Anda di halaman 1dari 6

RUANG KOLABORASI

Nama Anggota Kelompok : Ulin Ni’mah Ibrahimi & Nilamsari Ramadhanti


Kelas : PGSD A PPG Prajabatan
Mata Kuliah : Pembelajaran Sosial dan Emosional
Dosen Pengampu : Dr. Aprilia Tina L., M.Pd.

Aturan forum diskusi tertulis:


Sebelum kita melanjutkan sesi diskusi, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar diskusi dapat
berjalan dengan efektif dan produktif:
o Setiap kelompok terdiri atas minimal 2 orang atau sesuai pembagian kelompok di kelasnya.
o Silakan diskusikan kondisi berikut:
1. Apa tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/teladan khususnya dalam hal sosial
emosional?
2. Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas berdasarkan pada pengalaman Anda
mengamati proses belajar mengajar yang pernah Anda ikuti!
3. Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran sosial-emosional? Apa saja tantangan
bagi sekolah?
4. Apakah karakteristik peserta didik bisa memengaruhi penerapan pembelajaran sosial-
emosional? Jelaskan? Bagaimana menghadapi kendala tersebut?

Jawaban:

1. Apa tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/ teladan khususnya dalam hal sosial-
emosional?
a. Memberikan penguatan untuk mengenali emosi peserta didik dengan latar belakang yang
berbeda, sehingga guru perlu melakukan teknik ataupun pendekatan yang lebih dekat
dengan peserta didik.
b. Memberikan pemahaman, penghayatan, dan kemampuan mengelola emosi peserta didik
yang berasal dari latar belakang yang kurang baik seperti dari lingkungan keluarga yang
broken home, lingkungan tempat tinggal yang terpinggirkan, lingkungan masyarakat yang
rawan kekerasan. Karena lingkungan-lingkungan tersebut dapat menjadikan mereka
mempunyai emosi yang tinggi.
c. Mengajarkan peserta didik dengan cara menunjukkan rasa empati kepada sesame teman,
sehingga diperlukan kepekaan yang tajam untuk menumbuhkan rasa empati tersebut.
d. Memberikan pemahaman kepada peserta didik yang memiliki karakteristik individualism
untuk membangun kerjasama dan hubungan yang baik sesame teman maupun dengan
orang-orang disekitarnya.
e. Memberikan pemahaman kepada peserta didik akan pentingnya kemampuan yang
bertanggungjawab, karena kurang kesadaran yang memiliki peserta didik saat ini dapat
menunjukkan untuk meninggalkan perbuatan tanggungjawab yang ia memiliki.
2. Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas berdasarkan pada pengalaman Anda
mengamati proses belajar mengajar yang pernah Anda ikuti!
Berdasarkan pengalaman saya mengamati proses belajar mengajar, berkaitan dalam hal
sosialemosional adalah terdapat guru yang tidak bisa mengontrol emosi ketika ada peserta
didiknyayang menurutnya membuat jengkel. Misalnya saja, ada peserta didiknya yang tidak
memperhatikan pembelajaran bahkan ada yang mengganggu temannya sehingga membuat
guru terkadang tidak bisa mengontrol emosinya. Adanya peserta didik sering tiba-tiba marah
dan menangis karena tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Guru justru memarahi
peserta didik tersebut sehingga bisa dikatakan bahwa guru belum secara matang memahami
emosi dirinya sendiri.
3. Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran sosial-emosional? Apa saja
tantangan bagi sekolah?
Pembelajaran sosial dan emosional yang merupakan pembelajaran yang dilaksanakan secara
kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah, memungkinkan peserta didik dan guru akan
memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek
sosial dan emosional. Sehingga hal tersebut akan menciptakan kondisi yang harmonis,
kondusif dan menjadi salah satu alternatif solutif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik dan memunculkan peran guru sebagai fasilitator yang
memfasilitasi potensi yang dimiliki peserta didiknya. Sekolah dapat mendukung pembelajaran
sosial-emosional, Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman
untuk menfasilitasi seluruh peserta didik di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi
akademik maupun kesejateraan psikilogis [wellbeing], 3 hal mendasar dan penting yang saya
pelajari antara lain; Pertama adalah konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan
kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang
bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (PSE) yaitu:
kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab.Yang kedua adalah tentang pemahaman konsep kesadaran
penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (PSE) serta
bagaimana mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui
4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum
akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan
emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. Dan yang ketiga tentang
kesejateraan psikologis [well-being]. Dengan memahami ketiga hal tersebut penerapan
kompetensi sosial emosional baik pada peserta didik maupun pada guru dapat terlaksana
dengan baik. Karena pembelajaran sosial emosional merupakan suatu system yang saling
terkait. Sekolah juga dapat memberikan kontribusi di dalam pembelajaran PSE. Pembelajaran
PSE ini juga harus melibatkan seluruh warga sekolah yang lain. Adapun pembelajaran sosial
emosional dapat diajarkan melalui:
a. Secara rutin, dimana situasi atau kondisi ditentukan kemudian. Biasanya dilakukan di luar
jam belajar akademik.
b. Terintegrasi dalam mata pelajaran tertentu. Pembelajaran sosial-emosional juga dapat
terintegrasi pada pelajaran tertentu. Peserta didik dapat berdiskusi dengan kasus tertentu,
kerja kelompok, role play, atau aktivitas lainnya.
c. Budaya. Menjadi budaya dalam lingkungan sekolah, misalnya membiasakan untuk
menyelesaikan masalah dengan damai, menghargai pendapat orang lain, dan lain
sebagainya.
Tantangannya:
a. Kurangnya keterlibatan seluruh komunitas sekolah, sehingga pada saat penerapan
PSEtidak bisa optimal.

b. Kurangnya teknik penguasaan PSE pada guru sehingga tidak dapat menerapkan PSE
padasaat pembelajaran dengan baik.
4. Apakah karakteristik peserta didik bisa memengaruhi penerapan pembelajaran sosial-
emosional? Jelaskan? Bagaimana menghadapi kendala tersebut?
Karakteristik peserta didik bisa memengaruhi penerapan pembelajaran sosial-emosional
karena peserta didik memiliki keterampilan sosial emosional yang beragam. Hal ini dapat
terjadi karena setiap peserta didik tumbuh dan berkembang di lingkungan yang berbeda,
sehingga PSE nya juga berbeda. Karakteristik peserta didik bisa memengaruhi penerapan
pembelajaran sosial emosional terutama di kelas. Mengingat bahwa peserta didik di kelas tentu
memiliki karakteristik yang berbeda tentu juga memerlukan perlakuan yang berbeda juga.
Dalam hal ini, guru perlu memahami karakteristik peserta didik untuk menentukan penanganan
seperti apa yang tepat dilakukan. Pertama, guru perlu melakukan asesmen diagnostik (asesmen
awal) untuk mengetahui dan menggunakan informasi yang didapat dan menentukan langkah
apa yang perlu dilakukan. Guru perlu memberikan pendampingan secara khusus
kepada peserta didik yang memiliki sosial emosional kurang apabila sudah diketahui
berdasarkan hasilasesmen awal tersebut. Oleh karena itu guru mampu memahami dan
mengenali dirinya, melakukan interaksi sosial, sampai pada penanganan permasalahan
dengan pengambilankeputusan yang bertanggung jawab.
Solusi untuk menghadapi kendala tersebut yaitu sekolah menerapkan PSE dengan
melibatkanperan orang tua peserta didik agar PSE bisa didapatkan oleh peserta
didik tidak hanya dilingkungan sekolah namun juga didapatkan dari lingkungan
keluarga. Sehingga keterampilan sosial-emosional peserta didik dapat tumbuh dengan
optimal.

Bahan Diskusi :
1. Bila anda sudah menonton film tersebut apa yang bisa anda pelajari dari film
tersebutberhubungan dengan guru yang menjadi agen perubahan?
2. Anda bisa menonton alternatif film lain berhubungan dengan guru sebagai agen
perubahan,seperti :
o Dead poet society
o Sekolah Rimba
3. Apa yang bisa anda pelajari dari kejadian/film tersebut? dan apa hubungannya
denganpembelajaran sosial emosional? (Dead poet society dan Sekolah Rimba)

Jawaban:
1. Bila anda sudah menonton film tersebut apa yang bisa anda pelajari dari film
tersebutberhubungan dengan guru yang menjadi agen perubahan?
Film “Laskar Pelangi” bercerita tentang kisah guru yang menjadi agen perubahan
bagaimana mendampingi perjuangan anak-anak yang tentunya sangat menyentuh hati,
mereka dengan gigihnya melanjutkan pendidikan walaupun dengan segala kekurangan
yang ada. Sebagai seorang guru pastinya kita tidak boleh menyerah dengan keadaan
dengan penuh keterbatasan tersebut, justru seorang guru harus semakin termotivasi
untuk lebih baik lagi dan dapat mensupport semangat peserta didik yang ingin belajar
dan ingin mendapatkan ilmu dari bersekolah tersebut. Dalam film Laskar Pelangi, sosok
guru yang digambarkan yaitu seorang guru ideal yang bijaksana, arif, dan mengayomi.
Lingkungan sekolah yang digambarkan dalam film tersebut yaitu
sederhana dan hangat. Beberapa kutipan penting berhubungan dengan pembelajaran
sosial emosional yang didapatkan antara lain :
a. Di dalam kelas tersebut terdapat peserta didik yang berkebutuhan khusus, karena
lingkungan yang digambarkan adalah pedesaan pelosok yang hanya ada satu
sekolah, sosok guru disini memberikan pemahaman kepada seluruh peserta didik
untuk tidak membedakan, menghargai dan memposisikan peserta didik
berkebutuhan khusus setara dengan anak normal.
b. Sosok guru dalam film “Laskar Pelangi” mengingatkan kepada peserta didiknya
bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan baik buruknya akan selalu dicatat dan
akan mendapatkan balasannya.

