Anda di halaman 1dari 5

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

TOPIK 2 AKSI NYATA

PRAJABATAN TAHAP 1 TAHUN 2022

BIDANG STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh:

Rosmila Dewi Faiddin

229022485102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2023
1. Pemahaman baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari konsep SEL?
Setelah mempelajari konsep SEL, saya mendapatkan pengetahuan baru terkait
dengan pembelajaran sosial-emosional yakni proses untuk membantu individu (anak dan
dewasa) mengembangkan kemampuan dasar untuk hidup dengan baik. Dalam hal ini
individu tidak hanya fokus pada diri sendiri ataupun hanya pada keterampilan,
kompetensi, tetapi juga pada relasi yang baik dengan orang lain dan lingkungan.

Saya juga mendapatkan pengetahuan mengenai tujuan dari pembelajaran ini adalah
untuk program preventif dan promotif (peningkatan). Preventif artinya mencegah
masalah perilaku dengan meningkatkan kompetensi sosial-emosional. “Collaborative for
Academic, Social and Emotional Learning” (CASEL) mengelompokkan komponen
pembelajaran sosial-emosional menjadi 5 komponen yaitu: Self-awareness (Kesadaran
diri), Self -management (Manajemen diri), Responsible decision making (Pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab), Social awareness (kesadaran sosial), dan
Relationship skills (keterampilan sosial).

Selain itu juga terdapat ruang lingkup pembelajaran sosial emosional yakni rutin (di
luar jam sekolah), terintegrasi dalam pembelajaran, dan budaya dalam lingkungan
sekolah.

Dari pengetahuan yang telah didapatkan, membuat saya lebih memeahami makna
dari konsep SEL yang tentunya dapat berguna bagi calon guru dalam
mengimplementasikan pembelajaran yang tepat.

2. Apa saja tantangan/hambatan dalam menerapkan pembelajaran sosial-emosional?


Terdapat beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh pendidik dalamupayanya
menerapkan pembelajaran sosial emosional di sekolah antara lain:

1. Kurangnya hubungan yang mendukung.


Pada intinya, pembelajaran sosial emosional adalah tentang hubungan -
hubungan yang kita miliki dengan diri kita sendiri, dan hubungan yang kita
miliki dengan orang-orang di sekitar kita. Kelima kompetensi inti SEL secara
langsung berkontribusi pada pengembangan hubungan intra-pribadi dan
interpersonal yang sehat. Kesadaran diri dan manajemen diri berdampak
langsung pada hubungan kita dengan diri kita sendiri. Kesadaran sosial dan
keterampilan hubungan secara alami memengaruhi kemampuan kita untuk
memupuk dan mempertahankan hubungan otentik dengan orang lain. Ketika
siswa dan orang dewasa mengembangkan keterampilan ini, mereka akan lebih
mampu menjaga hubungan yang otentik. Saat mereka membentuk hubungan
yang lebih bermakna satu sama lain, budaya di sekolah akan terus meningkat.

2. Kurangnya kolaborasi.
Pembelajaran emosional sosial membangun dan memperkuat komunikasi
dasar, kolaborasi dan keterampilan kepemimpinan yang membantu siswa dan
orang dewasa berhasil bekerja bersama dalam lingkungan kelompok. Lebih
penting lagi, SEL membantu komunitas kita mengenali perbedaan,
menghormati keragaman, dan mengembangkan empati satu sama lain. Ini
berarti bahwa individu akan berhasil menavigasi hubungan kerja dengan
orang-orang yang mungkin memiliki pendapat, sudut pandang, atau
kepercayaan yang berbeda. Ketika semua anggota tim dapat bekerja sama,
terlepas dari perbedaan mereka, komunitas sekolah akan dapat bekerja sama
dengan lebih kohesif.

