Anda di halaman 1dari 5

Tugas : Ruang Kolaborasi

Topik : Topik 2 – Peran Guru sebagai Teladan Pembelajaran Keterampilan Sosial Emosional
(CASEL)
Matkul : Pembelajaran Sosial Emosional
Nama Anggota Kelompok:
1. Dara Oktaviani (225076846)
2. Putri Dastiani Rahayu (225076841)
3. Vina Sundari Fitri (225076839)

FORUM DISKUSI
1. Apa tantangan bagi pendidik untuk menjadi contoh/teladan khususnya dalam hal sosial
emosional?
Jawab:
1.1. Pendidik harus memiliki banyak relasi dan membangun relasi tersebut menjadi ikatan
yang erat. Bukan hanya peserta didik, namun juga orang tua murid. Dari tahun ke tahun
akan terus bertambah. Selain itu, Pendidik juga memiliki banyak sesama teman sejawat.
1.2. Seorang pendidik harus memiliki banyak topeng. Ia harus senantiasa tersenyum dan tegar
di hadapan peserta didik, walaupun hatinya sedang di rundung kesedihan.
1.3. Dituntut untuk memiliki banyak kreatifitas, mengolah pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan, sehingga peserta didik senantiasa senang dan happy.
1.4. Memberikan penguatan untuk mengenali emosi peserta didik dengan latar belakang yang
berbeda, sehingga pendidik perlu melakukan teknik ataupun pendekatan yang lebih dekat
dengan peserta didik.
1.5. Seorang pendidik harus senantiasa belajar dan memiliki sikap tanggungjawab. Seorang
pendidik harus selalu mengupgrade dirinya agar bisa terus memberikan pendidikan
terbaik bagi murid-muridnya. Pendidik yang tidak mau belajar, maka akan ‘mati’ dan
tertinggal.
1.6. Memiliki kemampuan komunikasi yang lancar dan dapat mengerakkan hati peserta didik
terutama ketika membahas tentang sosio-emosional yang dialami oleh peserta didik.
2. Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas berdasarkan pada pengalaman Anda
mengamati proses belajar mengajar yang pernah Anda ikuti!
Jawab:
2.1. Pendidik mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi peserta didik ketika jumlah
peserta didik dalam satu kelas lebih dari 25 orang peserta didik. Terkadang pendidik tidak
dapat mengontrol emosinya ketika ada perilaku peserta didik yang kurang baik dan sulit
diatur.
2.2. Kurangnya hubungan yang erat antara pendidik dan peserta didik karena sikap pendidik
yang terlalu tegas dan banyak aturan sehingga peserta didik tertekan dalam pembelajaran.

3. Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran sosial-emosional? Apa saja tantangan


bagi sekolah?
Jawab:
Cara sekolah mendukung pembelajaran sosial-emosional, ialah:
3.1. Melalui penciptaan well-being pada ekosistem pendidikan di sekolah yang dilakukan
secara kolaboratif antara peserta didik, pendidik dan juga melibatkan orang tua guna
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap/nilai positif peserta didik.
3.2. Sekolah menyediakan kegiatan rutin non akademik seperti ekskul, perayaan hari besar
seperti keagamaan dan nasional, upacara bendera, kerja bakti, senam bersama.
3.3. Sekolah mengembangkan kurikulum dengan mengintegrasikan PSE melalui pendidik
dalam pembelajaran di kelas dengan mengajak peserta didik berdiskusi secara
berkelompok atau kerja kelompok menyelesaikan suatu tugas atau karya.
Tantangan bagi sekolah dalam mendukung pembelajaran sosial-emosional adalah:
3.1. Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran sosio-
emosional terutama untuk non akademik.
3.2. Kesadaran pendidik untuk melaksanakan pembelajaran sosiol-emosional dan
membimbing peserta didik dalam mengontrol emosi serta interaksi sosialnya yang
kurang baik dengan peserta didik lainnya.
3.3. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan guru mengenai PSE.
3.4. Pembelajaran sosial-emosional jarang dijadikan sebagai pelatihan dasar yang harus
dikuasai oleh pendidik, kebanyakan pendidik belajar ketika berada di lapangan dan
kondisi nyata yang sedang terjadi.
4. Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran
sosialemosional? Jelaskan? Bagaimana menghadapi kendala tersebut?
Jawab:
Ya, sangat mempengaruhi karena karakter adalah suatu pembawaan individu berupa
sifat, kepribadian, watak serta tingkah laku yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari
dalam bentuk emosi yang disalurkan melalui interaksi sosial bersama teman atau gurunya.
Keterampilan sosial dan pengendalian emosi harus dipelajari oleh peserta didik di sekolah
karena setiap manusia selalu berinteraksi sehingga akan berpengaruh pada komunikasi dengan
orang di sekitarnya. Proses penanaman pengetahuan, keterampilan dan sikap akan efektif jika
pendidik mengetahui karakter peserta didik dan membentuknya ke arah yang positif. Oleh
karena itu, penting bagi seorang guru mengenal semua karakter peserta didik yang dididiknya.
Cara menghadapi kendali tersebut adalah:
4.1. Mengenali karakteristik peserta didik di setiap pembelajaran terutama emosi dan
keterampilan sosial.
4.2. Melakukan komunikasi empat mata bersama peserta didik yang sulit diatur untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapinya.
4.3. Selalu memberikan penguatan setiap kali terjadi masalah yang berkaitan dengan emosi
dan keterampilan peserta didik di dalam kelas.

