Anda di halaman 1dari 7

PEMBELAJARAN YANG BERPIJAK DARI TEORI BELAJAR

BEHAVIORISTIK

Khoirunnisa Lubis
Lubiskhoirunnisa86@gmail.com
Siti Khodijah Rangkuti
sitikhodijahray@gmail.com

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Mandailing Natal

Abstrak :
Abstract :

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari belajar karena dengan
kegiatan belajar akan menjadikan manusia mengerti tentang hal-hal yang
sebelumnya belum diketahui. Manusia memperoleh sebagian besar
kemampuannya melalui proses belajar, baik melalui jalur formal maupun
informal. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi di dalam kondisi-kondisi
tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol.1 Kemudian, proses
pembelajaran mencerminkan suatu proses yang kompleks dan memiliki
hierarki (susunan) yang terstruktur agar pencapaiannya hasil belajar yang
optimal. Namun, kendala yang sering dihadapi para individu khususnya para
siswa adalah bagaimana memaksimalkan proses belajar tersebut agar
kemampuan diri mereka semakin meningkat.2
Salah satu faktor keberhasilan di dalam sebuah pembelajaran yaitu
penggunaan teori-teori pembelajaran yang dapat merubah praktek
pembelajaran di kelas. Teori belajar Teori belajar adalah suatu prinsip umum
atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan
atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar
maupun beragam aspek pada hakikat belajar.
Teori pembelajaran berkembang dan dan berjalan mengikuti hukum
tentang kehidupan sehingga teori-teori pembelajaran telah banyak
dikemukakan di dalam perjalanan sejarah peradaban. Dapat kita lihat
perkembangan teori belajar dan pembelajaran yang dimulai dari teori
behavorisme sampai teori humanisme yang banyak dikaji dan disempurnakan
dan dikembangkan di era modernisasi.
Teori belajar yang menekankan tentang perubahan prilaku siswa ialah teori
pembelajaran behavioristik. Ciri utama dari teori ini ialah sikap guru yang
1
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Cet. IX;
Jakarta: Kencana, 2013) hlm. 45.
2
Rahmi dkk. Belajar dan Pembelajaran: Konsep dan Pengembangan (Jakarta: Yayasan Kita
Menulis, 2020) hlm. 1
mendominasi dan sebagai pengendali pemasukan prilaku, karena seperti yang
kita ketahui teori behavioristik menganggap manusia bersifat pasif dan segala
sesuatu itu semuanya berasal dari stimulusnya. Tujuan dari pembelajaran yang
menggunakan teori ini ialah menginginkan siswa/i nya dapat merubah
prilakunya menjadi lebih baik lagi. Mengenai hasil belajar yang sangat
berlawanan dengan teori kognitif ini, teori behavioristik yang melihat
perubahan prilaku secara konkret melalui mengamatan, pengukuran dan
penilaian. Perubahan siswa yang dihasilkan dapat berupa reaksi-reaksinya
terhadap lingkungan belajar serta tingkah laku nya.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage, Gagne
dan Berliner tentang perubahan prilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Kemudian teori ini berkembang menjadi aliran psikologi tentang belajar dan
pembelajaran dan praktik pendidikan yang kita kenal dengan nama teori belajar
behavioristik. Teori ini menggunakan model hubungan antar stimulus (S) dan
responnya (R) secara umum memiliki arti yang penting bagi siswa untuk
meraih keberhasilan belajar. Respon dan prilaku akan muncul apabila
menggunakan metode pelatihan dan pembiasaan semata.3 Dengan cara ini
siswa akan merespon secara positif apa lagi jika siswa mengikutinya dengan
adanya reward yang berfungsi sebagai reinforcement (Penguatan pada respon
yang ditunjukkan).4
Aliran behavoristik (behavorisme) yang lebih bersifat elementaristik
memndang manusia sebagai organisme yang pasif, yang dikuasai oleh
stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya. Pada dasarnya, manusia dapat
memanipulasi, tingkah lakunya sehingga dapat di control dengan cara
mengontrol stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya.5

B. Prinsip-prinsip dalam Teori Behavioristik


Adapun prinsip-prinsip dalam teori ini antara lain:
1. Objek psikologi adalah tingkah laku.
2. Semua bentuk tingkah laku dikembalika kepada reflek.
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan.
4. Prilaku nyata dan terukur sehingga memiliki makna tersendiri.

3
Gusnarib wahab dan Rosnawati, Teori-teori belajar dan pembelajaran, (Indramayu: CV.
Adanu Abimata. 2021), Hal.21
4
Mukminan. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Yogyakarta: P3G IKIP. 1997). hlm. 23
5
Ibid,. Mukminan. hlm.7
5. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik yang harus
dihindari.6
C. Tokoh-Tokoh Teori Behavouristik
1. Edward Lee Thorndike
Menurutnya belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar
seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui
alat indera. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika
belajar, juga dapat berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan.teori ini
sering disebut teori koneksionisme.
2. John Watson
Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun
keduanya harus dapat diamati dan diukur.
3. Edwin Guthrie
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu
gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan. Hukuman
(punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman
yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku
seseorang.
4. Burrhus Frederic Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan tentang belajar lebih mengungguli
konsep para tokoh sebelumnya. Respon yang diterima seseorang tidak
sesederhana konsep yang dikemukakan tokoh sebelumnya, karena
stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi
antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon
yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-
konsekuensi inilah nantinya mempengaruhi munculnya perilaku.7
5. Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme Dalam Pembelajaran SD/MI
Untuk mengaitkan teori behaviorisme dengan praktik pembelajaran, perlu
dipahami terlebih dulu mengenai prinsip belajar menurut teori behaviorisme.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teori ini beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah
perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan belajar sesuatu jika yang
bersangkutan dapat menunjukan perubahan tingkah laku tertentu.
2. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, yang terjadi
karena hubungan stimulus dan respons., sedangkan proses yang terjadi
antara stimulus dan respons, yang tidak dapat diamati itu tidak penting.
3. Perlunya Reinforcement untuk memunculkan perilaku yang diharapkan.
Respons akan semakin kuat jika reinforcement (baik positif maupn
negative) ditambah. 8

6
Gusnarib wahab dan Rosnawati, Ibid,. hlm. 22
7
Gusnarib wahab dan Rosnawati, Ibid,. hlm. 25
Penekanan proses belajar menurut teori behaviorisme ini adalah hubungan
stimulus dan respons. Dengan demikian, agar pembelajaran di kelas menjadi
efektif, hendaknya guru perlu memerhatikan hal-hal berikut:
1. Guru hendaknya memilih jenis stimulus yang tepat untuk diberikan kepada
peserta didik agar dapat memberikan respons yang diharapkan.
2. Guru hendaknya menentukan jenis respons yang harus dimunculkan oleh
peserta didik.
3. Guru perlu memberikan reward yang tepat untuk meningkatkan perilaku
yang diharapkan muncul dari peserta didik.
4. Guru hendaknya segera memberikan umpan balik secara langsung,
sehingga si belajar dapat mengetahui apakah respons yang diberikan telah
benar atau belum.9
Metode yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran antara lain:
ceramah, demonstrasi, dimana aktivitas ada pada guru sedangkan peserta
didik pasif menerima sesuai yang diberikan guru
1. Meningkatkan perilaku yang diinginkan
Enam strategi dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku yang
diinginkan, yaitu :
a. Memilih penguat yang efektif
Guru harus mampu menemukan penguat mana yang berhasil paling
baik untuk setiap peserta didiknya, yaitu membedakan setiap individu
dalam menggunakan penguat tertentu.
b. Membuat penguat menjadi bergantung pada tepat waktu
Agar penguat efektif, guru harus memberikan penguat secara tepat
waktu dan segera mungkin setelah anak menampilkan perhilaku tertentu
yang diharapkan.
c. Pilih jadwal terbaik untuk penguatan
Guru harus memilih jadwal penguatan terbaik sesuai dengan
tuntutan perilaku peserta didik yang diharapkan guru.
d. Pertimbangkan untuk membuat kontrak
Analisis perilaku terapan menyarankan bahwa kontrak kelas
seharusnya merupakan hasil masukan dari guru maupun peserta didik.
Pembuatan kontrak melibatkan pembuatan ketergantungan penguatan
secara tertulis. 10
e. Gunakan penguatan negative secara efektif
Penguatan negative, meningkatkan frekuensi respons dengan
menghilangkan stimulus yang tidak disukai. Contoh: stimulus guru
yang sering mengkritik jawaban serta pertanyaan peserta didik harus

8
Dr.Muhammad Hasan, Dkk, Teori – Teori Belajar, (Tahta Media Group, cet pertama, 2021),
hlm. 129
9
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Pranada Media Group, 2009) ,
hlm.30
10
Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2014), hlm.61
dihilangkan agar frekuensi bertanya dan frekuensi menjawab semakin
meningkat.
f. Gunakan arahan dan pembentukan
Arahan merupakan stimulus ditambahkan sebelum terjadinya
kemungkinan peningkatan respons yang diinginkan. Jika arahan belum
mampu membuat peserta didik menampilkan perilaku yang
diharapakan, guru perlu membantu dengan pembentukan.11
2. Mengurangi perilaku yang tidak diinginkan
Ada beberapa langkah yang dapat digunakan guru untuk mengurangi
perilaku peserta didik yang tidak diinginkan:
a. Gunakan penguatan Diferensial
Dalam penguatan diferensial, guru memperkuat perilaku yang tidak
sesuai dengan apa yang dilakukan anak tersebut. Contoh: guru dapat
memperkuat peserta didik untuk melakukan aktivitas pembelajaran
dengan memanfaatkan computer dari pada computer hanya dipakai
untuk memainkan game.
b. Gunakan penguatan Diferensial
Tanpa disengaja guru memberikan penguatan positif yang justru
membuat perilaku peserta didik yang tidak diharapkan semakin
terpelihara. Dengan demikian, guru harus segera menghentikan
penguatan
positif tersebut agar perilaku yag tidak diharapkan menurun atau
hilang dan guru memberikan peguatan positif lagi setelah perilaku yang
diharapkan muncul.
c. Hilangkan stimulus yang diinginkan
Jika memberikan penguatan tetap tidak berhasil meingkatkan
respons diharapkan, penghilangan stimulus yang diinginkan harus
dilakukan oleh guru, dengan cara time-out dan respons-cost. 12 Time out
adalah penghentian penguatan positif terhadap seseorang untuk
sementara, yaitu hamper sama dengan penghentian penguatan, yang
berbeda adalah waktu penghilangan penguatan positif lebih lama
sampai terbentuk lagi perilaku yang diinginkan.
d. Biaya respons (Respons cost)
Adalah menjauhkan atau mengambil penguatan-penguatan positif
dari seseorang, seperti peserta didik kehilangan hak istimewa tertentu.
Biasanya biaya respons melibatkan sejumlah sanksi atau denda.
e. Hadirkan stimulus yang tidak disukai (Hukuman)
Jenis stimulus yang tidak disukai dan paling umum digunakan guru
adalah teguran verbal serta disertai dengan kerutan dahi atau kontak

11
Mardianto. Ibid., hlm. 62
12
Mardianto. Ibid., hlm. 64
mata. Tindakan ini lebih efektif digunakan ketika guru berada dekat
dengan peserta didik.13
6. Kelebihan dan Kekurangan Teori Behavioristik
1. Kelebihan Teori Behavioristik
a. Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan
kondisi belajar.
b. Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid
dibiasakan belajar mandiri. Jika murid menemukan kesulitan baru
ditanyakan pada guru yang bersangkutan.
c. Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan
pengakuan positif dan prilaku yang kurang sesuai mendapat
penghargaan negative yang didasari pada prilaku yang tampak.
d. Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan,
dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah
terbentuk sebelumnya.
e. Bahan pelajaran yang telah disusun hierarkis dari yang sederhana
sampai pada yang kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam
bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan
tertentu mampu menghasilakan suatu prilaku yang konsisten terhadap
bidang tertentu.
f. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimuls yang lainnya dan
seterusnya sampai respons yang diinginkan muncul.
g. Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsure-unsur kecepatan,
spontanitas, dan daya tahan.
h. Teori behavioristik juga cocok diterapakan untuk anak yang masih
membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan
harus dibiasakan, suka meniru, dan suka dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung.14
2. Kekurangan Teori Behavioristik
a. Sebuah konsekwensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk
yang sudah siap.
b. Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan teori ini.
c. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan
menghafalkan apa di dengar dan di pandang sebagai cara belajar yang
efektif.
d. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh
behavioristik justru dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk
menertibkan siswa.

13
Mardianto. Ibid., hlm. 67
14
Zalyana, Psikologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Pekanbaru : Almujthadah Pres, 2010),
hlm. 127
e. Murid dipandang pasif, perlu motifasi dari luar, dan sangat dipengaruhi
oleh penguatan yang diberikan oleh guru.15
f. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelsan dari guru dan
mendengarkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar
yang efektif sehingga inisiatif siswa terhadap suatu permasalahan yang
muncul secara temporer tidak bisa diselesaikan oleh siswa. 16
Dalam kekurangan teori behaviorisme ini, cenderung mengarahkan
siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif, tidak produktif, dan
menundukkan siswa sebagai individu yang pasif. Pembelajaran siswa yang
berpusat pada guru bersifat mekanistik dan hanya berorientasi pada hasil
yang dapat diamati dan diukur.

KESIMPULAN DAN SARAN

15
Zalyana. Ibid., hlm. 128
16
Sarwono, S. W, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. (Jakarta:
PT Buana Bintang, 2000), hlm. 46

Anda mungkin juga menyukai