Anda di halaman 1dari 6

Nama : Gita Suci Indah Sari

NPM : 229016485069
Bidang Studi PPG : Sosiologi
Kelas : 001
Mata Kuliah : Pembelajaran Sosial Emosional

RUANG KOLABORASI
Bahan Diskusi 1
1. Setiap kelompok terdiri atas minimal 2 orang atau sesuai pembagian kelompok di kelasnya
2. Silahkan diskusikan kondisi berikut:
a. Apa tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/teladanan khususnya dalam hal sosial-
emosional
b. Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas berdasarkan pada pengalaman Anda mengamati
proses belajar mengajar yang pernah Anda ikuti!
c. Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran sosial-emosional? Apa saja tantangan bagi
sekolah?
d. Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran sosial-
emosional? Jelaskan? Bagaimana menghadapi kendala tersebut?

Hasil Diskusi
1. Tantangan guru untuk menjadi contoh teladan dalam hal sosial emosional diantaranya: a. Menjaga
emosi dan mengendalikan emosi dengan baik Beragamnya karakteristik siswa yang dihadapi
didalam kelas, menjadi faktor terbesar ada saja hal yang dapat membuat seorang guru dapat
menunjukkan emosi yang kurang baik saat mengajar di dalam kelas. Perasaan yang semula
semangat dan senang dalam mengajar bisa saja berubah ketika masuk di kelas ataupun dapat terjadi
sebaliknya. Sehingga kemampuan menjaga dan mengendalikan emosi harus sangat diperlukan oleh
guru. Guru tidak boleh memperlihatkan emosi yang meledak- ledak di depan siswanya: b.
Memberikan perhatian yang setara kepada semua peserta didik Mengenali atau menghapal nama
semua peserta didik yang diajar merupakan suatau tantangan yang dihadapi. Terkadang hanya
peserta didik yang aktif, pintar atau yang bermasalah di dalam kelas yang dihapal namanya oleh
pendidik, sehigga terkadang peserta didik lain merasa cemburu atau diabaikan oleh pendidik; c.
Menjaga tingkah laku agar mampu menjadi role model perilaku guru memegang peranan yang
sangat penting untuk perkembangan kepribadian siswa. Perilaku yang baik dari seorang guru bukan
hanya cakap dan terampil dalam memberikan materi di depan kelas, namun harus lebih dari itu
karena seorang guru merupakan teladan sekaligus mitra bagi muridnya; d. Kemampuan berinteraksi
sosial Dalam proses belajar-mengajar terkadang guru hanya fokus untuk menyampaikan materi
kepada siswanya sehingga kurang dapat berinteraksi dan mengetahui bagaimana kondisi dan
perasaan siswa pada saat itu.
2. Kasus yang berkaitan dengan sosial emosional : a. Guru bersikap tidak adil dan pilih kasih kepada
siswa sehingga menimbulkan perasaan iri dan ingin diakui. Padahal, seharusnya guru harus
menunjukkan contoh positif dan memberikan pujian kepada siswa yang berperilaku baik. B. Guru
kurang memberikan waktu untuk memahami isis hati siswa. Guru seringkali hanya fokus pada
menyelesaikan tugas dan mengajar materi tanpa menyadari bahwa siswa juga membutuhkan waktu
untuk memproses emosional. Dengan memberikan waktu untuk mendengarkan siswa, guru dapat
memahami situasi siswa dan memberikan pendampingan dan dukungan yang tepat. C. Guru kurang
menciptakan lingkungan yang ramah dan kondusif untuk belajar dengan memiliki sidat galak yang
membuat siswa memiliki mindset takut dan tertekan pada saat pembelajaran berlangsung. Guru
harus membangun lingkungan yang aman dan kondusif untuk meningkatkan motiviasu belajar dan
