TENTANG
STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dengan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran
DOSEN PENGAMPU
PARULIAN SIREGAR, M. Pd. I
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ANNISA MIFTAHUL HASANAH
MULIA AHZAN
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah -
Nya kami dari kelompok 1 dapat menyelesaikan tugas kami pada mata kuliah
Strategi Pembelajaran. Sholawat serta salam senantiasa penulis hanturkan kepada
suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya
hingga hari kiamat nanti. Judul dari makalah kami ialah “STRATEGI
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING ”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami kelompok 1 sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, yang
sifatnya membangun agar menjadi masukan yang berguna bagi kami kedepannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kami dan pembaca
sekalian.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Discovery Learning................................................................................2
B. Kelebihan Discovery Learning.............................................................................3
C. Kekurangan Discovery Learning..........................................................................5
D. Karakteristik Discovery Learning........................................................................5
E. Prinsip-prinsip Penggunaan Discovery Learning.................................................5
F. Langkah-langkah Pembelajaran Discovery Learning..........................................5
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan...........................................................................................................1
B. Salam....................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi Discovery Learning merupakan suatu komponen dalam
pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia
pendidikan. Ide pembelajaran penemuan (discovery learning) muncul dari
keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak/siswa dalam "menemukan"
sesuatu oleh mereka sendiri, dengan mengikuti jejak para ilmuwan.1 Dalam
pembelajaran Discovery Learning, pembelajaran berpusat pada siswa dimana
siswa mencari dan menemukan sendiri konsep pengentahuannya sehingga anak
berperan aktif dalam belajar dikelas.
Dalam penerapan discovery learning, guru harus memposisikan diri
sebagai pembimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru juga
diharuskan memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk secara
aktif bereksplorasi dalam menemukan pengetahuannya. Sebisa mungkin dalam
pembelajaran ini, peserta didik dapat menjawab keingintahuannya tentang
konsep yang dipelajari.2 Artinya guru harus menerapkan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik bukan berpusat pada guru dan pembelajaran yang
pasif menjadi aktif serta kreatif. Namun, seorang pendidik harus tetap
memberikan bimbingan pada peserta didik agar pembelajaran tetap sesuai
dengan tujuan sehingga tetap terfokus pada konsep pengetahuan yang ingin
dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik diharapkan dapat mencapai kompetensi
dan pengetahuannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Discovery Learning?
2. Apa kelebihan Discovery Learning?
3. Apa Kekurangan Discovery Learning?
1
Jamil Suprihatiningrum, STRATEGI PEMBELAJARAN Teori & Aplikasi (Yogjakarta: AR-
RUZZ MEDIA, 2020), hal.241.
2
Erwin Widiasworo, Strategi Dan Metode MENGAJAR SISWA DI LUAR KELAS (OUTDOOR
LEARNING) Secara Aktif, Kreatif, Inspiratif, Dan Komunikatif (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2017), hal.162.
1
4. Bagaimana karakteristik Discovery Learning?
5. Bagaimana Prinsip-prinsip Discovery Learning?
6. Bagaimana Penggunaan Discovery Learning?
7. Bagaimana Langkah-langkah Discovery Learning?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
keterampilannya.
4
belajar menjadi lebih terangsang.
14. Proses belajar meliputi sesama aspeknya peserta didik menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya.
15. Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik
16. Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar.
17. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. 5
5
Erwin Widiasworo, Strategi Dan Metode Mengajar Siswa Di Luar Kelas (Outdoor Learning)
Secara Aktif, Kreatif, Inspiratif, Dan Komunikatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017. Hal. 163-164.
6
Afria Susana, Pembelajaran Discovery Learning Menggunakan Multimedia Interaktif (Bandung:
Tata Akbar, 2019), Hal. 10.
5
untuk lebih mendalami dan meneliti dari setiap pembelajaran yang diberikan,
sehingga menghasilkan kesimpulan sendiri dari suatu masalah yang
diselidiki.
2. Berpusat kepada siswa atau Student Center, artinya siswa yang berperan aktif
dan mandiri dalam proses pembelajaran dan guru hanya berperan sebagai
fasilitator. Sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna, karena
dalam proses pembelajaran Discovery Learning lebih berpusat pada
kebutuhan siswa, minat, bakat dan kemampuan siswa.
3. Aktivitas menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada sebelumnya.7 Merupakan upaya yang dilakukan siswa bagaimana caranya
kreatif dan imajinatif dalam menghubungkan pengetahuan baru yang diterima
dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
7
Ismatul Maula, Pengembangan Metode Pembelajaran PAI Di Masa Pandemi Covid-19
(Bandung: Media Sains Indonesia, 2021), hal.121.
6
sekedar mengingat sejumlah fakta akan tetapi merupakan proses
mengembangkan potensi seluruh otak.
