Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TEORI BEHAVIORISME


A. Pengertian teori behaviorisme

Teori behaviorisme ini pertama kali diperkenalkan oleh John Broadus Watson pada tahun
1912, yakni seorang ahli psikologi berkebangsaan Amerika. teori behaviorisme adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain,
belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah laku. Sebagai
contoh, anak belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah berusaha giat, dan gurunya
sudah mengajarkannya dengan tekun, namun jika anak tersebut belum dapat mempraktekkan
perhitungan perkalian, maka ia belum dianggap belajar. Karena ia belum dapat menunjukan
perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Menurut teori ini yang terpenting adalah sebagai
berikut :

1) Masukan atau input yang berupa perangsang atau stimulus dan keluaran atau
output yang berupa respons. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
siswa misalnya alat perkalian, alat peraga, pedoman kerja atau cara-cara tertentu
untuk membantu belajar siswa, sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan
siswa terhadap stimulus yang diberikan guru tersebut. Teori ini juga
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting
untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
2) Respons adalah reaksi objektif dari pada individu terhadap situasi sebagai
perangsang, yang wujudnya juga dapat bermacam-macam sekali, seperti
misalnya: refleks pattela, memukul bola, mengambil makanan, menutup pintu,
dan sebagainya. Titik berat perhatian Watson sebenarnya tidak terletak pada
analisis tingkah laku menjadi respons-respons muskular dan glandular yang
sederhana, melainkan pada apa yang dikerjakan oleh individu pada situasi
tertentu. Tujuan psikologi adalah menetapkan data-data dan hukum-hukum
sedemikian rupa, sehingga kalau kita tahu perangsangnya dapat meramalkan
respons-respons dan sebaliknya kalau tahu responsnya dapat mencari perangsang
yang menyebabkannya.
3) Penguatan (reinforcement) Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat
timbulnya respon. Misalnya, ketika peserta didik diberi tugas oleh guru, ketika
tugasnya ditambahkan maka ia akan semakin giat belajarnya, maka penambahan
tugas tersebut merupakan penguatan positif dalam belajar, begitu juga sebaliknya.

B. Prinsip-prinsip teori Pembelajaran Behaviorisme

Dalam pembelajaran behaviorisme pembelajaran merupakan penguasan respons


(Acquisition of responses) dari lingkungan yang dikondisikan. Peserta didik haruslah
melihat situasi dan kondisi apa yang yang menjadi bahan pembelajaran. Berikut ini
adalah prinsip-prinsip pembelajaran behavioristik menekankan pada pengaruh
lingkungan terhadap perubahan perilaku :

1) Mengunakan prinsip penguatan, yaitu untuk menidentifikasi aspek paling


diperlukan dalam pembelajaran untuk mengarahkan kondisi agar peserta didik
dapat mencapai peningkatan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran.
2) Menidentifikasi karakteristik peserta didik, untuk menetapkan pencapaian tujuan
pembelajaran.
3) Lebih menekankan pada hasil belajar daripada proses pembelajaran.
C. Aplikasi teori behavioristic terhadap pembelajaran

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran yaitu karena memandang


pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap dan tidak berubah pengetahuan disusun dengan
rapi sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transfer of knowladge) kepada orang yang belajar. Fungsi
pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses
berfikir yang dapat dianalisis dan dipilih, sehingga makna yang dihasilkan dari proses
berfikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa
respon.

Secara umum langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik


yang dikemukakan oleh Sociati dan Prasetya Irawan (2001) dapat digunakan dalam
merancang pembelajaran, langkah-langkah pembelajara tersebut antara lain :

1) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran


2) Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi
pengetahuan awal siswa
3) Menentukan materi pembelajaran
4) Memecah materi pembelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok
bahasan sub pokok bahasan, topik dsbMenyajikan materi pembelajaran
5) Memberikan stimulus, dapat berupa, pertanyaan baik lisan maupu tertulis, tes atau
kuis, latihan atau tugas-tugas .
6) Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa
7) Memberikan penguatan atau reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun
penguatan negatif), ataupun hukuman
8) Memberikan stimulus baru
9) Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman
10) Evaluasi belajar
D. Kelebihan dan kekurangan dalam teori pembelajaran behaviorime

Dalam teknik pembelajaran yang merujuk ke teori behavioristik terdapat beberapa


kelebihan di antaranya :

1) Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
2) Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:
kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
3) Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar
mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang
bersangkutan
4) Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka
meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi
permen atau pujian.
2.2 Teori Belajar Skinner
A. Pengertian teori belajar skinner

Burrhus Frederic Skinner (1990) adalah seorang psikolog AmerikaSerikat yang terkenal
dari aliran behaviorisme. Inti pemikiran Skinner adalah setiapmanusia bergerak karena mendapat
rangsangan dari lingkungannya. Setiap makhlukhidup selalu berada dalam proses interaksi
dengan lingkungannya. Di dalam prosesitu, makhluk hidup menerima rangsangan atau stimulan
tertentu yang membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulan yang
menimbulkan respon.stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan
tertentudengan perubahan-perubahan tertentu.

Menurut Skinner, hampir semua perilaku manusia diidentifikasi jatuh kedalam dua
kategori yaitu perilaku responden dan perilaku operan. Perilaku responden adalah perilaku tanpa
sengaja (refleks). Agar perilaku responden terjadi,diperlukan stimulus yang terjadi pada
organisme. Contohnya stimulus dari binatangkecil yang mengganggu terhadap mata Anda akan
menyebabkan anda berkedip, suatu peristiwa memalukan dapat menyebabkan anda bermuka
merah, dan flash cahaya terang akan mengakibatkan anda berkedip mata.Sedangkan Perilaku
operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontanyang berbeda dengan perilaku responden
dalam pengkondisian yang muncul karenaadanya stimulus tertentu.

Dilihat dari pengertian "operan" sendiri, menjelaskan bahwa seluruh perilaku yang
beroperasi pada lingkungan untuk menghasilkan peristiwa atautanggapan dalam lingkungan. Jika
kejadian atau tanggapan yang memuaskan makakemungkinan perilaku operant akan diulang
secara terus menerus bahkan akanditingkatkan.Contoh perilaku operan yang mengalami
penguatan adalah: anak kecilyang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas
melihatnya, makaanak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja
atautanpa maksud tertentu. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat
positifnya.Sebagian besar perilaku kita adalah perilaku operan yang dapat diprediksi danmudah
di identefikasi oleh ransangan . Menurut Skinner perilaku tertentu hanya terjadi jika disebabkan
oleh tertentu tetapi sulit untuk mengidentifikasi ransangankarena ransangan ini tidak penting
untuk mempelajari perilaku.

Dalam teori belajarnya Skinner mendefinisikan bahwa belajar adalah sebuah proses
perubahan prilaku yang telah dicapai dari hasil belajar melalui beberapa penguatan-penguatan
prilaku yang baru, yang disebut dengan kondisioning operan(operan conditioning). menurut
Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalahadanya penguatan(reinforcement)
danhukuman(punishment). Penguatan(reinforcement) adalah konsekuensi yangmeningkatkan
probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah
konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.

Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya


penguatan(reinforcement) yang berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagianyaitu:

1) Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi


responsmeningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).
Bentuk- bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan,
dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk
tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
2) Penguatan negative adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi
responsmeningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan
(tidakmenyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain:
menunda/tidakmemberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau
menunjukkan perilaku tidaksenang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa
dll)
B. Prinsip-prinsip teori Pembelajaran skinner
a) Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar
diberi penguat.
b) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
c) Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
d) Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
e) Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu
diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
f) Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya.
g) Dalam pembelajaran digunakan shaping.
C. Aplikasi teori skinner terhadap pembelajaran
Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
2. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkandan jika
benar diperkuat.
3. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
4. Materi pelajaran digunakan sistem modul.
5. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
6. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
7. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
8. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari
pelanggaran agar tidak menghukum.
9. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
10. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
11. Tingkah laku yang diinginkan dianalisis supaya meningkatkan tujuan yangingin
dicapai.
12. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan Shaping
13. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
14. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
15. Melaksanakan mastery learning
yaitu mempelajari bahan secara tunta smenurut waktunya masing-masing karena tiap
anak berbeda-beda iramanya.Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang
berbeda-beda pula.

D. Kelebihan Dan Kelemahan Teori Belajar Skinner


a) Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. Hal ini
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya
pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan
terjadinya kesalahan.
b) Kekurangan
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik
menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya
kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guruakan menjadi
semakin berat. Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman
sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah
anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri
kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik
seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa. Selain itu
kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi pendidikan seperti
penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran.
Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga
dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para
siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau
olahraga.
2.3 Teori Belajar Gestalt

A. Pengertian teori belajar gestalt

Gestalt adalah pemikiran psikologi pendidikan yang menekankan pada pentingnya pola

studi secara menyeluruh pada proses mental dari pada mengisolasi fenomena mental sebagai

sensasi tunggal. Gestalt sendiri dalam psikologi berarti pola pembentukan. Teori gestalt

memandang analisis adalah sesuatu semacam partikelir tidak bisa menyajikan pernahaman secara

menyeluruh, perlu untuk melihat sesuatu itu dari segala sisi. Sehingga hakikat dari partikel suatu

benda harus dilihat dari keseluruhan benda itu sendiri.

Menurut teori ini, belajar adalah bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi

mengerti atau memperoleh insight (pemahaman). Menurut pandangan teori ini, belajar akan

semakin efektif jika materi yang akan dipelajari itu mengandung makna, yaitu jika disusun dan

disajikan dengan cara memberi kemungkinan peserta didik untuk mengerti apa-apa yang

sebelumnya dan menganalisis hubungan satu dengan yang lain.

Belajar Menurut Pandangan Teori Gestalt adalah proses mengembangkan insight. Insight

adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian dalam suatu situasi permasalahan dan

menganggap bahwa Insight adalah inti dari pembentukan tingkah laku. Insight yang merupakan

inti dari belajar menurut teori gestalt, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

B. Prinsip-prinsip Teori Belajar Gestalt

1) Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan

2) Manusia berkembang sebagai keseluruhan dari kecil sampai dewasa secara

lengkap dengan segala aspek-aspeknya.


3) Manusia bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan tidak hanya secara

intelektual tetapi juga secara fisik, eniosional, dsb

Anda mungkin juga menyukai