Istilah Web 2.0 mengacu pada situs web yang lebih dari
sekadar halaman web statis, atau sumber daya Web 1.0. Situs
Web 2.0 biasanya memungkinkan pengguna untuk berinteraksi
dan mempublikasikan data dan informasi, sedangkan situs Web
1.0 membatasi pengguna untuk melihat konten secara pasif. YouTube, Twitter,
Facebook, Wikipedia, dan Pinterest adalah di antara banyak contoh sumber daya Web
2.0 yang sering digunakan.
Sebagian besar sumber belajar yang tersedia di Web 2.0 adalah produk dari
konsep sumber terbuka, yang berarti bahwa pengembang perangkat lunak dari seluruh
dunia dapat membuat produk secara kolaboratif dan stabil, namun inovatif (Pickett,
2017). Satu arah yang muncul untuk alat open source di mana file dan aplikasi dapat
disinkronkan dan digunakan pada banyak perangkat di seluruh jaringan komputer.
Sumber daya berbasis cloud bisa diakses gratis atau berbiaya sangat rendah dan
mencakup kemampuan substansial untuk berbagi file dan informasi dengan orang lain.
Perangkat lunak dan file tidak disimpan di komputer individu melainkan disimpan di
cloud atau jaringan komputer yang mendukung aplikasi perangkat lunak yang
digunakan. Sebagai contoh, peserta didik di Yogyakarta dapat bekerja sama dengan
peserta didik di Palembang dengan menggunakan cloud secara kolaboratif
berkontribusi pada blog yang membandingkan budaya yang berbeda.
Secara kolektif, Web 2.0 terdiri dari aplikasi online atau aplikasi
yang dirancang untuk mendukung konten yang dibuat pengguna.
Meskipun aplikasi Web 2.0 sering menyertakan berbagai macam
kemampuan, fungsi penting meliputi: kontribusi kolaboratif, jaringan
sosial, dan Mashup. Sebagian besar sumber daya Web 2.0 menyediakan dua atau
lebih fungsi ini.
Kontribusi Kolaboratif
Jaringan Sosial
Mashup
Mashup adalah situs web yang menggunakan konten dari situs lain dan
memprosesnya menjadi aplikasi baru. Mashup web menggunakan
aplikasi yang menyatukan konten dari berbagai sumber, membuat situs
web yang baru dan berbeda dari sumber aslinya. Misalnya, situs media
berita online menggabungkan teks, video, audio, dan informasi waktu nyata yang
diperbarui setiap 15 menit. Contoh lainnya yang paling terkenal yaitu 'remixing the web'
Google Maps, di mana data tambahan ditambahkan ke peta geografis. Kombinasi
informasi ini memberikan data terkini untuk guru dan peserta didik untuk digunakan
dalam laporan atau sebagai bagian dari kegiatan kelas.