c. Sosok guru dalam film “Laskar Pelangi” memberi penekanan kepada peserta
didiknya bahwa rezeki tidak akan tertukar walaupun kita sedang di uji banyak
cobaan oleh Tuhan.
d. Dari cuplikan film tersebut membuktikan bahwa latar belakang sekolah berasal
dari pedesaan pelosok dapat melahirkan peserta didik yang berprestasi karena
memiliki semangat juang yang tinggi dalam belajar. Hal tersebut dapat tercipta
dengan peran guru yang dapat mengayomi, membimbing dan memperkasai
semangat juang peserta didiknya walaupun ditengah keterbatasan yang
dihadapinya.
Dalam menjalankan peran guru sebagai pendidik dan pengajar maka hal pertama yang
harus dimiliki oleh seorang guru adalah menjadi contoh tauladan bagi peserta didik,
karena apa yangdilakukan guru akan menjadi tiruan bagi peserta didik seperti pepatah
mengatakan “guru kencing berdiri, peserta didik kencing berlari” maknanya adalah
jika gurunya masih membukapikiran untuk berpikir Nasional maka peserta didiknya
akan mampu berlari berpikir hingga Internasional atau jika gurunya bersikap kurang
sopan maka peserta didiknya pun akan bersikap lebih tidak sopan. oleh karena itu untuk
merubah peserta didik maka guru harus mampu memberikan contoh prilaku yang baik.
Jangan memilih jadi guru hanya disebabkan karena melihat peluang pekerjaan,
mulailah merenung bahwa menjadi guru mempunyaitanggung jawab untuk
memperbaiki generasi bangsa dan mengubah karakter generasi bangsa menuju ke arah
yang lebih baik nah disini guru juga harus bisa membawa agen perubahan padapeserta
didik seperti halnya yang digambarkan dalam film “Laskar Pelangi” tersebut, pada
laskar pelangi guru tersebut berhasil memberikan perubahan kepada kehidupan peserta
didiknya karna keikhlasan dan kegigihan gurunya dalam membimbing dan
mengarahkan dalam menuju perubahan dimasa depan.
2. Anda bisa menonton alternatif film lain berhubungan dengan guru sebagai agen
perubahan, seperti :
a. Dead poet society
Film “Dead Poet Society” bercerita tentang kisah seorang guru di sebuah
sekolah yang memberi inspirasi peserta didiknya untuk selalu membuat
perubahan dalam hidup mereka.

b. Sekolah Rimba
Film “Sekolah Rimba” berkisah tentang seorang perempuan yang bekerja di
sebuah lembaga konservasi di wilayah Jambi. Nama perempuan tersebut adalah
Butet Manurung.Ia menjadi pengajar bagi masyarakat Dalam yang dikenal
sebagai Orang Rimba.

3. Apa yang bisa anda pelajari dari kejadian/film tersebut? dan apa hubungannya
denganpembelajaran sosial emosional? (Dead poet society dan Sekolah Rimba)
a. Dalam film berjudul “Dead poet society” bermakna bagi semua guru bahwa
menjadi guru juga harus memahami peserta didik, bukan hanya orangtuanya.
Dalam melakukan pembelajaran guru tidak harus sesuai dengan tradisi maupun
kebiasaan lama. Guru seharusnya menyesuaikan pembelajaran dengan iklim kelas,
kebutuhan peserta didik, danpendekatan yang akan dilakukan.
b. Dalam film “Sekolah Rimba”, tokoh Butet sangat berjuang serta menyusun strategi
untuk mengenalkan pendidikan kepada masyarakat Rimba tentang pentingnya
menjunjung nilai budaya, perjuangan, serta pengabdian memberikan ilmu yang
tidak harus semua diperhitungkan dengan uang dan menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan. Dalam film ini mengajak kita untuk peduli mulai dari hal-hal kecil
seperti membuang sampah pada tempatnya dan menolong orang-orang yang
sedang membutuhkan pertolongan. Selain itu, pentingnya sikap hormat dan saling
menghargai, kita juga bisa mempelajari bagaimana mereka berusaha untuk
mendekat tanpa merubah adat yang mereka punya. Itulah makna dari perbedaan,
supaya kita bisa saling menghormati dan menghargai sesama.

Anda mungkin juga menyukai