pembelajaran tersebut mampu akan bisa memahami kebutuhan yang
membantu peserta didik dalam diperlukan oleh peserta didik dalam
meningkatkan pemahamannya, maka pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh
kita tidak perlu takut untuk berani Mr. Keating yang melalukan pendekatan
mengambil keputusan. Hal ini secara individu pada murid-muridnya di
ditunjukkan oleh Mr. Keating yang kelas, sehingga muridnya merasakan
memilih model pembelajaran yang mendapatkan perhatian dari Mr.
‘tidak biasa’ dalam mengajarkan Keating.
peserta didiknya.
Bila anda sudah menonton film tersebut apa yang
bisa anda pelajari dari film tersebut berhubungan
dengan guru yang menjadi agen perubahan?

Guru tidak hanya mengajar secara


kaku dan kurang fleksibel tetapi juga
harus bisa berperan dalam mencari
metode dan cara mendidik siswanya
menjadi lebih humanis dan bersahabat.
Dalam pembelajaran, guru perlu
menanamkan pentingnya sebuah
kebebasan, pentingnya melibatkan
opini mandiri, perasaan, keberanian,
serta mengamati berbagai hal dari
berbagai sudut pandang
Apa yang bisa anda pelajari dari kejadian/film tersebut?
dan apa hubungannya dengan pembelajaran sosial
emosional?
1. Mr Keating menyadari bahwa peraturan yang dibuat oleh pihak sekolah
membuat jenuh peserta didiknya. Dengan memahami apa yang dirasakan
muridnya, maka ia tidak ragu mengajak peserta didiknya untuk selalu
mengekspresikan dirinya (kesadaran sosial – kemampuan berempati).
2. Mr. Keating mampu mendapatkan kepercayaan dari peserta didiknya walaupun
ia merupakan guru baru. Hal ini dikarenakan Mr. Keating memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dengan baik sehingga membuatnya bisa dengan mudah dekat
dengan peserta didiknya (keterampilan hubungan sosial atau relationship skills).
3. Mr. Keating berani mengambil keputusan dalam memberikan pembelajaran
dengan model yang berbeda dari semua guru yang ada di sekolah tersebut.
Model pembelajaran yang digunakan lebih berpusat pada peserta didik sehingga
menjadikan mereka lebih aktif dalam belajar. (Responsible decision making).
FILM
SEKOLAH
RIMBA
Film Sokola Rimba
Film Sokola Rimba menceritakan seorang wanita bernama Butet Manurung yang telah tiga
tahun berkerja di sebuah kembaga konservasi di wilayah Jambi telah menemukan hidup yang
diinginkannya, yaitu mengajarkan baca tulis dan menghitung kepada anak-anak suku dalam yang
dikenal sebagai orang Rimba. Butet memutuskan untuk mengabdikan sebagaian hidupnya
menjadi guru di daerah pedalaman. Berbagai rintangan dihadapi Butet, mulai dari kecaman dari
penduduk di sekitar pedalaman karena dianggap sebagai penyakit baru, hingga harus bertemu
dengan penebang liar yang menembak kelompok belajar Butet. Namun dengan semangat dan
kepedulian yang tinggi, Buet berhasil membawa perubahan bagi anak-anak di daerah pedalaman.
Bila anda sudah menonton film tersebut apa yang
bisa anda pelajari dari film tersebut berhubungan
dengan guru yang menjadi agen perubahan?

Guru bukanlah hanya sekedar Motivasi tidak hanya berasal dari guru,
profesi belaka. Guru sesungguhnya namun peserta didik juga dapat
adalah ia yang memiliki kepedulian memberikan semangat dan inspirasi
dan keikhlasan dalam mengajarkan terhadap gurunya seperti antara Butet
ilmu dimanapun dan bagaimanapun dan Bungo. Bungo yang merupakan
keadaannya. Hal ini ditunjukkan oleh seorang anak yang hidup di daerah yang
Butet yang memiliki semangat tinggi tidak terjangkau dengan kelompok
dalam mengajarkan baca tulis dan pengajaran Butet. Diam-diam, Bungo
menghitung kepada anak-anak di memperhatikan pembelajaran yang
dilakukan oleh Butet. Mengetahui hal
daerah pedalaman.
tersebut, Butet mnyadari bahwa ia
perlu memperluas daerah
pengajarannya.
Apa yang bisa anda pelajari dari kejadian/film tersebut?
dan apa hubungannya dengan pembelajaran sosial
emosional?
1. Saat mendapatkan kecaman dari masyarakat adat sekitar perihal pengajaran
yang diberikan, Butet tetap mampu mengendalikan emosinya (self
management) dengan baik. Bahkan cenderung tetap berusaha untuk tetap
memberikan pengajaran bagi anak-anak suku dalam.
2. Butet mampu menyesuaikan diri dan membangun hubungan social yang baik
dengan masyarakat adat di pedalaman (keterampilan hubungan sosial atau
relationship skills). Dengan penyesuaian yang baik, maka Butet mendapatkan
kepercayaan dari anak-anak untuk memberikan pengajaran.
3. Sejak memberikan pengajaran di suku dalam, Butet tetap konsisten dengan
keputusannya tersebut. Ia berani bertanggung jawab untuk tetap memberikan
pengajaran meskipun mendapatkan kecaman dari masyarakat adat maupun dari
pihak pimpinan kantornya (Responsible decision making).
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai