Anda di halaman 1dari 4

MK.

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Topik 1. Ruang Kolaborasi


Peran Guru sebagai Teladan Pembelajaran Keterampilan Sosial Emosional

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3

ANDI ARMELIA HALIFAH PUTRI


ANDI HALVINA
ANDI MUHAMMAD YUSUF
DHEA AMANDA FEBRIANI
MEGAWATI
NUR AZIZAH
SELVIANA WULANDARI YAHYA

BIDANG STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
Aturan forum diskusi tertulis:

Sebelum kita melanjutkan sesi diskusi, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar
diskusi dapat berjalan dengan efektif dan produktif:

1. Setiap kelompok terdiri atas minimal 2 orang atau sesuai pembagian kelompok di kelasnya.
2. Silakan diskusikan kondisi berikut:
a. Apa tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/teladan khususnya dalam hal sosial
emosional?
b. Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas berdasarkan pada pengalaman Anda
mengamati proses belajar mengajar yang pernah Anda ikuti!
c. Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran sosial-emosional? Apa saja tantangan
bagi sekolah? Sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan
sosial emosional.
d. Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran sosial
emosional? Jelaskan? Bagaimana menghadapi kendala tersebut?

Jawaban:
a. Tantangan utama bagi guru untuk menjadi contoh/teladan dalam hal sosial□emosional
adalah untuk mengelola emosi mereka sendiri, menjaga agar mereka tetap berpikir
realistis, dan berpikir jauh ke depan ketika mereka mengambil keputusan. Guru juga harus
tetap menjaga komunikasi yang berkualitas dengan para siswa mereka dan menangani
situasi yang cepat berubah. Guru harus juga tahu cara untuk membuat para siswa mereka
merasa aman, dihargai, dan dihormati. Dengan cara tersebut, guru dapat menjadi
contoh/teladan yang kuat bagi para siswa dalam hal sosial-emosional.
b. Kasus yang pernah saya dapati dalam proses pembelajaran adalah masih ada beberapa
guru maupun pendidik yang secara tidak langsung menyelesaikan pembelajaran didalam
kelas tanpa memperhatikan sosial-emosional yang dimiliki oleh peserta didik maupun
yang dimiliki oleh guru itu sendiri. Seperti ketika mendapati seorang murid yang ribut
ketika proses pembelajaran berlangsung guru tersebut dengan tegas memarahi murid itu
dengan kalimat-kalimat yang kurang baik di depan murid-murid yang lain tanpa
mengkonfirmasi terlebih dahulu kenapa murid tersebut ribut didalam kelas, sehingga
dengan melakukan hal tersebut dapat dikatakan bahwa guru tersebut secara tidak langsung
mempermalukan murid di depan murid yang lainnya sehingga akan menimbulkan rasa
kebencian dari murid terhadap guru tersebut.
c. Sekolah dapat mendukung pembelajaran sosial-emosional dengan menciptakan
lingkungan yang aman, inklusif, dan dukungan. Hal ini disertai dengan menciptakan
budaya yang kondusif yang memberikan ruang bagi siswa untuk berbagi pengalaman dan
berdiskusi tentang masalah sosial-emosional. Sekolah juga dapat menyediakan berbagai
program untuk membantu siswa dalam memahami dan mengendalikan emosi mereka.
Tantangan bagi sekolah dalam mendukung pembelajaran sosial emosional adalah
menciptakan budaya yang kondusif di mana semua orang merasa aman dan dihargai. Hal
ini membutuhkan kerjasama antara guru, siswa, dan orang tua. Selain itu, pembelajaran
sosial-emosional harus dibangun ke dalam struktur sekolah, yang membutuhkan waktu
dan upaya yang signifikan. Terakhir, sekolah harus memastikan bahwa program sosial-
emosional diberikan dengan cara yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
d. Bisa karena perubahan kepribadian atau karakteristik anak merupakan perkembangan
sosial emosional pada anak. Pengalaman ini diperolehnya setelah adanya perubahan
karena hubungan anak dengan orang lain atau setelah terjadinya interaksi sosial. Dalam
menjalin hubungan, anak-anak menjadi semakin tertarik pada anak lain. Mereka belajar
berkomunikasi dengan jelas, belajar berbagi dan belajar memahami perasaan, keinginan,
atau kemauan orang lain. Dengan demikian, anak akan mengalami perubahan perilaku
menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sehingga perlu diberikan stimulus agar anak
berkembang secara optimal.

Bahan Diskusi
1. Bila Anda sudah menonton film tersebut apa yang bisa anda pelajari dari film tersebut
berhubungan dengan guru yang menjadi agen perubahan?
2. Anda bisa menonton alternatif film lain berhubungan dengan guru sebagai agen perubahan,
seperti:
a. Dead Poets Society
b. Sekolah Rimba
3. Apa yang bisa anda pelajari dari kejadian/film tersebut? dan apa hubungannya dengan
pembelajaran sosial emosional? (Dead Poets Society dan Sekolah Rimba)

Jawaban:
1. Ya, saya pernah menonton film Laskar Pelangi. Hal yang bisa saya pelajari dari film tersebut
berhubungan dengan guru yang menjadi agen perubahan diantaranya adalah:
● Guru dalam film ini tidak pernah menyerah dengan kondisi dari peserta didiknya. Guru
tersebut menyadari berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didiknya.
● Guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memiliki tujuan dan cita-
cita. Meskipun keadaan baik tidak berpihak kepada mereka karena dorongan tersebut
mereka semangat belajar dan memenangkan perlombaan. Artinya pemberian motivasi
sangatlah penting, jika motivasi atau semangat kita tercipta maka kita akan dapat
melakukan sesuatu meskipun sesuatu tersebut sulit untuk dilakukan.
● Guru memiliki empati yang besar bagi peserta didik. Ini terlihat dengan terus memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk terus belajar. Melihat sarana dan prasarana yang
kurang memadai tetapi dia tetap memberikan pengajaran dengan menggunakan metode
yang unik yaitu menggunakan lidi sebagai alat bantu menghitung pada pelajaran
matematika.
● Guru yang tulus berniat untuk mengajar, mendidik, dan mencerdaskan anak- anak meski
dengan segala kekurangan dan kelebihan pada diri mereka, mengajarkan banyak hal pada
murid muridnya baik itu pelajaran agama, moral, sosial, dan nilai-nilai yang positif,
seperti disiplin, rajin, dll.

Setelah menonton film Laskar Pelangi dapat diketahui bahwa film tersebut merepresentasikan
motivasi belajar anak di dalamnya sehingga menjalankan fungsi edukatif atau mendidik
masyarakat. Adegan-adegan yang mempresentasikan motivasi belajar anak bukan hanya
terlihat pada semangat belajar anak-anak laskar pelangi di film tersebut namun juga dari
semangat perjuangan pihak lain salah satunya adalah guru pada film tersebut. Melalui adegan
yang menggambarkan pemberian motivasi belajar dari guru dalam Laskar Pelangi, sehingga
beberapa hal dapat dihubungkan dengan guru menjadi agen perubahan, yaitu perjuangan guru
yang senantiasa penuh semangat dalam mendidik anak-anak Laskar Pelangi serta tak pantang
menyerah dalam menghadapi hambatan selama melaksanakan proses pendidikan.

2. Dead Poet Society dan Sekolah Rimba 2 film lain yang terkait dengan pendidikan. Dari film
Dead Poet Society dapat dipelajari bahwa pendidikan merupakan tempat dimana seseorang
bisa belajar untuk berpikir sendiri untuk mengungkapkan ide maupun keinginannya namun
kembali mengingat bahwa sekolah merupakan tempat yang tetap harus mendapat pengawasan
dari seorang guru. Sedangkan dari film Sekolah Rimba dapat dipelajari bahwa perjuangan
dalam pengabdian sebagai guru untuk mencerdaskan meskipun di di daerah terpencil dan
sesungguhnya diperlukan pengembangan pendidikan merata di seluruh daerah khususnya di
Indonesia.
a. Pembelajaran sosial emosional pada film Dead Poet Society, yaitu:
● Emphaty, Cara mengajar yang berbeda dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
motivasi belajar murid dapat melatih kesadaran diri dan kesadaran sosial peserta
didik.
● Mindfulness, Memberi kebebasan kepada murid melatih murid untuk pengambilan
keputusan dan bertanggung jawab.
● Critical Inquiry, Berkeliling dan melihat profil lulusan sekolah sebagai metode belajar
dapat meningkatkan kemampuan berhubungan sosial.
● Compassion, merefleksikan tujuan belajar murid untuk melatih pengelolaan diri
murid.
b. Pembelajaran sosial emosional pada film Sekolah Rimba, yaitu:
● Emphaty, Kepedulian akan pendidikan pada untuk diakses semua pihak.
● Mindfulness, Berusaha untuk mengadakan Sekolah Rimba agar dapat memberikan
pengajaran seperti menulis, membaca, dll meski[un kekurangan dana.
● Critical Inquiry, Bekerja sama untuk membangun pendidikan Sekolah Rimba.
● Compassion, Memberi pengajaran selain untuk mentransfer ilmu juga agar terhindar
dari orang yang memiliki niat buruk.

Anda mungkin juga menyukai