5. Prinsip keterbukaan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
hipotesis dan membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya, karena
pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.8
8
Ismatul Maula, Pengembangan Metode Pembelajaran PAI Di Masa Pandemi Covid-19
(Bandung: Media Sains Indonesia, 2021), hal.119-120
7
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari oleh peserta didik
secara induktif. Guru harus mampu memilih topik pembelajaran yang
dapat diterapkan dengan metode berpikir induktif. Namun guru harus
mempertimbangkan karakteristik peserta didik dalam menentukan
topik.
e. Meningkatkan bahan-bahan belajar yang seperti contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.
f. Mengatur topik-topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks,
dari konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik ke simbolik.
Guru harus mengatur topik pembelajaran supaya mudah
dipelajari oleh peserta didik. Peserta didik belajar secara bertahap dari
mulai hal yang mudah hingga materi yang sulit. Jika ini dilakukan
akan membuat peserta didik merasa mudah dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan, tanpa merasakan berbagai kesulitan
yang berarti.
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar
Guru harus merencanakan penilaian dalam membuat
perencanaan atau persiapan mengajar. Penilaian tersebut mencakup
penilaian proses dan juga penilaian hasil belajar. Dengan demikian,
prestasi peserta didik pun memperoleh penghargaan. Terkadang
ditemukan, peserta didik yang proses belajarnya bagus, belum tentu
nilai hasil belajarnya juga bagus, begitu pula sebaliknya. Supaya
penilaian lebih objektif maka harus tetap memperhatikan tiga ranah,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Pelaksanaan
a. Stimulasi (pemberian rangsangan)
Tujuan adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil
pendidikan yang dicapai dan mengandung tujuan yang menjadi target
pembelajaran serta tersedia dasar untuk menyediakan pengalaman
belajar bagi siswa.
b. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
8
Peserta didik diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengenali
masalah dari berbagai sumber, kemudian salah satunya dipilih guna
menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas
pertanyaan yang terdapat pada masalah tersebut, dan masih harus
diselidiki kebenarannya.
c. Data collecting (pengumpulan data)
Mengumpulkan data merupakan kegiatan mengambil informasi
dalam rangka menguji kebenaran hipotesis. Kegiatan mengumpulkan
data bertujuan penting dalam proses pengembangan berpikir peserta
didik. Saat mengumpulkan data, ketekunan, dan kegigihan mencari
informasi peserta didik diuji. Ketekunan peserta didik dalam
mengumpulkan data juga dipengaruhi oleh pertanyaan guru.
Pertanyaan guru yang baik dapat merangsang peserta didik untuk
mencari jawabannya dengan baik pula. Pada tahap pengumpulan data
ini, peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objek,
wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri, dan
sebagainya.
d. Data processing (pengolahan data)
Peserta didik diarahkan untuk mengolah data setelah data
terkumpul. Bisa jadi pada tahap ini, peserta didik akan banyak
mengalami kesulitan, karena dalam proses pengolahan data
dibutuhkan kemampuan berpikir. Peserta didik diharuskan untuk
mengolah, mengacak, menggolongkan dan membuat daftar atau tabel.
e. Verification (pembuktian)
Peserta didik dibimbing untuk mencermati dan membuktikan
hipotesis yang telah disusun, dengan menghubungkan pada hasil
pengolahan data. Tujuan pembuktian ini yaitu untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna, karena peserta didik diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk menemukan konsep teori, aturan,
pemahaman, melalui contoh yang dijumpai dalam kehidupan.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
9
Menarik kesimpulan merupakan proses menguraikan temuan
yang diperoleh berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis. Dalam
pembelajaran, menarik kesimpulan merupakan suatu keharusan,
supaya peserta didik dapat menemukan jawaban setelah melalui
proses berpikir dalam mencari data. Kesimpulan akan mengiring
peserta didik pada sebuah bentuk pengetahuan yang akurat. 9
9
Erwin Widiasworo, Ibid. Hal. 163-164.
10
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Discovery Learning merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa dan guru hanya menjadi fasilitator. Siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran untuk mencari, menyelidiki, mengolah dan menemukan konsep
pengetahuan baru dalam pemecahan masalah, sehingga siswa dapat
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Sehingga siswa dapat
memecahkan masalahnya sendiri dan menemukan pengetahuan, keterampilan
dan sikap pada proses pembelajaran tersebut.
Penerapan metode Discovery Learning bertujuan untuk mengembangkan
cara siswa belajar aktif dalam proses pembelajaran, maupun secara keseluruhan
siswa dapat meningkatkan kreativitas berpikir secara kritis dalam menemukan
cara dan prinsip untuk memecahkan masalah sendiri, sehingga hasil belajar
yang diperoleh mudah dipahami.
B. Saran
Discovery Learning dapat diterapkan dalam proses pembelajaran pada semua
tingkat pendidikan, oleh karena itu penulis menyarankan supaya guru dapat
menerapkan strategi pembelajaran Discovery Learning.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
1