Anda di halaman 1dari 5

1.

Bagaimanakah pengalaman Anda dalam menerapkan teori belajar behavioristik dalam


pembelajaran di kelas? Berikan topik pembelaarannya! Adakah kelebihan dan
kekurangannya?

Pengertian Behavioristik menurut para ahli

a. behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang
dikembangkan oleh John B. Watson (1878- 1958), seorang ahli psikologi Amerika pada
tahun 1930, sebagai reaksi atas teori psikodinamika. Perspektif behavioristik berfokus
pada peran dari belajar dan menjelaskan tingkah laku manusia

Menurut Watson (dalam Putrayasa, 2013:46), belajar sebagai proses interaksi antara
stimulus dan respons, stimulus dan respons yang dimaksud harus dapat diamati dan dapat
diukur. Oleh sebab itu seseorang mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam
diri selama proses belajar.

b. Paradigma kondisioning klasik merupakan karya besar Ivan P. Pavlov (1849-1936),


ilmuan Rusia yang mengembangkan teori perilaku melalui percobaan tentang anjing dan
air liurnya. Proses yang ditemukan oleh Pavlov, karena perangsang yang asli dan netral
atau rangsangan biasanya secara berulang-ulang dipasangkan dengan unsur penguat yang
menyebabkan suatu reaksi. Perangsang netral disebut perangsang bersyarat atau
terkondisionir, yang disingkat dengan CS (conditioned stimulus).

Teori belajar pengkondisian klasik merujuk pada sejumlah prosedur pelatihan karena
satu stimulus dan rangsangan muncul untuk menggantikan stimulus lainnya dalam
mengembangkan suatu respon.

Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans)
yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum
mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun
eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak,
berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan
kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon). Teori Behavioristik mementingkan faktor
lingkungan, menekankan pada faktor bagian, menekankan pada tingkah laku yang nampak
dengan mempergunakan metode obyektif, sifatnya mekanis dan mementingkan masa lalu.

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila
penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, begitu juga
bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan.
Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran

Teori belajar behavioristik menekankan terbentuknya perilaku terlihat sebagai hasil


belajar.Teori belajar behavioristik dengan model hubungan stimulus respons, menekankan
siswa yang belajar sebagai individu yang pasif. Munculnya perilaku siswa yang kuat apabila
diberikan penguatan dan akan menghilang jika dikenai hukuman (Nasution, 2006:66). Teori
belajar behavioristik berpengaruh terhadap masalah belajar, karena belajar ditafsirkan sebagai
latihan-latihan untuk pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Dengan
memberikan rangsangan, siswa akan bereaksi dan menanggapi rangsangan tersebut.
Hubungan stimulus-respons menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis belajar. Dengan
demikian kelakuan anak terdiri atas respons-respons tertentu terhadap stimulus-stimulus
tertentu.

ada beberapa prinsip umum yang harus diperhatikan dalam pemeblajaran behavioristik . Menurut
Mukinan (1997: 23), beberapa prinsip tersebut adalah: (1) Teori ini beranggapan bahwa yang
dinamakan belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu jika yang
bersangkutan dapat menunjukkan perubahan tingkah laku tertentu. (2) Teori ini beranggapan bahwa
yang terpenting dalam belajar adalah adanya stimulus dan respons, sebab inilah yang dapat diamati.
Sedangkan apa yang terjadi di antaranya dianggap tidak penting karena tidak dapat diamati. (3)
Reinforcement, yakni apa saja yang dapat menguatkan timbulnya respons, merupakan faktor penting
dalam belajar. Respons akan semakin kuat apabila reinforcement (baik positif maupun negatif)
ditambah.

Penerapan teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa


komponen seperti: tujuan pembelajaran, materi pelajaran, karakteristik siswa, media, fasilitas
pembelajaran, lingkungan, dan penguatan (Sugandi, 2007:35). Teori belajar behavioristik
cenderungmengarahkan siswa untuk berfikir. Pandangan teori belajar behavioristik
merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa untuk mencapai target tertentu,
sehingga menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran yang
dirancang pada teori belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga
belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan
pengetahuan kepada siswa. Oleh sebab itu siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama
terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang diterangkan oleh guru itulah yang
harus dipahami oleh siswa.

Seorang siswa dianggap telah belajar sesuatu jika siswa yang bersangkutan dapat
menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya. Menurut teori ini kegiatan belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus atau apa saja yang diberikan guru kepada siswa
dan output yang berupa respon atau reaksi/tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru tersebut.

Hal yang paling penting dalam teori belajar behavioristik adalah masukan dan keluaran yang
berupa respons. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan oleh guru dan apa saja yang
dihasilkan oleh siswa semuanya harus dapat diamati dan diukur yang bertujuan untuk melihat
terjadinya perubahan tingkah laku. Teori belajar behavioristik tidak memperhatikan adanya
pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsurunsur yang diamati (Putrayasa,
2013:49).
yang menjadi titik tekan dalam proses terjadinya belajar pada diri siswa adalah timbulnya
hubungan antara stimulus dengan respons, di mana hal ini berkaitan dengan tingkah laku apa
yang ditunjukkan oleh siswa, maka penting kiranya untuk memperhatikan hal-hal lainnya di
bawah ini, agar guru dapat mendeteksi atau menyimpulkan bahwa proses pembelajaran itu
telah berhasil. Hal yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya paham tentang jenis stimulus apa yang tepat untuk diberikan kepada
siswa.
b. Guru juga mengerti tentang jenis respons apa yang akan muncul pada diri siswa.
c. Untuk mengetahui apakah respons yang ditunjukkan siswa ini benar-benar sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka guru harus mampu : (a) Menetapkan bahwa
respons itu dapat diamati (observable). (b) Respons yang ditunjukkan oleh siswa
dapat pula diukur (measurable) (c) Respons yang diperlihatkan siswa hendaknya
dapat dinyatakan secara eksplisit atau jelas kebermaknaannya (eksplisit). (d) Agar
respons itu dapat senantiasa terus terjadi atau setia dalam ingatan/tingkah laku siswa,
maka diperlukan sekali adanya semacam hadiah (reward).

Contoh penerapan Teori Belajar behavioristik di Kelas

Beberapa kegiatan di kelas yang dapat dikategorikan sebagai penerapan teori belajar
behavioristik antara lain:
a. Guru harus menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap. Dimulai dari materi
sederhana sampai kompleks.
b. Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama mengajar.
c. Saat guru melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada siswa maka guru
akan segera diperbaiki.
d. Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk perilaku atau
pembiasaan seperti yang diinginkan. Dengan memberikan stimulasi yang berulang-ulang
e. Evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
f. Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan (reinforcement), baik dari
sisi positif dan negatif.

Sebagai contohnya

Pada peserta didik yang belum dapat melakukan cara menyelesaikan soal pecahan
sebagaimana yang sudah diajarkan oleh seorang pendidiknya meskipun dia si peserta didik
sudah berusaha keras untuk mencoba melakukan pembuatan soal pecahan tersebut dengan
cara yang baik.

Guru telah mengajarkannya kepada peserta didik secara teliti, akan tetapi walaupun sudah
diajarkan dengan baik jika perserta didik tersebut belum dapat memahami atau membuat apa
yang sudah diajarkan, maka iapun belum bisa dianggap sudah belajar. Karena itu iapun
belum bisa menunjukkan sesuatu perubahan perbuatan sebagai hasil dari belajar. Guru
kembali memberikan penguatan, apresiasi, motivasi kepada siswa dan mengulang kembali
soal – soal latihan kepada siswa tersebut sampai siswa bisa mengerjakan soal pecahan dengan
benar.
Adakah kelebihan dan kekurangannya teori belajar behavioristik

Kelebihan Teori Behavioristik:


a. Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar.
b. Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar
mandiri. Jika murid menemukan kesulitan baru ditanyakan pada guru yang
bersangkutan.
c. Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan pengakuan positif
dan prilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative yang didasari pada
prilaku yang tampak.
d. Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat
mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya, akan
lebih dapat dikuatkan lagi dengan pembiasaan dan pengulangan yang
berkesinambungan tersebut dan lebih optimal.
e. Bahan pelajaran yang telah disusun hierarkis dari yang sederhana sampai pada yang
kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang
ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu mampu menghasilakan suatu
prilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu.
f. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimuls yang lainnya dan seterusnya
sampai respons yang diinginkan muncul.
g. Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pembiasaan yang mengandung unsure-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
h. Teori behavioristik juga cocok diterapakan untuk anak yang masih membutuhkan
dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru,
dan suka dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung.

Kekurangan Teori Behavioristik:


a. Sebuah konsekwensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap.
b. Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini.
c. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa
di dengar dan di pandang sebagai cara belajar yang efektif.
d. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru
dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
e. Murid dipandang pasif, perlu motifasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan oleh guru.
f. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelsan dari guru dan mendengarkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif sehingga inisiatf siswa
terhadap suatu permasalahan yang muncul secara temporer tidak bisa diselesaikan
oleh siswa. (7) Cenderung mengarahakan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak
kreatif, tidak produktif, dan menundukkan siswa sebagai individu yang pasif.
g. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher cenceredlearning) bersifat
mekanistik dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur.
h. Penerapan metode yang salah dalam pembelajaran mengakibatkan terjadinya proses
pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi siswa, yaitu guru sebagai center,
otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih, dan menentukan apa yang
harus dipelajari murid.
2. Pemberian hadiah bagi murid yang berprestasi merupakan salah satu penerapan dari
teori Operant Conditioning. Benarkan pernyataan ini? jelaskan!

Teori Operant Conditioning Dalam kamus psikologi disebut bahwa Operant ialah setiap
respon yang bersifat instrumental dalam menimbulkan akibat-akibat tertentu, seperti hadiah
makanan atau satu kejutan listrik. Respon tersebut beroperasi ke dalam lingkungan,
sementara Conditioning menpunyai arti mempelajari respon tertentu. Sedangkan, menurut
B.F. Skinner tentang Pengkondisian operan (operant conditioning) dalam kaitannya dengan
psikologi belajar adalah proses belajar dengan mengendalikan semua atau sembarang respon
yang muncul sesuai konsekuensi (resiko) yang mana organisme akan cenderung untuk
mengulang respon-respon yang di ikuti oleh penguatan.

Teori belajar Operant Conditioning yang dikemukan oleh B.F. Skinner juga disebut teori
belajar reward (reinforcement positif) and punishment (reinforcement negative), artinya
ketika seorang siswa belajar dengan rajin dan giat maka dia mampu menjawab banyak atau
semua pertanyaan dalam ulangan atau ujian, maka guru kemudian memberikan penghargaan
(sebagai penguatan terhadap respon) kepada anak tersebut dengan nilai yang tinggi, pujian
atau hadiah. B.F. Skinner membedakan perilaku seseorang atas:
a. Perilaku yang alami (innate behavior), yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus
yang jelas, perilaku yang bersifat reflektif.
Contoh nya keluar air liur saat melihat makan tertentu.

b. Perilaku operan (operant behavior), yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus
yang tidak diketahui, tetapi semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri.
Perilaku operan belum tentu didahului oleh stimulus dari luar.
Contohnya jika seorang anak belajar (telah melakukan perbuatan), lalu mendapat
hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar (intensif/kuat).

Anda mungkin juga menyukai