Anda di halaman 1dari 2

1.

Dalam pembentukan budaya positif di sekolah hal yang perlu di terapkan adalah tindakan
disiplin positif. Disiplin Positif mengajarkan orang dewasa untuk menggunakan kebaikan
dan ketegasan pada saat yang sama dan tidak bersifat menghukum atau permisif.
Alat dan Konsep Disiplin Positif Meliputi:

 Saling menghormati. Orang dewasa meneladankan ketegasan dengan menghormati diri


dan kebutuhan kondisional mereka sendiri dan kebaikan dengan menghormati kebutuhan
anak.
 Mengidentifikasi keyakinan di balik perilaku tersebut. Disiplin yang efektif mengenali
alasan anak-anak melakukan apa yang mereka lakukan dan bekerja untuk mengubah
keyakinan itu, bukan hanya mencoba mengubah perilaku.
 Komunikasi yang efektif dan keterampilan memecahkan masalah.
 Disiplin yang mengajarkan (dan tidak permisif atau punitif).
 Berfokus pada solusi, bukan hukuman.
 Pemberian dorongan (bukan pujian). Upaya pemberitahuan usaha dan perbaikan, tidak
hanya sukses, dan membangun harga diri dan pemberdayaan jangka panjang

2. Cara menumbuhkan disiplin kepada murid yang bisa dilakukan di sekolah :


a. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu.
Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga tidak
disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan jam karet,
molor dan selalu terlambat masuk kelas.
b. Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah
untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar
c. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang
pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal, melalui
pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan.

3. Sebagai pendidik, yang ingin dicapai dari sikap menumbuhkan disiplin kepada murid
adalah sebagai usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang
dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata
tertib yang berlaku di sekolah. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu
menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan
memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk
mencapai prestasi belajar siswa. Sebutan orang yang memiliki disiplin biasanya tertuju
kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai
dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang
kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat menaati
peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat, pemerintah atau
peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu, misalnya sekolah. Menjadi siswa
adalah hal yang sangat menyenangkan, selain akan memiliki banyak teman, akan ada
pula pengetahuan yang didapat dengan menjadi siswa atau pelajar disekolah. Menjadi
siswa memang merupakan hal yang penting, seperti pentingnya pula manfaat pendidikan
bagi manusia. Ketika menjadi siswa tidak hanya pendidikan saja yang diperoleh, namun
hidup berkarakter juga akan diperoleh apabila dapat memahami dan mematuhi tata tertib
di sekolah, sehingga hidup akan menjadi berkarakter dengan kedisiplinan tersebut.
Karena saat ini sangat penting untuk membuat mansyarakat menyadari akan manfaat
pendidikan karakter pada usia dini. Agar besarnya nanti warga Masyarakat Indonesia
menjadi warga yang berwibawa. Tanpa adanya peraturan, tidak hanya siswa, tetapi guru
juga dapat menampakkan perilaku yang tidak sejalan dengan norma-norma pendidikan
dan pembelajaran. Karenanya disiplin sangat perlu dalam proses belajar mengajar, karena
disiplin dapat membantu kegiatan belajar, dapat menimbulkan rasa senang untuk belajar
dan meningkatkan hubungan sosial. Sekolah dapat membuat kebijakan tertentu dalam
bentuk aturan. Salah satunya tata tertib sekolah, di mana siswa mempedomani tata tertib
sekolah itu dalam rangka keberhasilan proses belajar mengajar, dan membentuk
karakteristik siswa agar disiplin dan bertanggung jawab.

Menanamkan disiplin pada siswa melalui penerapan tata tertib di sekolah tidak dapat
dilakukan dengan hanya mengandalkan kekuasaan kepala sekolah semata. Sebagai
sebuah langkah stategis, maka diperlukan keterlibatan berbagai elemen yang terkait
langsung dengan kepentingan sekolah. Karenanya strategi penerapan tata tertib sekolah
dilakukan dengan melakukan sosialisasi pada orang tua siswa dan masyarakat,
melibatkan organisasi siswa intra sekolah (OSIS), gerakan pramuka, serta kegiatan
ekstrakulikuler yang lain.

Anda mungkin juga menyukai