BAHAN DISKUSI YANG DAPAT DIPELAJARI DAN HUBUNGAN DENGAN PSE


1. Film Laskar Pelangi
Hal yang dipelajari dari film laskar pelangi yang berkaitan dengan pendidik sebagai agen
perubahan adalah sesulit apapun yang kita hadapi pasti selalu ada jalan untuk melewatinya,
bersyukur adalah kuncinya, berbeda bukanlah hal yang buruk, terkadang kamu hanya perlu
merasa tenang untuk menjadi diri sendiri, dan gigih untuk mempertahankan sekolah dengan
segala kekurangan demi pendidikan peserta didik yang ada. Kegigihan pendidik yang ada di
sekolah tersebut dengan segala kekurangan insfrastruktur dan bangunan sekolah yang hampir
tidak layak pakai tetap belajar seperti biasa dengan sumber belajar seadanya yakni belajar
dengan lingkungan alam dan berbeda dengan sekolah lain yang ketika mengikuti lomba namun
mereka menang lomba tersebut dengan keunikan menggunakan bahan alam untuk mengikuti
kegiatan karnaval. Pesan penting dari film laskar pelangi adalah pendidik yang menjadi
kekuatan bagi anak-anak yang ingin meraih cita-citanya dengan mendukung sekuat tenaga agar
anak-anak tersebut mendapatkan pembelajaran yang sama seperti anak-anak di sekolah lain.
2. Film Dead Poets Society
Pelajaran yang saya pelajari dari film ini adalah bahwa sebagai seorang pendidik, dalam
proses belajar mengajar yang kita lakukan di kelas harus dapat menciptakan susasana kelas
yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik. Dengan selalu memberikan
semangat pada setiap peserta didik sehingga mereka akan termotivasi untuk selalu semangat
dalam proses pembelajaran. Selain itu, kita sebagai pendidik juga harus mengarahkan dan
memimbing peserta didik untuk berani menyampaikan pendapat dari sudut pandangnya
sendiri. Contohnya seperti Mr. Keating cenderung menerapkan pembelajaran yang tidak biasa
seperti menyuruh para muridnya untuk merobek buku pelajaran dan naik ke atas meja. Hal itu
dilakukannya agar para muridnya mampu berpikir sendiri dengan sudut pandangnya sendiri
untuk mengubah hidup mereka. Slogan yang terkenal dalam film ini ialah "carpe diem" yang
berarti "petiklah hari", yang digunakan oleh Mr. Keating agar para muridnya berani melakukan
tindakan untuk menggapai hari ini.
Yang dapat dipelajari:
2.1. Berani mengambil setiap resiko
2.2. Dapat berpikir dengan sudut pandang sendiri
2.3. Selalu memberikan motivasi yang positif
Hubungan dengan pembelajaran sosial emosional adalah keterampilan sosial
emosional dalam mengembangkan kemampuan peserta didik untuk dapat mengekspresikan
diri pribadi seperti dapat menyampaikan pendapatnya pada diskusi kelompok. Kemudian
pendidik yang selalu memberikan motivasi dalam setiap pembelajaran membuat peserta didik
terpacu untuk semangat belajar serta dapat menerima materi pelajaran dengan baik.

3. Film Sekolah Rimba


Hal yang dapat dipelajari dan berhubungan dengan guru yang menjadi agen perubahan
dalam film “Sekolah Rimba” adalah pendidik yang memiliki rasa tulus dan berjiwa tinggi untuk
mengajarkan anak-anak Rimba supaya bisa membaca, menulis dan berhitung sehingga mereka
dapat berani mempertahankan hak-hak masayarakat Rimba, karena sebelumnya masyarakat
Rimba selalu digusur. Selain itu, dari film ini kami juga mempelajari bahwa pendidikan pada
zaman sekarang harus selalu mengaitkan proses pembelajaran dengan budaya lokal daerah
setempat. Seorang pendidik dapat memberikan agensi perubahan pada anak-anak Rimba dari
yang tidak bisa membaca, menulis dan menghitung menjadi bisa membaca, menulis dan
mengitung.
Yang dapat dipelajari:
3.1. Berani menyampaikan pendapat
3.2. Memiliki keterampilan sosial yang baik dalam berinteraksi
3.3. Mampu mempertahankan hak masyarakat
3.4. Mampu memecahkan persoalan masalah yang sedang dihadapi.
Hubungan dengan pembelajaran sosial emosional adalah keterampilan sosial
emosional dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan memperhatikan
lingkungan sekitar masyarakat Rimba. Selain itu, anak-anak Rimba sudah dapat menumbuhkan
kesadaran diri sendiri dalam belajar serta menjalin hubungan yang baik dalam kehidupan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai