PEMBELAJARANNYA
1. Teori Belajar
Belajar merupakan upaya manusia untuk mendapatkan pengetahuan atau
keterampilan, sehingga mencapai kapasitas untuk berperilaku dengan cara tertentu, melalui
studi, pengajaran, instruksi, latihan atau bentuk pengalaman lainnya. Berdasarkan definisi di
atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa ciri dalam belajar, yakni:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti,
bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan
tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa
mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil
belajar.
b. Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada proses belajar sedang berlangsung,
perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
c. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
d. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan
memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
A. Teori-Teori Belajar
Behaviorism ( Behaviorisme )
a. Teori belajar Ivan Petrovich Pavlov ( 1849-1936)
Merupakan teori pengkondisian Asosiatif stimulus – respons atau yang disebut
clasissical conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik), eksperimen yang dilakukan
pada seekor anjing yang jika dikaitkan dengan dalam proses pembelajaran penerapan teori
Pavlov adalah sebagai contoh berikut :
“ jika pada saat pembelajaran sejarah berlangsung, ketika guru memberikan
hadiah kepada siswa ( unconditioning stimulus), siswa secara otomatis akan
senang/semangat ( unconditioning response). Ketika guru memberikan tugas sejarah
kepada siswa, sebagian besar siswa kurang bersemangat. Akan tetapi, saat itu guru
menjanjikan akan memberikan hadiah ( unconditioning stimulus), kepada siswa yang
berhasil mengerjakan tugas sejarah dengan baik (conditioning stimulus) sehingga siswa
bersemangat mengerjakan tugas tersebut(unconditioning response). Setelah lama
mengajar guru tidak lagi memberikan hadiah kepada siswa yang berhasil mengerjakan
tugas sejarah dengan baik, akan tetapi siswa tetap bersemangat(conditioning response)
mengerjakan dengan harapan akan mendapatkan hadiah. Jika guru tidak lagi
memberikan hadiah, lama-lama siswa tidak lagi bersemangat mengerjakan tugas
sejarah”
Menurut teori conditioning belajar itu adalah proses perubahan yang terjadi karena
adanya syarat-syarat ( conditional) yang kemudian menimbulkan reaksi ( response). Untuk
menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat khusus/tertentu.
Teori Humanistik
Teori belajar humanistik bukanlah sebuah strategi belajar, melainkan sebuah filosofi
belajar yang sangat memperhatikan keunikan-keunikan setiap siswa. Filosofi ini meyakini
bahwa setiap siswa mempunyai cara sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuan yang sedang
dipelajarinya. Filosofi humanistik dalam proses pembelajaran telah melahirkan beberapa
konsep yang berkaitan dengan pengembangan model pembelajaran yang memberikan bagi
siswa sendiri dan menekankan pada kemampuan siswa dalam domain kognitif, afektif dan
psikomotorik. Salah satu model belajar yang dimaksud adalah experiential learning
Motivasi Belajar
Motivasi sendiri terbagi menjadi dua bentuk, motivasi ekstrinsik dan motivasi
intrinsik. Motivasi ekstrinsik terkait dengan kegiatan melakukan sesuatu yang bertujuan
untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Sementara itu, motivasi intrinsik berkaitan dengan
motivasi internal yang ada pada diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan berdasarkan
minat dan kemauannya sendiri. Berbagai perspektif psikologis menjelaskan motivasi yaitu
a. perspektif perilaku : berkaiatan dengan imbalan dan hukuman eksternal sebagai
penentu keberhasilan siswa
b. perspektif Humanistik : motivasi ditekankan kepada kemampuan pertumbuhan
pribadi siswa, kemerdekaan untuk memilih dan sifat-sifat positif
c. perspektif kognitif
d. perspektif Sosial : motivasi sering dikaitan dengan kemampuan seseorang dalm
membangun, memelihara dan memulihkan hubungan pribadi yang dekat dan hangat pada
orang lain
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik individu mencakup beberapa aspek yaitu :
a.sistem saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi
b. otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemmapuan motorik
c. kelenjer endoktrin yang menimbulkan munculnya pola perilaku baru.
2. Perkembangan Kognitif
Menurut piaget ada 4 tahap perkembangan yaitu
a. tahap sensori motorik ( lahir – 2 tahun)
b. tahap pra operasional ( 2- 7 tahun)
c. tahap operasional konkrit ( 7 – 11 tahun)
d. tahap operasional formal ( 11 – 16 tahun)
tahap ini individu bergerak melampaui penalaran hanya tentang pengalaman konkret
dan berpikir dengan cara yang lebih abstrak, idealis dan logis
3. Perkembangan Sosio-emosional
Menurut bronfenbrenner bahwa individu akan dipengaruhi oleh 5 sistem
lingkungan yang berasal dari interaksi interpesonal terbuka hingga berbasis luas
budaya. Kelima sistem itu adlaah mikrosistem, mesossistem, ekosistem, makrosistem
dan kronosistem yang disebut teori ekologi.
4. Sosial – konteks Perkembangan
Pada teori bronfenbrenner, konteks sosial merupakan pengaruh penting pada
kehidupan dan perkembangan anak-anak. 3 konteks anak-anak menghabiskan banyak waktu
mereka pada keluarga, teman sebaya dan sekolah.
5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah tentang aturan dan konversi berinteraksi antara orang-
orang, yang dipelajari dalam 3 bagian yaitu kognitif, perilaku dan emosional.
a. Pembelajaran Berdiferensiasi
berikut langkah-langkah pembelajaran diferensiasi yang dapat diterapkan di kelas ;
1. Guru melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan belajar siswa ( absensi, fisik dan
mental siswa, memfokuskan perhatian siswa dan menciptakan suasana belajar yang
nyaman)
2. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang
materi “ kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia”
3. Guru menyampaikan materi dan menjelaskan strategi belajar diferensiasi
4. Guru menjelaskan dan melatih pemahaman peserta didik tentang kolonialisme dan
imperialisme barat sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
5. Guru menjelaskan contoh yang relevan untuk menjelaskan materi dan memberi
kesempatan peserta didik untuk bertanya
6. Guru membagikan bahan bacaan dan menugasi untuk membaca dengan seksama
sesuai dengan gaya belajar mereka
7. Guru memberikan batasan waktu
8. Siswa mencatat hal yang penting dari hasil diskusi
9. Guru mengomentari dan meluruskan materi jika ada yang tidak tepat.
10. Guru memberikan tindakan lanjut berupa evaluasi
11. Bersama-sama melakuakn refleksi
Kelemahan pendekatan/strategi ini adalah:
a. proses pembelajaran harus sesuai dengan tahap perkembangan anak
b. harus sesuai dengan kemampuan kognitif ssiwa
c. tidak semua materi cocok diterapkan
Assessment atau yang disebut juga dengan penilaian adalah suatu penerapan atau
penggunaan dalam berbagai cara dan alat guna mendapatkan serangkaian informasi mengenai
hasil dari pembelajaran serta pencapaian kompetensi dari peserta didik.
Tak hanya itu definisi lain dari assesment merupakan suatu proses dalam memperoleh
data atau informasi dari proses pembelajaran serta memberikan umpan baik terhadap guru
maupun kepada peserta didik.
Contohnya : asesment dapat berupa ujian atau penugasan, sedangkan penilaian dengan
bantuan instrument penilaian tertentu. Dapat berupa kunci jawaban, daftar periksa, pedoman
penilaian atau rubrik
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan
penjadwalan di satuan pendidikan. Komponen RPP berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, komponen RPP adalah:
1. Identitas mata pelajaran
2. Standar Kompetensi/Kompetensi Inti
3. Kompetensi dasar
4. Indikator Pencapaian Kompetensi
5. Tujuan Pembelajaran
6. materi ajar
7. alokasi waktu
8. metode pembelajaran/pendekatan/ model pembelajaran
9. kegiatan pembelajaran
10. Penilaian hasil Belajar ( Asesmen)
11. Sumber belajar
Latihan Soal :