meningkatkan siswa dalam belajar. Guru harus menciptakan suasan yang menyenangkan dan
menghormati perbedaan antar siswa agar siswa bisa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar.
3. Ada lima Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE), yaitu : kesadaran diri, manajemen diri,
kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Kelima Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ini ditemukan dalam program pengembangan anak
dan remaja yang terbukti efektif untuk menumbuhkan kecerdasan emosional: (1) Kesadaran diri
yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana
pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan; (2) Manajemen diri
yaitu kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai
situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi; (3) Kesadaran sosial yaitu kemampuan untuk
memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal
dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda beda; (4) Keterampilan berelasi yaitu
kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif;
(5) Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yaitu kemampuan untuk mengambil pilihan-
pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-
standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-
macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (wellbeing) diri sendiri, masyarakat,
dan kelompok. Untuk mendukung kegiatan pembelajaran sosial emosional di kelas, sekolah harus
memberikan sarana dan prasarana serta membebaskan guru dalam menentukan pembelajaran yang
bermakan bagi peserta didik. Guru mengetahui keadaaan kelas sehingga dalam proses belajar
mengajar selayaknya aktif dan nyaman dan tentram. Sekolah harus menciptakan budaya dan
gerakan sekolah ramah anak, dan peserta didik harus bisa diajarkan karakter yang baik selama di
sekolah.
4. Setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda dan cara belajarnya sendiri. Mereka
memiliki karakter masing-masing yang terbentuk dari proses pembelajaran yang dilaluinya.
Dengan begitu, sebagai seorang guru haruslah mengetahui karakteristik peserta didik yang berbeda-
beda. Selain itu, mengenal karakter-karakter peserta didik juga berkaitan dengan cara yang seorang
Guru yang diambil untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai. Supaya peserta
didik mampu mencapai tujuan pembelajaran. Karakter peserta didik mampu mempengaruhi proses
belajar mengajar seorang guru dalam menerapkan pembelajaran keterampilan sosial emosional,
karena beda peserta didik beda perlakukan terlepas dari latar belakang peserta didik, terlepas dari
karakter peserta didik bahkan gaya belajarnya. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar,
sebelum masuk kelas seorang guru harus bisa merancang apa yang akan dilakukan dalam kelas
sesuai dengan kemampuan peserta didik agar yang berkembang bukan hanya aspek positif tetapi
aspek kognitifnya juga.
Bahan Diskusi 2
1. Bila Anda sudah menonton film tersebut apa yang bisa Anda pelajari dari film tersebut
berhubungan dengan guru yang menjadi agen perubahan?
2. Anda bisa menonton alternatif film lain berhubungan dengan guru sebagai agen perubahan, seperti:
a. Dead poet society
b. Sekolah Rimba
3. Apa yang bisa Anda pelajari dari kejadian/film tersebut? Dan apa hubungannya dengan
pembelajaran sosial emosional? (Dead poet society dan sekolah rimba)