3. Kurangnya pemahaman.
Pembelajaran emosional sosial memberi kita kesempatan untuk lebih
memahami satu sama lain. SEL menawarkan peluang untuk hubungan otentik
antara siswa, staf, dan pemimpin sekolah. Saat komunitas sekolah mulai
berbagi pengalaman pribadi satu sama lain, kita akan mulai lebih memahami
apa yang dibawa oleh rekan kerja dan rekan kerja kita, dalam benak mereka
setiap hari. Komunitas sekolah akan mulai menyadari bahwa kita semua
memiliki tantangan yang sedang kita tangani serta momen kebanggaan untuk
dirayakan. Melihat persamaan dan perbedaan antara satu sama lain
mengembangkan empati, menumbuhkan komunitas yang lebih kuat, dan
berkontribusi pada budaya sekolah yang mendukung.

3. Buatlahlah program untuk Anda sendiri sebagai guru, apa saja yang perlu Anda
persiapkan untuk mengajar? Apa kelebihan dan kekurangan Anda terkait masalah
emosi? Bagaimana Anda akan mengembangkan kemampuan sosial-emosional Anda?

Ketika saya menjadi guru saya akan berusaha melaksanakan pembelajaran sosial
emosional dengan 3 ruang lingkup yang sudah saya pahami sebelumnya yaitu kegiatan
rutin (di luar jam pelajaran), terintegrasi dalam pembelajaran, dan protocol/budaya
sekolah. Pada Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) sebagai seorang
guru saya akan melakukan strategi dengan 4 cara:

a. Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit

b. Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar


guru dan gaya interaksi dengan peserta didik.

c. Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap peserta didik

d. Mempengaruhi pola pikir peserta didik tentang persepsi diri, orang lain dan
lingkungan.

Hal yang perlu saya persiapkan untuk mengajar yakni perencanaan dan strategi yang
tepat bagi peserta didik. Selain itu, media dan metode merupakan bagian dari
perencanaan yang disusun agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan lancar dan
mencapai tujuan pembelajaran.

Terkait dengan masalah emosi, kelebihan yang saya miliki ialah kemampuan untuk
mengendalikan emosi sehingga tidak berlebihan ketika merasakan emosi yang sedih atau
Bahagia. Saya merasa kelebihan tersebut dapat bermanfaat bagi saya sebagai seorang
calon guru yang dapat memberikan pembelajaran sosial emosional yang tepat bagi
peserta didik saya. Di lain sisi terdapat kelemahan pada diri saya terkait emosi yakni
mudah panik ketika terjadi hal-hal yang mengancam atau mengkhawatirkan.
Cara yang saya lakukan untuk mengembangkan kemampuan sosial-emosional ialah
dengan menjalin komunikasi yang baik antar sesama, sehingga dapat menumbuhkan rasa
empati terhadap lingkungan sekitar. Selain itu untuk menggali inforamsi lebih, saya dapat
mencari berbagai sumber ataupun berkonsultasi denga rekan guru yang sudah
berpengalaman. Pada kemapuan emosional, upaya mengembangkan diri dapat diawali
dengan berdamai dengan diri sendiri, dengan demikian maka pengembangan emosi dapat
dikendalikan dengan baik.

Rancangan Aksi Nyata


Berikut adalah Rancangan Aksi Nyata sebagai seorang guru yang menerapkan konsep SEL pada
pembelajaran

1. Sebagai seorang guru, saya akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mekukan self management sebelum memasuki materi pembelajaran dengan melakukan
ice breaking sebagai kegiatan awal untuk mempersiapkan diri menerima pembelajaran.

2. Untuk mengembangkan Responsible decision making (Pengambilan keputusan yang


bertanggung jawab), Social awareness (kesadaran sosial), dan Relationship skills
(keterampilan sosial), sebagai guru dapat memfasilitasi pembelajaran peserta didik
dengan kelompok diskusi dalam menyelesaikan masalah ataupun menghasilkan suatu
proyek. Dari kegiatan kolaboratif tersebut dapat mengembangkan potensi sosial
emosional pada peserta didik.

3. Melakuka refleksi pembelajaran setiap aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan


untuk meningkatkan self-awareness pada diri peserta didik. Dengan demikian,
hasilrefleksi tersebut dapat menjadi acuan untuk pembelajaran yang lebih baik pada
pembelajaran berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai