Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran

Teori belajar behavioristic menekankan terbentuknya perilaku terlihat sebagai hasil belajar.Teori belajar
behavioristik dengan model hubungan stimulus respons, menekankan siswa yang belajar sebagai individu
yang pasif. Munculnya perilaku siswa yang kuat apabila diberikan penguatan dan akan menghilang jika
dikenai hukuman (Nasution, 2006:66).Teori belajar behavioristik berpengaruh terhadap masalah belajar,
karena belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan untuk pembentukan hubungan antara stimulus dan
respons.

Stimulus Respon Reinforcmen

Dengan memberikan rangsangan, siswa akan bereaksi dan menanggapi rangsangan tersebut. Hubungan
stimulus-respons menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis belajar. Dengan demikian kelakuan anak
terdiri atas respons-respons tertentu terhadap stimulus-stimulus tertentu. Penerapan teori behavioristik
dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa komponen seperti: tujuan pembelajaran, materi
pelajaran, karakteristik siswa, media, fasilitas pembelajaran, lingkungan, dan penguatan (Sugandi,
2007:35). Teori belajar behavioristik cenderungmengarahkan siswa untuk berfikir. Pandangan teori
belajar behavioristik merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa untuk mencapai target
tertentu, sehingga menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran yang
dirancang pada teori belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar
merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada
siswa. Oleh sebab itu siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang
diajarkan. Artinya, apa yang diterangkan oleh guru itulah yang harus dipahami oleh siswa.

Hal yang paling penting dalam teori belajar behavioristik adalah masukan dan keluaran yang berupa
respons. Menurut teori ini, antara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak
dapat diamati dan diukur. Dengan demikian yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh
sebab itu, apa saja yang diberikan oleh guru dan apa saja yang dihasilkan oleh siswa semuanya harus dapat
diamati dan diukur yang bertujuan untuk melihat terjadinya perubahan tingkah laku. Faktor lain yang
penting dalam teori belajar behavioristik adalah factor penguatan. Di lihat dari pengertiannya penguatan
adalah segala sesuatu yang dapat memperkuat timbulnya respons. Pandangan behavioristik kurang dapat
menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, walaupun siswa memiliki pengalaman penguatan yang
sama. Pandangan behavioristik tidak dapat menjelaskan dua anak yang mempunyai kemampuan dan
pengalaman penguatan yang relative sama.

Di lihat dari kemampuannya, kedua anak tersebut mempunyai perilaku dan tanggapan berbeda dalam
memahami suatu pelajaran.Oleh sebab itu teori belajar behavioristik hanya mengakui adanya stimulus
dan respons yang dapat diamati. Teori belajar behavioristik tidak memperhatikan adanya pengaruh
pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsurunsur yang diamati (Putrayasa, 2013:49) Teori belajar
behavioristic menekankan pada perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon, sedangkan belajar sebagai aktivitas yang menuntut siswa mengungkapkan kembali pengetahuan
yang sudah dipelajari. Menurut Mukinan (1997:23), beberapa prinsip tersebut, yaitu:
(1) teori belajar behavioristik beranggapan yang dinamakan belajar adalah perubahan tingkah
laku. Seseorang dikatakan telah belajar jika yang bersangkutan dapat menunjukkan
perubahan tingkah laku
(2) teori ini beranggapan yang terpenting dalam belajar adalah adanya stimulus dan respons,
karena hal ini yang dapat diamati, sedangkan apa yang terjadi dianggap tidak penting karena
tidak dapat diamati
(3) penguatan, yakni apa saja yang dapat menguatkan timbulnya respons, merupakan faktor
penting dalam belajar. Pendidikan berupaya mengembangkan perilaku siswa ke arah yang
lebih baik. Pendidik berupaya agar dapat memahami peserta didik yang beranjak dewasa.
Perkembangan perilaku merupakan objek pengamatan dari aliranaliran behaviorisme.
Perilaku dapat berupasikap, ucapan, dan tindakan seseorang sehingga perilaku ini merupakan
bagian dari psikologi. Oleh sebab itu, psikologi pendidikan mengkaji masalah yang
memengaruhi perilaku orang ataupun kelompok dalam proses belajar.

Penerapan Teori Belajar Behaviour dalam Pembelajaran Matematika

Sebagai mana disampaikan di bagian depan, para penganut psikologi tingkah laku (behaviorism)
memandang belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus)
seperti „2 x 2‟ dan balasan dari siswa (response) seperti „4‟ yang dapat diamati. Semakin sering hubungan
antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise).
Hal ini sejalan dengan peribahasa batu saja akan berlubang jika ditetesi air terus menerus. Karena itu, para
penganut teori belajar tingkah laku sering menggunakan cara mengulang-ulang atau tubian (drill).

Ketika akan memulai proses pembelajaran, guru telah mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang
materi prasyarat. Hal ini sejalan dengan pendapat Yusuf (2010:41) bahwa jika seorang komunikator
instruksional ingin mengubah perilaku sasaran (komunikan) di masa yang akan datang, ia perlu banyak
tahu tentang manusia komunikan yang akan dihadapinya, misalnya berusaha mengetahui tentang
memorinya, tentang struktur kognitifnya, dan tentang kapasitas pengetahuannya dalam belajar pada
masalah yang akan disampaikannya. Dengan mengetahui hal tersebut dapat membantu guru dalam
menentukan faktor awal yang ditengarai dapat menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan teori belajar behaviourisme, menurut Hartley
dan Davis dalam Soekamto (Yusuf, 2010: 140) adalah sebagai berikut:

1. Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila pihak sasaran ikut terlibat.
2. Materi-materi pelajaran diberikan dalam unit-unit kecil diatur sehingga sasaran hanya perlu
memberikan respon tertentu.
3. Tiap-tiap respons diberikan umpan balik secara langsung sehingga sasaran dapat dengan segera
mengetahui apakah respons yang diberikan itu benar atau tidak.
4. Perlu diberi penguatan setiap kali sasaran memberikan respons, terutama penguatan positif
sehingga ia berkeinginan untuk mengulangi kembali respons yang telah diberikannya Terhadap
keempat butir diatas Yusuf (2010:140) menambahkan:
5. Pelajaran tidak hanya diberikan kepada murid-murid secara materi, tetapi perlu disertai dengan
contoh-contoh bagaimana seorang guru berperilaku sewajarnya salam memberi teladan bagi
murid-muridnya, khususnya pelajaran-pelajaran yang menyangkut bidang sosial, etika, dan moral.
Hal ini akan lebih baik semua perilakunya sebagaian besar akan dianggap sebagai panutan atau
tiruan oleh murid-muridnya.

Karena memandang siswa sebagai obyek yang diberi respons, maka sebaiknya guru dapat
mengkondisikan diri siswa selama kegiatan pembelajaran sesuai dengan aturan-aturan yang jelas dan
ditetapkan terlebih dahulu secara ketat, serta mampu memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa. Sistem pembelajaran juga bersifat otomatis mekanis dalam menghubungkan stimulus dan
respon. Jadi diperlukan peran aktif guru sebagai sumber belajar. Guru juga perlu menyusun bahan
ajar yang memuat banyak latihan soal, sebagai penguatan atau stimulus.

Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah. Evaluasi hasil belajar menuntut
jawaban yang benar. Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan
pembelajaran, dan biasanya menggunakan paper and pencil test serta dilakukan setelah selesai
kegiatan pembelajaran. Penekanan evaluasi ini pada kemampuan siswa secara individual. Evaluasi
juga dapat digunakan sebagai proses penguatan. Pemberian hadiah atas prestasi atau tingkah laku
siswa yang sesuai dengan keinginan guru juga dapat digunakan sebagai penguatan.

Contoh langkah-langkah kegiatan pembelajaran Matematika Keuangan sub bab bunga tunggal dan bunga
majemuk, sebagai berikut:

1. Pada bab ini pengetahuan awal atau materi prasyarat yang harus dikuasai siswa adalah perkalian
pada bilangan bulat yang sama serta arti dari perkalian. Guru seyogyanya terlebih dahulu
mengecek pemahaman siswa tentang perkalian bilangan bulat tersebut. Agar pengecekan ini
dapat menyeluruh dan cepat, maka dapat dilakukan dengan berpasangan antar teman seperti
yang tersaji pada lembar tugas. Hasil pengecekan ini akan digunakan guru sebagai deteksi awal
faktor kesulitan belajar siswa
2. Setelah semua siswa dipastikan telah dapat menguasai materi prasyarat, maka guru mulai
menyiapkan diri siswa dengan memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran,
kemudian guru memberikan gambar apersepsi, agar dapat menarik minat siswa.
3. Guru menjelaskan sub bab tentang pengertian bunga tunggal dan bunga majemuk beserta contoh
latihan soal. Perlu diingat, pemberian materi ini dilakukan per unit kecil dilanjutkan dengan
banyak latihan soal.
4. Guru memberikan lembar kerja siswa yang berisi latihan soal bunga tunggal dan bunnga majemuk
dan meminta siswa mengerjakannya.
5. Setelah selesai guru meminta siswa untuk menukar lembar jawab tersebut dengan teman satu
bangku
6. Guru meminta siswa mengkoreksi jawaban temannya. Hal ini dilakukan agar siswa mengetahui
dengan segera letak kesalahan sebagai umpan balik dari respon yang dia berikan.
7. Setelah dikoreksi guru meminta siswa mengembalikan lembar jawab tersebut, agar siswa dapat
mengetahui letak kesalahan dalam pengerjaannya dengan segera sebagai umpan balik dari
respon yang dia berikan.
8. Guru memberikan ucapan selamat dan reward kepada siswa yang mempunyai kesalahan paling
sedikit. Hal ini dilakukan asebagi penguatan, agar siswa mau mengulang kembali prestasinya.
9. Guru bersama siswa membuat suatu kesimpulan dari kegiatan pembelajaran
10. Guru melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran dengan memberikan post test, sebagai
penguatan.
11. Guru memberikan umpan balik dari hasil post test siswa, dengan memberikan pembetulan pada
jawaban siswa yang salah serta memberikan ucapan selamat dan reward kepada siswa yang
mempunyai kesalahan paling sedikit.
12. Guru memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan penguatan.

Anda mungkin juga menyukai