Hasil Diskusi:
1. Yang bisa saya pelajari dari film laskar pelangi yang berhubungan dengan yang menjadi agen
perubahan adalah guru mempunyai daya juang tinggi dan tidak pantang menyerah dalam
memperjuangkan pendidikan agar peserta didik bisa sekolah untuk belajar sehingga peserta didik
bisa mencapai cita-cita yang mereka harapkan. Guru yang bisa mengenali dan mengembangkan
setiap potensi peserta didik sesuai dengan karakteristiknya agar peserta didik dapat berprestasi
dalam bidang akademik maupun non akademik. Dapat dilihat dari karakter yang ada pada film
tersebut, dimana guru menggunakan kepedulian sebagai dasar dalam belajar mengajar, berempati
kepada peserta didik yang memiliki keterbatasan dengan membuat rapor pendidikan khusus,
membentuk lingkungan belajar yang menyenangkan dengan belajar di alam karena kondisi kelas
yang tidak layak, memanfaatkan berbagai media pembelajaran, guru tidak hanya mengajar namun
mendidik pembelajaran dengan pendekatan moral dan akhlak. Guru sebagai agen perubahan pada
film tersebut memiliki 4 kompetensi, antara lain a) Mindfulness: Guru menolak untuk berhenti
mengajar karena memiliki keinginan yang kuat sebagai guru, meskipun harus menghadapi banyak
tantangan. b) Compassion: Guru menjadi agen perubahan menggunakan metode bervariasi, dan
mengikutsertakan peserta didik ke lomba cerdas cermat dan karnaval. c) Emphaty: Guru menyadari
peserta didiknya berasal dari latar belakang yang beragam dan memiliki kemampuan yang
beragam. d) Critical Inquiry: Guru mengamati karakteristik peserta didiknya yang unik – unik
Selain itu film lascar pelangi dapat kita mengambil kesimpulan bahwa hubungan emosional antara
guru dan peserta didik harus dibangun dengan kuat. Dalam adegan film Laskar Pelangi, bisa kita
contoh bahwa guru merupakan agent of change atau agen perubahan, yang bertindak sebagai
fasilitator, kolaborator dalam membangun dan mendidik karakter peserta didik, bukan hanya
berfokus kepada ilmunya saja, melainkan bagaimana guru tersebut bisa menjadi sosok penuntun
dang mengarahkan peserta didik menjadi seorang yang berguna bagi bangsa dan negara Dari Film
tersebut dapat kita melihan hubungannya dengan pembelajaran sosial emosional ialah bahwa dalam
mendidik guru harus senantiasa mengerti perasaan yang dimiliki peserta didiknya terlbih dahulu
guna membangun keterkaitan emosional sehingga dalam memberikan ilmu dan pengetahuan
peserta didik akan dapat mengerti dengan lebih mudah, karena sedari awal terciptanya hubungan
emosional terlebih dahulu.
2. Apa yang bisa Anda pelajari dari kejadian/film Dead Poet Society
a. Film Dead Poet Society yang mengisahkan tentang seorang guru yang mencoba untuk
mendobrak sistem pembelajaran yang terkesan membosankan di kelas dan terlalu kaku
sehingga menyebabkan peserta didik terbelenggu tanpa bisa menemukan jati dirinya. Beberapa
peserta didik menunjukkan minat mereka dalam pembelajaran ketika pembelajaran dilakukan
oleh guru lebih humanis dan bersahabat. Dari film ini memberikan gambaran kepada semua
orang bahwa pendidikan merupakan jembatan untuk menuntun anak untuk menemukan jati diri
dan potensi yang ada dalam diri masing-masing peserta didik sehingga bisa berkembang sesuai
dengan minatnya. Pendidikan bukan tempat untuk memaksa peserta didik menjadi orang yang
cerdas tapi bagaimana pendidikan dapat membantu peserta didik untuk berkembang sesuai
dengan kodratnya. Hubungannya film Dead Poet Society dengan guru sebagai agen perubahan
adalah dalam film tersebut John Keating memberi pandangan bahwa guru tidak hanya mengajar
tetapi juga mendidik dan menumbuhkan karakter baik pada peserta didik seperti yang dilakukan
oleh John Keating. Hubungannya film Dead Poet Society dengan pembelajaran sosial
emosional adalah film ini merujuk pada perkembangan peserta didik dalam mengenali jati
dirinya untuk dapat belajar sesuai dengan minat yang dimilikinya yang berkaitan dengan
perkembangan sosial emosional peserta didik.
b. Sekolah Rimba menyediakan pendidikan dasar literasi dasar yaitu menulis, membaca, dan
berhitung. Sekolah rimba mempelajari hukum agar terhindar dari penipuan dan mengajarkan
masyarakat secara kontekstual yanng berguna untuk pengemabangan daerah mereka.
Hubungannya film sekolah rimba dengan guru sebagai agen perubahan adalag guru atau butet
sebagai agen perubahan menyadari pentingnya pendidikan bagi anak, meskipun hanya pada
tingkat dasar sebagai bekal bagi anak. Selain menjadi agen perubahan, menjadi guru juga
panggilan jiwa dimana kesadaran untuk belajar dan mengajar tumbuh dari individu ketika guru
mengajari peserta didil. Dalam hal inni, tidak hanya peserta didik yang belajar, tetapi butet
sebagai guru pun mendapatkan banyak pelajara. Fil ini juga mengajarkan bahwa hubungan
sosial yang baik anatar warga lokal dengan warga luar.

Anda mungkin juga menyukai